• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Fisik dan Psikologis pada Anak Tunagrahita Ringan

Dalam dokumen TESIS. Oleh ZULAIDAH MAISYARO LUBIS /IKM (Halaman 74-78)

HASIL PENELITIAN

4.2 Deskripsi Informan

4.3.6 Perubahan Fisik dan Psikologis pada Anak Tunagrahita Ringan

Pada penelitian ini terdapat 5 informan yang mempunyai anak sudah mengalami perubahan fisik dan psikologis. Ketiga anak perempuan sudah mengalami pembesaran payudara dan pertumbuhan bulu pubis dan ketiak. Begitu juga dengan anak laki-lakinya sudah terjadi pertumbuhan bulu pubis dan perubahan suara. Dalam hal perubahan psikologisnya rata-rata anak perempuan mengalami lebih pemalu dengan orang lain khususnya laki-laki. Baik anak laki-laki maupun perempuan, mereka juga mengalami namanya lebih suka berdandan, mulai suka make up, memperhatikan pakaian yang dipakai. Untuk mengetahui perkembangan fisik dan psikologis pada anak tunagrahita ringan ini, saya bertanya pada informan seperti di bawah ini.

Apakah anak ibu sudah mengalami perubahan fisik dan psikologis?

Informan 1

“Secara fisik si “GA” mengalami perkembangan yang normal, ukuran penis baik bu seperti orang normal, suara sudah mulai membesar, tumbuh jakun. Sekarang ini dia lebih rapi dalam berpakaian dan sudah mulai tenang ketika jumpa anak perempuan, sudah lebih jaim gitu bu? Udah gak mau kejar-kejar perempuan lagi.”

Informan 2

Anak saya sih kayaknya belum terjadi perubahan fisik, tapi kalau cara berpakaian atau berdandan emang dari kecil dia memang gak mau pake pakaian jelek walaupun di rumah. Tapi sekarang lebih agresif kalau nampak perempuan cantik dan dia suka anak itu dia kejar-kejar dan dipeluk .

Informan 3

Si “R” belum terjadi perubahan fisik, tingkahnya juga masih kayak anak kecil. Cuma sekali-sekali dia udah mulai tahu, mama itu cewek cantik ya?

kita bawa pulang aja, paling begitu aja mbak.

Informan 4

“Kalau perubahan fisik sih udah ada, payudaranya sudah mulai membesar, tapi bulu pubis belum ada tumbuh. Kalau secara psikologis dia lebih pemalu sama orang khususnya laki-laki.“

Informan 5

“Cemana ya bu, kalau fisik ya dia udah la ada perubahan bentuk.

kemaluannya sudah besar seperti orang dewasa umumnya, karena dia masih suka bu mandi keluar telanjang gitu, jadi saya lihat ya udah ada bulu pubisnya, suaranya udah membesar, jakunnya udah tumbuh. Kalau sekarang dia lebih tenang dan pemalu, kalau udah suka sama satu orang ya itu aja yang dia ceritakan, kalau malam minggu dia udah mulai dandan rasanya dia mau apelin pacarnya gitu, ya walaupun dirumah aja sebenaranya, tapi kalau ditanya dia bilang mau kerumah “ceweknya” (dia suka kali sama “I” bu).”

Informan 6

“Anak saya sudah mengalami pembesaran payudara secara normal, tapi bulu pubis dan ketiak belum tumbuh, pertumbuhan badannya juga baik bu.

Kalau secara psikologis sekarang dia udah mulai gak mau dekat laki-laki lagi, kalau dipegang laki-laki dia malu dan marah. Cara berpakaian masih biasa aja, belum terlalu suka dandan. Tapi sekarang suka sama artis seusianya seperti iqbal coboy junior”.

Informan 7

“Ya pertumbuhan payudaranya semakin membesar, udah mulai tumbuh bulu kemaluan. Satu lagi dia makin sering dandan, uda tahu mana kondisioner, vitamin rambut, dia tahu itu untuk apa. Kalau itu gak ada dia gak mau mandi. Mulai mencocokkan baju dengan rok kalau belum dapat yang pas semua baju di lemari dibongkarnya. Lebih emosional dan cerewet gak mau diganggu dan tidur sama adik–adiknya lagi.”

4.4 Peran Guru

Peran guru disini adalah sangatlah penting dalam penyampaian infomasi kesehatan seksual kepada anak didiknya. Kita ketahui biasanya guru merupakan contoh yang paling didengar oleh anak-anak didiknya. Untuk melihat peran guru maka informan yang diambil 5 guru yang ada di sekolah tersebut. Informan Pada guru diambil berdasarkan informasi yang didapat dari guru kesiswaan maka didapatlah yang menjadi informan adalah guru kesiswaan itu sendiri dan guru yang mengajar di kelas anak tunagrahita ringan.

Informan saya yang pertama seorang ibu berinisial “SN”, beliau adalah wakil kepala sekolah yang mengurusin urusan kesiswaan, sehingga semua masalah perilaku

siswa sekolah luar biasa ini dilaporkan dan diselesaikan oleh beliau. Beliau yang memberikan informasi tentang perilaku anak didiknya khusunya perilaku seksual yang pernah terjadi di sekolah tersebut. Dari beliau saya diperkenalkan dengan informan-informan berikutnya.

Informan yang kedua saya ini adalah guru yang mengajarkan bina diri pada anak tunagrahita ringan, beliau berinisial “IS”. Pelajaran bina diri ini mempunyai materi yang dipelajari mulai dari merawat diri, mengurus diri, menjaga keselamatan diri, berkomunikasi dengan orang lain, terampil beradaptasi di lingkungan. Anak didik diajarkan cara menjaga kesehatan badan, berpakaian, cara menggunakan pembalut wanita, kebersihan diri, pakaian dan juga kebersihan pada saat menstruasi.

Informan ketiga adalah ibu “NS”, beliau ini adalah guru bimbingan konseling (BK). Ibu ini pernah dua kali mendapat pelatihan tentang kesehatan reproduksi yang diadakan Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan. Untuk materi kesehatan reproduksi beliau cukup menguasai dan sudah mulai menerapkan di sekolah ini.

Informan keempat adalah ibu “EP” beliau ini guru kelas sekaligus guru yang mengajar tentang mata pelajaran tematik. Pelajaran tematik ini didalamnya terdapat pelajaran matematika dan IPA. Salh satu sub materi dalam pelajaran ini membahas tentang organ tubuh manusia, tapi hanya secara umum. Beliau sudah memperkenalkan organ tubuh dan organ reproduksi serta fungsi nya kepada anak didiknya tapi secara sederhana dan umum, agar anak lebih mudah mengerti.

Informan yang terakhir adalah Ibu “WA”, beliau adalah guru agama dan guru kelas. Beliau belum memberikan materi tentang kesehatan seksual kepada anak

didiknya.secara khusus. Cara menyampaikan kepada anak didiknya tentang kesehatan seksual beliau menggunakan norma-norma agama saja, yang mana boleh dan yang mana berdosa dilakukan.

Dalam dokumen TESIS. Oleh ZULAIDAH MAISYARO LUBIS /IKM (Halaman 74-78)

Dokumen terkait