• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Perubahan Iklim Global dan Produktivitas Pertanian

Deressa dan Hassan (2009) melakukan studi menggunakan model Ricardian untuk menangkap adaptasi yang dilakukan petani terhadap keberagaman faktor lingkungan untuk menganalisa dampak perubahan iklim terhadap tanaman pertanian pangan di Ethiopia. Pendekatan Ricardian mengestimasi pentingnya iklim dan variabel lainnya terhadap kapitalisasi nilai lahan pertanian. Penerimaan neto per hektar diregress terhadap variabel iklim dan variabel bebas lainnya. Variabel iklim yang digunakan meliputi temperatur linier dan kuadratik serta curah hujan untuk empat musim: dingin, panas, semi, dan gugur. Selain itu, variabel bebas lainnya yang digunakan meliputi atribut rumah tangga dan tipe tanah. Variabel rumah tangga dalam model yaitu kepemilikan hewan ternak (livestock), tingkat pendidikan kepala rumah tangga, jarak terhadap pasar input, dan ukuran rumah tangga. Tipe tanah yang dimasukkan dalam model adalah

nitosols da n lithosols. Hasil regresi mengindikasikan bahwa mayoritas variabel iklim, rumah tangga, dan tanah memiliki dampak signifikan terhadap penerimaan neto per hektar. Koefisien temperatur musim semi dan musim panas menunjukkan tanda negatif, sedangkan temperatur musim dingin dan gugur memiliki koefisien positif. Koefisien curah hujan musim dingin dan musim gugur bertanda negatif sedangkan curah hujan musim semi dan musim panas bertanda pos itif.

Analisis juga dilakukan untuk melihat dampak perubahan temperatur dan curah hujan pada pertanian di Ethiopia. Hasil analisis Deressa dan Hassan (2009) menunjukkan bahwa peningkatan temperatur selama musim dingin dan musim

46 panas secara signifikan mengurangi penerimaan neto per hektar, masing- masing sebesar US$ 997.85 dan US$ 1 277.28. Peningkatan temperatur selama musim semi dan musim gugur akan meningkatkan penerimaan neto per hektar sebesar US$ 375.83 dan US$ 1 887.69. Peningkatan temperatur tahunan mengurangi penerimaan neto per hektar sebesar US$ 21.61 meskipun pada tingkat yang tidak signifikan. Peningkatan curah hujan tahunan secara marginal mengurangi penerimaan neto per hektar sebesar US$ 322.75.

Prediksi menggunakan model iklim Special Report on Emition Scenario

(SRES) juga dilakukan pada studi Deressa dan Hassan (2009) untuk melihat dampak perubahan iklim terhadap penerimaan neto per hektar petani Ethiopia pada tahun 2050 dan 2100. Hasil analisis mengindikasikan bahwa perubahan iklim mengurangi penerimaan neto per hektar pada tahun 2050 dan 2100 dengan pengurangan terbesar terjadi pada tahun 2100 untuk semua skenario.

Sementara itu, Surmaini. et al. (2008) yang meneliti mengenai dampak perubahan iklim terhadap produksi padi di tiga daerah dengan ketinggian berbeda yaitu daerah dataran tinggi di Jawa Barat, daerah dataran sedang di Jawa Timur dan dataran rendah di Jawa Tengah menemukan bahwa di dataran rendah kenaikan suhu sampai 20C dapat menurunkan produktivitas padi hampir 40 persen, sementara di dataran sedang dan tinggi sekitar 20 persen. Hasil penelitian tersebut juga menemukan bahwa penurunan produksi pada tahun 2050 tertinggi terjadi di Kabupa ten Bandung yaitu sekitar 65 000 ton pada musim hujan dan 50 000 ton pada musim kemarau dan terendah di Kabupaten Semarang yaitu sekitar 40 000 ton pada musim hujan dan 30 000 ton pada musim kemarau.

Banyak studi memperkirakan bahwa iklim bumi akan meningkat antara 1.5 sampai dengan 5.0°C untuk abad berikutnya (Manabe dan Wetherald, 1987; Wilson dan Mitchell, 1987; Hansen, et a., 1988; dan Schlesinger dan Zhao, 1989 da lam Roy Darwin et al., 1995). Dari hasil studi yang dilakuka n tersebut menyatakan bahwa hal yang terpenting dari pemanasan ini kemungkinan akan terjadi meskipun usaha globa l dilakukan untuk mengurangi emisi karbon yang menimbulkan efek gas rumah kaca. Oleh karena itu, lebih lanj ut hasil studi tersebut menyatankan bahwa estimasi dampak ekonomi dan ekologi dari pemanasan global da n peruba han yang terka it de ngan po la-po la curah hujan diperlukan bagi pengambil keputusan untuk menentukan seberapa besar upa ya yang perlu dilakuka n untuk mengendalikan emisi dan bagaimana cara terbaik untuk mengadaptasi peruba han iklim yang tidak mungkin terhindarkan.

Menurut Darwin et al. (1995), konsekue nsi pertanian dari peruba han iklim tersebut ada dua hal. Pertama, perubahan iklim kemungkinan akan mempengaruhi produktivitas tanaman pangan dan ternak. Kedua, adanya respon ekonomi kemungkinan aka n meruba h distribusi da n intensitas pertanian. Oleh kerana itu menurut Darwin et.al (1995), hal ini berarti bahwa untuk beberapa wilayah, (1) produktivitas jangka panjang dan daya saing pertanian kemungkinan berada dalam risiko, (2) komunitas pertanian dapat terganggu, dan (3) konflik antara dampak lingkungan pada pertanian terhadap lahan dan sumber daya air dapat terus berlanjut.

Sementara itu, untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian, Australian Bureau on Agriculture Resource Economics/ABARE (2008) menyusun suatu model yang menghubungkan antara

48 emisi karbon, perubahan iklim dan dampaknya terhadap produktivitas di sektor prtanian. Secara skematis model tersebut disajikan pada gambar 7.

Sumber: ABARE, 2008

Keterangan:

= Menunjukkan sub model

= Variabel yang berhubungan dengan model

Gambar 7. Struktur Dasar da ri Globa l Irrigated Area Map Projects

Model yang dibangun oleh ABARE sebagaimana digambarka n diatas mencakup suatu fasilitas yang memproyeksikan po la emisi gas rumah kaca yang bersamaan dengan aktivitas ekonomi. Pola emisi dari skenario ekonomi awal menjadi bahan penyusunan dua sub model iklim yaitu sub model Carbon-cycle

yang memproyeksikan akumulasi gas rumah kaca di atmos fer da n sub model

Climate-system yang memproyeksikan perkembangan iklim global berdasarkan konsentrasi atmosfer tersebut. Bagian terakhir adalah suatu sistem Damage Function menterjemahkan perubahan iklim yang diproyeksikan ke dalam perubahan variabel yang relevan terhadap pembangunan ekonomi misalnya produktivitas pertanian. Sebagaimana diilustrasikan pada gambar tersebut output

dari Damage Function menjadi umpan balik terhadap sub model Economy dan proses tersebut berulang sampai kepuasan secara konvergen tercapai.

Emissions Carbon cycle Concentration Atmosphere

ECONOMY Clymate System