• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teori Perubahan Iklim

Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan di bumi. Keduanya merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari- hari dan esensial bagi kesehatan, produksi pangan dan kehidupan. Banyak pertimbangan mengenai prospek dari perubahan iklim yang diakibatkan ulah manusia sebagai suatu hal yang menjadi perhatian. IPCC (1996) menyajikan bukti-bukti ilmiah bahwa aktivitas manusia mungkin sudah dan sedang mempengaruhi iklim. Jika kita ingin memahami, mendeteksi, dan pada akhirnya memprediksi pengaruh manusia terhadap iklim, satu hal yang perlu adalah memahami sistem yang menentuka n iklim bumi da n proses yang menyebabka n terjadinya perubahan

Dalam konteks umum, cuaca dan iklim adalah memiliki definisi ya ng sangat dekat. Cuaca sebagaimana kita alami sampai saat ini adalah fluktuasi atmos fer di sekitar kita, yang dikarakteristikkan oleh suhu, angin, penyerapan, awan dan unsur cuaca lainnya. Cuaca tersebut adalah hasil dari perkembangan dan dekomposisi sistem cuaca seperti sistem tekanan rendah dan tinggi dari suatu mid-latitude yang bersamaan dengan zona frontal, pemancaran dan cyclone tropis. Cuaca juga memiliki tingkat predictability yang terbatas. S istem konvektive skala-meso hanya dapat memprediksi periode jam, cyclone skala synoptic mungkin dapat diprediksi dalam periode hari sampai minggu (IPCC, 2001).

Sementara iklim berkaitan dengan rata-rata cuaca dalam konteks rata-rata dan variabilitasnya pada sepanjang waktu tertentu dan suatu area tertentu. Klimatologi klasik menyajikan suatu klasifikasi dan deskripsi berbagai regim

66 iklim yang ditemukan di bumi. Iklim bervariasi dari tempat ketempat tergantung ketinggian, jarak ke permukaan laut, vegetasi, keberadaan atau ketidakadaan pegunungan atau faktor- faktor geografik lainnya. Iklim juga bervariasi dalam hal waktu, dari musim ke musim, tahun ke tahun, dekade ke dekade atau skala waktu yang lebih panjang seperti abad es (IPCC, 2001).

Variasi yang signifikan secara statistik dari pengertian iklim atau variabilitasnya untuk periode yang lebih panjang atau dekade adalah yang dimaksudkan sebagai perubahan iklim. IPCC (2001) menyatakan bahwa climate change refers to a statistically significant variation in either the mean state of the climate or in its variability, persisting for an extended period (typically decades or longer). Selain itu diperjelas juga bahwa climate change may be due to natural internal processes or external forcings , or to persistent anthropogenic changes in the composition of the atmosphere or in land use.

Kementerian Lingkungan Hidup (2001) mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Peruba han fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang pa njang. Sedangkan LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah Bumi secara keseluruhan.

Definisi yang umumnya diterima juga berdasarkan pasal 1 Konvensi PBB mengenai Peruba han Iklim yang menyataka n :“Climate change means a change of climate which is attributed directly or inderictly to human activities that alters

the composition of the global atmosphere and which is in addition to natural climate variability observed over comparable time periods. Atau diterjemahkan: “Perubahan iklim ialah beruba hnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.”

Kamus mende finiskkan pentingnya dan notasi dari variabilitas iklim dan perubahan iklim. Variasi dan perubahan iklim yang disebabkan oleh kekuatan eksternal, mungkin sebagian dapat diprediksi terutama yang lebih besar, benua dan global, dan skala spatial. Karena aktivitas manusia seperti emisi gas rumah kaca atau perubahan penggunaan lahan, menghasilkan dampak faktor eksternal, hal ini dipercaya bahwa aspek perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dalam skala besar merupakan bagian yang dapat diprediksikan.

Namun demikian, ke mampuan unt uk mengaktualisasika n cukup terbatas karena tidak dapat memprediksi secara akurat perubahan populasi, perubahan ekonomi, perkembangan teknologi dan karakteristik yang relevan lainnya dari aktivitas manusia di masa depan. Oleh karena itu, dalam praktek, kita harus berhati- hati dalam menyusun skenario aktivitas manusia da n menentuka n proyeks i iklim yang berbasis skenario aktivitas manusia tersebut.

Pengetahuan secara tradisional tentang cuaca dan iklim difokuskan pada variabel- variabe l yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari secara langsung seperti rata-rata, suhu maksimum dan minimum, angin didekat permukaan bumi, penyerapan air dalam berbagai bentuk, kelembaban, bentuk dan jumlah awan, dan radiasi matahari. Namun demikian, variabel tersebut hanya ba gian dari realitas

68 yang menentukan cuaca dan iklim. Pertumbuhan, pergerakan, dan dekomposisi sistem cuaca juga tergant ung pada strukt ur vertikal dari atmos fer, pengaruh penggunaan lahan, dan laut serta banyak faktor lainnya yang secara tidak langsung dialami oleh manusia. Iklim ditentukan oleh sirkulasi atmosfer dan interaksinya dengan samudera dalam skala luas dan lahan dengan berbagai gambarannya seperti vegetasi da n kesuburan tanah (IPCC, 2001).

Untuk memahami iklim dan variasinya serta memahami dan kemungkinan memprediksi perubahannya yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, kita tidak dapat mengesampingkan berbagai faktor dan komponen yang menentukan iklim. Kita harus memahami sistem iklim, yaitu suatu sistem yang sangat kompleks yang terdiri dari atmos fer, samudera, es dan penutup salju, permukaan tanah dan unsur-unsurnya, banyaknya interaksi yang bersifat mutual diantara komponen tersebut, dan variasi yang besar secara fisika, kimia, dan biologi terhadap sistem iklim secara keseluruhan termasuk suatu deskripsi secara statistik dari variasinya (IPCC, 2001).

Sistem iklim sebagaimana didefinisikan sebelumnya, adalah sistem yang interaktif terdiri dari lima komponen utama yaitu atmosphere, hydrosphere,

cryosphere, permukaan tanah dan biosphere, yang didorong atau dipengaruhi oleh berbagai variasi mekanisme kekuatan eksternal dimana yang paling penting ada lah matahari seperti yang terdapat pada Gambar 8. Dampak secara langsung dari aktivitas manusia terhadap sistem iklim juga dipertimbangkan sebagai kekuatan eksternal. Atmosphere adalah bagian yang paling tidak stabil dan berubah sangat cepat dalam sistem iklim. Atmosphere terutama terdiri dari

(O2, 20.9 persen) da n Argon (Ar, 0.93 persen). Carbon dioxide (CO2), methane

(CH4), selain itu, juga terdapat nitrous oxide (N2O) dan ozone (O3), yang mengabsorsi dan menahan radiasi sinar inframerah (IPCC, 2001).

Sumber: Intergovernmental Panel on Climate Change, 2001.

Gambar 8. Skema Tinjauan Komponen Sistem Iklim Globa l Keterangan:

Bold : prosesnya

Thin arrows: interaksinya

Bold arrows: beberapa aspek yang kemungkinan merubahnya

Hydrosphere adalah komponen yang seluruhnya mengandung permukaan berbe ntuk cairan dan dasarnya mengandung air termasuk sungai, danau dan air dari salinasi samudera maupun lautan. Lautan mencakup hampir 70% dari permukaan bumi. Lautan menyimpan dan meminda hkan sejumlah energi yang besar dan menghancurkannya serta menyimpan carbon dioxide dalam jumlah besar. Cryosphere mencakup kumpulan es di Greenland da n Antartica, glatsier di

70 berbagai benua dan ladang salju, serta es di lautan. Karena kumpulan es menyimpan air dalam jumlah besar, variasi dari volumenya merupakan sumber yang potensial terjadinya variasi tingkat permukaan laut (IPCC, 2001).

Menurut Rusbiantoro .D (2008), jika ditinjau dari kejadiannya, perubahan iklim merupaka n kejadian yang diakiba tka n oleh :

1. Meningkatnya temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer, 2. Meningkatnya temperatur pada air laut, dan

3. Meningkatnya temperatur pada daratan.

Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa gejala terjadinya perubahan iklim dapat diamati dan dirasakan dengan adanya :

1. Pergant ian mus im yang tidak bisa diprediksi, 2. Hujan badai sering terjadi di mana- mana, 3. Sering terjadi angin puting beliung,

4. Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan, 5. Penyakit mewabah di banyak tempat, dan

6. Terumbu karang memutih.

Banyak ahli berpendapat bahwa penyebab utama peruba han iklim adalah aktivitas manus ia walau ada penyebab lain yang bersifat alami. Penyebab pemanasan bumi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia ini antara lain :

1 Pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik, 2 Pembakaran minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor,

3 Pembakaran gas alam, misalnya untuk keperluan memasak.

Akibat dari proses pembakaran itu, karbon dioksida dan gas- gas lainnya terlepas ke atmos fer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca. Jika gas

rumah kaca yang memenuhi atmosfer semakin banyak, maka akan semakin kuat juga menjadi insulator yang menyekat panas dari sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi. Diperkirakan proses menghangat dan mendinginnya bumi ini telah saling berganti- ganti dan kurang lebih terjadi selama 4 milyar tahun (Rusbiantoro. D, 2008).