• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Dampak Program Pengembangan Sapi Bali Terhadap Aspek Ekonomi 46

5.2.3 Perumahan

a. Daftar distribusi responden menurut penguasaan perumahan

Melihat nilai uji statistik dengan menggunakan uji-t rata-rata berpasangan

diketahui bahwa t-Hitunga (-14.3) lebih kecil dari (1,66) dengan demikian ada

perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya program

pengembangan sapi bali. Namun dalam dalam distribusi penguasaan rumah ini

tidak terdapat hubungan, yaitu hubungan dengan menggunakan pearson

70 Tabel 27: Daftar tabel menurut penguasaan rumah

No. Jenis penguasaan rumah

Sebelum program Sesudah program

Jumlah responden Persentase % Jumlah responden Persentase % 1. Milik sendiri/bebas sewa 26 26% 100 100% 2. Sewa/ kontrak 37 37% 0 0% 3. Menumpang 37 37% 0 0% Jumlah 100 100% 100 100%

Sumber: kuesioner penelitian; 2010

Dari tabel diatas dapat kita lihat sebelum adanya program terdapat

sebanyak 26 responden yang menempati rumah dengan status milik sendiri, 37

responden menempati rumah dengan status menyewa dan 37 responden lagi

dengan status menumpang. Sementara terjadi peningkatan status perumahan

setelah adanya program pengembangan dengan jumlah 100responden atau dengan

persentase 100% yang menempati rumah sendiri. Hal ini sejalan dengan program

pemerintah kabupaten Aceh tengah dengan memberikan fasilitas perumahan

dengan status milik sendiri. Dengan demikian program ini berdamapak

menguntungkan bagi masyarakat penerima bantuan ini serta dapat mensejahteraan

masyarakat.

b. Daftar distribusi responden menurut lantai bangunan

Berdasrkan hasil uji-t dengan menggunakan rata-rata berpasangan di

71

tidak terdapat perbedaan antara sebelum maupun sesudah adanya progrm

pengemban gan sapi bali.

Tabel 28: Daftar tabel menurut lantai bangunan

No. Jenis lantai bangunan

Sebelum program Sesudah program

Jumlah responden Persentase % Jumlah responden Persentase % 1. Keramik 9 9% 0 0% 2. Semen 91 91% 0 0% 3. Tanah 0 0% 100 100% Jumlah 100 100% 100 100%

Sumber: kuesioner penelitian; 2010

Selain untuk memperindah rumah jenis lantai dapat mempengarui

kesehatan penghuninya atau orang yang berjalan diatasnya. Disamping juga lantai

dapat menjadi salah satu tempat beraktifitas bagi orang diatasnya, seperti tempat

bermain anak, tempat duduk serta istirahat, dan lain sebagainya. Dengan adanya

program pengembangan peternkan ini tentu akan terdapat perbedaan antara lantai

hunian sebelum dan sesudah program bagi masyarakat penerima bantuan.

Dari tabel terdapat 9 responden yang memiliki rumah dengan lantai

keramik, 91 responden dengan lantai semen. Namun setelah adanya program

sebanyak 100 responden memiliki rumah dengan lantai tanah. Hal ini tentu sangat

memperihatinkan selain rumah terlihat tidak indah dan nyaman rumah dengan

lantai tanah dapat memberikan potensi penyakit yang di akibatkan dari hewan

72

memberikan kontribusi yang baik kepada pemilik rumah penerima bantuan yang

hanya menyediakan rumah dengan lantai tanah. Dari hasil pengamatan penulis

pada saat penelitian kondisi lantai juga berdebu apabila tidak disiram minimal 1

kali dalam sehari.

c. Daftar distribusi responden menurut jenis dinding bangunan

Berdasarkan nilai statistik berdasarkan distribusi responden menurut

dinding bangunan di dapatkan hasil bahwa nilai t-Hitung (22.021) lebih besar dari

t-Tabel(1,66) dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

sebelum maupun sesudah adanya program pengembangan sapi bali. Peningkatan

tidak terjadi setelah adanya program pengembangan sapi bali.

Tabel 29: Daftar tabel menurut jenis diding bangunan

No. Jenis dinding bangunan

Sebelum program Sesudah program

Jumlah responden Persentase % Jumlah responden Persentase % 1. Beton/ tembok 2 2% 0 0% 2. Semi permanent 89 89% 0 0% 3. Kayu/ tepas 9 9% 100 100% Jumlah 100 100% 100 100%

Sumber: kuesioner penelitian; 2010

Dari tabel dia atas dapat dilihat bahwa sebelum adanya program

pengembangan sapi bali terdapat responden yang memiliki rumah dengan dinding

beton, untuk semi permanen terdapat sebanyak 89 responden, sementara untuk

73

adanya program pengembangan, terdapat semua masyarakat penerima bantuan

atau dengan jumlah 100 responden menghuni rumah dengan dinding papan atau

kayu. Walaupun pada satu sisi masyarakat diuntungkan dengan memberikan 1

unit rumah/KK oleh pemerintah, tidak membawa perubahan yang besar bagi

masyarakat dengan adanya program ini, yang hanya memperuntukkan perumahan

dengan dinding kayu.

d. Daftar distribusi responden menurut ada atau tidaknya WC di rumah

Menurut distribusi responden dari keberadaan WC di kediaman responden

didapatkan hasil bahwa nilai t-Hitung(7.8) lebih besar dari (1,66), berarti Ho

ditolak, itu artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelumdan

sesudah adanya program Pengembangan Sapi Bali.

Tabel 30: Daftar tabel menurut keberadaan WC di rumah

No. Ada atau tidaknya WC di rumah

responden

Sebelum program Sesudah program

Jumlah responden Persentase % Jumlah responden Persentase % 1. Ya 60 60% 0 0% 2. Tidak 40 40% 100 100% Jumlah 100 100% 100 100%

Sumber: kuesioner penelitian; 2010

Membuat WC pada rumah dapat menghindari pencemaran dan mengotori

lingkungan sekitar. Selain dapat meminimalisir bau yang tidak enak keberadaan

WC dapat menghindari penyakit karena dipusatkan pada satu tempat

74

terdapat 60 responden yang mempunyai WC di rumah dan 40 responden tidak

memiliki. Sementara hal ini tidak berdampak baik setelah adanya program

pengembangan, dimana tidak terdapat satupun WC yang tersedia di rumah

penduduk. Dari hasil pengamatan penulis WC ini hanya tersedia pada suatu

tempat yang sekaligus tempat pemandian umum yeng tersedia pada setiap ruas.

Hal ini sepertinya sudah menjadi sangat lumrah bagi masyarakat, terbukti dengan

tidak adanya inisistif dari setiap masyarakat untuk membuat WC sendiri.

Kendatipun adanya, WC hanya berbentuk persegi empat yangditutup dengan

pelastik atau terpal dengan ukuran ±1 x 1. ironisnya lagi pembungannyapun

langsung ke aliran sungai yang terdapat sekitar perumahan serta tidak membuat

bak penampungan Tinja. Tentu hal ini akan sangat berdampak buruk bagi

lingkungan dan masyarakat yang bergantung pada aliran sungai kecil-kecil ini.

Dengan demikian program ini tidak berdampak yang positif bagi pengembangan

kesehatan dengan mengabaikan pembangunan WC pada setiap rumah warga.

e. Daftar distribusi responden menurut keberadaan dapur untuk memasak di

rumah

Dengan melihat data responden dengan menggunakan analisis ststistik

rata-rata sampel berpsangan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan atau

korelsi antara masing-msing pariabel penelitian, yaitu sebelum dan sesudah

adanya Program Pengembangan Sapi Bali. Itu berarti tidak terdap perbedaan yang

signifikan. Dengan demikian program ini tidak efektif terhadap pengadaan wadah

75 Tabel 31: Daftar tabel menurut keberadaan dapur memasask di rumah

No. Keberadaan dapur

Sebelum program Sesudah program

Jumlah responden Persentase % Jumlah responden Persentase % 1. Ya 54 54% 100 100% 2. Tidak 46 46% 0 0% Jumlah 100 100% 100 100%

Sumber: kuesioner penelitian; 2010

Dapur merupakan suatu wadah atau dimana aktifitas memasak. Namun

pada program ini berdamapk baik bagi penghuni rumah khususnya bagi kaum ibu.

Dimana terdapat dapur untuk memasak bagi seluruh mayarakat penerima bantuan.

Sementara sebelum adanya program terdapat sebanyak 54 responden yang

mempunyai dapaur dan 46 responden tidak memiliki dapur untuk memasak. Dari

hasil hasil pengamatan penulis dapur ini di buat diluar rumah masyarakat yang

langsung berdampingan pekarangan belakang kira-kira berukuran 1x1meter, serta

ditutup dengan papan atau seng dengan tinggi kira-kira 2-2,5 meter.

f. Daftar distribusi responden menurut jumlah kamar tidur

Dari hasil pengumpulan data serta mengadakan pengolaha dengan

menggunakan metode analisis statistik rata-rata sampel berpasangan di dapatkan

hasil bahwa nilai t-Hitung (-0.85) lebih kecil dari (1.66), bearti Ho diterima,

dengan demikian program ini efektif terhadap pengadaan ruang tidur untuk

76

lebih kecil dari α=0,05. perbedaan ini terdapat pada setelah adanya program pengembangan sapi bali.

Tabel 32: Daftar tabel menurut jumlah kamar tidur

No. Jumlah kamar

Sebelum program Sesudah program

Jumlah responden Persentase % Jumlah responden Persentase % 1. 3 atau lebih 46 46% 0 0% 2. 2 kamar 54 54% 0 0% 3. 1 kamar 0 0% 100 100% Jumlah 100 100% 100 100%

Sumber: Kuesioner penelitian; 2010

Setelah beraktifitas yang sangat melelahkan istirahat merupaka alternative

untuk memulihkan lagi energi. Aktifitas ini tentu akan sangat terasa nikmat

apabila dapat memiliki kamar untuk tidur terutama pada saat istirahat malam.

Namun terjadi penurunan terjadi pada setelah adanya program pengembangan di

mana hanya terdapat 1 kamar untuk 100 responden, dimana sebelum adanya

program terdapat 46 responden yang memiliki 3kamar atau lebih, serta 54

responden yang memiliki 2 kamar. Dengan adanya perogaram ini sangat tidak

menguntungkan bagi responden yanga memiliki banyak anggota keluarga, tentu

hanya dapat memanfaatkan ruang tamu untuk tempat beristirahat. Kemudian dari

hasil pengamatan penulis kamar yang disediakan hanya berukuran 3x3 meter.

77

satu rumah warga, penulis dapat merasakan tidur di ruang yang biasanya dipakai

hanya pada waktu makan.

Dokumen terkait