• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan, didapatkan enam kekuatan PD Sambu yaitu: (1) Memiliki sertifikat HACCP, (2) Sistem packaging produk sudah baik, (3) Memiliki pembeli tetap, (4) Sumber modal kuat, dan (5) Fasilitas produksi lengkap. Kelemahan PD Sambu didapat enam faktor yaitu (1) Bahan baku sangat tergantung pasokan nelayan, (2) Promosi kurang dilakukan, (3) Pangsa pasar relatif kecil, (4) Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang, (5) Peningkatan keahlian dan keterampilan kurang diperhatikan, serta (6) Struktur organisasi tidak berjalan baik.

Sedangkan analisis faktor eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi PD Sambu dilakukan dengan wawancara. Hasil yang didapat untuk peluang antara lain: (1) Inflasi yang cenderung menurun, (2) Implementasi ACFTA, (3) Perkembangan teknologi dan informasi, (4) Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro, (5) Pemasok ikan banyak, dan (6) Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru. Sedangkan hasil untuk ancaman antara lain: (1) Birokrasi yang rumit, (2) Kenaikan harga BBM, (3) Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain, dan (4) Persaingan dengan perusahaan sejenis.

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan tahap pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 9. Matriks ini dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sehingga dari matriks ini akan diketahui beberapa

67 alternatif strategi yang dapat diterapkan PD Sambu untuk bersaing di industri pembekuan ikan.

Tabel 9. Matriks SWOT PD Sambu

STRENGTH WEAKNESSES

1. Memiliki sertifikat HACCP 2. Sistem packaging produk

sudah baik

3. Memiliki pembeli tetap 4. Sumber modal kuat 5. Fasilitas produksi lengkap

1. Bahan baku sangat

tergantung pasokan nelayan 2. Promosi kurang dilakukan 3. Pangsa pasar relatif kecil 4. Status perusahaan yang

masih berupa Perusahaan Dagang

5. Peningkatan keahlian dan keterampilan kurang diperhatikan

6. Struktur organisasi tidak berjalan dengan baik

OPPORTUNITY Strategi SO

1. Melakukan diversifikasi produk

(S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, dan O6)

2. Memperluas cakupan distribusi produk ikan beku (S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4 dan O6)

Strategi WO

1. Meningkatkan promosi produk perusahaan (W2, W3, O3, dan O6) 2. Menjalin kerjasama dengan

pemasok (W1 dan O5) 1. Inflasi yang menurun

2. Implementasi ACFTA 3. Perkembangan teknologi

dan informasi 4. Adanya roadmap

pengembangan industri berbasis industri agro 5. Pemasok ikan banyak 6. Hambatan masuk tinggi

bagi pendatang baru

THREATS Startegi ST

1. Bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri (S1 dan T1)

2. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk (S1, S2, S3, S5, dan T4) 3. Meningkatkan hubungan

kerjasama dengan pemasok dan pembeli

(S1, S3, S4, T2, dan T3)

Strategi WT

1. Perubahan bentuk badan usaha dari PD menjadi PT (W4, W6, dan T4) 2. Memperbaiki sistem

manajemen perusahaan (W4, W5, W6, dan T4) 1. Birokrasi yang rumit

2. Kenaikan harga BBM 3. Pemasok dapat beralih ke

perusahaan lain 4. Persaingan dengan

perusahaan sejenis

Sumber : Data Diolah (2012)

1. Startegi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang menjadi alternatif perusahaan diantaranya:

INTERNAL

68 a) Melakukan diversifikasi produk

Strategi pertama (SO) PD Sambu yaitu melakukan diversifikasi produk. Strategi ini dapat dilakukan dengan menambah avriasi bahan baku yang selama ini digunakan. Selama ini PD Sambu hanya memproduksi ikan-ikan laut seperti kurisi, remang dan mata goyang. Perusahaan dapat menggunakan bahan baku ikan tuna yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan banyak diminati oleh negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika serikat. Dengan melihat peluang inflasi yang cenderung menurun, implementasi ACFTA, perkembangan teknologi dan informasi serta hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru, maka perusahaan dapat melakukan strategi diversifikasi produk seperti menambahkan variasi produk ikan beku perusahaan dengan memproduksi ikan tuna beku. Selain itu, dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan seperti sertifikat mutu produk, sistem packaging produk yang sudah baik, memiliki pembeli tetap, sumber modal kuat dan fasilitas produksi yang lengkap dapat digunakan untuk menghasilkan variasi produk ikan beku dengan kualitas lebih baik.

b) Memperluas cakupan distribusi produk ikan beku perusahaan

Perluasan cakupan distribusi menjadi strategi kedua (SO) yang dapat dilakukan perusahaan dengan adanya pembeli tetap, modal yang kuat serta fasilitas produksi yang lengkap. Dengan adanya hal tersebut dapat menjadi kekuatan perusahaan untuk mengenalkan produk ikan beku saat ini ke wilayah-wilayah geografis baru. Peluang semakin menurunnya tingkat inflasi Indonesia, implementasi ACFTA, perkembangan teknologi dan informasi, roadmap pengembangan industri berbasis indutri agro serta hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas cakupan distribusi produk ikan bekunya. Implementasi ACFTA mempermudah dalam hal akses masuk ke pasar di Cina. Hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru membuat PD Sambu lebih mudah untuk mendapatkan pasar karena pesaing yang

69 masuk ke industri tergolong sedikit. Kemudian dengan adanya perkembangan teknologi terutama dalam bidang transportasi dan informasi seperti, penggunaan internet, dapat semakin mempermudah kegiatan distribusi dan pemasaran produk untuk menjangkau suatu wilayah tertentu.

2. Strategi WO

a) Meningkatkan promosi

Strategi pertama (WO) yaitu perusahaan perlu meningkatkan kegiatan promosi. Bisnis ekspor yang dijalankan PD Sambu sangat tergantung pada masalah kepercayaan, sehingga diperlukan bukti kredibilitas perusahaan untuk menarik minat calon pembeli produknya. Kegiatan promosi ini sangat jarang dilakukan perusahaan karena pihak perusahaan hanya mengandalkan pemilik yang mencari sendiri calon pembeli. Promosi perlu dilakukan karena pangsa pasar perusahaan masih relatif kecil dan adanya sasaran yang ingin dicapai perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar ke beberapa negara. Dalam melakukan kegiatan promosi, perusahaan dapat memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisikan alamat, nama dan jenis usaha, melakukan publikasi dagang dalam dan luar negeri maupun iklan. Dengan adanya kegiatan promosi, calon pembeli dapat mengetahui kredibilitas perusahaan melalui ketiga hal tersebut untuk mempertimbangkan apakah melakukan pembelian atau tidak. Adanya peluang perkembangan teknologi dan informasi dapat digunakan perusahaan untuk mencari pembeli baik ditingkat nasional maupun internasional, salah satunya penggunaan internet. Mengikuti pameran di luar dan di dalam negeri juga dapat menjadi salah satu cara promosi yang cukup efektif untuk mengenalkan produk-produk perusahaan kepada calon pembeli. Selain itu, PD Sambu juga dapat mempelajari kegiatan promosi yang dilakukan para pesaingnya untuk dapat diikuti. b) Menjalin kerjasama dengan pemasok

Strategi kedua (WO) yang dapat dilakukan perusahaan yaitu menjalin kerjasama dengan pemasok. Hal ini dilatar belakangi oleh

70 kelemahan yang dimiliki yaitu bahan baku sangat tergantung dari pemasok yang mengambil ikan dari nelayan. Di Cirebon sendiri, cukup banyak pemasok ikan namun, ikan hasil tangkapan nelayan tersebut banyak yang dipasok untuk pabrik yang ada di Jakarta bukan untuk pabrik yang ada di Cirebon. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik agar pemasok tersebut bersedia memasok ikannya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan dengan cara membuat kesepakatan harga yang menguntungkan kedua belah pihak dan tidak merugikan satu sama lain. Dengan melihat peluang yang ada seperti pemasok ikan yang banyak dapat menjadi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan bahan baku secara kontinu dan mampu memenuhi permintaan para pembelinya. Selain itu, perusahaan dapat memanfaatkan lokasi perusahaan yang berada didekat tempat pelelangan ikan untuk semakin mempermudah menjalin kerjasama dengan pemasok disekitar perusahaan.

3. Strategi ST

a) Bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri

Strategi pertama (ST), perusahaan perlu bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri. Seperti, mengadakan pameran produk perikanan untuk menarik investor agar bersedia melakukan investasi pada produk-produk perikanan Indonesia. Selain itu, dapat dilakukan kerjasama untuk meningkatkan manajemen mutu produk-produk perusahaan. Pemerintah juga dapat melakukan lobi-lobi politik untuk memudahkan jalan bagi pengusaha-pengusaha pembekuan ikan dalam melakukan perdagangan dengan negara lain. Contohnya, adalah pembebasan bea tarif untuk produk-produk yang akan diekspor ke negara ASEAN dan Cina. Dengan adanya kerjasama yang baik diantara pengusaha dengan pemerintah diharapkan dapat semakin meningkatkan kegiatan ekspor produk perusahaan ke beberapa negara yang dapat berimplikasi pada peningkatan devisa negara.

71 b) Mempertahankan dan Meningkatkan Kualitas Produk

Untuk mencapai sasaran menghasilkan produk ikan beku bermutu tinggi maka strategi kedua (ST), yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk perlu dilakukan. Strategi ini bertujuan agar pembeli semakin loyal pada produk perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis, hal ini dapat dilakukan melalui kekonsistenan dalam membuat produk sesuai dengan standar produksi HACCP yang selama ini dijalankan. Strategi ini juga dapat dilakukan perusahaan berdasarkan kekuatan yang dimiliki seperti sistem packaging produk yang baik, memiliki pembeli tetap, dan fasilitas produksi yang lengkap. Selain itu, adanya persaingan dengan perusahaan sejenis dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang harus dihindari atau dikurangi dengan meningkatkan kualitas produk untuk mencapai sasaran dengan memiliki nilai sertifikasi A agar mampu mengekspor tidak hanya ke negara Cina.

c) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli Strategi ketiga (ST), yaitu meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli. Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kesepakatan harga, baik diantara pemasok dengan PD Sambu maupun PD Sambu dengan pembeli ketika terjadi kenaikan harga BBM yang dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi perusahaan. Selain itu, untuk mengurangi ancaman dari pemasok yang mudah beralih ke perusahaan lain.

4. Strategi WT

a) Perubahan bentuk badan usaha dari PD menjadi PT

Strategi pertama (WO) yaitu perusahaan perlu melakukan perubahan bentuk badan usaha dari perusahaan dagang menjadi perseroan terbatas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi pesaing- pesaing PD Sambu yang sebagian besar sudah merupakan PT dengan sistem yang lebih independen dan memiliki badan hukum sendiri. Perubahan ini perlu didukung dengan struktur organisasi yang berjalan

72 baik agar setiap bagian mampu menjalankan tugasnya dengan maksimal untuk kemajuan perusahaan.

b) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan

Strategi kedua (WT) yaitu memperbaiki sistem manajemen perusahaan. Perbaikan sistem manajemen perusahaan perlu ditingkatkan untuk mengatasi kelemahan, seperti peningkatan keahlian dan keterampilan yang kurang diperhatikan, status perusahaan yang masih berupa perusahaan dagang serta struktur organisasi yang tidak berjalan baik. Perbaikan sistem manajemen dapat dilakukan melalui restrukturisasi organisasi untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan diantara bagian dari organisasi di PD Sambu. Sehingga setiap bagian organisasi dapat memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan. Selain itu, strategi ini dapat dilakukan dengan memperketat peraturan perusahaan atau SOP. Hal ini dilakukan untuk menghindari ancaman persaingan dari perusahaan sejenis yang struktur organisasinya berjalan baik dan memiliki SOP yang lebih ketat.

6.4. Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu