• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pelatihan Teknis di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar

2. Peserta Pelatihan

penddikan dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi. Seorang peserta pelatihan semangat dan fokus dalam mengikuti program bimbingan teknis.

Berdasarkan data yang didapatkan bahwa dalam pelaksanaan bimbingan teknis pada tanggal 18 september 2020 sampai 20 september 2020 yang dilaksanakan di Hotel Gtand Malibu Kota Makassar, jumlah peserta dalam kegiatan Bimtek dengan tema “Upgrading Branware DUKCAPIL Dalam Pelayanan Dokumen Kependudukan Secara Daring: Memahami Konstruksi Regulasi dan Konstruksi Aplikasi SIAK Online, Dalam Membangun Layanan yang Membahagiakan Mayarakat dan Mendukung Protokol Kesehatan dimasa Pandemi Covid-19”. Pada kegiatan bimbingan teknis tenaga pengeloloa SIAK yang diadakan pegawai yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar yang tetap mematuhi protokol kesehatan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan JW selaku Kepala Sub. Bagian Umum & Kepegawaian mengatakan bahwa:

”Peserta Diklat dalam hal ini bimbingan teknis ini diikuti oleh pegawai yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar saja. Demi meningkatkan kemampuan mereka sebagai aparatur dalam melayani pengurusan berkas masyarakat melalui daring. Pokoknya kalau mereka bagian dari Disdukcapil maka dia harus mengikuti kegiatan ini. Beda dengan yang diadakan BKPSDM disana diseleksi dulu baru bisa mengikuti pelatihan tapi kalau disini kami tidak menyeleksi pegawai kami artinya kami mengizinkan semua peserta ikut karena ini merupakan kegiatan internal. (Hasil wawancara dilakukan 5 oktober 2020)”.

Dari pernyataan informan diatas bisa dilihat bahwa peserta sumber daya manusia dalam hal ini pegawai itu memang perlu untuk dikembangkan dalam meningkatkan kinerjanya. Apalagi kegiatan pelatihan teknis ini merupakan kegiatan internal dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar. Pengembagan sumber daya manusia harus dilihat dari kebutuhan dari pegawai itu terlebih dahulu.

Kemudian AR selaku Kasi. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar mengatakan bahwa :

“Melihat pegawai yang kewalahan dalam menaggapi tantangan yang diberikan masyarakat selama pandemi ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten maka seluruh pegawai diikut sertakan dalam kegiatan bimbingan teknis sesuai dengan regulasi dan kebutuhan yang dilaksanakan beberapa minggu yang lalu, supaya mereka mampu melayani masyarakat dengan baik dan menggunakan teknologi dengan baik saat pelayanan daring yang kita lakukan akibat pandemi yang kita tidak kunjung selesai. Ini kan kegiatan internal dari Disdukcapil makanya semua pegawai wajib mengikuti tanpa adanya proses seleksi. (Hasil wawancara pada 15 september 2020)”.

Atas dasar kebutuhan pegawai dalam menghadapi situasi pandemi dan melayani kebutuhan masyarakat. Maka dibutuhkan pegawai yang berkompeten dan punya keterampilan. Pelatihan teknis yang menjadi episentrum dari kinerja aparatur harus dibekali dengan semangat pegawai untuk mengikutinya. Sebab ini merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan produktifitas pelayanan. Sehingga itu bisa mendongkrak kinerja dari pegawai tersebut.

dalam kegiatan tersebut, beliau mengatakan bahwa:

“Peserta atau pegawai yang mengikuti bimbingan teknis memiliki kemampuan dan kekurangan yang bervariasi, oleh karena itu sebelum melangkah kedalam materi, tentunya kita harus mengetahui dan mencoba mengukur seberapa paham peserta dalam menjalankan aplikasi dan teknologi, makanya harus diberikan pre-test terlebih dahulu supaya bisa diukur sampai dimana letak kekurangan dari peserta. Antusias mereka dalam bertanya cukup besar karena mereka tidak biasa melakukan hal pelayanan online sebab mereka melayani secara langsung (wawancara dilakukan pada 20 oktober 2020)”.

Tentunya setiap pegawai memiliki karakter , keunggulan dan kekurangan tersendiri. Dalam menghadapi persoalan pandemi, pegawai harus berani dan bertanggung jawab menjalankan tugasnya. Maneuver pelayanan yang dilakukan harus tepat dan tanpa sedikitpun mengurangi substansi dari kaidah pelayanan. Hal itu bisa dilihat dari antusias dari peserta pelatihan yang mampu bertranformasi dalam melayani masyarakaat saat pandemic.

Dari hasil wawancara tersebut maka proses pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan teknis yang diadakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar yang merupakan kegiatan internal. Kemudian melibatkan seluruh pegawai yang ada di internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar sudah memenuhi indikator kepesertaan. Mulai dari melihat kebutuhan pegawai serta antusias dari peserta itu sendiri mengikuti pelatihan teknis dalam pelayanan daring. Kemudian seluruh PNS pun ikut menjadi peserta dengan

tersebut.

Maka dari itu dari hasil wawancara yang dilkakukan dengan informan maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses proses pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan teknis itu sudah dilaksanakan dengan baik dengan melibatkan seluruh pegawai menjadi peserta sebagai untuk mengikuti bimbingan teknis tanpa adanya proses seleksi. Sebelum itu instruktur mencoba mengukur seberapa paham peserta itu menggunakan aplikasi dan teknologi yang ada untuk menunjang kinerja mereka nantinya dan menjadi patokan dalam menunjang karir mereka. 3. Metode

Metode dalam pendidikan dan pelatihan ialah cara yang yang terstruktur dan teratur yang secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan untuk mengembangkan hal efektif, kognitif dan psikomotorif tenaga kerja terhadap tugas dan pekerjaannya. Salah satu indikator keberhasilan dari tercapainya tujuan pendidikan dan pelatihan ialah bagaimana metode atau cara instruktur dalam menjalankan tugasnya dan memberikan bimbingan teknis terhadap peserta pelatihan, seperti kesesuaian metode dikaitkan jenis pelatihan dan metode sesuai dengan materi yang diberikan. Oleh karena itu instruktur harus mampu menguasai beberapa metode dalam menjalankan tugasnya.

Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar, berpendapat bahwa:

”Biasanya metode yang diterapkan oleh instruktur dan narasumber itu seperti ceramah, dimana mereka hanya mendengarkan materi dan arahan yang disampaikan supaya peserta lebih mampu memahami setelah itu baru dipersilahkan bertanya kemudian barulah terakhir instruktur memberikan contoh dalam penggunaakn aplikasi dan teknologi yang dibutuhkan. Mayoritas pelatihan menggunakan metode seperti itu, kemudian biasa juga ada simulasinya yang diberikan oleh instruktur (wawancara 20 oktober 2020)”.

Berdasarkan pernyataan dari informan diatas bahwa metode yang digunakan harus sesuai dengan apa yang dapat dipahami oleh peserta. Sehingga materi dan simulasi yang diberikan itu bisa terserap dengan baik guna meningkatkan pemahaman dari peserta pelatihan. Hal itu diiringi dengan simulasi terhadap peserta agar mereka lebih paham akan bagaimana dalam menjalankan tugasnya saat daring.

Hal itu sependapat dengan apa yang disampaikan A Selaku instruktur dalam kegiatan bimbingan teknis yang diadakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar, beliau mengatakan bahwa;

”Metode yang biasa gunakan itu hampir sama dengan bimbingan teknis pada umumnya, dimana sebelum diberikan pelatihan, peserta terlebih dahulu di tes sampai dimana kemampuannya, lalu terakhir baru diberikan pelatihan secara teknis dan kemudian di evaluasi kembali apakah sudah ada perkembangan atau belum. Ada proses pemberian materi kemudian diberikan atau dibuka sesi tanya jawab. Jadi diberikan dulu pemahaman terkait dengan bagaimana regulasinya yang diberikan oleh pemateri lalu ada sesi simulasinya, saat itu saya berikan pre-test terhadap peserta dan kemudian setelah saya praktekkanlalu kemudian saya kembali evaluasi (Hasil wawancara pada tanggal 20 oktober 2020)”.

Metode yang digunakan tidak boleh asal-asalan dan harus menarik dan tersampaikan apa yang menjadi substansinya. Karena apabila metode yang digunakan terlalu kaku maka bisa saja peserta pelatihan akan jenuh dan bosan. Sehingga akan menimbulkan peserta pelatihan akan gagal focus dalam menerima materi. Maka dari itu simulasi memang perlu dijalankan agar peserta pelatihan merasa benar-benar terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh HN selaku peserta bimtek mengatakan bahwa :

“Metodenya lumayan lancar dan mudah dipahami oleh kami selaku peserta, sekalipun saat itu diberikan kesempatan bertanya, antusias dari teman-teman lumayan aktif disebabkan banyak peserta pelatihan yang belum terlalu mendalami materinya disebabkan ini adalah hal baru yang mereka dapatkan selama pelayanan dalam kondisi covid dan menjadi tantangan tersendiri bagi kami selaku operator. Awalnya saya cukup jenuh waktu berjalannya materi tapi saya kira itu manusiawi kan. (Hasil wawancara pada tanggal 15 Oktober 2020)”

Berdasarkan pernyataan informan diatas bisa dikatakan bahwa metode yang digunakan oleh instruktur cukup efektif. Apalagi dalam keadaan yang terbatas, bahkan jarak pun dibatasi. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi instruktur dalam menggenarkan terobosan-terobosannya dalam menjaga stabilitas forum.

Selanjutnya salah satu peserta bimtek bernisial Z mengatakan bahwa:

“Terkait dengan metode yang instruktur berikan dalam pelaksanaan bimtek itu sudah bagus dan gampang dipahami, karena penjelasannya itu detail dari dia membahas masalah-masalah yang kemungkinan akan terjadi sampai kepada solusinya. (Hasil wawancara pada tanggal 15 Oktober 2020)”

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan terlkait dengan metode yang digunakan sebagai salah satu indikator proses pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan teknis itu bisa ditarik kesimpulan bahwa proses proses pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan teknis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar dalam hal bimbingan teknis itu sudah tepat dalam menjalankan metodenya dengan melihat antusias dari peserta bimbingan teknis yang awalnya kurang memahami dalam menjalankan proses pelayanan daring yang kemudian outputnya sudah bisa dirasakan dengan positif oleh operator pelayanan dalam melayani masyarakat. Hanya saja supaya peserta pelatihan tidak bosan dalam mengikuti proses pelatihan dan tidak timbul rasa jenuh maka perlu kiranya diselingi dengan kegiatan yang bisa membuat forum lebih aktif lagi. Metode yang digunakan sangat berpengaruh dan berperan penting dalam menjalankan pelatihan. Sebab suksesi dari pada pelatihan itu tidak dilihat dari antusias peserta saja akan tetapi juga dilihat bagaimana umpan balik yang diberikan agar peserta mampu memahami dengan jelas akan tujuan dan tupoksinya sebagai pegawai dalam mengikuti pelatihan.

4. Materi

Dalam upaya menjalankan pendidikan dan pelatihan atau bimbingan teknis untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada, maka materi yang diberikan itu harus sesuai dengan tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan tersebut. Materi yang diberikan pun harus sesuai dengan

dialami oleh pegawai ataupun instansi tersebut.

Tabel 3. Materi Bimbingan Teknis

NO MATERI NARASUMBER DURAS

I 1 . Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Eletronik; Arah Kebijakan Pemerintah Takalar dalam Proses Akselerasi Pelayanan Publik yang Unggul. Keynote Speaker; Bupati Takalar H.Syamsari Kitta, S. Pt, MM 120 Menit 2 . Orientasi Kerja Dinas Dukcapil Takalar dalam Membangun Kapasitas Software, Hardware dan Kinerja Para Braindware (Tenaga Pengeloaa SIAK), untuk Peningkatan Layanan Dokumen Kependudukan yang Memuaskan Masyarakat. Kepala Dinas Dinas Dukcapil Takalar 120 Menit 3 . Dinamika Perkembangan Aplikasi SIAK dari Layanan Manual ke Layanan Secara Daring atau Online; Supporting Kepala Dinas Dinas Dukcapil Sulawesi Selatan 120 Menit

Provinsi Sulawesi Selatan dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Para Brainware Dukcapil. 4 . Keterpaduan Rencana Kerja Teknis, Dari Bidang Pendaftaran Penduduk, Bidang Pencatatan Sipil, Bidang PIAK, Bidang Inovasi Layanan dan Pemanfaaan Data, Serta Sekretariat Dinas, Dalam Implementasi Permendagri Nomor 7 Tahun 2019 Dan Permendagri Nomor 109 Tahun 2019, Untuk Layanan Yang Memuaskan Masyarakat. Panel 4 Bidang Teknis 1 Sekretariat Dinas 1.Bidang Pendaftaran Penduduk 2.Bidang Pencatatan Sipil 3.Bidang PIAK 4.Bidang Inovasi Layanan dan Pemanfaatan Data 5.Sekretariat Dinas 600 Menit 5 . Mekanisme dan Tata Cara Kerja Pelayanan

Dokumen Kependudukan Secara Daring; Simulasi Teknis SIAK Online dan

Tata Cara 1.Kepala Seksi Identitas Penduduk 2.ADB 120 Menit

dan Buku Persyaratan

Dokumen Kependudukan.

Sumber : Data sekunder Dukcapil Kab. Takalar (2020)

Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pengelolaan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan atau bimbingan teknis. Materi yang diberikan pun bervariasi dan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dari pegawai terkait apa yang menjadi tuntutan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan materi yang bersifat kondisional dan dibutuhkan karena sedang dalam masa pandemi. Mulai dari regulasi kemudian alternatif pelayanan saat pandemi.

Menurut AR selaku Kasi. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar, berpendapat bahwa

”Dalam menentukan materi dalam bimbingan teknis yang kami lakukan di bidang SIAK, itu kita lihat terkait dengan kondisi sekarang. Sekarangkan dalam situasi pandemi, maka kami harus mencari alternatif lain untuk menjalankan tugas tanpa harus mengorbankan masyarakat. Jadi materi yang diberikan itu kebanyakan pemanfaatan aplikasi dan teknologi serta pemahaman tentang regulasi (wawancara pada 20 Oktober 2020)”.

Dalam proses pelatihan salah satu indikator penting dalam mencapai tujuan pelatian teknis itu dilihat dari materi-materi yang diberikan untuk menunjang pemahaman mereka dalam meningkatkan kinerjanya. Hal sudah menjadi tanggung jawab dari pelaksana dalam menyusun agenda dan materinya. Mulai dari regulasi aturan yang perlu dipahami oleh pegawai.

masyarakat.

Hal itu senada dengan J selaku Kepala Sub. Bagian Umum &Kepegawaian yang mengatakan bahwa:

”Materi Bimtek yang ada itu tergantung kondisi kebutuhan pegawai dalam melayani, apalagi sempat dibatasi masyarakat yang mau mengurus berkas. Jadi pegawai harus manfaatkan handphone dan aplikasi pendudukung, makanya semua materi harus diikuti (wawancara tanggal 20 Oktober 2020)”.

Sesuai dengan penyampaian informan diatas bisa dikatakan bahwa penentuan dan pemberian materi terhadap peserta pelatihan itu sangat berperan penting dalam kemajuan pengembangan aparatur itu sendiri. Materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan dari aparatur untuk menjaga dan terus melayani masyarakat tanpa pandang bulu. Materi dari pelatihan itu bervariasi sesuai dengan tantangan dari pelayanan kepada masyarakat.

Kemudian A selaku instruktur dalam kehiatan bimbingan teknis itu mengatakan bahwa:

“Sebelum mengevaluasi materi yang diberikan, pertama saya menguji mereka dengan aplikasi tanpa adanya penjelasan terkait aplikasi tersebut, setelah materi didapatkan kemudian saya mengevaluasi dengan menggunakan teknologi dan aplikasi yang sama, disitulah bisa dilihat apakah materi yang disampaokan oleh narasumber itu bisa dipahami atau tidak (Hasil wawancara 20 Oktober 2020)”

Dalam pernyataan informan diatas, bisa kita jabarkan bahwa ada proses simulasi didalam pelatihan tersebut. Bukan hanya memberikan materi saja, tapi ada tahapan pre-test yang dilakukan untuk mengukur

menjadi tolok ukur peserta sampai dimana mereka memahami apa yang disampaikan. Hal ini sangatlah penting karena untuk menguji keseriusan dari peserta pelatihan dalam mengikuti kegiatan.

Salah satu peseta diklat HN dan menjabat sebagai Pengadministrasian kependudukan berpendapat bahwa:

“Materi yang kami dapatkan jujur berbeda dengan materi-materi diklat yang biasa kami terima, tapi kami sangat puas dan paham akan tugas saya, saya sempat bingung terkait dengan bagaimana kita melayani masyarakat saat pandemi, tetapi itu terjawab dengan dilaksanakannya bimbingan teknis yang mengarahkan kami untuk melayani secara daring. Akan tetapi harapan saya ada materi yang diberikan terkait dengan bagaimana kode etik dalam pelayanan terhadap masyarakat supaya pegawai itu tidak asal melayani saja tetapi diberikan pelayanan yang prima dan bisa memuaskan masyarakat (Hasil wawancara pada tanggal 15 Oktober 2020)”. Dalam pernyataan yang ada diatas , bahwa materi yang diberikan itu berbasis kebutuhan dari pegawai itu sendiri dalam menjalani tugasnya. Mulai dari bagaimana proses melayani dan menggunakan teknologi saat pelayanan daring. Kemudian yang terpenting ialah bagaimana cara pegawai melayani masyarakat dengan penuh tanggung jawab agar terciptanya pelayanan yang berintegritas dan masyarakat puas dengan hal itu. Dalam pelayanan seorang aparatur tidak boleh menyampingkan persoalan kode etik dalam menghadapi masyarakat.

Kemudian Z selaku peserta diklat dibagian ADB mengatakan bahwa: “Secara pribadi persoalan materi itu sudah terpenuhi jika dikaitkan dengan proses pelayanan secara daring yang sementara kami laksanakan, dimana dulu kita melayani secara langsung tapi sekarang masyarakat cukup chat kami melalui whatshap dan kami akan

Oktober 2020)”.

Atas pernyataaan yang disampaikan oleh informan diatas bahwa output dari pemberian materi setelah pelatihan itu dilaksanakan harus menjadi episentrum dalam melayani masyarakat dengan semangat yang tinggi. Ada proses tranformasi pelayanan yang terjadi sehingga itu bisa mendongkrak kinerjanya. Ini membuktikan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar memberikan pelayanan kepada masyarakat sekalipun dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Dengan adanya terobosan ini yang berpacu pada aturan Permen Nomor 7 tahun 2019 yang membahas tentang pelayanan dari itu perlu diaplikasikan.

Dari berbagai pendapat yang diberikan oleh informan atas wawancara yang dilakukan, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam menentukan materi itu harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dari pegawai serta harus pandai melihat situasi dan kondisi yang ada agar materi itu bisa sejalan dengan ujuan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan atau bimbingan teknis itu sudah baik akan tetapi belum maksimal karena peserta diklat tidak diberikan materi terkait etika pelayanan saat daring.

Dokumen terkait