• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepentingan Para Aktor

Kepentingan dan pengaruh adalah dua hal yang mutlak dianalisis dalam identifikasi aktor yang terlibat konflik rencana pendirian pabrik semen oleh PT. SMS. Melalui analisis kepentingan dan pengaruhnya, maka pemetaan aktor yang pro, kontra maupun netral dapat dipetakan. Kepentingan masing-masing aktor secara lazim ditentukan berdasarkan landasan dasar yang dipegang, atau dengan kata lain adalah etika lingkungan yang dianut oleh masing-masing aktor. Seperti pada pemerintahan, etika lingkungan yang dianut adalah pembangunan wilayah untuk mencapai target program kerja.

Sementara etika lingkungan perusahaan adalah pada profit dan pemenuhan permintaan konsumen. Sedangkan masyarakat berpegang pada peningkatan kesejahteraan hidup. Kepentingan itu sendiri sangat beragam tergantung pada kemana arah visi dan misi aktor. Semakin beragamnya aktor dari bermacam- macam sektor, maka peluang semakin beragamnya kepentingan pun semakin besar. Oleh karena itu, tak hanya ketiga kepentingan itu saja yang mungkin muncul dalam konflik rencana pendirian pabrik semen oleh PT. SMS ini. Selain kepentingan, pengaruh para aktor juga sangat berperan dalam dinamika konflik. Aktor-aktor yang memiliki pengaruh besar di masyarakat dimungkinkan juga akan berpengaruh pada perkembangan konflik. Berikut ini adalah kepentingan dan pengaruh para aktor dalam konflik rencana pendirian pabrik semen oleh PT. SMS:

Kepentingan Masyarakat

Masyarakat yang terlibat konflik rencana pendirian pabrik semen oleh PT. SMS telah digolongkan dalam tiga kelompok, pro, kontra, dan netral. Ketiganya memiliki kepentingan, antara lain :

a. Masyarakat pro dengan pabrik semen

Kelompok masyarakat ini menginginkan adanya pabrik semen. Alasan kepentingan mereka adalah dengan adanya pabrik semen dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga, sehingga warga tidak perlu merantau keluar pulau untuk mencari pekerjaan. Di lingkup masyarakat, warga kelompok ini tidak memberikan pengaruh yang cukup besar dikarenakan jumlah mereka yang sedikit sehingga tidak begitu mempengaruhi. Hanya saja, warga yang pro pabrik semen ini selalu menjadi bulan-bulanan warga yang kontra dengan pabrik semen. Kehadiran warga pro menjadi pengaruh yang berarti ketika ada pertemuan- pertemuan terkait agenda pabrik semen.

Perbedaan pendapat antara warga pro dengan kontra dalam setiap pertemuan menyebabkan terjadinya keributan antar warga pro dan kontra. Akan tetapi dalam kehidupan bermasyarakat, warga kelompok pro ini tidak menonjolkan diri mengenai keberpihakan mereka terhadap pabrik semen. Sehingga untuk mengetahuinya hanya dapat diketahui melalui wawancara mendalam secara personal kepada masing-masing orang. Dari wawancara mendalam, para informan tersebut menyatakan keinginan mereka untuk adanya pabrik semen, namun

mereka tidak berani untuk menyatakan hal seperti itu secara eksplisit kepada masyarakat. Menurut mereka, apabila secara eksplisit berpihak kepada pabrik semen, maka secara otomatis mereka akan menjadi musuh warga kontra dan akan menjadi bulan-bulanan warga kontra. Maka dari itu kehadiran masyarakat yang pro sebenarnya sangat terselubung, namun tetap bergerak disetiap agenda-agenda terkait pabrik semen, baik pertemuan yang mengundang semua pihak ataupun pertemuan ‘khusus’.

b. Masyarakat kontra dengan pabrik semen

Masyarakat kontra ini tidak menginginkan adanya pabrik semen. Kepentingan mereka menolak pabrik semen adalah untuk menjaga lingkungan, karena menurut mereka kehadiran pabrik semen akan merusak banyak aspek, tidak hanya lingkungan akan tetapi juga mematikan mata pencaharian bertani warga. Dari semua aksi yang mereka lakukan semata-mata adalah untuk menolak berdirinya pabrik semen di Pati. Pengaruh kelompok masyarakat ini sangat besar dalam setiap agenda rencana pendirian pabrik semen. Beberapa dari kelompok ini sering diundang untuk hadir dalam setiap pertemuan terkait pabrik semen. Hal ini dikarenakan sebagai bentuk demokrasi mendengarkan aspirasi masyarakat. Aksi dari masyarakat kontra kerap kali menggagalkan agenda-agenda terkait proses upaya pendirian pabrik semen.

Seperti halnya yang terjadi di Kecamatan Kayen, ketika akan dilakukan sosialisasi sumur pantau oleh Badan Lingkungan Hidup Pati di Kantor Kecamatan Kayen. Sosialisasi tersebut gagal dilaksanakan dikarenakan pada saat itu juga masyarakat kontra atau masyarakat yang tolak pabrik semen dari Desa Brati, Kecamatan Kayen berencana melakukan aksi demo di Kantor Kecamatan Kayen sebagai bentuk protes dan penolakan masyarakat atas sumur pantau tersebut. Jumlah masyarakat yang kontra terbilang cukup banyak, sehingga pengaruhnya dalam setiap perkembangan konflik pun akan selalu signifikan. Terlebih kelompok ini memiliki akses informasi yang luas dan juga loyalitas yang tinggi untuk tetap mempertahankan Pegunungan Kendeng Utara dari eksploitasi PT. SMS dan perusahaan lainnya. Selain menolak PT. SMS, kelompok masyarakat ini juga telah berhasil menggagalkan berdirinya pabrik semen PT. SG di Pati pada tahun 2008.

c. Masyarakat netral dengan pabrik semen

Masyarakat pada golongan ini adalah masyarakat yang mengaku mengharapkan semua yang terbaik bagi masyarakat Tambakromo dan Kayen. Tak peduli apakah yang baik itu dengan atau tanpa adanya pabrik semen. Mereka menginginkan kehidupan yang damai tanpa ada konflik. Pengaruh dari kelompok ini juga sangat kecil atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Pertama, karena kelompok ini dapat dikatakan sebagai kelompok yang pasif, artinya masyarakat pada kelompok ini tidak berusaha mencari tahu perkembangan mengenai rencana pendirian pabrik semen, sehingga informasi yang didapat pun bukan informasi terkini mengenai pabrik semen. Kedua, karena kepasifan mereka sehingga minim informasi, maka kelompok ini memilih untuk tidak memihak, artinya menjadi netral adalah solusi terbaik bagi mereka agar tidak terlibat atau dilibatkan dimana pun. Akhirnya, harapan menginginkan „yang terbaik bagi Kecamatan Tambakromo dan Kayen’ pun selalu didengungkan, karena mereka tidak tahu dan

tidak mengerti harus bagaimana dan berbuat apa. Jadi, tidak ada usaha yang signifikan dari masyarakat kelompok ini terhadap dinamika konflik. Beberapa dari masyarakat ini mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak mengerti dan paham dengan kasus konflik yang terjadi :

“...Kita itu tidak pernah tahu karena tidak pernah ikut kumpul-kumpul. Saya jarang ngerumpi, jadi tidak pernah tahu. Tapi harapan saya, inginnya di desa ada perusahaan yang tidak meresahkan masyarakat, tapi bisa meningkatkan perekonomian warga. Agar tidak merantau kesana kesini, agar dekat dengan

keluarga...” –KRS, 39 tahun-

Akibat dari ketidakberpihakan masyarakat kelompok ini, maka tak jarang kelompok ini pun menjadi sasaran opini oleh kelompok masyarakat yang kontra pabrik semen. Menurut kelompok masyarakat kontra, kelompok masyarakat netral adalah kelompok yang pro pabrik semen, sehingga patut untuk dimusuhi. Alhasil, kelompok netral ini kadang kala mendapat perlakuan sama seperti yang dilakukan masyarakat kelompok kontra pabrik semen kepada kelompok masyarakat pro pabrik semen. Kelompok ini pada dasarnya mungkin tidak begitu paham mengenai keuntungan dan kerugian dari ada atau tidaknya pabrik semen. Mereka tidak pernah melakukan kalkulasi keuntungan dan kerugian yang mereka dapatkan bila ada pabrik semen. Selain itu pula, mereka juga tidak begitu paham mengenai lingkungan.

Kepentingan Organisasi Akar Rumput

Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya mengenai aktor-aktor yang terlibat dalam konflik rencana pendirian pabrik semen oleh PT. SMS, organisasi masyarakat tentunya juga memiliki kepentingan dan pengaruh yang berbeda-beda dalam dinamika konflik ini. Kepentingan dan pengaruh organisasi masyarakat tersebut yaitu :

a. JMPXK

JMPXK memiliki kepentingan dengan cara menghimpun, mengajak dan menyadarkan orang-orang untuk bersama-sama menolak pabrik semen karena akan merusak lingkungan. Misi utama dari ormas ini pun tidak jauh dari upaya melestarikan lingkungan agar tetap dapat dinikmati sampai ke generasi masa yang akan datang. Sebagai organisasi masyarakat yang berawal dari tingkat lokal, JMPXK memiliki jaringan yang cukup luas. Jaringan tersebut tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, bahkan sampai ke luar Indonesia. Peran dari seorang GRO sebagai ikon dan juga inisiator utama JMPXK sepertinya memberi pengaruh atas luasnya jaringan JMPXK. Sebagai seorang SDS, GRO cukup disegani di kelompoknya juga menjadi ikon di SDS. SDS sendiri sering disambangi oleh pihak-pihak luar yang tertarik ingin mengetahui lebih jauh mengenai SDS. Oleh karena itu sudah otomatis GRO memiliki jaringan dari berbagai macam penjuru yang kemudian dijadikan rekanan untuk membantu JMPXK saat ini.

“...JMPXK itu dari tahun 2008, hadir karena konflik semen PT. SG. Sebelum ada

JMPXK itu kan ada SPP, dulu ketuanya bukan saya, tapi saya yang paling merasa membesarkan SPP. Saya merasa yang paling memiliki SPP. Ketuanya sendiri kurang merespon soal lingkungan, hanya ke pertanian, akhirnya buka wadah lain soal lingkungan. Saya sendiri sebelum ada SPP dan JMPXK itu sudah ada jaringan,

Kepentingan JMPXK di konflik rencana pendirian pabrik semen adalah menolak berdirinya pabrik semen di Pati oleh PT. SMS. Secara spesifik, tuntutan yang diinginkan JMPXK sebenarnya adanya pengkajian kembali pada Peraturan Daerah Kabupaten Pati nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati tahun 2010-2030 yang mengubah fungsi Pegunungan Kendeng Utara dari sektor pertanian dan pariwisata menjadi pertambangan dan industri agro. Menurut JMPXK, Perda tersebut tidak sah karena tidak melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada di Pati dalam proses pembuatannya, sehingga dirasa penting untuk mengkajinya ulang agar tidak adanya pengakomodasian kepentingan sepihak oleh oknum-oknum tertentu. Dengan adanya perubahan terhadap fungsi Pegunungan Kendeng Utara maka hal tersebut menjadi jalan masuk bagi para investor untuk berinvestasi di Pati. Padahal menurut JMPXK, daya dukung lingkungan di Pati tidak mendukung untuk adanya industri besar.

Strategi yang dilakukan JMPXK dalam menolak pabrik semen salah satunya terjadi pada tanggal 5 Mei 2014. Orang-orang SDS yang juga anggota JMPXK menghadap Gubernur Jawa Tengah untuk melaporkan penebangan liar yang terjadi di hutan sekitar Pegunungan Kendeng Utara18. Atas dasar pengaduan

tersebut, akhirnya pada tanggal 9 Mei 2014, Gubernur Jawa Tengah beserta jajarannya datang ke Desa Beketel, Kecamatan Kayen untuk melihat secara langsung hutan yang mulai gundul akibat penebangan liar. Aksi tersebut sebenarnya merupakan strategi alternatif JMPXK untuk menolak berdirinya pabrik semen dengan cara melindungi hutan yang gundul akibat penebangan.

Gambar 3 Gubernur Jawa Tengah berkunjung ke Desa Beketel, Kecamatan Kayen untuk melihat illegal logging

Jika disejajarkan dengan ormas lainnya, JMPXK memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proyek rencana pendirian pabrik semen. Hal ini terlihat dari pergerakan masyarakat kontra pabrik semen yang hampir selalu dimotori oleh JMPXK, baik dalam setiap pertemuan, aksi demonstrasi, ataupun aksi penolakan dalam bentuk lainnya. Dalam hal ini, masyarakat yang kontra pabrik semen pun

sudah sangat percaya kepada JMPXK itu sendiri, sehingga apapun yang berhubungan dengan JMPXK, mereka akan setuju. Hal tersebut tidak lepas karena jaringan JMPXK yang luas serta hadirnya tokoh GRO ditengah-tengah masyarakat kontra.

b. LKR

LKR adalah organisasi yang terbentuk dari beberapa orang yang berasal dari JMPXK dan kemudian membentuk organisasi lainnya dengan nama LKR. LKR memiliki kepentingan yang tidak jauh berbeda dengan organisasi penolak pabrik semen lainnya. Secara umum kepentingan LKR terhadap konflik rencana pendirian pabrik semen oleh PT. SMS adalah menolak berdirinya pabrik semen di Pati karena akan merusak lingkungan. Sejauh ini idealisme LKR masih sejalan dengan ormas-ormas kontra pabrik semen lainnya. Pergerakan LKR sama seperti ormas lainnya yang juga menginginkan eksistensi di lingkup masyarakat seperti yang dimiliki oleh JMPXK.

Di lingkup masyarakat, LKR memiliki pengaruh yang mampu menggerakkan massa untuk turut andil dalam setiap kegiatan penolakan pabrik semen. Dibandingkan dengan ormas lainnya, LKR lebih berani dalam menghadapi lawannya dengan menggunakan kontak fisik.

"...Kami akan melakukan kekerasan bila proyek ini tetap dilaksanakan. Kami juga memiliki bukti tandatangan lebih banyak kalau dibutuhkan..." -NRS, Koordinator LKR-19

“...Pernah waktu itu orang-orang LKR akan mengadakan demo, kami (JMPXK) tadinya juga akan melakukan demo tetapi tidak jadi. Tiba-tiba orang dari LKR menghubungi warga yang tergabung dalam JMPXK dan mengajak untuk aksi demo dengan menggunakan nama GRO dan mengancam akan membakar rumah warga bila tidak ada yang ikut dengan mereka. Mereka sering menggunakan nama GRO

untuk mengajak berkumpul warga ketika akan melakukan pertemuan...” –GRI, 38 tahun-

Sebagai kelompok yang mengaku melindungi Pegunungan Kendeng Utara, kelompok ini dinilai sebagai kelompok garis keras karena berani melakukan aksi secara terang-terangan melalui kontak fisik dengan lawannya. Demi terwujudnya kepentingan mereka dalam mengusir pabrik semen dari Pati, anggota LKR tak segan-segan untuk melakukan tindakan anarkis. Usaha-usaha yang dilakukan kelompok ini tak ayal adalah strategi untuk mendapatkan brand agar tetap eksis di

masyarakat.

“...Kasarnya, LKR ingin membuat tokoh tolak pabrik semen selain GRO. Padahal

kami tidak merasa kalau GRO sebagai tokoh, karena kami selalu jalan bersama...” –GRI, 38 tahun-

Meskipun sejalan dengan kelompok penolak pabrik semen, kelompok ini memiliki alasan dan tujuannya sendiri dalam mendirikan lembaga baru penolak pabrik semen. LKR disebut sebagai pelampiasan akibat rasa kekecewaan dari mantan anggota JMPXK, oleh karena itu, tindakan LKR acapkali terlihat lebih menonjol dari kelompok lainnya.

19 Pernyataannya pada Tribun News Rabu (20/8/2014) pada saat pengumpulan 500 tandatangan

c. FRD

Kelompok penolak pabrik semen ini tidak berbeda dengan ormas kontra pabrik semen lainnya, kelompok dari gabungan warga Desa Larangan ini juga menolak pabrik semen. Mereka tidak menginginkan adanya pabrik semen karena akan merusak lingkungan. Terbentuknya kelompok ini adalah sebagai simbolis warga yang tolak pabrik semen di Desa Larangan, meskipun dalam lingkup yang lebih luas warga anggota kelompok FRD masuk dalam ormas JMPXK.

Sebagai identitas warga penolak pabrik semen, munculnya FRD sedikit banyak telah berpengaruh pada ruang lingkup masyarakat di Desa Larangan, khususnya dalam interaksi antartetangga di Desa Larangan. Interaksi bertetangga antar sesama warga Desa Larangan seketika berubah sejak adanya berita pendirian pabrik semen. Berdasarkan penuturan warga Desa Larangan, terjadi perubahan yang dramatis dari warga yang awalnya saling bertegur sapa, kini saling memusuhi. Kegiatan-kegiatan di masyarakat yang biasanya mengundang seluruh warga, kini hanya warga-warga tertentu saja yang diundang.

“ ...Antara tetangga dan saudara saling menunjukkan wajah tidak suka. Tidak ada kerukunan, seperti bermusuhan. Kalau di desa, semua yang pegawai itu dianggap orang pro pabrik semen. Jadi seperangkat desa dianggap pro, padahal kita sendiri yang dianggap pro saja tidak mengerti bagaimana pro bagaimana kontra, karena

tidak pernah ada sosialisasi...” –KRS, 39 tahun-

Dampak dari permusuhan ini masih terjadi hingga sekarang meskipun kini intensitasnya sudah berkurang. Warga masih berusaha saling menghormati satu sama lain, sesama warga juga sudah mulai bertegur sapa kembali meskipun hawa pertentangan masih terasa di lingkungan masyarakat tersebut.

d. SDS

SDS adalah kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kelestarian lingkungan dan berprinsip hidup selaras dengan alam. Secara terang- terangan menolak dengan tegas rencana pendirian pabrik semen. Kehadiran kelompok ini membantu JMPXK untuk menyebarluaskan upaya pelestarian lingkungan. Jaringan SDS ada hampir di seluruh pelosok nusantara dan bersedia untuk membantu mereka. Kepentingan dari kelompok ini tak lain adalah menjaga kelestarian lingkungan. Hidup dengan cara-cara yang alami dan memanfaatkan alam secara arif adalah prinsip yang paten dalam diri masyarakat SDS ini.

Secara dramatis kelompok ini menolak kehadiran pabrik semen PT. SMS (dan juga pabrik semen PT. SG) dan menjadi pionir serta penggerak para penolak pendirian pabrik semen. Antara alam dan masyarakat kelompok SDS tak dapat dipisahkan satu sama lain, diantara mereka seperti sudah ada ikatan, khususnya dengan alam di Pati (Pegunungan Karst Kendeng Utara). Usaha-usaha kelompok ini dalam melindungi alam antara lain adalah dengan melakukan penanaman pohon di kawasan Pegunungan Karst Kendeng Utara, melaporkan illegal logging

yang dilakukan oknum masyarakat di lahan milik Perhutani Pati, pengajaran kepada anak-anak tentang tembang-tembang berlirik ajakan untuk melestarikan lingkungan, serta hidup tidak secara berlebihan.

e. GMR

Kelompok lingkup kecil yang berada di Desa Ngerang ini berkepentingan dalam hal menghimpun remaja-remaja untuk turut menolak pabrik semen, karena

mereka sendiri juga tidak menginginkan adanya pabrik semen. Oleh karena itu, organisasi ini turut serta bergabung dengan organisasi lainnya seperti JMPXK.

“...Selama menolak pabrik, kami selalu sejalan dengan organisasi kontra. Untuk selebihnya, kami menentukan nasib sendiri-sendiri. Untuk yg organisasi pro, kami jelas berseberangan...”-SRS, 28 tahun, ketua organisasi GMR-

f. JMS

JMS merupakan bagian dari organisasi yang turut serta mendukung berdirinya pabrik semen PT. SMS. Organisasi ini tidak sejalan dengan organisasi- organisasi kontra, seperti : GMR, LKR, LKD, dan JMPXK. Tidak jelas motifnya apa, akan tetapi organisasi ini berada dalam lingkaran pendukung pabrik semen. Tentunya karena keuntungan yang mungkin mereka peroleh sebelum maupun sesudah berdirinya pabrik semen nanti. Bisa jadi organisasi ini bergerak secara

underground seperti yang dilakukan oleh aktor pro pabrik semen lainnya.

“...Selain GMR, banyak juga gerakan lainnya yang didirikan setelah ada wacana

pabrik. Diantaranya, untuk yang kontra ada LKD, LKR, dan JMPXK. Sedangkan

yang pro ada JMS, RPPMI. Ada sekitar 43 LSM yang pro...”-SRS, 28 tahun-

g. LKD

Merujuk pada tugas utama dari LKD yaitu melestarikan lingkungan meskipun banyak gangguan yang menghadang. Oleh karena itu kepentingan dari LKD adalah menolak berdirinya pabrik semen yang rencananya akan didirikan oleh PT. SMS. LKD juga mendirikan Posko Kendeng untuk dijadikan pusat informasi seputar pelestarian Pegunungan Kendeng. Termasuk perkembangan terkini atas kondisi lingkungan yang ada, sekaligus proses persiapan pendirian pabrik semen yang dianggap mengancam kelestarian lingkungan.

h. Paguyuban SNM

Paguyuban ini merupakan paguyuban yang dibentuk untuk menolak rencana pendirian pabrik semen PT. SMS. Tak hanya sebagai kelompok penolak pabrik semen, kelompok ini juga berfungsi sebagai kelompok pengajian untuk warga Desa Brati. Kepentingan dari kelompok pengajian ini adalah menghimpun warga Desa Brati untuk menolak pabrik semen melalui budaya mengaji yang biasa dilakukan oleh warga.

Kepentingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Hampir seluruh LSM yang terdapat di lampiran lembar undangan tidak dapat dijumpai satu persatu dikarenakan lokasinya yang jauh dan informasi mengenai LSM-LSM tersebut sedikit, sebab, hampir semua LSM tersebut berlokasi di luar Kabupaten Pati. Sehingga bila ingin mengetahui lebih banyak tentang LSM tersebut, hanya dapat dilacak saat ada pertemuan bersama saja. Upaya mencari informasi lebih terkait LSM-LSM tersebut melalui jejaring internet pun tidak membuahkan hasil. Akan tetapi, pernyataan dari seorang pengacara di Pati dapat dijadikan informasi tambahan :

“...LSM –LSM yang muncul setelah kehadiran pabrik semen di Pati diantaranya yang kontra ada LKD, LKR, dan JMPXK. Sedangkan yang pro ada JMS, RPPMI. Ada sekitar 43 LSM yang pro...” –SRS, pengacara, 28 tahun-

Kepentingan Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

Kepentingan dari LBH adalah membantu dalam upaya penegakkan hukum yang jelas atas proses-proses yang menyimpang yang telah dilakukan oleh PT. SMS. Upaya yang dilakukan adalah dengan cara membantu JMPXK dalam urusan terkait kebijakan-kebijakan Pegunungan Kendeng Utara melalui jalur hukum untuk melawan pabrik semen serta mendampingi dan menjadi wadah konsultasi JMPXK.

Kepentingan Pemerintah (Daerah dan Pusat)

Meskipun bekerja dalam jalur yang sama, akan tetapi tiap-tiap instansi pemerintahan ternyata memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Antara lain : a. Dusun

Pemimpin dusun tidak memiliki kuasa lebih untuk memutuskan, sehingga dalam konflik ini pihak dusun hanya mengikuti dan menuruti perintah atasan terkait Pegunungan Kendeng Utara serta mendampingi PT. SMS untuk sosialisasi di dusun. Akan tetapi dari pihak dusunnya sendiri menginginkan adanya pabrik semen berdiri agar bisa menyejahterakan warganya. Dikarenakan kondisi konflik yang cukup sensitif, keinginan kadus tersebut kadang termanipulasi oleh sikapnya yag seolah-olah mendukung warga.

b. Desa

Pihak aparat desa menginginkan kehadiran pabrik semen untuk mendapatkan keuntungan dari proyek pabrik semen PT. SMS. Hal ini terlihat dari sikap pejabat desa yang terbukti melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak PT. SMS secara sembunyi-sembunyi. Pihak desa juga turut mendampingi PT. SMS untuk sosialisasi.

c. Kecamatan Kayen dan Tambakromo

Kecamatan adalah instansi pemerintah yang berada dipertengahan, artinya pada level kecamatan, tidak ada keputusan yang dapat diambil terkait dengan rencana pendirian pabrik semen. Akan tetapi, kecamatan adalah level terdekat dari desa, dusun, dan masyarakat sebagai tempat untuk menyampaikan aspirasi. Namun, sikap kecamatan menunjukkan harapannya terhadap peningkatan pendapatan daerah melalui investasi dari luar, yaitu dari PT. SMS. Pihak kecamatan kerap kali mendampingi PT. SMS untuk kegiatan sosialisasi.

Dokumen terkait