• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

2. Peta Konsep a. Pengertian Peta Konsep a.Pengertian Peta Konsep

Menurut Martinis Yamin (2006: 118) “Peta konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi”. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic. Dalam kata yang kita buat terdiri dari satu kata yang dapat dihubungkan antara satu dengan yang lainya sehingga membentuk proposisi. Menurut Novak dan Gowin (Paul Suparno, 1997 : 56) “ Peta konsep adalah suatu bagan skematis untuk menggambarkan suatu rangkaian pernyataan”. Oleh karena belajar akan bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep-konsep baru berkaitan pada konsep yang lebih inklusif, maka peta konsep harus disusun secara hierarki. Ini berarti, bahwa konsep yang lebih inklusif ada dipuncak peta. Makin

commit to user

kebawah konsep-konsep diurutkan menjadi lebih khusus. Setiap peta konsep memperlihatkan kaitan-kaitan konsep yang bermakna bagi orang yang menyusunnya.

Peta konsep merupakan strategi atau cara dalam mendesain materi (content) pelajaran. Pada wujud fisiknya, peta konsep sebagai desain materi memiliki 4 karakteristik (Hizam Zaini, 2002) yaitu :

1) Memiliki konsep atau ide pokok atau kata kunci

2) Memiliki hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep lain.

3) Memiliki label yang membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antar konsep tersebut.

4) Desain itu berwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk representasi konsep-konsep dari materi pembelajaran.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu strategi yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Peta konsep merupakan suatu gambar yang tersusun atas konsep-konsep yang saling berkaitan sebagai hasil dari pemetaan konsep. Peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang bersangkutan. Konsep dinyatakan dalam bentuk istilah atau label konsep. Dan konsep-konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung sehingga dapat membentuk proposisi.

b. Ciri-ciri Peta Konsep

Menurut Martinis Yamin (2006: 125) Ciri-ciri peta konsep dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Peta konsep adalah suatu cara untuk mempelihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi kepada siswa, sehingga siswa melihat bidang studi yang diperlihatkan tersebut menjadi lebih bermakna dan lebih jelas.

2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bagian studi .Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan

commit to user

proporsional antara konsep-konsep dan dengan demikian hanya memperlihatkan gambar satu dimensi saja. Peta konsep bukan hanya mengambarkan konsep-konsep yang penting, tetapi juga menghubungkan antar konsep-konsep itu.

3) Ciri ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep mempunyai bobot yang sama. Hal ini berarti ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. Jadi,dalam peta konsep hal-hal yang paling inklusif berada dalam puncak, lalu menurun sehingga sampai pada konsep-konsep yang lebih khusus.

4) Ciri keempat adalah tentang hierarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif terbentuklah suatu hierarki pada konsep itu.

c. Teknik MenyusunPetaKonsep

Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Karena itu hendaknya setiap siswa dapat menyusun peta konsep untuk meyakinkan, bahwa pada siswa itu telah berlangsung belajar bermakna. ( Ratna Wilis Dahar, 1989 : 126).

Menurut Rusmansyah (2003 : 353-354) dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan beberapa langkah yang harus diikuti untuk membuat peta konsep dengan benar, adalah sebagai berikut :

1) Memilih dan menentukan suatu bahan bacaan. Bahan bacaan dapat dipilih dari buku pelajaran atau bahan bacaan lain, seperti buku catatan atau LKS. 2) Menentukan konsep-konsep yang relevan. Mengurutkan konsep-konsep itu

dari yang paling umum ke yang tidak umum (khusus) atau contoh-contoh. 3) Menyusun atau menuliskan konsep-konsep itu di atas kertas. Memetakan

konsep-konsep itu berdasarkan criteria : konsep yang paling umum di puncak, konsep-konsep yang berada pada tingkatan paling abstraksi yang sama diletakkan sejajar satu sama lain, konsep yang lebih khusus di bawah konsep yang lebih umum.

commit to user

4) Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata penghubung tertentu untuk membentuk proposisi dan garis penghubung.

5) Jika peta sudah selesai, perhatikan kembali letak konsep-konsepnya dan kalau perlu diperbaiki atau disusun kembali agar menjadi lebih baik dan berarti.

Dalam proses belajar dengan strategi peta konsep dilaksanakan diskusi kelompok, sehingga ide-ide yang terkumpul dalam diskusi dapat dituangkan dalam peta konsep. Belajar dengan diskusi kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group/ kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Menurut Moedjiono dalam Mulyani sumantri dan Johar Permana (2001), “ Metode kerja kelompok adalah format belajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama”.

Peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab materi yang bersangkutan yaitu materi nilai-nilai pancasila. Konsep dinyatakan dalam bentuk label konsep atau istilah. Konsep-konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung sehingga dapat membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata penghubung. Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain. Dengan kata lain konsep yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain.

d. ManfaatPetaKonsep

Menurut Martinis Yamin dan Maisah (2009: 179-180), peta konsep bermanfaat untuk :

1) Membantu guru mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang suatu topik sebelum kelas mulai mengerjakannya, sehingga guru dapat merencanakan urutan pembelajaran selanjutnya.

2) Menyediakan suatu titik tolak untuk diskusi antar siswa guna memperjelas pengertian mereka. Untuk maksud ini, siswa akan ditempatkan didalam kelompok-kelompok untuk membangun peta melalui mufakat.

commit to user

3) Memberi umpan balik tentang sejauh mana siswa sudah memahami topik itu. Untuk maksud ini, peta konsep diselesaikan sebagai kegiatan terakhir dalam urutan pengajaran suatu topik.

4) Mengaitkan gagasan-gagasan dan pengertian yang dikembangkan dalam suatu kegiatan dengan apa yang mereka pelajari dalam kegiatan lain.

Menurut Ratna Wilis Dahar (1989: 130-132), ada beberapa manfaat dari peta konsep, antara lain :

1) Guru dapat mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Hal itu kemudian dijadikan titik tolak pengembangan pelajaran selanjutnya.

2) Bagi siswa sendiri, pemetaan konsep berfungsi untuk menolong dirinya belajar bagaimana caranya belajar bermakna itu.

3) Dapat mengungkapkan konsepsi salah yang terjadi pada siswa, yang biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan preposisi yang salah.

4) Dapat digunakan sebagai alat evaluasi berdasarkan ide dalam teori kognitif Ausubel, yaitu :

a) bahwa struktur kognitif seseorang itu duatur secara hierarkis dengan konsep-konsep dan preposisi yang lebih inklusif, superordinat terhadap konsep dan preposisi yang kurang inklusif.

b) Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif, yaitu bahwa belajar bermakna merupakan proses berkesinambungan dimana konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak makna dengan dibentuknya lebih banyak kaitan proporsional. c) Belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari kaitan-kaitan

konsep diantara kumpulan konsep atau proposisi yang berhubungan. Berkaitan dengan mendesain materi pelajaran, teknik peta konsep memberi manfaat sebagai berikut (Hizam Zaini, 2002: 63-65) ;

a. Peta konsep sesuai dengan karakteristiknya memberi visualisasi konsep-konsep baik utama dan pendukung yang telah terstruktur kedalam suatu kertas atau media lain yang dapat dilihat secara empiris. Peta konsep

commit to user

mampu memberi gambaran utuh akan saling berhubungan antara satu konsep/kata kunci dengan konsep/kata kunci lainya.

b. Gambar konsep-konsep itu menunjukkan bentuk hubungan antara satu sama lain; mungkin linier, vertikal, satu arah, dua arah yang bertolak belakang, mungkin garis tidak putus yang menunjukkan hubungan intensif dan garis putus-putus yang menunjukkan hubungan yang jarang.

c. Peta konsep memberi bunyi hubungan yang dinyatakan dengan kata-kata untuk menjelaskan bentuk-bentuk hubungan antara satu konsep dengan konsep lain. Kata yang menghubungkan ini disebut label yang umumnya berupa kata kerja.

Peta konsep sebagai refleksi upaya pemahaman seseorang dalam bentuk diagram memungkinkan untuk dapat dievaluasi secara efisien oleh dirinya sendiri atau oleh orang lain. Penggunaan peta konsep sebagai alat untuk evaluasi seseorang terhadap pemahamanya (alur pikirnya) sendiri disebut sebagai strategi metakognisi (Novak, 1999). Melalui peta konsep, seseorang dapat memantau kesalahan konsep dan kesulitan pemahaman yang mungkin terjadi sehingga dapat diperbaiki. Menurut Mason (1992), penggunaan peta konsep sebagai alat refleksi pemahaman dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Diah Aryulina, 2003: 99). Beberapa penelitian yang dikutip Diah Aryulina (2003: 99) yang berkaitan dengan teknik peta konsep menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep dalam proses belajar dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman yang terpadu sehingga hasil belajar meningkat (Aryulina, 1999; brisco dan La Master, 1991; Dahar dan Liliasari, 1993).

Dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa. Kaitan konsep yang satu dengan konsep yang lain bagi siswa merupakan hal yang terpenting dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih bermakna, lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan.

commit to user

Berdasarkan hal itu pula maka peta konsep dapat digunakan ataupun dilakukan pada saat :

a. Awal sebelum kegiatan inti pembelajaran dilakukan. b. Kegiatan inti pembelajaran berlangsung.

c. Akhir kegiatan inti pembelajaran.

Penggunaan di awal pelajaran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai konsep yang akan dipelajari. Penggunaan ini juga mendukung teori belajar konstruktivisme. Bahwa pengetahuan awal yang dimiliki dan mampu diidentifikasi akan dapat membangun pengetahuan barunya secara utuh.

Penggunaan pada saat kegiatan inti pembelajaran sekaligus dapat menjadi strategi pembelajaran aktif pada siswa. Misalnya meminta siswa baik secara individu maupun kelompok mengidentifikasi konsep-konsep. Metode mengajar yang dapat digunakan antara lain penugasan, kerja kelompok, latihan dan demonstrasi. Dalam hal ini peta konsep selain dapat digunakan sebagai strategi selama proses pembelajaran, dapat pula digunakan sebagai media pembelajaran.

Penggunaan pada akhir kegiatan inti menjadikan peta konsep merupakan salah satu tehnik penilaian. Peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu strategi menilai proses atau hasil pembelajaran. Dalam hal ini digunakan sebagai strategi penilaian kecakapan berfikir sintesis kreatif ( Hisyam Zaini, dkk. 2002: 98 ).

e. Kelebihan Dan Kekurangan Peta Konsep

Menurut Mohamad Amin ( 1988: 34-35 ), ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari strategi peta konsep dalam pembelajaran bermakna yaitu : 1) Kelebihan Peta Konsep

a) Untuk menyelidiki apa yang telah diketahui siswa.

b) Digunakan untuk mempelajari bagaimana cara belajar siswa sudah benar atau belum.

c) Dapat digunakan untuk mengungkap konsepsi yang salah. d) Dapat digunakan untuk evaluasi.

commit to user

2) Kekurangan Peta Konsep

a) Tidak semua pokok bahasan dapat disajikan dengan peta konsep. b) Lebih menonjolkan kerja secara individual.

Berikut ini diberikan contoh peta konsep materi pokok nilai-nilai pancasila yang disajikan pada gambar 1 :

Gambar 1. Peta Konsep Materi Nilai-Nilai Pancasila