BERDASARKAN DATA PROPINSI
B. Air Kotor
7.2.1 Petunjuk Umum
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan.
Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain :
1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang
mendapatkan perhatian.
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.
2. Permasalahan dan Tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
Bab IV Rencana Program Investasi Infrastruktur RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015 – 2019
Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Page IV - 35 Hal VII - 35
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan
efisien.
Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penyehatan Lingkungan
Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten Indramayu
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah yang memiliki potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki potensi ekonomi untuk
mendorong pertumbuhan kota.
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga dan lain-lain kurang diperhatikan.
4. Permasalahan dan Tantangan Di bidang Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan
Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah.
Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran
masyarakat.
Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya.
5. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Amanat Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada Tahun 2010.
Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada Tahun 2015,
200 Kabupaten/Kota bebas Kumuh, dan pada Tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas Kumuh.
Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelakanaan lebih detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara yang merupakan kewenangan Pusat.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggarisbawahi bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu pada Rencana Tata Bangunan dan
Bab IV Rencana Program Investasi Infrastruktur RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015 – 2019
Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Page IV - 36 Hal VII - 36 Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah) yang harus disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensif, akomodatif dan responsive.
Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensif dengan berbasis konsep Tridaya melalui proses Pemberdayaan Masyarakat sesuai siklus PNPM .
A. Strategi Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional, andal dan efisien.
2) Menyelenggarakan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjati diri.
3) Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi.
4) Menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.
5) Mengembangkan teknologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk menunjang pembangunan regional/internasional yang berkelanjutan.
B. Kebijakan Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan dan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah Negara.
2) Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.
3) Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan dan permukiman.
4) Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktivitas masyarakat.
5) Mengembangkan kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.
6) Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan dan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.
Bab IV Rencana Program Investasi Infrastruktur RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015 – 2019
Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Page IV - 37 Hal VII - 37 7) Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan / mempertimbangkan
khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.
8) Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian Membangun (seni dan budaya).
9) Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan dan Gedung melalui kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten.
C. Program/Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung
Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan
dan lingkungan.
Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung.
Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur.
Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung dan keselamatan
gedung.
Pengelolaan bangunan gedung dan rumah Negara.
Pembinaan teknis pembangunan gedung negara.
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proyeksi Kebakaran (RISPK).
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Bangunan Gedung.
Percontohan pendataan bangunan gedung.
Percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan.
Rehabilitasi bangunan gedung dan Negara.
Dukungan prasarana dan sarana Pusat Informasi Pengembangan
Permukiman dan Bangunan (PIPPB) 2) Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman
kumuh dan nelayan.
Pembangunan Prasarana dan Sarana Penataan LingkunganPermukiman
Bab IV Rencana Program Investasi Infrastruktur RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015 – 2019
Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Page IV - 38 Hal VII - 38
Landasan Hukum Penataan Bangunan dan Lingkungan
Landasan hukum yang mendasari Pembangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan didasarkan pada:
1. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUGB).
3. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
4. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUGB.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
6. Peraturan Menteri No. 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Rusuna Bertingkat Tinggi.
7. Peraturan Menteri No. 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) Bangunan Gedung.
8. Peraturan Menteri No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
9. Peraturan Menteri No. 26/PRT/M/2007 tentang Pedoman Tim Ahli
Bangunan Gedung.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
11. Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs
12. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu No 2 Tahun 2001 tentang
Bangunan.
Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Dalam pencapaian penataan bangunan gedung dan lingkungan, maka dilakukan prioritas pembangunan Nasional yang meliputi :
1. Penanggulangan Kemiskinan
2. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan pembangunan perdesaan 3. Mitigasi dan penanggulangan kebencanaan
4. Percepatan pembangunan infrastruktur 5. Pembangunan wilayah terisolir/terpencil
Bab IV Rencana Program Investasi Infrastruktur RPIJM KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2015 – 2019
Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Page IV - 39 Hal VII - 39
Kebijakan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Indramayu
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam penataan gedung dan lingkungan didasarkan pada Rencana Tata Ruang Kabupaten Indramayu, yaitu untuk :
1. Terselenggaranya pola pemanfaatan ruang dan penataan pertanahan berwawasan lingkungan, berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
2. Pengembangan wilayah-wilayah prioritas.
3. Mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang. 4. Mengembangkan kawasan penunjang untuk tumbuh dan berkembangnya
sektor-sektor strategis. Sasaran yang hendak dicapai adalah :
1. Pemantapan kawasan lindung untuk meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan udara yang meliputi kawasan hutan lindung, zona resapan air, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/situ dan kawasan sekitar mata air sebagai asset daerah.
2. Pengembangan kawasan budidaya yang selaras dan serasi dengan seluruh kegiatan pertanian, kehutanan, pariwisata, permukiman, pertambangan dan industri.
3. Pengembangan sistem perkotaan dan perdesaan
Strategi yang dilakukan dalam upaya penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan kebijakan serta sasaran yang hendak dicapai salah satunya adalah dengan penataan pada kawasan perkotaan dan permukiman. Pengembanganya diarahkan pada tersedianya prasarana dan sarana kota. Kawasan perkotaan dikembangkan sebagai simpul yang mampu menggerakkan perekonomian daerah, menjadi pusat pelayanan, pemerintahan, pendidikan dan pusat kegiatan ekonomi.