• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIVAS (Pharmacy Intravenous Admixture Service) 94

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 108-112)

6. PEMBAHASAN

6.1 Aspek Manajemen Farmasi

6.2.2 Produksi Steril

6.2.2.1 PIVAS (Pharmacy Intravenous Admixture Service) 94

IV Admixture adalah pencampuran obat steril kedalam larutan intravena

steril untuk menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan untuk penggunaan intra vena, contohnya: ranitidin injeksi, ondansetron injeksi, vitamin C injeksi, neurobion injeksi, antibiotik injeksi, antiemetik injeksi yang dikerjakan di dalam clean room atau ruang kelas 2 dengan menggunakan Laminar Air Flow (LAF).

Alur pelayanan IV Admixture dilakukan atas dasar resep dokter dari kelas VIP/VVIP, I, II, III dan ruang anak yang ditulis dalam formulir pelayanan pencampuran IV Admixture (Lampiran 30) dan dilakukan pada hari kerja (Senin sampai Jumat). Petugas farmasi di depo menyiapkan obat-obat injeksi yang kemudian diantarkan ke ruang produksi. Petugas ruang produksi memeriksa kelengkapan formulir permintaan pencampuan seperti nama pasien, No.MR, ruangan, dan obat yang akan di rekonstitusi.

Apabila ada kekurangan atau kesalahan, maka petugas mengkonfirmasi ke petugas farmasi di depo, apabila formulir sudah lengkap dan sesuai, maka dilakukan rekonstitusi dan petugas membuat etiket. Sebelum dilakukan rekonstitusi di ruangan IV admixture, vial dan ampul didisinfeksi terlebih dahulu yang kemudian dimasukan ke dalam pass box dan

direkonstitusi di dalam LAF. Setelah selesai, obat dimasukkan kembali ke dalam pass box, dicek ulang, dan diantarkan ke rawat inap.

Pelayanan IV admixture di RSKD melayani pasien rawat inap tunai, askes, dan jaminan perusahaan. Sedangkan pada pasien jamkesmas dan KJS, pelayanan IV admixture hanya dilayani untuk pemakaian pada pagi hari.

b. Pencampuran Obat Kanker (Handling cytotoxic)

Merupakan kegiatan pencampuran obat kanker yang dilakukan dalam

clean room / ruang kelas 1 dengan menggunakan alat Biological Safety Cabinet (BSC) khusus yaitu Cytogard yang memiliki dua HEPA filter untuk

menyaring kontaminan dan paparan. Prinsip kerja BSC yaitu:

1. Tekanan udara di dalam BSC lebih negatif dari tekanan udara luar agar obat kanker, percikan ampul, vial, maupun serbuk-serbuk obat tidak mengarah ke operator.

2. Udara ruangan BSC mengalir melalui kisi-kisi dan masuk ke dalam bagian meja kerja.

3. Udara dari bawah meja kerja, dialirkan vertikal ke atas disaring oleh HEPA filter menjadi udara bersih.

4. Udara yang terkontaminasi ditarik kembali melalui kisi-kisi bagian depan dan belakang kabinet bercampur dengan udara ruangan yang tertarik ke dalam kabinet.

5. Udara kembali disaring oleh HEPA filter kabinet (±70%) kembali ke area kerja, sisanya (± 30%) melalui HEPA filter ruangan.

Pencampuran obat kanker yang dilakukan bagian produksi instalasi farmasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais” terdiri dari 2 jenis pencampuran, yaitu :

1. Pencampuran obat kanker injeksi

Alur pencampuran obat kanker injeksi dimulai dari protokol kemoterapi/blanko pelayanan pencampuran obat kanker (Lampiran 31) diserahkan ke bagian produksi farmasi dari ruang rawat inap/singkat untuk direkonstitusi, kemudian petugas produksi farmasi melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kelengkapannya seperti data pasien (nama, nomor

96

Universitas Indonesia

jika data yang diperlukan belum lengkap maka dilakukan konfirmasi kepada petugas farmasi di UDD ruangan atau kepada perawat.

Apabila sudah lengkap maka dilakukan proses selanjutnya yaitu menyiapkan obat injeksi beserta pelarutnya yang akan direkonstitusi. Kontainer obat yang berisi vial dan ampul didesinfeksi, kemudian dituliskan etiket selanjutnya dimasukkan ke dalam pass box untuk direkonstitusi. Hasil rekonstitusi, yang berupa infus atau syringe, diseka alkohol untuk meminimalkan kontaminasi kemudian dikeluarkan melalui pass box. Dilakukan pengecekan ulang dan dibuatkan etiket luar kemudian di kirim ke ruangan rawat inap dan dilakukan serah terima dengan perawat. Gambar 6.8 menunjukkan skema prosedur pencampuran obat injeksi di ruang produksi steril Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

Gambar 6.8 Alur pencampuran obat injeksi di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

6.2.2.2 Pencampuran Obat Kanker Oral

Selain pencampuran obat kanker injeksi di produksi, juga dilakukan pencampuran obat kanker oral yang merupakan permintaan dari SAFARI,

SAFARJAN dan apotek lain dari luar rumah sakit. Alurnya yaitu resep yang berasal dari SAFARI, SAFARJAN, dan apotek luar beserta obatnya oleh petugas diberikan ke unit produksi kemudian oleh petugas produksi dilakukan pengecekan resep dan obat, kemudian resep dan obat dimasukan ke dalam pass box untuk di racik di ruang clean room.

Peracikan dilakukan dengan penyiapan mortir dan stamper yang telah didesinfeksi dengan alkohol. Kemudian obat tersebut diracik dalam mortir yang dimasukkan dalam kantong transparan. Peracikan dilakukan di dalam BSC. Setelah peracikan selesai kemudian dilakukan pengemasan serbuk di dalam BSC dalam keadaan blower tidak dinyalakan untuk menghindari terjadinya paparan obat ke petugas. Setelah selesai, semua peralatan peracikan dibersihkan, racikan obat diserahkan ke petugas produksi lewat pass box untuk dilakukan pengecekan akhir. Racikan obat diserahkan ke unit asal yang memberikan resep.

Dalam melakukan pencampuran obat-obat kanker, seorang operator harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk melindungi dari keterpaparan obat-obat kanker.

Bila terdapat tumpahan obat kanker maka dilakukan prosedur penanganan tumpahan baik di dalam maupun di luar area penyiapan menggunakan peralatan khusus yang disebut spill kit. Apabila terjadi tumpahan berupa cairan, terlebih dahulu petugas mengambil serpihan pecahan kaca dengan menggunakan pinset yang kemudian serpihan tersebut dimasukkan ke dalam plastik bening. Selanjutnya plastik bening tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna ungu. Kemudian cairan obat dilap menggunakan lap kering, lalu didekontaminasi dengan menggunakan deterjen dan didisinfeksi dengan menggunakan larutan klorin 3%.

Tumpahan obat kanker tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik warna ungu dan ditempelkan label simbol obat kanker. Sedangkan untuk tumpahan obat kanker berupa serbuk, pecahan dan serbuk disapu dengan menggunakan penyapu kecil yang ada di dalam spill kit beserta penadahnya, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna ungu. Selanjutnya area pecahan didekontaminasi dan didisinfeksi. Material tajam (misalnya bekas pecahan ampul, spuit) dimasukkan ke wadah khusus yang anti bocor dan tahan

98

Universitas Indonesia

terhadap tusukan. Material yang tidak tajam (misalnya penutup vial) dimasukkan ke kantong khusus berwarna kuning (kantong limbah infeksius).

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 108-112)

Dokumen terkait