• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Melihat Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 91-102)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pola Melihat Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi

Pada bagian pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi akan dipaparkan mengenai lama waktu melihat acara di televisi setiap hari, intensitas

melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir, produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat responden, produk obat sakit yang iklannya sering dilihat oleh responden, pola penggunaan obat sakit kepala responden selama sebulan terakhir, produk obat sakit kepala yang digunakan responden, dan sumber informasi yang mendasari pemilihan obat sakit kepala oleh responden.

1. Lama waktu responden melihat acara di televisi setiap hari

Lama waktu melihat acara televisi dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek. Dalam penelitian ini, pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi responden berdasarkan lama waktu melihat acara di televisi setiap hari paling tinggi yaitu 1 ≤ lama < 2 jam dengan persentase 32,7%.

Menurut Azwar (2009) lama waktu responden melihat acara di televisi dalam satu hari dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap seseorang terhadap iklan produk di televisi, serta mempengaruhi tindakan penggunaan produk yang akan digunakan oleh seseorang. Hal tersebut dikarenakan dalam penyampaian informasi, iklan membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, maupun tindakan seseorang.

Pernyataan di atas juga sesuai dengan fungsi iklan sebagai komunikasi persuasif yang bertujuan mempengaruhi sikap dan perilaku penerima iklan (Liliweri, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyawati (2004) mengenai Hubungan antara Penilaian Iklan Obat Salesma di Televisi dengan Pemilihan Obat Salesma di Kalangan Pengunjung 11 Apotek di Kota Yogyakarta juga mendukung

teori yang disampaikan oleh Azwar (2009) bahwa semakin lama menonton televisi maka semakin besar kemungkinan untuk melihat dan memperhatikan iklan obat.

Berikut ini merupakan distribusi persentase lama waktu melihat acara di televisi setiap hari di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Tabel XVII. Distribusi persentase lama waktu responden melihat acara di televisi setiap hari di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2014 No Lama waktu melihat acara

di televisi setiap hari

Responden Persentase (100%) N=165 1. 1 ≤ lama < 2 jam 54 32,7 2. 2 ≤ lama < 3 jam 39 23,7 3. Lama < 1 jam 36 21,8 4. 3 ≤ lama < 4 jam 19 11,5 5. 4 ≤ lama < 5 jam 10 6,1 6. Lama ≥ 5 jam 7 4,2 Total responden 165 100

2. Intensitas responden melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir

Pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi di kalangan responden berdasarkan intensitas melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir paling tinggi yaitu 3-4 kali dengan persentase 32,7%. Menurut Indriarto (2006) semakin tinggi frekuensi tayang iklan maka semakin sering penonton menerima informasi produk dalam iklan dan merasakan manfaat iklan tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Kotler (2004) bahwa keinginan seseorang terhadap suatu produk yang diiklankan berbanding lurus dengan frekuensi penayangan iklan dan intensitas melihat iklan di televisi, sehingga semakin sedikit

frekuensi penayangan iklan maka intensitas melihat iklan di televisi dan perhatian konsumen terhadap produk yang diiklankan semakin sedikit.

Kedua teori di atas dapat menyatakan intensitas melihat iklan di televisi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap responden mengenai iklan obat sakit kepala di televisi, serta mempengaruhi tindakan penggunaan responden terhadap obat sakit kepala. Berikut ini merupakan distribusi persentase intensitas melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Tabel XVIII. Distribusi persentase intensitas melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir di kalangan ibu rumah tangga di

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2014 No

Intensitas melihat iklan obat sakit kepala di televisi

dalam tiga hari terakhir

Responden Persentase (100%) N=165 1. 3-4 kali 71 43,1 2. 1-2 kali 58 35,2 3. 5-6 kali 22 13,3 4. 7-8 kali 5 3,0 5. > 10 kali 5 3,0 6. 9-10 kali 4 2,4 Total responden 165 100

3. Produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat

Produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat oleh responden paling tinggi yaitu Bodrex® dengan persentase 26,1%. Menurut Widyatama (2005) suatu produk obat yang diiklankan oleh industri farmasi di televisi akan diperhatikan seseorang apabila iklan tersebut mudah diingat. Hal tersebut dikarenakan iklan televisi mengandung unsur suara, gambar, dan gerak sehingga pesan yang disampaikan melalui media ini sangat menarik perhatian penonton.

Berikut ini merupakan distribusi persentase produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Tabel XIX. Distribusi persentase produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten

Sleman Yogyakarta Tahun 2014

No Produk obat sakit kepala yang

iklannya pernah dilihat ∑ Responden Persentase (100%) N=165

1. Bodrex® 43 26,1 2. Panadol® 28 17,0 3. Paramex® 20 12,1 4. Bodrex® + Panadol® 13 8,0 5. Oskadon® 10 6,1 6. Bodrex® + Paramex® 6 3,6 7. Panadol® + Paramex® 6 3,6 8. Bodrex® + Panadol® + Paramex® 6 3,6 9. INZA® 5 3,0 10. Bodrex® + Panadol® + Paramex® + Oskadon® + INZA® 4 2,5 11. Bodrex® + Paramex® + Oskadon® 3 1,8 12. Bodrex® + Panadol® + Paramex® + Oskadon® 3 1,8 13. Lainnya 2 1,2 14. Bodrex® + Oskadon® 2 1,2 15. Bodrex® + INZA® 2 1,2 16. Paramex® + Oskadon® 2 1,2 17. Panadol® + Paramex® + Oskadon® 2 1,2 18. Bodrex® + Panadol® + Oskadon® + INZA® 2 1,2 19. Paramex® + Lainnya 1 0,6 20. Bodrex® + Panadol® + Oskadon® 1 0,6

21. Bodrex® + Panadol® + INZA® 1 0,6

22. Bodrex® + Paramex® + INZA® 1 0,6

23. Bodrex® + Oskadon® + Lainnya 1 0,6

24. Bodrex® + Paramex® + Oskadon® + INZA®

1 0,6

Total responden 165 100

Keterangan Tabel XIX :

4. Produk obat sakit kepala yang iklannya paling sering dilihat

Produk obat sakit kepala yang iklannya paling sering dilihat oleh responden paling tinggi yaitu Bodrex® dengan persentase 29,2%. Menurut Kotler (2000) kesadaran konsumen terhadap suatu produk yang diiklankan berbanding lurus dengan frekuensi penayangan iklan. Morrisan (2010) menyebutkan bahwa kreativitas dan efek iklan obat melalui media televisi sangat efektif menunjukkan cara kerja dari suatu produk pada saat digunakan sehingga mampu membujuk konsumen untuk membeli produk obat tersebut.

Widyatama (2005) juga memperkuat pernyataan di atas bahwa produk obat yang diiklankan oleh industri farmasi di televisi akan diperhatikan apabila iklannya mudah diingat. Pada Tabel XIX dan Tabel XX terlihat bahwa produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat dan paling sering dilihat oleh responden paling tinggi sama yaitu Bodrex®. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Primantana (2001) mengenai Pengaruh Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi terhadap Pemilihan Obat Sakit Kepala di Kalangan Mahasiswa Angkatan 1997-2000 Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bahwa iklan obat sakit kepala yang paling sering diperhatikan yaitu Bodrex® dengan persentase 23,09%.

Berikut ini merupakan distribusi persentase produk obat sakit kepala yang iklannya sering dilihat oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Tabel XX. Distribusi persentase produk obat sakit kepala yang iklannya paling sering dilihat oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten

Sleman Yogyakarta Tahun 2014 No Produk obat sakit kepala yang

iklannya paling sering dilihat

Responden Persentase (100%) N=165 1. Bodrex® 48 29,2 2. Panadol® 35 21,3 3. Paramex® 22 13,4 4. Oskadon® 10 6,1 5. Bodrex® + Panadol® 9 5,6 6. Bodrex® + Paramex® 9 5,6

7. Bodrex® + Panadol® + Paramex® +

Oskadon® + INZA® 5 3,0

8. Bodrex® + Oskadon® 4 2,5

9. Panadol® + Paramex® 4 2,5

10. INZA® 3 1,8

11. Bodrex® + Panadol® + INZA® 2 1,2

12. Bodrex® + Paramex® + INZA® 2 1,2

13. Lainnya 1 0,6 14. Bodrex® + Lainnya 1 0,6 15. Panadol® + Oskadon® 1 0,6 16. Panadol® + INZA® 1 0,6 17. Panadol® + Lainnya 1 0,6 18. Paramex® + Lainnya 1 0,6 19. Oskadon® + INZA® 1 0,6

20. Bodrex® + Panadol® + Oskadon® 1 0,6 21. Bodrex® + Paramex® + Oskadon® 1 0,6 22. Panadol® + Oskadon® + INZA® 1 0,6 23. Bodrex® + Panadol® + Paramex®

+ Oskadon®

1 0,6

Total responden 165 100

Keterangan Tabel XX :

Lainnya : Antalgin®, Ultraflu®, Tolak Angin®.

5. Pola penggunaan obat sakit kepala oleh responden selama sebulan terakhir

Pada bagian ini peneliti ingin melihat pola penggunaan obat sakit kepala oleh responden selama sebulan terakhir. Deskripsi pola penggunaan obat sakit kepala ini dilakukan untuk mengetahui seberapa sering ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta mengalami sakit kepala.

Berikut ini merupakan distribusi persentase pola penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta selama sebulan terakhir.

Gambar 4. Diagram persentase pola penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

Yogyakarta Tahun 2014 selama sebulan terakhir

Pada Gambar 4 terlihat bahwa 51,2% responden tidak pernah menggunakan obat sakit kepala selama sebulan terakhir sedangkan responden yang pernah menggunakan obat sakit kepala selama sebulan terakhir hanya sebesar 48,8%. Ketika peneliti menanyakan kepada responden mengenai penggunaan obat sakit kepala, responden sebagian besar memilih untuk membiarkan sakit kepala tersebut atau beristirahat untuk menghilangkan rasa nyeri yang dirasakannya daripada menggunakan obat sakit kepala.

6. Produk obat sakit kepala yang digunakan

Produk obat sakit kepala yang digunakan oleh responden kemungkinan besar dipengaruhi oleh produk obat sakit kepala yang iklannya paling sering dilihat oleh responden. Pernyataan tersebut sesuai dengan pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi oleh responden berdasarkan produk obat sakit kepala yang digunakan oleh responden yaitu Bodrex® dengan persentase 25%.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Vidyarani (2012) mengenai Perilaku Masyarakat dalam Melakukan Swamedikasi untuk Sakit Kepala di Dusun Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman persentase obat sakit kepala yang paling sering dibeli yaitu Bodrex® dengan persentase 58,46%. Hasil penelitian Primantana (2001) mengenai Pengaruh Iklan Obat Sakit Kepala di Televisi terhadap Pemilihan Obat Sakit Kepala di Kalangan Mahasiswa Angkatan 1997-2000 Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta juga menemukan hal yang serupa bahwa obat sakit kepala yang paling banyak digunakan yaitu Bodrex® dengan persentase 35,68%. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penghargaan yang diperoleh oleh Bodrex® dari Indonesia Costumer Satisfaction Awards (ICSA) atau Anugerah Kepuasan Pelanggan Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2014 sebagai produk terbaik dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan ke-9 yang telah diperoleh Bodrex® dari ICSA (Redaksi Jakarta Observer, 2014). Berikut ini merupakan distribusi persentase produk obat sakit kepala yang digunakan oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Tabel XXI. Distribusi persentase produk obat sakit kepala yang digunakan oleh ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta

Tahun 2014

No Produk obat sakit kepala digunakan ∑ Responden Persentase (100%) N=80 1. Bodrex® 20 25 2. Panadol® 18 22,5 3. Paramex® 19 23,6 4. Lainnya 15 18,7 5. Oskadon® 4 5 6. INZA® 1 1,3 7. Bodrex® + Paramex® 1 1,3 8. Panadol® + Paramex® 1 1,3 9. Panadol® + Lainnya 1 1,3 Total responden 80 100

Keterangan Tabel XXI :

Lainnya : Intunal Forte®, Paracetamol®, Ultraflu®, Antalgin®, Procold®, Pamol®, Neoralgin®, Asam Mefenamat, Intunal®, Sanmol®, Tolak Angin®, Trimenza®, Amlodipin®.

7. Sumber informasi yang mendasari pemilihan obat sakit kepala

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi responden dalam menentukan pilihan obat sakit kepala yang akan digunakan. Berikut ini merupakan distribusi persentase sumber informasi yang mendasari pemilihan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Tabel XXII. Distribusi persentase sumber informasi yang mendasari pemilihan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan

Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 2014

No Sumber informasi yang mendasari

pemilihan obat sakit kepala

Responden

Persentase (100%) N=165

1. Pengalaman sendiri 56 34

2. Dokter atau tenaga kesehatan 39 24

3. Teman 23 14

4. Iklan televisi 12 7,5

5. Keluarga 6 3,8

6. Pengalaman sendiri + teman 6 3,8

7. Pengalaman sendiri + dokter atau

tenaga kesehatan 6 3,8

8. Pengalaman sendiri + iklan televisi 4 2,5 9. Teman + dokter atau tenaga kesehatan 3 1,8

10. Pengalaman sendiri + lainnya 1 0,6

11. Teman + iklan televisi 1 0,6

12. Keluarga + dokter atau tenaga

kesehatan 1 0,6

13. Dokter atau tenaga kesehatan + iklan

televisi 1 0,6

14. Pengalaman sendiri + teman + dokter

atau tenaga kesehatan 1 0,6

15.

Pengalaman sendiri + teman + keluarga + dokter atau tenaga kesehatan

1 0,6

16. Pengalaman sendiri + teman + dokter

atau tenaga kesehatan + iklan televisi 1 0,6 17.

Pengalaman sendiri + teman + keluarga + dokter atau tenaga kesehatan + iklan televisi

1 0,6

Total responden 165 100

Keterangan Tabel XXII :

Lainnya : jurnal

Pada Tabel XXII terlihat bahwa 34% responden memperoleh informasi yang mendasari pemilihan obat sakit kepala yang akan digunakan berasal dari

pengalaman pribadi. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wuryanto (2000) mengenai Penilaian Iklan Obat Batuk di Televisi dan Pengaruh terhadap Pemilihan Obat Batuk di Kalangan Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta persentase sumber informasi paling mendukung pemilihan obat batuk berasal dari pengalaman pribadi dengan persentase 70,56%. Primantana (2001) juga menemukan hal yang sama pada penelitiannya bahwa persentase sumber informasi paling mendukung pemilihan obat sakit kepala berasal dari pengalaman pribadi mahasiswa angkatan 1997-2000 Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan persentase 59,17%.

Menurut Wawan dan Dewi (2011) baik dari faktor internal maupun faktor eksternal dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan produk yang akan digunakan. Faktor internal berasal dari pengalaman pribadi responden yang dapat dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan penghasilan rata-rata keluarga per bulan. Faktor eksternal berasal dari pengaruh orang lain yang dianggap penting seperti keluarga, teman, tenaga kesehatan, dan media massa berupa surat kabar, radio dan televisi. Pernyataan tersebut menunjukkan faktor internal dalam diri responden seperti usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan penghasilan rata-rata keluarga per bulan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam pemilihan obat sakit kepala yang akan digunakan responden.

C. Tingkat Pengetahuan dan Sikap mengenai Iklan Obat Sakit Kepala

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 91-102)

Dokumen terkait