• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi KPHL Biak Numfor dalam Perspektif Tata Ruang

BAB II DESKRIPSI KAWASAN

2.5. Posisi KPHL Biak Numfor dalam Perspektif Tata Ruang

Dalam prespektif tata ruang Provinsi Papua, di wilayah KPHL Model Biak Numfor ada beberapa arah pengembangan komoditas tertentu yang akan dikembangkan di beberapa lokasi. Beberapa arah pengembangan komoditas tersebut antara lain adalah :

1. Pengelolaan kawasan hutan untuk tujuan perlindungan dan produksi yang dilakukan terutama pada fungsi kawasan hutan lindung dan daerah yang bertopografi sulit seperti di Distrik Bondifuar, Warsa dan Biak Utara dengan arahan tetap bervegetasi alami.

Untuk produksi kehutanan lokasi yang direncanakan adalah di Hutan Produksi Terbatas (HPT) Biak yakni di Distrik Biak Timur, Kampung Soon, Kampung Sauri dan sebagian hutan produksi. Di wilayah Samaras yakni di Distrik Biak Utara, sekitar Kampung Warsansan.

Rencana Pengelolaan Hutan KPHL Biak Numfor

53

2. Untuk wilayah pengembangan komoditas perkebunan dengan jenis tanaman tahunan (skala besar) diarahkan pada beberapa lokasi di Distrik Bondifuar, Warsa, Swandiwe, Yendidori, Biak Barat, Oridek dan Biak Timur.

3. Wana tani/budidaya lorong dengan jenis komoditas kelapa sawit, karet, kelapa dan palawija. Lokasi yang disasar meliputi hampir sebagian besar wilayah KPHL Biak Numfor.

4. Sektor perikanan yang dipusatkan di Pulau Numfor, yakni Distrik Bruyadori dengan jenis perikanan pantai dan tambak dengan komoditas unggulan udang dan bandeng. Daerah yang menjadi sasaran merupakan kawasan lindung sehingga diarahkan untuk menjaga vegetasinya tetap alami yakni mangrove (bakau, pedada, api-api). Lokasinya di Kampung Kornasoren, Distrik Numfor Timur, Kampung Yenmanu, Distrik Numfor Barat, Kampung Wansra Distrik Orkeri, Kampung Bruyadori, Dafi, Sandau dan Mandori di Distrik Bruyadori.

5. Pariwisata berupa agrowisata yang menyajikan keasrian kehutanan pantai di Kampung Sareidi dan Wasori Distrik Biak Timur.

Selain itu terkait dengan tugas dan fungsi pokok KPH terdapat beberapa hal yang secara langsung diatur dalam rencana tata ruang tersebut. Kawasan lindung dan kawasan produksi yang menjadi ruang lingkup kerja KPH dapat diatur dalam RTRW Kabupaten Biak Numfor.

Kawasan Lindung

Kawasan lindung di Kabupaten Biak Numfor terdiri dari: kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan suaka alam - pelestarian alam - cagar budaya, kawasan perlindungan setempat, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya.

Arahan kawasan lindung di Kabupaten Biak Numfor adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. Hutan lindung merupakan kawasan yang

Rencana Pengelolaan Hutan KPHL Biak Numfor

54

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna pembangunan berkelanjutan.

b. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri atas kawasan bergambut dan kawasan resapan air. Kabupaten Biak Numfor tidak memiliki kawasan bergambut.

Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Sebagian besar Pulau Biak, Pulau Numfor dan Kepulauan Padaido merupakan wilayah air tanah karst. Karst merupakan batu gamping yang telah mengalami pelarutan. Proses pelarutan dan peresepan air pada batuan terutama karbonat, membentuk aneka bangun karst (eksokarst) di permukaan, seperti bukit, dolina, uvala dan polye dan di bawah permukaan tanah berkembang sistem (endokarst) di antaranya bentuk gua, sungai bawah tanah dan speolotem. Mata air yang muncul dan merupakan sungai di bawah tanah terdapat di Teluk Urfu dan di dekat Kampung Rimpram, mata air Ruar pada jalan lintas Biak–Bosnik.

c. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri dari sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya dan ruang terbuka hijau perkotaan.  Kawasan Sekitar Mata Air

Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya. Kawasan sekitar mata air merupakan kawasan tertentu di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian mata air. Kriteria kawasan sekitar mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

Rencana Pengelolaan Hutan KPHL Biak Numfor

55

Mata air di Kabupaten Biak Numfor meliputi Mata Air Ruar (Desa Anggraedi, Distrik Biak Kota), Mata Air Opiaref (Desa Opiaref, Distrik Biak Timur), Mata Air Owi (dilepas pantai Pulau Owi Kepulauan Padaido), Mata Air Rarmpin (Desa Urfu, Distrik Yendidori), Mata Air Parai Distrik Biak Timur. Sumber air ini digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Biak Numfor untuk memenuhi kebutuhan air lokal masyarakat.

 Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

Kawasan perkotaan Biak Numfor merupakan perkotaan kecil yakni kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dihuni paling sedikit 50.000 jiwa dan paling banyak 100.000 jiwa. Sebagai ibukota Kabupaten Biak Numfor, saat ini tercatat berpenduduk lebih kurang 60.000 jiwa, dan diperkirakan akan mendekati 100.000 jiwa dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang. Sebagai pusat aktifitas jasa dan perdagangan, dengan pendukung utama sektor pariwisata dan perikanan, pengembangan kawasan perkotaan Biak perlu diarahkan secara terpadu. Penentuan ruang terbuka hijau menjadi bagian yang penting dalam mewujudkan kota jasa dan perdagangan yang ramah lingkungan. Ruang terbuka hijau perkotaan Biak diarahkan mencapai 60% dari luas wilayah perkotaan, atau kurang lebih 2.989 ha.

Luas RTH Kabupaten Biak Numfor yang saat ini mencapai 60% perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Berdasarkan regulasi yang ada RTH di Kota dengan kepadatan bangunan sedang seperti Biak ini harus tersedia minimal 15% RTH. Hal ini tidak berarti bahwa RTH di Biak dapat diturunkan sampai angka tersebut ada hal yang perlu dipertimbangkan yakni masalah ketersediaan sumber air. RTH sangat berkaitan dengan ketersediaan air bersih, semakin banyak RTH akan meningkat daya serap air sehingga sumber air tetap terjaga dengan baik.

 Pantai Berhutan Bakau

Kawasan pantai berhutan bakau merupakan kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan untuk kehidupan di pantai dan laut. Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya

Rencana Pengelolaan Hutan KPHL Biak Numfor

56

berbagai biota laut di samping sebagai pelindung pantai dari abrasi akibat gelombang air laut serta pelindung usaha budidaya lainnya.

Kawasan mangrove berada di Distrik Poiru, Bruyadori, Orkeri, dan Numfor Barat, Numfor Timur, seluruhnya lebih kurang 5.863,36 ha dan ada sebagian kecil penyebarannya terdapat di bagian barat dan timur Pulau Biak.  Kawasan Rawan Abrasi

Kawasan yang memiliki potensi erosi pantai adalah daerah bagian utara, barat dan selatan Pulau Biak, terutama di Distrik Swandiwe, Biak Barat, Yendidori dan Biak Kota. Potensi pengurangan garis pantai terjadi di bagian barat khususnya Pantai Wardo dan sebagian daerah barat daya Pulau Numfor. Selain itu tahun 2012 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam tahun anggaran 2012 membangun talud penahan abrasi air pasang laut sepanjang mencapai 500 meter lebih di daerah rawan bencana alam di Kampung Opiaref Distrik Oridek.

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan, baik hasil hutan kayu maupun non kayu. Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas kawasan peruntukan hutan produksi terbatas (HPT), kawasan peruntukan hutan produksi tetap (HP), dan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK). Kabupaten Biak Numfor memiliki HPT dan HP. Penentuan HPT dan HP di Kabupaten Biak Numfor pada prinsipnya tidak mengubah ketentuan dalam Kawasan Hutan dan Perairan.

a. Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174, di luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.

HPT di Kabupaten Biak Numfor mencakup lahan seluas 45.926,13 ha, berada di Distrik Swandiwe, Biak Barat, Yendidori, Andey Dalam, Biak Utara,

Rencana Pengelolaan Hutan KPHL Biak Numfor

57

Samofa, Biak Timur, Oridek, Numfor Timur, Numfor Barat, Poiru, Swandiwe dan Andey Dalam.

b. Hutan Produksi Tetap

Hutan Produksi Tetap adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125, di luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru. Hutan Produksi di Kabupaten Biak Numfor mencakup lahan seluas 28.924,55 ha, berada di Distrik Samofa, Biak Timur, Oridek dan di Kepulauan Padaido Distrik Padaido dan Aimando.

Dokumen terkait