• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KONDISI GEOGRAFIS DAN POTENSI DAERAH

3.2 Potensi Daerah

Sektor Industri merupakan tiang penyangga utama perekonomian Kabupaten Kudus dengan kontribusi sebesar 65,33 persen terhadap PDRB Kabupaten Kudus Menurut BPS, sektor industri dibedakan dalam kelompok industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Industri besar adalah perusahaan dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang adalah perusahaan dengan tenaga kerja 20 sampai 99 orang, industri kecil adalah perusahaan dengan tenaga kerja 5 sampai 19 orang, dan industri rumah tangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang.

Perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten Kudus tahun 2009 tercatat sebanyak 186 perusahaan dengan menyerap 96.991 orang tenaga kerja. Dilihat dari jenis komoditi, perusahaan industri tembakau mendominasi produksi perusahaan, yaitu mencapai 34,69 persen dari total usaha industri di Kabupaten Kudus, diikuti industri pakaian jadi sebesar 18,88 persen, industri percetakan, penerbitan dan kertas sebesar 13,78 persen, dan industri makanan dan minuman sebesar 8,16 persen. Sedangkan penyerapan tenaga kerja terbesar masih dari industri tembakau

yaitu sebesar 80,13 persen diikuti industri percetakan, penerbitan dan kertas 8,26 persen.

Walaupun terjadi penurunan jumlah industri besar dan sedang sebesar 6,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri besar dan sedang sebesar 8,6 persen.

Tabel 5. Jumlah Industri dan Tenaga Kerja Tahun 2008 - 2009

Kecamatan 2008 2009 Usaha Tenaga Kerja Usaha Tenaga Kerja

(1) (2) (3) (4) (5) 010 Kaliwungu 1.476 11.826 1.491 11.953 020 Kota 1.677 122.324 1.723 122.627 030 Jati 1.212 22.177 1.240 22.424 040 Undaan 443 1.867 447 1.891 050 Mejobo 1.630 4.109 1.642 4.175 060 Jekulo 929 5.122 938 5.195 070 Bae 1.043 25.732 1.055 25.835 080 Gebog 985 15.073 1.001 15.413 090 Dawe 1.147 5.620 1.156 5.702 Kabupaten Kudus 10.542 213.850 10.693 215.215

Sumber : Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kab. Kudus

Menurut Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Kudus, jumlah industri besar/sedang dan kecil/menengah di Kabupaten Kudus sebanyak kurang lebih 10.693 unit perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak kurang lebih 215.215 orang tenaga kerja. Menurut Kantor Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kudus, yang

dimaksud industri kecil adalah usaha industri yang memiliki aset bersih (selain tanah dan bangunan tempat usaha) kurang dari 200 juta rupiah atau memiliki hasil penjualan tahunan kurang atau sama dengan satu milyar rupiah.

Tabel 6. Nilai Produksi dan Investasi Sektor Industri Tahun 2008 – 2009 (Juta Rp) Kecamatan 2008 2009 Nilai Produksi Nilai Investasi Nilai Produksi Nilai Investasi (1) (2) (3) (4) (5) 010 Kaliwungu 4.331.745,71 208.910,34 4.548.333,00 337.948,83 020 Kota 19.583.706,55 3.276.573,07 20.562.891,87 4.501.086,63 030 Jati 45.583.706,50 223.234,48 47.862.891,82 735.166,59 040 Undaan 430.744,88 12.186,40 452.282,12 9.518,55 050 Mejobo 474.028,58 23.994,30 497.730,00 8.666,63 060 Jekulo 714.484,84 16.162,32 750.209,08 7.181,25 070 Bae 4.646.236,87 5.020.086,64 4.878.548,71 82.123,11 080 Gebog 1.774.558,98 13.592,50 1.863.286,92 16.003,06 090 Dawe 1.056.766,90 8.055,83 1.109.605,24 10.907,50 Kabupaten Kudus 78.595.979,81 8.802.795,88 82.525.778,76 5.708.602,15

Sumber : Dinas Perinkop dan Kantor PPT Kab. Kudus

Besarnya kontribusi sektor industri menunjukkan bahwa sektor ini memegang peranan penting dalam menopang perekonomian Kabupaten Kudus, memberi kontribusi sebesar 63,84 persen terhadap total pendapatan domestik regional bruto Kabupaten Kudus. Walaupun secara geografis Kabupaten Kudus merupakan kabupaten dengan wilayah

terkecil di Jawa Tengah, namun dari sisi industri memiliki potensi dan peluang pasar yang dapat diandalkan.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu tolok ukur pembangunan di suatu daerah, karena terdapat kaitan yang erat antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pembangunan. Tahun 2009, pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Ekonomi Kabupaten Kudus tumbuh sebesar 3,78 persen.

Tabel 7. Pertumbuhan PDRB dan Kontribusinya Tahun 2008 - 2009

Lapangan Usaha 2008 2009 Pertum-buhan % Kontribusi % Pertum-buhan % Kontribusi % (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 3.59 2.46 4.79 2.54 Pertambangan 1.24 0.03 2.80 0.03 Industri Pengolahan 2.99 63.84 3.86 63.55

Listrik, Gas, dan Air 8.54 0.37 18.38 0.47

Bangunan 0.02 1.28 7.15 1.31 Perdagangan 5.04 26.31 2.84 26.00 Angkutan 7.67 1.45 3.43 1.44 Keuangan 4.19 2.04 9.44 2.21 Jasa 5.46 2.22 2.09 2.44 PDRB 3.71 100,00 3,78 100,00

Potensi ekonomi suatu daerah khususnya sektor perdagangan dapat diketahui dari banyaknya pasar yang ada. Pasar merupakan media pertemuan antara penjual dan pembeli, sehingga makin ramai transaksi terjadi berarti makin tinggi pula potensi sektor perdagangan. Jumlah pasar di Kabupaten Kudus sebanyak 26 pasar, yang terdiri dari 22 pasar

umum dan 4 pasar hewan. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan yang ada, atau rata-rata per kecamatan ada 3 buah pasar, hanya Kecamatan Bae yang tidak memiliki pasar.

3.2.2 Sumber Daya Manusia

Manusia di samping sebagai pelaku pembangunan juga sekaligus sebagai sasaran pembangunan. Data-data kependudukan merupakan data pokok yang dibutuhkan baik kalangan pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Hampir di setiap aspek perencanaan pembangunan baik di bidang sosial, ekonomi, maupun politik memerlukan data kependudukan .

Tabel 8. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Tahun 2009

Kecamatan Penduduk Sex Kepadatan

Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Penduduk

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 01 Kaliwungu 44.475 44.916 89.391 99,02 2.733 02 Kota 44.188 47.338 91.526 93,35 8.742 03 Jati 46.941 49.143 96.084 95,52 3.653 04 Undaan 34.120 34.331 68.451 99,39 954 05 Mejobo 33.938 34.422 68.360 98,59 1.859 06 Jekulo 48.314 48.772 97.086 99,06 1.171 07 Bae 30.580 30.933 61.513 98,86 2.638 08 Gebog 46.508 46.301 92.809 100,45 1.686 09 Dawe 46.994 47.035 94.029 99,91 1.095 Kab. Kudus 376.058 383.191 759.249 98,14 1.786

Jumlah penduduk Kabupaten Kudus tahun 2009 sebanyak 759.249 jiwa, terdiri dari 376.058 laki-laki dan 383.191 wanita, dengan sex rasio sebesar 98,14. Angka tersebut mempunyai arti jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari perempuan. Dari 100 perempuan hanya ada 98 laki-laki. Data menunjukkan laki-laki lebih sedikit dari perempuan merata di semua kecamatan di Kabupaten Kudus, kecuali Kecamatan Gebog sex rasio lebih dari 100 persen, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan..

Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.

Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Apabila dilihat penyebarannya, maka kecamatan yang paling tinggi persentase jumlah penduduknya adalah Kecamatan Jekulo yakni sebesar 12,79 persen dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Kudus, kemudian berturut-turut Kecamatan Jati 12,66

persen, dan Kecamatan Dawe dengan nilai 12,38 persen. Sedangkan kecamatan yang terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bae sebesar 8,10 persen.

Informasi tentang distribusi penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya disertai dengan kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi beban kepadatan penduduk atau melakukan realokasi pembangunan atau realokasi penduduk untuk bermukim di tempat lain.

Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying

capacity) suatu wilayah. Indikator yang umum dipakai adalah Rasio

Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu.

Kepadatan penduduk dari waktu ke waktu cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Tahun 2009 tercatat sebesar 1.786 jiwa setiap km2. Di sisi lain penyebaran penduduk sangat tidak merata, Kecamatan Kota merupakan kecamatan yang terpadat penduduknya yaitu 8.742 jiwa per km2, dan Kecamatan Undaan paling rendah kepadatanya penduduknya yaitu 954 jiwa per km2.

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut BPS, penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun ke atas dan dibedakan sebagai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Dari jenis kegiatannya, angkatan kerja yaitu penduduk yang siap terlibat dalam

kegiatan ekonomi produktif meliputi kegiatan bekerja dan yang aktif mencari pekerjaan. Sedangkan untuk bukan angkatan kerja mencakup kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja.

Penghitungan Angka Partisipasi Angkatan Kerja dapat dilakukan dengan membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja.

Tabel 9. Penduduk Usia 10 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan Hasil SAKERNAS Tahun 2009

Kegiatan Utama Jumlah Persen

(1) (2) (3)

Angkatan Kerja 433.214 64,54

Bekerja 408.496 60,86 Mencari Pekerjaan 24.718 3,68

Bukan Angkatan Kerja 238.005 35,46

Sekolah 115.585 17,22 Mengurus Rumah Tangga 92.455 13,77

Lainnya 29.965 4,46

Jumlah 671.219 100,00

Sumber : BPS dan Disnakertrans Kab. Kudus

Tabel 9. merupakan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2009, dari tabel tersebut dapat dihitung Angka Partisipasi Angkatan

Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu

Pengangguran Terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Tingkat Pengangguran hasil SAKERNAS 2009 adalah 3,68 persen. Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

Besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai implikasi sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan. Semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka semakin besar potensi kerawanan sosial yang ditimbulkannya, contohnya kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran terbuka maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat. Sangatlah tepat jika pemerintah seringkali menjadikan indikator ini sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

Sektor industri menjadi gantungan hidup sebagian besar tenaga kerja di Kabupaten Kudus, sekitar 37,36 persen mempunyai lapangan usaha di sektor tersebut. Sektor lain selain sektor industri yang paling

banyak adalah sektor perdagangan dan sektor pertanian, masing-masing sebesar 17,65 persen dan 15,95 persen

Tabel 10. Penduduk ( >10 Tahun) yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kudus Hasil SAKERNAS Tahun 2009

Lapangan Usaha Tenaga Kerja Persentase

(1) (2) (3)

Pertanian 65,140 15.95 Pertambangan dan Penggalian 227 0.06

Industri Pengolahan 152,618 37.36 Listrik, Gas, dan Air Bersih 504 0.12

Bangunan 46,157 11.30 Perdagangan, Hotel dan Restoran 72,115 17.65

Pengangkutan dan Komunikasi 23,837 5.84 Bank, dan Lembaga Keuangan 3,159 0.77

Jasa-jasa 44,739 10.95

Jumlah 408,496 100,00

3.3 Perbandingan Nilai IPM Kabupaten Kudus di Jawa Tengah

Dokumen terkait