• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengembangkan kemampuan sumberdaya nasional (SDM dan Peralatan) dengan kajian survei seimik 2D untuk pengolahan data pseudo 3D dalam rangka akurasi data, Revitalisasi Kapal Riset Baruna Jaya dan Peralatan Survei Kelautan dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan performa kapal, Pengembangan dan Inovasi Teknologi Survei Hidrografi Nir Awak dalam rangka mendukung pengembangan survey pantai dan Kegiatan Penguatan dan Pengembangan INA- TEWS dalam deteksi dini gelombang Tsunami (Tsunami Early Warning System).

1.2. Potensi dan Permasalahan

Potensi dan permasalahan di lingkungan Kedeputian Bidang TPSA dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh berupa analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (kedepan) serta dilengkapi dengan kondisi lingkungan berpengaruh tingkat Nasional dan Internasional. Analisis Kekepan dan lingkungan berpengaruh tersebut seperti dirinci dibawah ini:

1.2.1. Potensi

Potensi berupa kekuatan yang dimiliki oleh kedeputian bidang TPSA yang meliputi sumberdaya manusia, fasilitas sarana dan prasarana meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) TPSA memiliki SDM unggul dengan tingkat pendidikan yang tinggi dari berbagai

disiplin ilmu dan bidang keahlian. Berdasarkan data Tahun 2019 secara keseluruhan SDM TPSA berjumlah 427 orang dengan komposisi berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada dan Gambar 1.3.

14

Untuk tingkat S0 (< S1) sebanyak 33 orang (16 %), S1 sebanyak 162 orang (46 %), S2 sebanyak 143 orang (29 %) dan S3 sebanyak 51 orang (9 %).

Komposisi SDM Kedeputian TPSA berdasarkan Tingkat Pendidikan tersebut tersebar di Kedeputian dan unit kerja di bawahnya sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Distribusi Jumlah SDM TPSA berdasarkan Tingkat Pendidikan pada masing-masing Unit Kerja per 1 Maret 2016

Unit Kerja S0 S1 S2 S3 PTPSW 2 18 28 10 PTL 11 34 33 19 PTPSM 5 23 19 2 PTPRRB 4 15 20 8 BBTMC 8 42 21 8 TEKSURLA 33 30 22 4

Selanjutnya distribusi SDM TPSA berdasarkan Jabatan Fungsional dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4: Komposisi SDM Unit Kerja Kedeputian TPSA berdasarkan Jabatan Fungsional per 2019

15

2) Kedeputian Bidang TPSA memiliki fungsi Pengkajian dan Penerapan teknologi bidang Sumber Daya Alam merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh TPSA. Dalam hal Pengkajian, TPSA memiliki peran kerekayasaan, kliring teknologi dan audit teknologi bidang Sumber Daya Alam. Dalam hal penerapan teknologi, TPSA memiliki peran sebagai badan/lembaga yang melakukan difusi dan komersialisasi teknologi, alih teknologi, serta intermediasi teknologi bidang Sumber Daya Alam.

3) Kedeputian Bidang TPSA memiliki fasilitas dan infrastruktur yang terdiri dari laboratorium, workshop, pilot plant, armada pesawat terbang dan kapal riset. Fasilitas dan Infrastruktur Teknologi Sistem Kebumian dalam menunjang kegiatannya berada dibawah Unit Pusat dan Balai yang sebagian besar berada di Gedung Teknologi Sistem Kebumian (GEOSTECH) di Kawasan Puspiptek Serpong. Berbagai macam Fasilitas dan Infrastruktur Teknologi Sistem Kebumian yang ada di Kedeputian TPSA adalah sebagai berikut :

a. Laboratorium dan workshop Teknologi Pengembangan Sumberdaya Wilayah untuk pengembangan teknologi eksplorasi sumberdaya alam, baik teknologi dari udara (remote sensing), darat maupun laut untuk kepentingan pengembangan dan pemanfaatan wilayah.

b. Laboratorium dan workshop Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral untuk pengolahan dan pengelolaan mineral dalam rangka peningkatan nilai tambah mineral.

c. Laboratorium dan workshop Teknologi Lingkungan untuk pengelolaan dan penanganan sumberdaya air, limbah dan sampah.

d. Laboratorium dan workshop Teknologi Modifikasi Cuaca, dilengkapi dengan pesawat terbang, untuk melakukan inovasi dan layanan teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan).

e. Laboratorium dan workshop Teknologi Survey Kelautan yang dilengkapi Armada Kapal Riset Baruna Jaya I-IV yang memiliki peralatan yang lengkap dan canggih untuk melakukan inovasi dan pelayanan teknologi kemaritiman.

4) TPSA sebagai bagian dari BPPT menggunakan sistem dan tata kerja kerekayasaan yang bercirikan team work, well structured and well documented di dalam pelaksanaan program dan kegiatannya.

16

6) TPSA memiliki tingkat kepercayaan dari pengguna (daerah, instansi pemerintah dan swasta) yang tinggi terhadap produk dan layanan jasa TPSA.

7) Hubungan yang tidak birokratif antara pimpinan dan staf yang mendorong adanya keterbukaan informasi serta peningkatan kinerja unit dan personal.

Sedangkan potensi berupa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh TPSA meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Adanya Program Prioritas Nasional dalam Buku I dan Proyek Prioritas Strategis dalam Buku II RPJMN 2020-2024 yang dikoordinir KeMenko, Kementrian Teknis, LPNK dan BUMN yang memerlukan keterlibatan BPPT sesuai dengan kompetensi dan tupoksinya.

2) Adanya kebijakan pada industri untuk meningkatkan kandungan teknologi dalam negeri dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian.

3) Meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa layanan teknologi BPPT oleh pihak pengguna (dunia usaha, masyarakat dan pemerintah/pemda).

4) Perubahan ekonomi internasional menuju era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) yang menuntut penguatan pengetahuan dan kemampuan inovasi sebagai elemen kunci keberhasilan.

5) Adanya kebutuhan untuk peningkatan kapasitas iptek nasional, dan kemandirian serta daya saing bangsa serta solusi teknologi ada adaptasi perubahan iklim pada 13 bidang teknologi.

6) Adanya kebutuhan akan peningkatan teknologi dalam upaya reduksi risiko kerugian negara dalam bidang sosial ekonomi akibat bencana dan perubahan iklim global.

7) Adanya otonomi daerah yang mendorong permintaan teknologi untuk UMKM dan daya saing daerah

8) Tuntutan peran BPPT pada pola kerja jejaring (networking) dalam beragam aktivitas produktif, baik di sektor publik dan bisnis, maupun dalam masyarakat secara umum.

1.2.2. Permasalahan

Permasalahan berupa kelemahan yang dimiliki oleh kedeputian TPSA yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan program/kegiatan, antara lain:

1. Peralatan yang dimiliki unit-unit kerja di TPSA sudah tua dan pengalokasian anggaran pemeliharaan peralatan tersebut tidak melekat pada anggaran rutin unit kerja sehingga pemeliharaan pada peralatan utama sangat bergantung pada anggaran riset.

17 2. Kurang memadainya peralatan utama yang dimiliki unit kerja sehingga berpotensi

tidak terlayaninya semua permintaan dari pengguna layanan teknologi.

3. Daya ungkit inovasi hasil riset TPSA masih belum terlalu signifikan dalam menjawab kebutuhan internal maupun eksternal.

4. Rendahnya komitmen kerja dan kurangnya motivasi SDM pada beberapa unit kerja.

5. Pendekatan pelaksanaan kerja di BPPT masih individual yang belum sesuai dengan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan.

6. Rendahnya technopreneurship SDM BPPT sehingga kurang memperhatikan aspek keekonomian dan komersialisasi produk.

7. Tingginya kesenjangan komposisi usia pegawai TPSA.

8. Reward dan punishment belum diterapkan secara memadai

9. Program dan kegiatan TPSA dan BPPT masih bersifat inward looking dan belum berorientasi pada kebutuhan dan permintaan pengguna/market (dunia usaha & masyarakat).

10. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama internal TPSA masih lemah.

11. Kepemilikan HKI TPSA masih relatif rendah.

12. Produk teknologi dan jasa layanan TPSA belum dikenal luas akibat kurangnya sosialisasi dan promosi.

13. Hubungan TPSA dengan instansi lain termasuk industry belum berdasarkan pada inisiatif/kebutuhan TPSA dan masih didasarkan pada kebutuhan mereka.

14. Hasil-hasil litbangyasa TPSA belum dikelola dengan baik.

Permasalahan berupa ancaman yang mungkin muncul dalam pelaksanaan program/kegiatan, antara lain:

1. Terjadinya brain drain yang dapat mengurangi keunggulan BPPT

2. Anggaran yang tersedia terbatas, tidak fleksibel, tidak dapat dilaksanakan secara multi years sehingga membatasi pengembangan program di TPSA.

3. Industri belum menggunakan jasa layanan teknologi TPSA karena ketergantungan mereka terhadap principal nya.

4. Globalisasi menuntut agar BPPT mampu berhadapan dengan pesaing dari LN dan DN. 5. Kontribusi teknologi terhadap perekonomian nasional belum diukur dengan jelas

sehingga terkesan BPPT belum banyak berperan dalam kancah pembangunan nasional. 6. Koordinasi dan harmonisasi pada tataran regulasi/kebijakan, antar institusi, program

18

7. Meningkatnya kompetitor asing pada bidang litbangyasa sehingga memperlemah peran dan fungsi BPPT.

8. Peraturan perundangan yang turut menghambat, seperti kelemahan sistem keuangan PNBP sangat berpotensi menurunkan daya saing DB TPSA dalam memberikan pelayanan teknologi.

Permasalahan terkait dengan bidang-bidang di kedeputian TPSA, secara umum antara lain:

1. Di bidang teknologi sumber daya alam dan kelautan, layanan jasa teknologi survey laut sangat penting dalam mendukung program-program di bidang kemaritiman. Survei maupun data surface digunakan instansi atau mitra terkait untuk pengkajian studi iklim global maupun regional, serta dapat dimanfaatkan sebagai data dalam mendukung penangkapan ikan-ikan pelagis di sekitar lokasi. Selain itu juga dapat digunakan untuk prediksi dan pemantauan perubahan iklim, prediksi fenomena El-Nino/La-Nina, peringatan dini cuaca ekstrem / badai tropis/anomaly cuaca di wilayah benua maritime Indonesia.

2. Di bidang teknologi kebencanaan, ancaman kekeringan yang disertai dengan realita lapangan bahwa telah terjadi penurunan jumlah cadangan air pada waduk-waduk PLTA di Indonesia, dan perlunya penanganan darurat dalam menghadapi bencana seperti bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan, serta bencana banjir, perlu dilakukan modifikasi terhadap cuaca.

3. Di bidang teknologi lingkungan, sasaran nasional berupa perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

19

BAB 2

Dokumen terkait