• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

BAB 4

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Target Kinerja Kedeputian Bidang TPSA untuk mewujudkan dan melaksanakan visi dan misi sebagai bagian dari unit organisasi di BPPT sudah dirumuskan dalam Tujuan dan Sasaran Strategis yang diturunkan dari lembaga secara top down dalam bentuk Sasaran Strategis dan Sasaran Program Kedeputian. Selanjutnya Sasaran Strategis dan Saran Program Kedeputian tersebut akan didistribusikan secara berjenjang dan dibagi habis oleh target kinerja Eselon II (untuk Pusat dan Balai Besar) dan Eselon III (untuk Balai) dalam Sasaran Kegiatan.

Capaian Kinerja (Outcome) Kedeputian Bidang TPSA ini selanjutnya dikontribusikan untuk capaian kinerja (impact) BPPT. Capaian Kinerja TPSA ini ditetapkan secara berjenjang dari capaian kinerja (output) Eselon II (untuk Pusat dan Balai Besar) dan Eselon III (untuk Balai) sebagai hasil dari pelaksanaan program dan kegiatan.

Target kinerja Kedeputian Bidang TPSA untuk mendukung Tujuan Strategis BPPT dalam penganggaran dilaksanakan melalui Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) yang terdiri dari 6 kegiatan sebagai berikut :

1. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Survey Kelautan 2. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Sumberdaya Mineral

3. Pengkajian dan Penerapan teknologi Pengembangan Sumberdaya Wilayah 4. Pengkajian dan Penerapan teknologi Modifikasi Cuaca

5. Pengkajian dan Penerapan teknologi Reduksi Risiko Bencana 6. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan

Target kinerja Kedeputian Bidang TPSA untuk tahun 2020-2024 yang terdiri dari tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran dan targetnya dirangkum di dalam tabel 4.1.

44

Tabel 4.1. Target Kinerja Kedeputian Bidang TPSA untuk Tujuan, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) Tahun 2020-2024

Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 Tujuan 1 : (T1) Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan teknologi pengembangan sumberdaya alam sebagai landasan pembangunan nasional

SS

1 SP 1. Terwujudnya Rekomendasi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam

Jumlah Rekomendasi teknologi pengembangan sumberdaya

alam yang terwujud Rekomendasi 1 - 3 1 1

Rekomendasi Teknis Teknologi Pengolah Sampah menjadi Energi

Listrik/PLTSa 1 - - - -

Rekomendasi teknis penanganan limbah elektronik - - - - 1

Penanganan dan penanggulangan potensi KLB atau wabah Zoonosis,

EID, dan Vector - 1 1 - -

Rekomendasi kebijakan teknologi pengolahan emas batuan sekunder

dan primer - - 1 - 1

Rekomendasi teknis teknologi interim mercury storage dan

pemulihan lahan terkontaminasi merkuri - - 1 1 -

Rekomendasi Kliring Teknologi Cloud Ionization, Electric

Rainmaking, and Laser-guided Weather Modification - - - - 1

Tujuan 2 : (T2) Menghasilkan Inovasi Teknologi pengembangan sumberdaya alam untuk meningkatkan produktivitas pembangunan nasional

SS2 SP 2. Terwujudnya Inovasi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam

Jumlah Inovasi Teknologi pengembangan sumberdaya alam

yang terwujud Teknologi Inovasi 3 2 5 4 3

Pilot Project pengolahan emas bebas merkuri untuk batuan primer - - - 1 -

Pilot project pengelolaan lahan terkontaminasi merkuri - - 1 - -

Integrasi Sistem Ina-CBT, Ina-Buoy dan Data Ina-TEWS - 1 1 - -

Teknologi Surveilans dan Kajicepat multi bencana FEWS, LEWS,

45

Teknologi Integrasi Dan Interoperabilitas Data Observasi Kebumian

Untuk Kesiapsiagaan Nasional 1 - - - -

Teknologi Sistem Informasi Zoonosis, EID, dan Vector - - 1 - -

Pemodelan Spasial Dinamis Wilayah Tangguh Bencana (Tsunami dan

bencana iklim) - - - - 1

Sistem Pemantauan Karakteristik Rambatan Gelombang Tsunami

dengan menggunakan Sensor Akustik Tomografi Bawah Air - - - - 1

Teknologi pengolahan sampah dan air di destinasi wisata super

prioritas - 1 - - -

Teknologi pengolahan sampah sungai / sampah laut - - 1 - -

Inovasi Teknologi pengolahan sampah elektronik - - - 1 -

Pemasangan Buoy Ina-TWS melalui operasi survei laut di perairan

rawan gempa dan tsunami 1 1 1 1 1

Survei jalur kabel Ina-CBT 1 - - - -

Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Penanggulangan Bencana

Karhutla 1 1 1 1 1

Tujuan 3 : (T3) Menghasilkan Layanan Teknologi bidang TPSA untuk mendukung pembangunan nasional

SS3 SP 3. Terwujudnya Layanan Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam

Jumlah Layanan Alih Teknologi Layanan - 1 - - -

Layanan Alih Teknologi Produksi Bahan Semai Flare/Cosat - 1 - - -

Jumlah Layanan Difusi Teknologi Layanan 3 3 3 3 3

Diseminasi teknologi Arsinum 1 1 1 1 1

Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Mitigasi Kebakaran

Hutan dan Lahan 1 1 1 1 1

Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Mitigasi Banjir 1 1 1 1 1

Jumlah Layanan Komersialisasi Teknologi (Jumlah Kontrak

PNBP/BLU) Layanan 6 5 5 5 5

Layanan teknologi pembuatan Studi Kelayakan dan Detail Engineering Design Pilot Project Pengolahan Emas Bebas merkuri

46

Layanan Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral 1 - - - -

Pelayanan Jasa Teknologi Modifikasi Cuaca dalam rangka

pengelolaan sumberdaya air (PNBP) 1 1 1 1 1

Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk mendukung INA-Tews 1 1 1 1 1

Layanan Jasa Teknologi Survey Kelautan 3 3 3 3 3

47

Tabel 4.2 : Uraian Penjelasan Target Sasaran Program Kedeputian Bidang TPSA

NO SASARAN TARGET

PROGRAM JENIS TEKNOLOGI PENERIMA MANFAAT DAMPAK TEKNOLOGI TAHUN KET

1 SP 1. Terwujudnya Rekomendasi Teknologi Bidang Sumberdaya Alam

Rekomendasi teknis Teknologi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik/PLTSa

Pemprov DKI Jakarta, Kemenko

Maritim dan Investasi Ikut mewujudkan kemandirian bangsa dalam inovasi teknologi pengolahan

sampah dan limbah perkotaan.

2020 PTL

2 Rekomendasi teknis penanganan

limbah elektronik. Rekomendasi teknis terkait teknologi ramah lingkungan yang dapat diduplikasi untuk penanganan limbah elektronik secara nasional /daerah baik oleh K/L tingkat pusat/daerah

K/L terkait, pemerintah daerah,

dan masyarakat Meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) nasional dan

daerah, menghasilkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NPSK) teknologi pengelolaan limbah yang berkelanjutan, mendukung program K/L dalam pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup melalui minimisasi limbah elektronik.

2024 PTL

3 Teknologi penanganan dan

penanggulangan potensi KLB atau wabah Zoonosis dan IED, serta Teknologi Penanganan dan penanggulangan potensi KLB atau wabah Zoonosis, EID, dan Vector

Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, BNPB, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Ikut melaksanakan dan mensukseskan amanat global yang telah disepakati dalam 17 Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable

Development Goals) 2030, khususnya output SDG 3 yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. Dampak teknologi lain dari kegiatan ini adalah turut serta melaksanakan dan mensukseskan RPJMN 2020-2024 mengenai

pengarusutamaan transformasi digital berdasarkan SDGs dengan salah satu sasarannya adalah pembangan sistem peringatan dini utuk pencegahan penyakit menular dengan

menggabungkan berbagai jenis data

48 pemantauan sehingga rekomendasi

teknologi dan rekomendasi teknis secara cepat, riil dan tepat sasaran dapat dilakukan.

4

Dihasilkannya rekomendasi kebijakan teknologi pengolahan emas batuan sekunder dan primer

▪ Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai focal point Konvensi Minamata; Kementrian Energi dan

Sumberdaya Mineral dan Pemerintah Daerah sebagai regulator dalam pengelolaan Pertambangan Emas skala Kecil. ▪ Kelompok Pertambangan Emas Skala Kecil, walaupun ada pelarangan merkuri tetapi bagi pertambangan emas skala kecil yang mempunyai ijin dapat melanjutkan usaha pengolahan emas dengan menggunakan teknologi bebas merkuri. ▪ Masyarakat di sekitar lokasi pertambangan emas skala kecil, akan terbebas dari bahaya merkuri.

Di Indonesia terdapat kurang lebih 1000 lokasi penyebaran Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dengan 500.000 penambang yang hampir tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. PESK masih menggunakan merkuri untuk pengolahan emasnya, sesuai dengan Konvensi Minamata dimana Indonesia sudah meratifikasi melalui UU No. 11 Tahun 2017, maka Pemerintah Indonesia perlu melakukan upaya pengurangan bahkan

penghilangan penggunaan merkuri pada PESK, salah satu upaya yang dilakukan BPPT adalah dengan melakukan Inovasi Teknologi Pengolahan Emas Bebas Merkuri dan Pengelolaan Dampaknya. Penghilangan penggunaan merkuri tidak berarti menghilangkan mata pencaharian para PESK, tetapi mereka tetap dapat bekerja dengan mengolah emas menggunakan teknologi non-merkuri. Sehingga target

pengurangan/penghilangan merkuri pada PESK dapat tercapai untuk menjaga kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat penambang serta memenuhi kaidah pembangunan berkelanjutan.

49 5

Dihasilkannya rekomendasi teknis teknologi interim mercury stotage dan pemulihan lahan terkontaminasi merkuri

• Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai focal point Konvensi Minamata • Kementerian Riset dan

Teknlogi

• Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral dan Pemerintah Daerah sebagai regulator dalam

pengelolaan Pertambangan Emas skala Kecil

• Masyarakat di sekitar lokasi pertambangan emas skala kecil, akan terbebas dari bahay merkuri

Larangan penggunaan merkuri pada berbagai sektor, khususnya bidang pertambangan emas skala kecil (PESK) dan bidang kesehatan telah dimulai sejak diratifikasinya konvensi Minamata, dimana Indonesia

merupakan salah satu negara yang ikut di dalamnya. Selanjutnya pada tahun 2019, pemerintah mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Presiden No.21 tahun 2019 tentang Renca Aksi Nasional Pengurangan dan

Penghapusan Merkuri (RAN PPM). Oleh karena itu salah satu upaya untuk melakukan pengelolaan merkuri yang telah dilarang distribusinya ini adalah dengan mengembangkan teknologi interim mercury storage. Merkuri yang telah lepas ke media lingkungan khusunya tanah dan sedimen sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu dengan mengembangkan teknologi pemulihan atau pengelolaan lahan terkontaminasi merkuri dapat mengupayakan lahan tersebut bisa dikembalikan fungsinya sesuai dengan peruntukannya.Merkuri yang telah lepas ke media lingkungan khusunya tanah dan sedimen sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu dengan mengembangkan teknologi pemulihan atau pengelolaan lahan terkontaminasi merkuri dapat mengupayakan lahan tersebut bisa dikembalikan fungsinya sesuai dengan peruntukannya.

50

6 Rekomendasi Kliring Teknologi Cloud Ionization, Electric

Rainmaking, and Laser-guided Weather Modification

BPPT dan Mitra pengguna TMC Memberikan rekomendasi tentang teknologi Cloud Ionization, Electric Rainmaking dan Laser-guided Weather Modification bisa tidaknya

diaplikasikan di Indonesia.

2024 BBTMC

5

Teknologi pengolahan emas bebas merkuri

▪ Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral ▪ Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ▪ Pertambangan Emas Skala Kecil

▪ Pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam upaya pengurangan dan penghilangan penggunaan merkuri

▪ Ikut melaksanakan dan

mensukseskan amanat global (Konvensi Minamata mengenai Merkuri) dan nasional (UU No. 11 Tahun 2017 tentang ratifikasi Konvensi Minamata mengenai Merkuri)

▪ Secara nyata berkontribusi dalam upaya penguarangan dan penghilangan merkuri pada Pertambangan Emas Skala Kecil sebagai penyumbang pencemaran merkuri terbesar di Indonesia.

2020-2024 PTPSM

6

Teknologi Pemulihan Lahan

terkontaminasi Merkuri ▪ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

▪ Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral ▪ Pemerintah Daerah dan Masyarakat

▪ Ikut melaksanakan dan

mensukseskan amanat global (Konvensi Minamata mengenai Merkuri) dan nasional (UU No. 11 Tahun 2017 tentang ratifikasi Konvensi Minamata mengenai Merkuri)

▪ Secara nyata berkontribusi dalam upaya penguarangan dan penghilangan merkuri pada Pertambangan Emas Skala Kecil sebagai penyumbang pencemaran merkuri terbesar di Indonesia.

2021-2024 PTPSM

7 Integrasi Sistem CBT,

Ina-Buoy dan Data Ina-TEWS BMKG sebagai penerima manfaat atas luaran hasil deteksi dini

adanya atau tidak adanya tsunami untuk bisa disampaikan kepada masyarakat

Dengan adanya desain yang dilakukan oleh BPPT dan produksi buoy oleh perusahaan dalam negeri maka kemandirian di bidang sistem peringatan dini untuk kebencanaan tsunami bisa dicapai. Hal lain adalah potesi berkembangnya industri dalam negeri untuk membuat

51 komponenkomponen yang diperlukan

untuk memproduksi unit Buoy.

8 Teknologi Surveilans dan

Kajicepat multi bencana FEWS, LEWS, INA-FDRS, SIDUTAGAMI

BNPB, BPBD, dab Pemerintah

Daerah setempat. Memberikan masukan atau rekomendasi untuk mitigasi dan

adaptasi multi bencana. Untuk instrumentasi kebencanaannya, meningkatkan industri dalam negeri di bidang EWS kebencanaan.

2023 PTRRB

9 Teknologi Integrasi Dan

Interoperabilitas Data Observasi Kebumian Untuk Kesiapsiagaan Nasional

Kemenkomarves, KKP, LIPI, BIG, BMKG, BPPT, Kementerian ESDM, dan TNI-AL

Tersedianya sistem informasi

pertukaran data kelautan dan tsunami yang memiliki kemampuan

interoperabilitas dan integrasi data yang merujuk pada standar akreditasi internasional IODE untuk

meminimalisir dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap aspek sosial, ekonomi,

lingkungan hidup, infrastruktur dan wilayah dari sebuah bencana alam.

52

10 Teknologi Sistem Informasi

Zoonosis, EID, dan Vector Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, BNPB,

dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

1. Ikut melaksanakan dan

mensukseskan amanat global yang telah disepakati dalam 17 Agenda Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development Goals) 2030, khususnya output SDG 3 yaitu

memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. Dampak teknologi lain dari kegiatan ini adalah turut serta melaksanakan dan mensukseskan RPJMN 2020-2024 mengenai

pengarusutamaan transformasi digital berdasarkan SDGs dengan salah satu sasarannya adalah pembangan sistem peringatan dini utuk pencegahan penyakit menular dengan

menggabungkan berbagai jenis data pemantauan.

2020-2022 PTPSW

2. Ikut melaksanakan Intruksi Presiden nomor 4 Tahun 2019 tentang

Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia menugaskan kepada BPPT, yaitu Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk membangun dan mengintegrasikan sistem informasi yang mendukung pelaksanaan upaya mencegah, mendeteksi, dan merespons kedaruratan kesehatan masyarakat dan/atau bencana non alam.

53

11 Pemodelan Spasial Dinamis

Wilayah Tangguh Bencana (Tsunami dan bencana iklim)

Pemerintah Daerah,

Kementerian ATR/BPN, KKP, BNPB, BPPT

Tersedianya sistem informasi spasial wilayah tangguh bencana agar pengambil kebijakan dapat

merencanakan pembangunan wilayah yang adaptif terhadap bencana

2024 PTPSW

Sistem Pemantauan Karakteristik Rambatan Gelombang Tsunami dengan menggunakan Sensor Akustik Tomografi Bawah Air

BMKG, BPBD, ASDP Div.

Navigasi, Pushidrosal TNI AL Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan motivasi yang sangat tinggi bagi anak bangsa dalam mencapai kemandirian dalam bidang penguasaan teknologi bawah air dan kedaulatan NKRI dalam

membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Berbasis Teknologi Akustik Tomografi Bawah Air dan menjadi yang pertama di dunia menggunakan teknologi akustik tomografi untuk deteksi tsunami.

Hasil yang akan dicapai dari kegiatan Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami Berbasis Teknologi Akustik Tomografi Bawah Air adalah: Prototype Sistem Peringatan Dini Tsunami di Perairan Utara Bali Berbasis Teknologi Akustik Tomografi Bawah Air yang bekerja untuk memantau semua proses fisik di Perairan Utara Bali terkait dengan tsunami dan fenomena ekstrem lainnya, seperti arus kuat dan lain sebagainya serta dapat dimonitor secara real time di pusat

pemantauan/pusat data.

2024 PTPSW

12 Inovasi teknologi untuk

mendukung pengelolaan

lingkungan (sampah dan air) di 5 daerah tujuan wisata super-prioritas,yang terdiri dari :

Kementerian / Lembaga (K/L) terkait, Pemerintah Daerah, Badan Otoritas Pengelola Daerah Wisata, Kelompok Masyarakat, BUMN

Mendukung Peraturan Presiden (Perpres) No. 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut dan Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk menangani sampah plastik sebesar 70% sampai

54 - Pilot Project teknologi

pengolahan sampah yang ramah lingkungan menggunakan insinerator skala kecil (modular <20 ton per hari) yang dilengkapi dengan kontrol polusi udara dan emisi.

- Pilot Project teknologi

peningkatan akses air bersih dan air minum menggunakan sistem membran dan sistem

kecerdasaan buatan.

dengan tahun 2025 melalui pengkajian dan penerapan teknologi. Selain itu, untuk mendukung pengelolaan lingkungan di 5 (lima) destinasi wisata super-prioritas (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional - KSPN "Bali Baru") sesuai PP No. 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025.

13 Teknologi pengolahan sampah

sungai / sampah laut K/L terkait, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Mendukung target Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang RAN

penanganan sampah laut dengan penerapan konsep pengembangan teknologi BATMAN (Best Available Technology Meet Actual Needs) yang dapat dijadikan percontohan bagi kawasan/daerah lain di Indonesia.

2023 PTL

14 Teknologi pengolahan sampah

elektronik K/L terkait, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Mendukung kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah elektronik,

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

2024 PTL

15 Pemasangan Buoy Ina-TWS

melalui operasi survei laut di perairan rawan gempa dan tsunami

BMKG, BNPB, Pemerintah

Daerah, dan masyarakat Mendukung berfungsinya sistem peringatan dini tsunami di daerah

pesisir sekitar lokasi terpasangnya buoy Ina-TEWS sehingga membantu Pemda setempat untuk melaksanakan mitigasi bencana untuk masyarakat setempat.

2020-2024 BTSK

16 Survei jalur kabel Ina-CBT BMKG, BNPB Menyediakan data spasial tentang

kondisi perairan jalur rencana pemasangan kabel bawah laut dalam pembangunan sistem peringatan dini tsunami di daerah pesisir melalui program Ina-CBT.

55

Rumpun Teknologi

KEBENCANAAN, Teknologi Modifikasi Cuaca merupakan intervensi proses pertumbuhan awan dengan tujuan untuk menambah atau mengurangi curah hujan.

Dikembangkan dan dimanfaatkan dalam pengurangan risiko bencana hidrometeorologi dalam konsorsium bersama antara BPPT, BMKG, BNPB, Kemen LHK, Kementan, Kemen PUPR, TNI, PTDI, Perguruan Tinggi, dan Swasta Nasional di bidang pemanfaatan SDA.

BNPB, Kemen LHK, Kementan, Kemen PUPR, BPBD, Swasta Nasional sebagai penerima manfaat inovasi produk layanan TMC dan produk riset TMC. Dengan inovasi TMC diharapkan dapat menghasilkan layanan jasa TMC yang efektif, efisien dan akuntabel sehingga memenuhi kapasitas dan kapabilitas dalam mendukung proses bisnis serta kebutuhan mitra pengguna. BMKG, Perguruan Tinggi sebagai mitra riset yang kolaboratif dan kontributif dalam meningkatkan peran dan inovasi bidang IPTEK modifikasi cuaca untuk

mendukung pembangunan nasional.

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia terjadi sejak lama.

Berdasarkan Laporan Kementerian Lingkungan (1998), karhutla tahun 1997 menghancurkan sekitar 383.870 hektar. Lalu sejak tahun 2014, karhutla di Riau telah menghancurkan lahan seluas 6.301,10 ha (2014), 183.808,59 ha (2015), 85.219,51 ha (2016), 6.866,09 ha (2017), 37.220,74 ha (2018) dan 2019 hingga akhir September) seluas 49.266,00 (ha). Salah satu upaya memadamkan karhutla di lahan gambut adalah dengan memanfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Berdasarkan hasil kajian TMC dapat menekan potensi kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan. Selain itu sector-sektor yang terdampak secara langsung maupun tidak langsung adalah

Pariwisata, Kesehatan, Penerbangan, dan Pendidikan. Manfaat Ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 32 kali lipat dari modal yang dikeluarkan (Modal yang digunakan untuk satu kali pelaksanaan kegiatan adalah 8M)

2020-2024 BBTMC SP3. Terwujudnya Layanan Teknologi Bidang Pengembangan Sumberdaya Alam

Layanan Alih Teknologi Produksi

Bahan Semai Flare/Cosat BPPT, PT Pindad, Weather Modification Thailand (DRRAAA)

dan Mitra pengguna TMC

Mampu menggantikan bahan semai Flare ICE Chrystral yang selama ini diimpor dari Amerika. Berhasilnya sertifikasi ini akan meningkatkan TKDN TMC dengan metode Flare.

56

17 Diseminasi teknologi Arsinum Pemerintah Kab/Kota dan

kelompok masyarakat. Membantu meningkatkan aksesbilitas air bersih dan air siap minum

sebagaimana amat dalam SDGs dan program nasional pencapaian 100% akses air minum bagi masyarakat.

2020-2024 PTL

18 Pelayanan Jasa TMC Kebencanaan

(Karhutla dan Banjir) BPBD, Kemen LHK, Kementan, Kemen PUPR, BPBD, Swasta

Nasional

Menekan potensi kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan. Manfaat ekonomi di sektor Pariwisata, Kesehatan, Penerbangan, dan Pendidikan 32 kali lipat dari modal yang dikeluarkan.

57

19 Layanan Teknologi

Pengembangan Sumberdaya Mineral (FS dan DED Pilot Plant Teknologi Pengolahan Emas Non Merkuri). Inovasi Rekayasa Detil Disain Teknologi Pengolahan Emas bebas Merkuri yang sesuai dengan karakteristik endapan emasnya, mempunyai target pengurangan penggunaan merkuri ± 18 ton/tahun.

Detail Engneering Disain untuk Pilot Project Pengolahan Emas Bebas Merkuri yang dibangun oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di

beberapa lokasi untuk kelompok Pertambangan Emas Skala Kecil.

Teknologi penambangan emas yang ramah lingkungan bebas merkuri, untuk mencegah dampak negative terhadap kesehatan dan pencemaran lingkungan hidup .

Pada tahun 2018 BPPT akan kembali memberikan Layanan Teknologi kepada kementrian/lembaga terkait untuk penyusunan Detail Engneering untuk Pilot Project Pengolahan Emas Bebas Merkuri dan Pengelolaan Dampaknya untuk kelompok Pertambangan Emas Skala Kecil di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Tengah. Pilot Project tersebut direncakan mempunyai kapasitas 1,5 – 3 ton/batch, sehingga masing-masing Pilot Project diharapkan dapat menurunkan penggunaan

merkuri sebesar ± 18 – 36 ton/tahun per lokasi. Masing-masing Pilot Project diharapkan juga sebagai pusat

pelatihan (training) untuk pengolahan emas bebas merkuri dan pengelolaan dampaknya untuk para PESK di daerah lainnya.

2021-2024 PTPSM

20 Layanan Teknologi

Pengembangan Sumberdaya Mineral

Industri Pertambangan Mineral Membantu perusahaan tambang dalam melakukan perencanaan tambang, konservasi lingkungan, monitoring kestabilan lereng dan pengelolaan lingkungan industri pertambangan

2020-2024 PTPSM

21 Layanan Teknologi Modifikasi

Cuaca BNPB, Kemen LHK, Kementan, Kemen PUPR, BPBD, Swasta

Nasional

Sebagai solusi teknologi untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan dengan menambah tinggi muka air tanah (TMAT) lahan gambut jika diaplikasikan pada masa pra bencana (siap siaga) sehingga mencegah

58 terjadinya kebakaran hutan dan lahan

dan juga berfungsi untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan pada masa darurat bencana.

22 Layanan Jasa Teknologi Survey

Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM,

BIG, BMKG, PT. Tellkom Infra, PT. PLN, PT. PGN , PT. PAGEO, PT. EGS, PT. SAKA ENERGI, PT. Surveyor Indonesia, PT. Sucofindo, PT. Elnusa, PT. Perikanan Nusantara, PT. Pertamina, INPEX Masela, dll.

Layanan Teknologi Survei Laut Balai Teksurla BPPT secara umum kepada Kementerian Teknis dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Terkait, secara umum dalam rangka membantu dan mendukung TUPOKSI masing-masing kementerian / lembaga

tersebut. Dengan demikian, berdampak pada tercapainya target maupun luaran K/L baik tahunan maupun jangka menengah. Sebagai contoh data potensi perikanan laut yang dikeluarkan KKP merupakan hasil kerjasama antara Badan Riset Perikanan Laut (BRPL)-KKP dan Balai Teksurla-BPPT. Adapun layanan teknologi survey kelautan kepada industry/swasta, secara langsung berdampak pada peningkatan PNBP BPPT kepada Negara. Selain itu, layanan teknologi kelautan Balai Teksurla BPPT memberikan dampak terhadap kemandirian industry survey kelautan dalam negeri dengan

menyiapkan kapal survei, peralatan survey, dan SDM yang umumnya banyak mendapat dukungan pihak industry dari luar negeri.

59

Dokumen terkait