• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pertambangan

Dalam dokumen LAPORAN PENDAHULUAN KL H S (Halaman 54-60)

2. TINJAUAN UMUM KEWILAYAHAN

2.2. Potensi Wilayah

2.2.5. Potensi Pertambangan

Potensi pertambangan Kabupaten Luwu Timur teridiri atas nikel, bijih besi, marmer, batu gamping dan bahan galian industri lainnya. Keberadaan nikel di Kabupaten Luwu Timur tidak diragukan lagi. PT. Inco Tbk telah melakukan eksploitasi selama puluhan tahun dan kini banyak investor yang berniat lagi menanamkan modalnya untuk mengeksplotasi nikel dan besi tersebut. Sedangkan Potensi Laterit Besi juga banyak dijumpai dan berasosiasi dengan nikel. Secara stratigrafi Laterit Besi berada pada lapisan limonit, sedangkan nikel lebih banyak ditemukan pada lapisan saprolitnya.

Potensi marmer di daerah Sorowako cukup besar. Khusus untuk daerah Malindaouwe, cadangan marmernya mencapai 95.559.240m3 sampai dengan 134.820.006,3 m3 yang memungkinkan untuk di tambang, sedangkan total cadangan dari daerah ini adalah 192.600.009 m3. Marmer ini terdapat pada kompleks Melange Wasuponda (MTmw). Sementara potensi marmer lainnya belum diteliti secara detail. Marmer tersebut mempunyai tekstur yang unik yaitu Tipe A (ornamental marble), B dan C (architectural marble). Potensi marmer yang lain berasal dari batu gamping Formasi Matano (Kml), tersusun oleh bagian atas batu gamping berupa rijang radiolaria, dan batu lempung napalan, sedangkan bagian bawah terdiri dari rijang radiolaria dengan sisipan batu gamping yang semakin

CV. WAHANA HALID MANDIRI 48

banyak ke bagian atas. Batu gamping pada lapisan atas umumnya berwarna putih kotor sampai kelabu, berlapis, di beberapa tempat bersifat dolomitan.

Potensi lain yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur selain nikel dan marmer adalah silika. Sumberdaya ini bukan berupa pasir tetapi dalam bentuk batuan yaitu rijang dari kompleks Melange Wasuponda (MTmw). Potensi silika ini telah dikelola untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada proses pemurnian nikel. Lebih lengkapnya jenis-jenis potensi sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur, berdasarkan UU No.11 Tahun 1967 (tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pertambangan) dan PP No.27 Tahun 1980 (tentang Penggolongan Bahan-Bahan Galian), adalah:

 Bahan galian golongan A, yaitu batubara

 Bahan galian golongan B, meliputi: emas (Au), tembaga (Cu), seng (Zn) nikel (Ni), kromit (Cr), dan besi (Fe).

 Bahan galian golongan C, meliputi: batuan beku basa-ultrabasa (gabro, peridotit, dunit, serpentinit, basal), marmer, fosfat, lempung, rijang

(chert) dan serpih, talk, klorit, kuarsa, kuarsit, asbes, mika, batusabak

(slate), dan sirtu (pasir-batu).

Sumberdaya mineral yang sampai saat ini belum dilakukan kegiatan penambangan (eksploitasi) karena masih berada pada tahap kegiatan ekplorasi prospeksi, meliputi batubara, tembaga, seng, kuarsa, asbes, mika, batusabak, talk, fosfat. Dengan demikian kadar dan astimasi cadangan (tereka) sangat terbatas sesuai dengan tingkat eksplorasinya.

Batubara, endapan batubara ditemukan dalam bentuk lensa atau sisipan pada singkapan batulempung anggota satuan batupasir kasar (F. Larona) di Daerah Kawasule, Kecamatan Malili dengan kedudukan perlapisan N215oE/20o, dan tebal tidak kurang dari 10 cm.

Kromit, hasil kajian Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI – Lembaga Penelitian Unhas (2003), menyimpulkan bahwa kromit di Luwu Timur juga ditemukan di Kecamatan Towuti dengan sumberdaya hipotesis (hasil penelitian tahapan prospeksi) sebesar 50.000 ton, dengan kadar Cr2O3 32,5-45,0 %.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 49

Besi, Endapan pasir besi di daerah ini berwarna hitam, ukuran pasir halus-sedang, komposisi mineral berat (besi dan kromit), felspar, dan kuarsa; tersebar sebagai endapan pasir pantai; berbatasan dengan singkapan batuan ultrabasa dan lapukannya dalam bentuk laterit. Lokasi singkapan besi limonit adalah di Desa Harapan, Kecamatan Malili, dan endapan pasir besi tersebar di Pantai Teluk Bone, sekitar Jalan Poros Malili-Karebbe-Sultra, Daerah Laoli, Desa Lampia, Kecamatan Malili. Pada tahun 2004 sebuah investor lokal, yaitu PT. GEMA NUSANTARA SAKTI, telah melakukan kegiatan Penyelidikan Umum endapan laterit besi di Kecamatan Malili, dengan luas wilayah 10.000 ha (Laporan Akhir “Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Kabupaten Luwu Timur”, LP UNHAS dan BAPPEDA LUTIM, 2006).

Marmer dan Batugamping, penyebaran cukup luar pada topografi kars, terdapat pada satuan batugamping dan marmer, tekstur bervariasi, komposisi kimia: CaO 45,88%, MgO 8,00%, Fe2O3 0,06%, MnO 0,01%, P2O5 0,01%; dan SiO2 0,8%. Besar sumberdaya hipotetiknya adalah 544.500.000 m³.

Fosfat, terdapat di Gua Panning, Gunung Batuputih, Kecamatan Burau. Kenampakan lapangannya berwarna coklat tua, berukuran butir halus (lempung), dan bersifat tak padu (un-consolidated). Luas sebaran endapan fosfat di daerah ini adalah 145,92 m2, dengan volume total sebesar 358,78 m3. Data laboratorium menunjukkan rata-rata berat jenis conto endapan sebesar 1,24, maka jumlah tonase endapan fosfat adalah : volume total x berat jenis = 358,78 m3 x 1,24 = 444,89 ton. Data kimia diketahui rata-rata kandungan P2O5 adalah 16,68%, dengan demikian maka sumberdayanya adalah: Tonase x % P2O5 = 444,89 ton x 16,68% = 74,21 ton P2O5.

Gabro, Serpentin, Peridotit dan Dunit ; bahan galian ini dapat menjadi batuan induk dari unsur-unsur yang bernilai ekonomis seperti nikel, cobal, dll. Disamping itu dapt pula sebagai bahan galian golongan c untuk keperluan bahan bangunan dan kontruksi.

Kawasan peruntukan pertambangan di kabupaten Luwu Timur, sebaiknya ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

CV. WAHANA HALID MANDIRI 50

1) Memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi;

2) Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan;

3) Tidak berada dalam kawasan hutan konservasi dan hutan lindung

Untuk kepentingan perlindungan lingkungan, perlu disusun rencana pengelolaan kawasan pertambangan, yakni:

1) Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;

2) Pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direhabilitasi/reklamasi sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan dengan melakukan penimbunan tanah subur dan/atau bahan-bahan lainnya sehingga menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup;

3) Setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil) untuk keperluan rehabilitasi/reklamasi lahan bekas penambangan.

4) Memperhatikan kelestarian lingkungan dan upaya-upaya menjaga kestabilan fungsi lahan agar jangan sampai terganggu dan berubah secara drastis.

5) Memperhatikan pertimbangan faktor ekonomi pengembangan dengan mengutamakan aktivitas yang lebih menguntungkan dan bermanfaat bagi pembangunan.

6) Memperhatikan ketersediaan cadangan sumber daya mineral agar jangan sampai di eksploitasi secara berlebihan.

Sumberdaya MIGAS juga mempunyai potensi menjanjikan, dimana keberadaannya didukung oleh hasil Survey Seismik perusahaan minyak Arco di Blok Teluk Bone tahun 1992 (telah diserahkan ke Pertamina). Dua lintasan seismic

CV. WAHANA HALID MANDIRI 51

(Line IND-06 dan 09) dan satu sumur eksplorasi (BBA-IX) yang termasuk wilayah Kabupaten Luwu Timur menunjukkan model perangkap Hidrokarbon yang cukup ideal.

15 jenis bahan galian tambang selain nikel di Kabupaten Luwu Timur, yakni (1) batu bara, (2) batu gamping kristalin, (3) biji besi, (4) emas, (5) gabbro, (6) klorit, (7) kromit, (8) kwarsa, (9) marmer, (10) oksida besi, (11) pasir besi, (12) peridotit, durit dan serpentin, (13) rijang dan serpih, (14) sertu, (15) talk..

Kegiatan penambangan nikel di kabupaten ini dilakukan oleh PT Vale yang terletak di kecamatan Nuha. Pada tahun 2013, jumlah produksi nikel matte mencapai 77.118,421 ton. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 71.961,594 ton.

Gambar 20. Grafik Produksi Nikel Mate PT Vale tahun 2010-2013 (Sumber: Kabupaten Luwu Timur dalam Angka, 2014)

CV. WAHANA HALID MANDIRI 52 Gambar 21. Peta Lokasi Sebaran Tambang (Sumber : Bappeda Luwu Timur, 2010)

CV. WAHANA HALID MANDIRI 53

Dalam dokumen LAPORAN PENDAHULUAN KL H S (Halaman 54-60)

Dokumen terkait