• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur

Dalam dokumen LAPORAN PENDAHULUAN KL H S (Halaman 63-83)

2. TINJAUAN UMUM KEWILAYAHAN

2.3. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang

2.3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur

LUWU TIMUR

A.

Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Luwu Timur

1. TUJUAN PENATAAN RUANG

Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Luwu Timur adalah terwujudnya Sistem Penataan Ruang Wilayah yang berkualitas, serasi dan optimal dengan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju kabupaten Agro-Industri.

2. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Luwu Timur terdiri atas:

a. Pengembangan infrastruktur yang mempercepat perkembangan sektor-sektor unggulan;

b. Pengembangan kependudukan dan ketenagakerjaan dengan mendayagunakan potensi sumberdaya yang ada di daerah yang bersangkutan melalui arahan pengembangan penduduk secara kualitatif;

c. Pelestarian lingkungan dengan menetapkan adanya kawasan lindung sebagai pengendali terhadap kelestarian ekosistem kawasan budidaya di sekitarnya dalam lingkup regional;

CV. WAHANA HALID MANDIRI 57

d. Pengembangan kawasan lindung yang berfungsi lindung;

e. Pengembangan Kawasan Budidaya diarahkan pada kegiatan budidaya secara optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung lahannya; f. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan;

g. Pengembangan sistem perhubungan dengan menciptakan sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem kegiatan dan sistem kelembagaan dalam suatu kerangka sistem dinamis transportasi makro dan mikro secara optimal;

h. Pengembangan kawasan pesisir dan laut diarahkan untuk meningkatkan kegiatan budidaya perikanan, pariwisata, industri kapal rakyat dan jasa pelabuhan, melalui pendekatan ekologis, ekonomis dan sosial; dan i. Pengembangan kawasan strategis diarahkan sebagai entry point yang

berdampak terhadap peningkatan peran ekonomi, sosial dan politik terhadap wilayah/kawasan sekitarnya.

3. STRATEGI PENATAAN RUANG

1) Strategi untuk kebijakan pengembangan infrastruktur untuk mempercepat perkembangan sektor-sektor unggulan meliputi:

a) Mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung sektor- sektor produksi untuk meningkatkan produktivitas sektor unggulan;

b) Mengembangkan jaringan irigasi, embung dan bendung;

c) Mengembangkan sarana dan prasarana kepariwisataan, jasa pemasaran dan perdagangan;

d) Mengembangkan kawasan permukiman pada kawasan perkotaan dan perdesaan;

e) Mengembangkan jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk dan peningkatan fasilitas pelayanan wilayah; f) Mengembangkan dan peningkatan manajemen persampahan dan

CV. WAHANA HALID MANDIRI 58

g) Mengendalikan dan menormalisasikan sungai besar dan anak sungai, kawasan pesisir pantai untuk mencegah erosi dan abrasi air laut;

h) Mengembangkan dan mengoptimalkan prasarana sistem jaringan irigasi yang ditujukan untuk mendukung pengembangan potensi kawasan pertanian tanaman pangan dan pertambakan;

i) Mengadakan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas telekomunikasi (daya sambung) untuk mempermudah aksesibilitas internal dan eksternal antar wilayah Kabupaten Luwu Timur, terutama pada di sentra-sentra produktif baru;

j) Membangun dan mengembangkan jasa pos dan telekomunikasi untuk mendukung proses pembangunan;

k) Mengembangkan sistem jaringan listrik melalui penambahan daya dan sambungan listrik ke rumah-rumah penduduk di perdesaan yang belum terjangkau dengan sistem interkoneksi kelistrikan PLTD baru serta PLTHM pada kawasan yang memungkinkan sistem aliran sungai deras yang banyak terdapat di Kabupaten Luwu Timur; dan

l) Mengembangkan sistem persampahan dan limbah, kesehatan dan sanitasi kawasan perumahan, sarana pendidikan dan peribadatan, serta pelayanan umum dan pemerintahan lainnya.

2) Strategi untuk kebijakan pengembangan kependudukan dan ketenagakerjaan dengan mendayagunakan potensi sumberdaya yang ada di daerah yang bersangkutan melalui arahan pengembangan penduduk secara kualitatif meliputi:

a) Meningkatkan pendidikan dan keterampilan penduduk, sehingga mempunyai wawasan lebih luas dan keterampilan tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk membuka atau mengisi kesempatan kerja;

CV. WAHANA HALID MANDIRI 59

b) Meningkatkan keterampilan penduduk dilakukan dalam segala sektor pembangunan terutama pada sektor unggulan, terdiri atas sektor perikanan dan usaha-usaha pengelolaan perikanan, pertambangan, kepariwisataan, pertanian tanaman pangan dan perkebunan, jasa-jasa sistem transportasi, lembaga pemerintahan dan NGO;

c) Meningkatkan mutu sumberdaya manusia melalui peningkatan pendidikan, baik formal maupun informal;

d) Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penyuluhan dan penambahan sarana dan prasarana kesehatan dan sanitasi lingkungan; dan

e) Menyelenggarakan penyuluhan kepada masyarakat terutama daerah-daerah pedalaman dengan misi pemberian wawasan baru untuk menghilangkan tradisi yang kurang mendukung program- program pembangunan.

3) Strategi untuk kebijakan pelestarian lingkungan dengan menetapkan adanya kawasan lindung sebagai pengendali terhadap kelestarian ekosistem kawasan budidaya di sekitarnya dalam lingkup regional meliputi:

a) Mencegah dan mengatasi polusi suara, udara, air dan tanah yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan, industri dan permukiman;

b) Mengawasi secara ketat pengrusakan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh usaha penambangan bahan galian serta mereklamasi bekas galian penambangan; dan

c) Menjaga kelestarian hutan bakau dan merelokasi kembali bekas hutan bakau dengan langkah-langkah konservasi yang tepat.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 60

4) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan lindung yang berfungsi lindung meliputi:

a) Melestarikan dan mengembangkan kawasan lindung dengan berbagai penanganan;

b) Membuat program penanggulangan lahan kritis;

c) Mengelola dan mendelineasi kawasan suaka alam dan pengendalian kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian kawasan tersebut;

d) Menetapkan kawasan lindung secara konsisten agar terjaga fungsinya untuk melindungi kawasan bawahannya, melindungi kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya, serta melindungi kawasan rawan bencana; dan

e) melakukan pembinaan daerah penyangga/budidaya dan plasma nutfah.

5) Strategi untuk kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya diarahkan pada kegiatan budidaya secara optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung lahannya meliputi:

a) Mengembangkan budidaya pertanian lahan basah melalui intensifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi percetakan sawah yang ditunjang oleh pengembangan irigasi sebagai faktor utama keberhasilan guna menunjang komoditas ekspor;

b) Menyelenggarakan kursus atau penyuluhan peningkatan komoditas pertanian dengan pendekatan agrobisnis;

c) Meningkatkan kualitas kelompok-kelompok tani;

d) Mengembangkan budidaya pertanian sub sektor pertanian tanaman pangan yang ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat lokal;

CV. WAHANA HALID MANDIRI 61

e) Mengembangkan budidaya perikanan melalui pola perikanan inti rakyat dengan memperkuat koperasi dan penerapan teknologi tepat guna dalam berbagai usaha budidaya perikanan;

f) Menyelenggarakan kursus/penyuluhan peningkatan teknik-teknik konservasi untuk pengelolaan tanah dan air pada lahan-lahan usaha tani;

g) Meningkatkan dan pengembangan sarana dan prasarana perikanan dan pertanian, sehingga dapat memperlancar hasil produksi dan distribusi;

h) Mengembangkan budidaya peternakan melalui perbaikan mutu ternak, inseminasi buatan (perkawinan suntik), perluasan padang pengembalaan dengan memberikan rumput yang berkualitas tinggi, perbaikan teknis beternak serta melakukan vaksinasi secara berkala;

i) Mengendalikan dan pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya kuntuk menghindari konflik kepentingan antar sektor; dan

j) Membangun sektor kehutanan.

6) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan meliputi:

a) Melakukan pengukuran dan sertifikasi tanah untuk lokasi pembangunan dan pengelolaan di seluruh wilayah kecamatan; b) Meningkatkan sarana dan prasarana dasar ekonomi dan sosial

perkotaan dan perdesaan;

c) Mengembangkan dan peningkatan infrastruktur dan suprastruktur kawasan perkotaan dan perdesaan;

d) Melakukan pembinaan lembaga-lembaga sosial-ekonomi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan pembangunan perkotaan dan perdesaan; dan

CV. WAHANA HALID MANDIRI 62

e) Merencanakan dan mengembangkan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), sebagai pusat pertumbuhan baru yang ada disekitarnya. 7) Strategi untuk kebijakan pengembangan sistem perhubungan dengan

menciptakan sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem kegiatan dan sistem kelembagaan dalam suatu kerangka sistem dinamis transportasi makro dan mikro secara optimal meliputi:

a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem jaringan jalan transportasi darat, sehingga dapat mengakomodasikan pergerakan barang dan manusia dapat lebih efisien dengan tingkat pelayanan yang lebih baik;

b) Membangun dan pengembangan jaringan jalan darat yang menghubungkan antara Pusat Pelayanan utama, sekunder dan lokal, serta dan/atau kawasan andalan dan kawasan strategis di Kabupaten Luwu Timur;

c) Menata trayek angkutan darat terutama transportasi dalam kota, antra kota dan desa sehingga tercipta sistem pergerakan yang optimal;

d) Membangun sarana dan prasarana perhubungan untuk memecahkan masalah keterisolan antar wilayah perdesaan. e) Meningkatkan asesibilitas internal dan eksternal dalam kaitan

dengan kemudahan ekspor hasil produksi dan impor kebutuhan primer dan sekunder;

f) Mengembangkan jaringan jalan pada kota-kota yang sudah berkembang secara periodik dengan tetap konsisten pada standar teknik;

g) Mengembangkan dan peningkatan fungsi-fungsi Bandar Udara Sorowako dan pembangunan Bandara Malili, pelabuhan laut Malili dan Lampia sebagai pelabuhan nusantara; dan

h) Mengevaluasi kelayakan dan kesinambungan terminal regional darat saat ini, hubungannya dengan tingkat kemudahan

CV. WAHANA HALID MANDIRI 63

pergerakan barang dan manusia dalam sistem kegiatan masyarakat kota dan antarwilayah belakangnya.

8) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan laut diarahkan untuk meningkatkan kegiatan budidaya perikanan, pariwisata, industri kapal rakyat dan jasa pelabuhan, melalui pendekatan ekologis, ekonomis dan sosial meliputi:

a) Meningkatkan produksi perikanan dari hasil budidaya perikanan darat dan laut;

b) Meningkatkan konstribusi kegiatan perikanan darat dan laut terhadap produk domestik regional bruto;

c) Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat pesisir dan laut dari kegiatan budidaya pesisir dan laut;

d) Mengurangi konflik dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut;

e) Menggali dan meningkatkan potensi wisata bahari dengan penyelenggaraan even-even wisata baru yang sesuai dengan pasar dan karakteristik wisatawan;

f) Meningkatkan pengelolaan asset-aset pariwisata bahari yang lebih profesional dengan tetap menjaga fungsi kelestarian, utamanya pada kawasan wisata danau kompleks;

g) Menetapkan wilayah budidaya melalui kegiatan zonasi ruang khusus budidaya;

h) Menyusun rencana tata ruang kawasan budidaya pesisir skala makro kebupaten dan rinci zonasi yang berwawasan lingkungan dan sumberdaya alam;

i) Menyusun dan mendesiminasikan petunjuk teknis penyusunan rencana tata ruang kawasan budidaya pesisir;

j) Memfasilitasi masyarakat setempat untuk membangun keramba apung dan pembukaan lahan pertambakan yang berwawasan lingkungan; dan

CV. WAHANA HALID MANDIRI 64

k) Mengembangkan usaha koperasi dan bekerjasama dengan swata dan atau BUMN/BUMD melalui sistim kepemilikan saham.

9) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan strategis diarahkan sebagai entry point yang berdampak terhadap peningkatan peran ekonomi, sosial dan politik terhadap wilayah/kawasan sekitarnya meliputi:

a) Mendelineasi kawasan cagar alam dan pelestarian alam serta mencegah kegiatan budidaya pada daerah sekitarnya yang dapat mengancam kelestarian kawasan cagar alam;

b) Mengembangkan kawasan yang mempunyai kegiatan sektor strategis yang potensial terutama dalam aspek ekonomi;

c) Menanggulangi kawasan rawan bencana melalui konservasi lingkungan, pengembangan jalur hijau, mengurangi bahkan meniadakan kegiatan budidaya pada rawan bencana;

d) Merangsang kawasan-kawasan yang sulit berkembang melalui pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan atau pembukaan kegiatan usaha pertanian agroindustri;

e) Mengembangkan wilayah secara terpadu;

f) Memberdayakan ekonomi rakyat dan pengembangan usaha produksi masyarakat;

g) Meningkatkan sarana dan prasarana dasar ekonomi; h) Mengembangkan kawasan kehutanan; dan

i) Mempertahankan kawasan Lindung Mangrove.

B.

Struktur Ruang Kab. Luwu Timur

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Luwu Timur meliputi: 1. Pusat-pusat kegiatan;

2. Sistem jaringan prasarana utama; dan 3. Sistem jaringan prasarana lainnya.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 65

1. Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Luwu Timur, terdiri atas:

1) PKL meliputi kawasan perkotaan Malili dan Kota Terpadu Mandiri Mahalona;

2) PKLp yaitu di Wotu;

3) PPK yaitu di Tomoni dan Nuha; dan

4) PPL meliputi kawasan perkotaan Burau, Wonorejo, Kertoraharjo, Wasuponda dan Wawondula.

2. Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kabupaten Luwu Timur terdiri atas:

1) Sistem jaringan transportasi darat adalah jaringan jalan, jaringan danau dan penyeberangan, dan terminal.

2) Sistem jaringan perkeretaapian meliputi perbatasan Kabupaten Luwu Utara-Wotu-Tarengge-Perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah, Wotu-Malili-Perbatasan Sulawesi Tenggara.

3) Sistem jaringan transportasi Laut yaitu, tatanan kepelabuhanan meliputi Pelabuhan Waru-Waru, Malili dan Ujung Susu; dan jalur pelayaran meliputi Malili-Tanjung Ringgit Palopa, Malili-Lasusua Kolaka Utara, Malili-Kolaka, dan Malili-Makassar. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi laut Pelabuhan Ujung Susu sebagai pelabuhan khusus bongkar Muat untuk ekspor impor. 3. Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas:

1) sistem jaringan energy;

2) sistem jaringan telekomuniasi; 3) sistem jaringan sumber daya air;

CV. WAHANA HALID MANDIRI 66 Gambar 24. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Luwu Timur (Sumber : Bappeda Luwu Timur, 2010)

CV. WAHANA HALID MANDIRI 67

C.

Pola Ruang Kab. Luwu Timur

Rencana pola ruang terdiri atas rencana pengembangan kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.

1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung di Kabupaten Luwu Timur terdiri atas beberapa jenis berikut ini:

1) Hutan lindung

Kawasan hutan lindung di Kabupaten Luwu Timur secara keseluruhan memiliki luas sekitar 240.775,89 Ha, yang antara lain terdapat pada Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Mangkutana, Kalaena, Angkona, Malili, Towuti Nuha, dan Wasuponda

2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan ini merupakan kawasan yang ditujukan untuk mencegah erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin tersedianya unsur hara tanah dan air permukaan. Kriteria dari kawasan ini adalah:

 Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, dan curah hujan yang melebihi nilai skor 175 menurut Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980 dan atau

 Kawasan hutan mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih (Inmendagri 8/1985) dan atau

 Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut 2.000 meter atau lebih.

Kawasan perlindungan setempat meliputi :

a) Kawasan sempadan sungai dialokasikan di sepanjang aliran sungai yang ada di Kabupaten Luwu Timur. diantaranya WAS Kalaena, Tomoni, Larona, WAS Malili, Sub WAS Pongkeru.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 68

b) Sempadan pantai terdapat pada beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Malili, Wotu, Angkona dan Burau.

c) Kawasan resapan air di Kabupaten Luwu Timur terdapat pada lahan-lahan pertanian basah, sekitar pantai, sekitar danau Towuti, Matano dan Mahalona

2. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya

Luas rencana kawasan cagar alam di Kabupaten Luwu Timur adalah 101. 453, 89 hektar. Kawasan cagar alam tersebar di Kecamatan Angkona, Kalaena, Mangkutana, Nuha, Towuti, dan Kecamatan Wasuponda.

3. Kawasan Rawan Bencana Alam

Potensi rawan bencana Kabupaten Luwu Timur berupa tanah longsor, luapan air sungai, rawan gempa dan rawan banjir yang hampir terjadi setiap tahun. Untuk tanah longsor dan luapan air sungai terjadi pada Kecamatan Kalaena, Mangkutana, Towuti, Malili, dan Kecamatan Nuha. Untuk daerah rawan banjir terdapat di sekitar Kecamatan Malili (Kota Lama Malili), Kecamatan Wotu, Kalaena, Mangkutana, Burau dan Kecamatan Tomoni. Untuk rawan gempa bumi terdapat di Kecamatan Kalaena, Mangkutana, Malili, hingga ke Kecamatan Wasuponda dan Nuha

4. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya yang akan ditetapkan di Kabupaten Luwu Timur terdiri dari kawasan hutan produksi, meliputi hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas. Kawasan budidaya pertanian, meliputi kawasan tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Kawasan budidaya non pertanian, meliputi kawasan permukiman, pertambangan, industri, pariwisata dan sebagainya.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 69

5. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi di Kabupaten Luwu Timur mencapai 126.572,34 Hayang meliputi hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas. 6. Kawasan Peruntukan Pertanian

1) Kawasan potensil budidaya padi sawah yang tersebar di seluruh kecamatan, kecuali kecamatan Nuha dan Towuti.

2) Kawasan potensiil budidaya pertanian lahan kering terbesar di seluruh kecamatan;

3) Kawasan potensiil tanaman tahunan/perkebunan tersebar di seluruh kecamatan;

4) Kawasan potensiil peternakan tersebar di seluruh kecamatan terutama di Kecamatan Malili;

5) Kawasan potensiil perikanan tersebar di Kecamatan Burau, Wotu, Malili, dan Angkona;

7. Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang berpotensi mineral dan atau batubara dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan meliputi:

1) Kawasan potensiil usaha pertambangan mineral logam dan mineral bukan logam meliputi Kecamatan Burau, Angkona, Malili, Wasuponda, Nuha dan Towuti.

2) Kawasan potensiil usaha pertambangan batuan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Luwu Timur.

3) Kawasan potensiil wilayah pertambangan rakyat meliputi Kecamatan Burau dan Kecamatan Wotu.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 70

8. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk kegiatan industri yang meliputi:

1) Kawasan industri kerajinan yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Luwu Timur;

2) Kawasan aglomerasi industri skala kecil dan menengah di Kawasan Malili, Nuha dan Towuti.

9. Kawasan Perdagangan

Kawasan merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan yang meliputi:

1) Kawasan perdagangan skala kabupaten meliputi: kawasan perdagangan PKL Malili, kawasan perdagangan PKL Surowako, dan seluruh PKLp. 2) Kawasan perdagangan skala kecamatan yang terdstribusi seluruh

kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. 10. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Rencana pengembangan kawasan pariwisata merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai tujuan maupun obyek wisata meliputi : 1) Kawasan taman wisata alam Danau Matano dan Danau Mahalona seluas

± 30.000 Ha dan Kawasan Wisata Alam Danau Towuti seluas ± 65.000 Ha,.

2) 0byek wisata untuk Pendidikan yaitu Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KDHTK) seluas 731,48 Ha di Desa Puncak Indah.

11. Kawasan Peruntukan Permukiman

Rencana permukiman merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai kawasan permukiman yang meliputi:

1) Kawasan permukiman perkotaan meliputi: kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti

CV. WAHANA HALID MANDIRI 71

perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan. bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKL dan PPK yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal.

2) Kawasan permukiman perdesaan : didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan yang rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris. Bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 72 Gambar 25. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Timur

CV. WAHANA HALID MANDIRI 73

D.

Kawasan Strategis

1. Kawasan Strategis Nasional

Salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang diarahkan di Provinsi Sulawesi Selatan dan berada di Kabupaten Luwu Timur adalah KSN Sorowako dan sekitarnya. Fokus pengembangan Kawasan Strategis Nasional Sorowako dan sekitarnya yang akan dilakukan pada tahapan pengembangan I (2010-2014) adalah “rehabilitasi dan pengembangan KSN dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi”, khususnya dalam pengembangan dan peningkatan kualitas kawasan.

2. Kawasan Strategis Provinsi

Penetapan kawasan stretegis Provinsi Sulsel yang berada dalam wilayah Kabupaten Luwu Timur (RTRW Provinsi Sulsel Tahun 2008), kategori pertumbuhan ekonomi, kepentingan fungsi dan daya dukunglingkungan, antara lain:

1) Untuk kepentingan ketahanan pangan dan berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan serta teknokultur masyarakat, maka diarahkan pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan sawah yang sesuai untuk persawahan irigasi, sawah tadah hujan, ubi kayu dan jagung yang berada di Kecamatan Wotu, Burau, Tomoni, Mangkutana, Malili, Tomoni Timur dan Kalaena.

2) Untuk pertumbuhan ekonomi, dalam sektor perkebunan, berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan dan teknokultur masyarakat lokal maka direncanakan pengembangan beberapa alternatif kawasan budidaya komoditi seperti: kawasan perkebunan yang sangat sesuai, potensial dan mempunyai luas besar untuk alternatif komoditas kelapa sawit, kakao, kopi, mete dan jarak di Kecamatan Tomoni, Angkona, Mangkutana, Wasuponda, Burau, Towuti.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 74

3) Untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan terdiri atas Kawasan Lindung Nasional dan beberapa kawasan fungsi dan daya dukung lainnya, adalah Taman Wisata Alam Danau Matano, Taman Wisata Alam Danau Mahalona, Taman Wisata Alam Danau Towuti. 3. Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan Strategis Kabupaten terdiri atas:

1) Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi terdiri dari : Kawasan Pengembangan Komoditi kelapa sawit, kakao, mente, kopi, dan jarak di Kecamatan Tomoni, Angkona, Mangkutana, Wasuponda, Burau dan Towuti.

2) Kawasan Strategis dari sudut Kepentingan Lingkungan terdiri dari : Taman wisata alam Danau Matano, Taman wisata alam Danau Mahalona dan Taman wisata alam Danau Towuti.

3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ketahanan pangan terdiri dari : Kecamatan Wotu, Burau, Tomoni, Mangkutana, Malili, Tomoni Timur dan Kalaena.

CV. WAHANA HALID MANDIRI 75 Gambar 26. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Timur (Sumber : Bappeda Luwu Timur, 2010)

CV. WAHANA HALID MANDIRI 76

Dalam dokumen LAPORAN PENDAHULUAN KL H S (Halaman 63-83)

Dokumen terkait