• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

2 LAHAN BUKAN PERTANIAN

4.3. Perekonomian Daerah

4.3.2. Potensi Sektor-Sektor Ekonom

Potensi sektor-sektor ekonomi yang dijelaskan dalam bahasan ini adalah potensi sektor-sektor ekonomi yang memiliki sumbangan terbesar terhadap PDRB di Kabupaten Majalengka yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan.

4.3.2.1. Pertanian

Pertanian di Kabupaten Majalengka secara umum memiliki potensi yang besar dan variatif, serta didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk

pengembangan komoditas pertanian. Potensi ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB. Dominasi sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Majalengka sangat dimungkinkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari rincian penggunaan lahan di Kabupaten Majalengka yaitu dari luas wilayah Kabupaten Majalengka sebesar 120.424 hektar tersebut terdiri atas lahan sawah 51.370 hektar, lahan bukan sawah 33.362 hektar dan lahan bukan pertanian 35.692 hektar. Berdasarkan data tersebut maka 73,18% luas lahan di Kabupaten Majalengka digunakan sebagai lahan pertanian.

Kontribusi terbesar sektor pertanian adalah berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan yang rata-rata mencapai 23,80% dari nilai PDRB Kabupaten Majalengka, hal ini berarti produksi terbesar di Kabupaten Majalengka berasal dari usaha budi daya tanaman bahan makanan. Tanaman bahan makanan terdiri dari tiga jenis komoditas yaitu padi dan palawija, sayuran serta buah-buah. Kinerja dari sub sektor tanaman bahan makanan ini dapat dilihat dari perkembangan angka produksi beberapa komoditasnya.

Tabel 14 menggambarkan besarnya luas panen, hasil per hektar dan produksi padi sawah di Kabupaten Majalengka. Dari tabel ini tergambar bahwa pada Tahun 2009 produksi padi telah mencapai 567.796 ton. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ternyata produksi padi mengalami peningkatan sebesar 10,77%. Peningkatan produksi ini karena bertambahnya luas panen dari 88.503 ha menjadi 93.517 ha atau meningkat sebesar 5,67% serta juga disebabkan oleh meningkatnya produktivitas atau hasil per hektar sebesar 4,83 %.

Tabel 14. Perkembangan Luas Panen, Hasil per Hektar dan Produksi Padi Sawah di Kab. Majalengka

Tahun Luas Panen

(Ha)

Hasil per Hektar (Kuintal) Produksi (Ton) 2008 88.503 57,92 512.596 2009 93.517 60,72 567.796 Laju 5,67 4,83 10,77

Sumber : Majalengka dalam Angka Tahun 2010

Perkembangan produksi tanaman palawija pada Tahun 2009 ditunjukkan dalam Tabel 15. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa pada umumnya

tanaman palawija mengalami pertumbuhan yang positif, bahkan komoditas jagung dan ubi jalar pada Tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 59,29 % dan 53,95%.

Tabel 15. Perkembangan Produksi Palawija di Kabupaten Majalengka (dalam ton)

Komoditas 2008 2009 Laju Jagung 69.479 110.674 59,29 Ubi Kayu 42.575 46.461 9,13 Ubi Jalar 11.409 17.564 53,95 Kacang Tanah 1.769 1.531 13,45 Kedelai 2.825 3.378 19,57

Sumber : Majalengka dalam Angka Tahun 2010

Seperti yang telah disebutkan diatas, selain padi dan palawija, tanaman lain yang termasuk dalam sub sektor tanaman bahan makanan adalah sayuran dan buah-buahan. Perkembangan produksi sayuran dan buah-buahan pada Tahun 2009 disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17.

Tabel 16. Perkembangan Produksi Sayuran di Kabupaten Majalengka

(dalam kuintal) Komoditas 2008 2009 Laju Bawang merah 330.150 316.790 -4,05 Bawang daun 864.640 419.600 -51,47 Cabe 128.330 97.740 -23,84 Tomat 67.560 103.440 53,11

Sumber : Majalengka dalam Angka Tahun 2010

Dari Tabel 16 terlihat bahwa sebagian besar komoditas sayuran mengalami penurunan produksi, yang mengalami peningkatan produksi hanya komoditas tomat yaitu meningkat sebesar 53,11%. Bawang merah menurun sebesar 4,05 %, kemudian komoditas bawang daun juga menurun sebesar sebesar 51,47 % dan cabe menurun sebesar 23,84 %.

Selanjutnya Tabel 17 menunjukkan perkembangan produksi buah-buahan di Kabupaten Majalengka. Seperti halnya sayuran, komoditas buah-buahan pun sebagian besar menunjukkan penurunan, yang mengalami peningkatan dantaranya adalah mangga dan pisang. Komoditas mangga meningkat sebesar 3,07 % dan pisang meningkat cukup pesat yaitu mencapai 125,10 %.

Tabel 17. Perkembangan Produksi Buah-buahan di Kab. Majalengka (dalam kuintal) Komoditas 2008 2009 Laju Alpukat 62.193 46.156 -25,78 Jambu biji 30.374 26.568 -12,53 Mangga 452.235 466.103 3,07 Nangka 61.215 33.587 -45,13 Pisang 122.094 274.838 125,10 Jeruk besar 1.456 482 -66,89

Sumber : Majalengka dalam Angka Tahun 2010

4.3.2.2. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka pengembangannya difokuskan pada sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar, baik pasar daerah maupun pasar luar daerah. Pengembangan sistem distribusi diarahkan untuk memperlancar arus barang dan jasa, memperkecil kesenjangan antar daerah, mengurangi fluktuasi harga dan menjamin ketersediaan barang yang terjangkau oleh masyarakat.

Berdasarkan data yang tercatat di BPS (2010), beberapa fasilitas perdagangan yang terdapat di Kabupaten Majalengka meliputi pasar desa sebanyak 33 buah yang tersebar di beberapa Kecamatan dengan frekuensi hari pasar sebanyak 2 kali seminggu sampai dengan harian, pasar milik Pemerintah Daerah sebanyak 4 buah yang terdapat di Kecamatan Cigasong, Sumberjaya, Talaga dan Kadipaten, jumlah kelompok pertokoan sebanyak 3.440 buah, Supermarket (Pasar Swalayan, Toserba, Minimarket) sebanyak 27 buah, Restoran (Rumah Makan, Kedai Makanan) sebanyak 21 buah, sedangkan sarana akomodasi meliputi penginapan sebanyak 9 buah yang terdiri atas 192 kamar, sementara jumlah restoran sebanyak 21 buah.

4.3.2.3. Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain cepat meningkatkan nilai tambah juga sangat diharapkan perkembangannya dalam menunjang perekonomian, terutama dalam upaya mengatasi pengangguran. Selain itu, sektor ini pun merangsang kegiatan ekonomi sektor lainnya seperti sektor

jasa, angkutan dan perdagangan. Sebagai gambaran pada PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009 sektor industri memberikan kontribusi sebesar 17,14 %.

Sektor industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Majalengka saat ini mayoritas berupa industri berskala mikro, kecil dan menengah, antara lain industri kerajinan dan industri olahan makanan. Sementara industri besar perkembangannya relatif lebih lambat. Banyaknya perusahaan industri besar dan sedang berdasarkan produksi utamanya yang ada di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Banyaknya Industri Besar dan Sedang di Kabupaten Majalengka Tahun

Produksi Utama (unit)

Pakaian Makanan Genteng Kerajinan

Rotan Bola Sepak Lainnya 2005 3 4 318 25 1 18 2006 3 6 324 50 1 18 2007 11 8 401 50 1 17 2008 23 8 450 64 2 23 2009 15 8 395 22 1 13

Sumber : Majalengka dalam Angka Tahun 2010

Apabila dilihat dari produksi utamanya, industri pengolahan di Kabupaten Majalengka didominasi oleh industri genteng. Pada tahun 2009, industri genteng ini mencapai 395 unit atau sebesar 87% dari industri yang ada. Keberadaan industri genteng ini terpusat di Kecamatan Jatiwangi.