Berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah KPHL Batutegi serta isu-isu strategis pembangunan kehutanan jangka panjang, arah pembangunan jangka panjang kehutanan, maka pengelolaan hutan di KPHL Batutegi harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain adalah:
1. Hutan sebagai penyangga kehidupan harus dapat dipertahankan struktur dan fungsinya sebagai hutan lindung dan sebagai catchment area bendungan Batutegi dan Way Sekampung, serta prinsip-prinsip kelestarian SDAH juga akan terus menjadi tuntutan umum.
2. Adanya pertambahan penduduk, sedangkan areal hutannya tidak bertambah.
3. Keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan merupakan keharusan
4. Untuk keberhasilan pengelolaan KPHL Batutegi, maka diperlukan kerjasama dengan parapihak
Hal tersebut akan menjadi basis bagi perencanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHL Batutegi, sehingga lembaga ini mampu :
1. Menjaga kualitas dan kuantitas ekosistem lingkungan sebagai penyangga kehidupan dan sebagai catchment area bendungan Batutegi dan Way Sekampung
2. Mencegah terjadinya bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan yang melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan dan menjalin kerja sama dengan para pihak.
3. Memproduksi hasil hutan non kayu, hasil hutan lainnya, dan jasa lingkungan 4. Secara simultan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan
dan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat, khususnya bagi yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Apabila kondisi tersebut dikelola secara benar dan didukung oleh berbagai sektor terkait dan masyarakat sekitarnya, maka diharapkan akan dapat mengembalikan fungsi kawasan hutan KPHL Batutegi dengan tetap memberi manfaat ekonomis baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka visi yang ingin dicapai dalam pengelolaan kawasan hutan lindung oleh UPTD KPHL Batutegi dalam sepuluh tahun kedepan adalah : “Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat”. Visi tersebut menunjukkan bahwa KPHL Batutegi tetap memberi tempat yang penting bagi masyarakat melalui pemberian akses pemanfaatan untuk peningkatan kesejahteraannya. Hal ini mengarah kepada pencapaian tujuan pembangunan kehutanan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yaitu penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan, serta sejalan dengan visi pembangunan nasional tahun 2006 -2025 yaitu Indonesia yang Maju, Mandiri, serta Adil dan Visi pembangunan kehutanan “Kehutanan Penyangga Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2025 ” B. Misi KPHL Batutegi
Untuk mencapai visi tersebut dan dengan mempertimbangkan isu strategis yang dikemukakan pada Bab 2, maka ditetapkan misi pengelolaan KPHL Batutegi, sebagai berikut:
a. Memantapkan wilayah pengelolaan KPHL Batutegi melalui penataan hutan dan administrasi KPHL serta pengelolaan hutan yang berbasis perencanaan.
b. Meningkatkan presentase penutupan vegetasi hutan di wilayah kelola KPHL Batutegi.
c. Memperkuat kelembagaan masyarakat penggarap dengan melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan usaha masyarakat sekitar hutan.
d. Meningkatkan kerjasama parapihak dalam pengelolaan, perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutannya.
e. Meningkatkan pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
Untuk mencapai visi tersebut, maka misi ini akan dijabarkan ke dalam program-program yang visibel dan akuntabel.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 – 2023 38
C. Tujuan
Penyelenggaraan kegiatan di KPHL Batutegi bertujuan untuk :
a. Terwujudnya wilayah pengelolaan KPHL Batutegi yang mantap berbasis perencanaan.
b. Terwujudnya kelestarian fungsi lindung daerah tangkapan air dan meningkatnya daya dukung DAS.
c. Terwujudnya kelembagaan masyarakat yang kuat dan berdaya saing
d. Terselenggaranya kerjasama parapihak dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan.
e. Terselenggaranya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
I IV I V V . . . A AN A N N A AL A L LI I IS S SI I I S S S & & & P P P R RO R O OY Y YE E EK K K S SI S I I
A. Analisis Data dan Informasi
Dari uraian yang telah disampaikan pada Bab II, disimpulkan bahwa isu strategis dalam pengelolaan hutan di KPHL Batutegi adalah tingginya gangguan hutan, rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, masih rendahnya persepsi para pihak dan operasional KPH belum optimal. Keempat isu strategis tersebut merupakan intisari dari berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi di lapangan berdasarkan hasil pengamatan dan survey. dengan uraian sebagai berikut :
1. Risalah Wilayah
a. Wilayah kelola KPHL Batutegi cukup luas (58.162 ha) paling luas dibanding 5 KPH yang ada di Provinsi Lampung saat ini
b. Berdasarkan perhitungan dan overlay dengan peta ijin, diketahui masih ada areal yang tidak digarap masyarakat
c. Memiliki sarana prasarana dasar untuk mendukung operasional 2. Potensi Wilayah Kelola
Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD.
3. Sosial Budaya
a. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa adanya persepsi yang baik dari para petani penggarap tentang kawasan hutan
b. Dengan tingkat pendidikan yang cenderung rendah, petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik
c. Kebutuhan akan lahan sangat tinggi karena belum mendapatkan alternatif penghidupan yang lebih baik akibat rendahnya keterampilan dan wawasan
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 40
4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Sebagian besar dimanfaatkan oleh petani penggarap yang telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan telah terbentuk kelembagaannya, baik yang sudah mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUP HKm) maupun yang masih dalam proses pengajuan,
5. Posisi Areal Kerja dalam RTRWP
Merupakan salah satu DAS prioritas di Provinsi Lampung sehingga diharapkan akan mendapat perhatian dari banyak pihak,
6. Kendala dan Permasalahan
a. Dasar hukum tentang KPH cukup kuat (UU 41/1999, PP 44/2004, PP 6/2007 jo PP 3/2008, dst), tetapi aturan tersebut belum komprehensifnya sehingga pada beberapa hal tertentu keberadaan KPH sebagai pengelola kawasan masih belum dilibatkan secara jelas.
b. Tata hubungan kerja antara KPH provinsi dengan dinas yang membidangi kehutanan di kabupaten dan mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas, hal ini menjadi salah satu penyebab masih rendahnya partisipasi para pihak dalam mendukung operasionalisasi pengelolaan hutan
Selanjutnya data-data tersebut dianalisa menggunakan metoda SWOT.
B. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam kuasa organisasi dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada organisasi tersebut, faktor yang termasuk lingkungan internal adalah faktor kekuatan (strenghtness) dan kelemahan (weakness)
1. Faktor kekuatan (Strengthness)
- Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batutegi dengan kualifikasi yang memadai
- Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD
- Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat
- Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan telah terbentuk kelembagaannya, baik yang sudah
mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) maupun yang masih dalam proses pengajuan dam memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan
2. Kelemahan (weakness) yang dimiliki KPHL Batutegi adalah - Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung operasional
- Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi
- data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup.
- Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik
C. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan sosial ataupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman (threats) dan peluang (opportunities), yang keduanya memerlukan pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak organisasi. Berdasarkan hasil analisa diketahui yang faktor lingkungan eksternal adalah sebagai berikut:
1. Faktor peluang (opportunities)
- Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPHL - Sebagai cathment area bendungan Batutegi
- Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas
- Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH 2. Faktor ancaman (threats)
- Belum mantapnya wilayah kerja
- Belum komprehensifnya aturan tentang KPH - Tingginya gangguan hutan
- Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 42
Tabel 8. Rangkuman Analisis SWOT Faktor Lingkungan Internal
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi yang memada 2. Banyaknya potensi SDH yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan PAD, 3. Masih ada lahan hutan yang belum
dimanfaatkan oleh masyarakat
4. Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan telah terbentuk kelembagaannya, baik yang sudah mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) maupun yang masih dalam proses pengajuan dam memiliki persepsi yang baik terhadap kawasan hutan
1. Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung operasional
2. Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi
3. Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup.
1. Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPHL
2. Sebagai cathment area bendungan Batutegi 3. Adanya prioritas program rehabilitasi pada
DAS Prioritas
4. Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH
1. Belum mantapnya wilayah kerja 2. Belum komprehensifnya aturan tentang
KPH
3. Tingginya gangguan hutan
4. Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas
D. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Setelah faktor internal dan eksternal dianalisa seperti disajikan dalam tabel 1 selanjutnya dilakukan penilaian untuk menentukan faktor pendorong, faktor penghambat dan faktor yang menjadi kunci keberhasilan atau faktor strategis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor strategis adalah faktor yang mempunyai nilai lebih besar dibanding dengan faktor lainnya terkait dengan pencapaian tujuan dan sasaran. Faktor yang telah memberikan nilai dukungan (kontribusi) tinggi dan keterkaitan tinggi terhadap berbagai keberhasilan yang diraih organisasi dianggap sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Aspek yang dinilai dari tiap faktor adalah :
- Urgensi faktor terhadap misi, meliputi Nilai Urgensi (NU) dan Bobot Faktor (BF).
- Dukungan faktor terhadap misi, meliputi Nilai Dukungan (ND) dan Nilai Bobot Dukungan (NBD)
- Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi Nilai Keterkaitan (NK), Nilai Rata-Rata Keterkaitan (NRK) dan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK)
Untuk penilaian dilakukan secara kualitatif yang dikuantifikasi. Rensis Likert menganjurkan suatu penilaian dengan model rating scale yang selanjutnya disebut Model Skala Nilai. Artinya nilai diberikan pada suatu faktor secara kualitatif seperti sangat baik, baik, cukup, kurang atau buruk kemudian dikonversi ke dalam angka, sebagai berikut :
- Sangat baik : 5
- Baik : 4
- Cukup : 3
- Kurang Baik : 2
- Tidak Baik : 1
Penilaian yang dilakukan dengan melihat NU dan BF, semakin penting sebuah faktor maka akan sering muncul dalam perbandingan antar faktor sehingga bobot faktor yang merupakan prosentase NU terhadap jumlah NU juga akan semakin tinggi.
Tabel 9. Komparasi Urgensi Faktor Internal
No. FAKTOR INTERNAL a b c d e f g h NU BF %)
a Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan
kualifikasi yang memadai a a a a a a a 7 25,00
b Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan PAD, a c d e f g h 0 0
c Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh
masyarakat a c d e f g c 2 7,15
d Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki persepsi yang baik
terhadap kawasan hutan a d d d d g d 5 17,85
e Terbatasnya sarana prasarana untuk mendukung
operasional a e e d f g e 3 10,72
f Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia
aparatur sesuai dengan kompetensi a f f d f f f 5 17,85
g Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH
belum tersedia secara cukup a g g g g f g 5 17,85
h Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam
kawasan hutan secara baik a h c d e f g 1 3,58
JUMLAH 28 100,00
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 44
Tabel 10. Komparasi Urgensi Faktor Eksternal
No. FAKTOR EKSTERNAL a b c d e f g h NU BF (%)
a Adanya kebijakan Kementerian
Kehutanan tentang pengelolaan KPH a a a a a a a 7 25,00 b Sebagai cathment area bendungan
Batutegi a c d e f g b 1 3,57
c Adanya prioritas program rehabilitasi
pada DAS Prioritas a c c e f g c 3 10,71
d Adanya potensi kerjasama dengan para
pihak untuk operasionalisasi KPH a d c e f g d 2 7,14
e Belum mantapnya wilayah kerja a e e e e e e 6 21,44
f Belum komprehensifnya aturan
tentang KPH a f f f e f f 5 17,86
g Tingginya gangguan hutan a g g g e f g 4 14,28
h Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi
secara jelas a b c d e f d 0 0
JUMLAH 28 100,00
Tabel 11. Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
No. FAKTOR-FAKTOR INTERNAL NU BF ND NBD NILAI KETERKAITAN (NK)
NRK NBK TNB FKK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Strengths 1
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi
yang memadai 7.00 25.00 4.00 1.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15.00 3.75 3.75 I
2
Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk
me-ningkatkan PAD, 0.00 0.00 2.00 0.00 1 3 4 5 6 7 8 9 2 11 12 13 14 15 2 2.00 - - IV
3
Masih ada lahan hutan yang belum dimanfaatkan oleh
ma-syarakat 2.00 7.14 1.00 0.07 1 3 4 5 6 7 3 9 10 11 12 13 14 15 3 3.00 0.21 0.02 III
4
Sebagian besar petani penggarap telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki per-sepsi yang baik terhadap kawasan hutan
5.00 17.86 2.00 0.36 1 4 4 4 4 6 4 9 4 4 4 13 14 4 4 10.00 1.79 0.64 II
Weakness 5 Terbatasnya sarana prasarana
untuk mendukung operasional 3.00 10.71 2.00 0.21 1 5 5 4 6 7 5 9 5 11 12 13 14 15 5 5.00 0.54 0.11 III
6
Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur
sesuai dengan kompetensi 5.00 17.86 3.00 0.54 1 6 6 4 6 6 6 9 6 11 6 13 14 15 6 8.00 1.43 0.77 I
7
Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja
KPH belum tersedia secara cukup 5.00 17.86 2.00 0.36 1 7 7 7 7 6 7 9 7 7 7 13 14 7 7 10.00 1.79 0.64 II
8
Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik
1.00 3.57 2.00 0.07 1 8 3 4 5 6 7 9 8 11 12 13 14 15 8 3.00 0.11 0.01 IV
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 46
No. FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL NU BF ND NBD NILAI KETERKAITAN (NK)
NRK NBK TNB FKK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Opportunity 9 Adanya kebijakan Kementerian
Kehutanan tentang pengelolaan KPH 7 25.00 4 1.00 1 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 14.00 3.50 3.50 I
10 Sebagai cathment area bendungan
Batutegi 1 3.57 2 0.07 1 2 10 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 10 2.00 0.07 0.01 IV
11 Adanya prioritas program rehabilitasi
pada DAS Prioritas 3 10.71 3 0.32 1 11 11 4 11 11 7 11 9 11 11 13 14 15 11 8.00 0.86 0.28 II
12
Adanya potensi kerjasama dengan para pihak untuk operasionalisasi KPH
2 7.14 3 0.21 1 12 12 4 12 6 7 12 9 12 11 13 14 15 12 6.00 0.43 0.09 III
Threats
13 Belum mantapnya wilayah kerja 6 21.43 3 0.64 1 13 13 13 13 13 13 13 9 13 13 13 13 13 13 13.00 2.79 1.79 I
14 Belum komprehensifnya aturan
tentang KPH 5 17.86 4 0.71 1 14 14 14 14 14 14 14 9 14 14 14 14 14 14 13.00 2.32 1.66 II
15 Tingginya gangguan hutan 4 14.29 3 0.43 1 15 15 4 15 15 7 15 9 15 15 15 13 14 15 9.00 1.29 0.55 III
16
Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara jelas
0 0.00 1. 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0.00 - - IV
Tabel 12. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
FAKTOR INTERNAL
Strengths Weakness
Telah terbentuknya kelembagaan KPHL Batu Tegi dengan kualifikasi yang memadai (3.75)
Belum terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kompetensi (0.77) Sebagian besar petani penggarap
telah tergabung dalam gabungan kelompok tani dan memiliki per-sepsi yang baik terhadap kawasan hutan (0,64)
Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup (0.64)
FAKTOR EKSTERNAL
Opportunities Threats
Adanya kebijakan Kementerian Kehutanan tentang pengelolaan KPH (3,50)
Belum mantapnya wilayah kerja (1,79)
Adanya prioritas program rehabilitasi pada DAS Prioritas (0,28)
Belum komprehensifnya aturan tentang KPH (1,66)
Gambar 8. Peta Kekuatan Organisasi
Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa organisasi berada pada kuadran I, berdasarkan teori Analisa SWOT hal ini menjelaskan bahwa organisasi berada pada kondisi kuat dan memiliki peluang. Strategi yang diambil adalah progresif artinya dapat terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan mencapai kemajuan secara maksimal
((S-W) ; (O-T)) = (2,98 ; 1,71) S
W T O
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 48
dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang kunci untuk meraihnya.
Alternatif strategi yang dapat diambil dalam kondisi ini untuk mencapai visi
“Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat” adalah dengan melihat kombinasi factor kunci keberhasilan sebagai berikut :
Tabel 13. Alternatif Strategi
No Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
Alternatif strategi Kekuatan Kunci (S) Peluang Kunci (O)
1 Telah terbentuknya
Bila melihat hasil Analisis lingkungan strategis di atas, diketahui ada 2 (dua) alternatif tujuan yang dapat dijalankan KPHL Batutegi, yaitu mengoptimalkan peran KPHL Batutegi dalam pemanfaatan hutan berbasis masyarakat atau melaksanakan pembinaan berkelanjutan terhadap petani penggarap untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan lindung yang memberi kesejahteraan bagi masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan subjektif dengan melihat tugas pokok dan fungsi organisasi, maka alternatif pertama merupakan strategi organisasi yang tepat, sehingga penyusunan program 10 tahun ke depan diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Terwujudnya wilayah pengelolaan KPHL Batutegi yang mantap berbasis perencanaan.
2. Terwujudnya kelestarian fungsi lindung daerah tangkapan air dan meningkatnya daya dukung DAS.
3. Terwujudnya kelembagaan masyarakat yang kuat dan berdaya saing 4. Terselenggaranya kerjasama parapihak dan meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan.
5. Terselenggaranya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
E. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHL Batutegi pada 10 Tahun yang Akan Datang
Prinsip yang harus dipenuhi dalam pengelolaan hutan lindung adalah tercapainya 3 (tiga) fungsi pokok yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lainnya, yaitu :
1. Fungsi ekologis, sebagai suatu sistem penyangga kehidupan antara lain merupakan pengatur tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, menjaga keseimbangan iklim mikro, penghasil udara bersih, menjaga siklus makanan serta sebagai tempat pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
2. Fungsi ekonomis, sebagai sumber yang menghasilkan barang dan jasa baik yang terukur seperti hasil hutan berupa non kayu, maupun yang tidak terukur seperti jasa ekoturisme.
3. Fungsi sosial, sebagai sumber penghidupan dan lapangan kerja serta kesempatan berusaha bagi sebagian masyarakat terutama yang hidup di dalam dan sekitar hutan, serta untuk kepentingan pendidikan dan penelitian demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 50
Dengan visi KPHL Batutegi sebagaimana disampaikan sebelumnya, maka proyeksi kondisi wilayah KPHL Batutegi di masa yang akan datang diarahkan untuk dapat mencapai ketiga fungsi tersebut secara bertahap, hal ini dianalisa berdasarkan strategi pencapaian yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Tabel 14 . Proyeksi Kondisi KPHL Batutegi Sepuluh Tahun yang Akan Datang
No. Tujuan
pencapaian
Kondisi Saat Ini Proyeksi 10 th yad 1. Terwujudnya
- Sarana prasarana belum mencukupi
- Wilayah kelola belum ditata batas - Belum memiliki data base dan
dokumen peren-canaan yang memadai
- 76,49 % penutupan vegetasi adalah non hutan
- Perlindungan hutan dan penegakan hukum belum optimal - SDM KPH Batutegi belum
terpenuhi secara kuantitas dan kualitas
- Sarpras tersedia dalam jumlah yang cukup
- Wilayah kelola telah ditata batas secara utuh
- Data base dan dokumen perencanaan tersedia dan tersusun - Penutupan vegetasi hutan
meningkat
- Perlindungan hutan dan penegakan hukum terlak-sana dengan baik
- Kelembagaan kelompok belum berjalan dengan baik
- Wawasan petani masih perlu ditingkatkan
- Kualitas panen petani masih rendah
- Akses pasar atas hasil panen petani belum terbuka
- Kelembagaan petani berjalan baik dan dievaluasi secara periodik - Wawasan petani meningkat - Kualitas panen petani tinggi - Pasar terbuka
- Fungsi hutan lindung terganggu - Gangguan hutan tinggi
- Perlindungan hutan belum optimal - Keberhasilan rehabilitasi hutan
belum optimal
- Fungsi hutan lindung terpelihara - Gangguan hutan dapat diatasi
dengan baik
- Perlindungan hutan dapat dilaksanakan secara baik dengan melibatkan masyarakat
- Rehabilitasi hutan terlaksana dan termonitor dengan baik
- Laju sedimentasi dan tingkat erosi sebagai pengaruh membaiknya fungsi hutan dapat terukur secara periodik
No. Tujuan Pencapaian
Kondisi Saat Ini Proyeksi 10 th yad 4. Terselenggaranya
kerjasama parapihak dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi perlindungan, dan pengamanan hutan, serta pemasaran hasil hutan.
- Potensi belum dimanfa-atkan secara optimal
- Kemampuan SDM dalam memanfaatkan potensi masih terbatas - Partisipasi para pihak masih rendah
- Potensi yang ada dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan pemanfaatannya - SDM baik aparat maupun petani
memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memanfaatkan potensi secara baik
- Meningkatnya partisipasi para pihak
5. Terselenggaranya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dalam mendukung revitalisasi hutan dan optimalisasi pemanfaatan hutan.
- Hasil hutan non kayu dan jasa lingkungna belum teridentifikasi dengan baik
- Hasil hutan non kayu dan jasa lingkungna belum dimanfaatkan secara optimal
- Pemanfaatan belum dilakukan secara baik
- Potensi yang ada dapat dimanfaatkan optimal dan ditemukannya potensi ung-gulan
- SDM mampu mengop-timalkan pemanfaatan po-tensi secara ramah lingkung-an
RPHJP KPHL Batutegi Tahun 2014 - 2023 52
V V. V . . R RE R E E N N N C CA C A AN N NA A A K KE K E EG G GI I I A A A T TA T A AN N N
Rencana Kegiatan Strategis
1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya. Adapun program dan kegiatannya sebagai berikut:
a. Pengadaan Peralatan Inventarisasi Lapangan
Tujuan guna terpenuhinya kebutuhan peralatan inventarisasi lapangan, sumber dana dari APBN dan APBD serta direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014, 2015 dan 2019.
b. Pemasangan Jaringan LAN dan Server Kantor KPHL Batutegi.
Guna menunjang aktifitas perkantoran KPHL Batutegi menjadi lebih lancar, direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2015 dengan suber dana APBD.
c. Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang.
Tujuan guna tersedianya dokumen perencanaan jangka Panjang (10 tahun) KPHL Batutegi, dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2023 dengan suber dana APBD dan APBN.
d. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan
Bertujuan untuk meningkatkan kemantapan perencanaan pengelolaan KPHL Batutegi setiap tahunnya dan dilaksanakan setiap akhir tahun dengan sumber dana APBD.
e. Orientasi Batas Kawasan Hutan.
Bertujuan untuk meningkatkan kemantapan status kawasan hutan dalam wilayah kelola KPHL Batutegi, direncanakan dilaksanakan pada tahun 2014 - 2017 dengan sumber dana APBN dan APBD.
f. Pembuatan Pal Batas Wilayah Kelola
Bertujuan agar meningkatnya kemantapan status kawasan hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2014 – 2017 dengan dana APBD yang akan dilaksankan di batas luar wilayah kelola seluas
±185 km.
g. Pemetaan Berdasarkan Kondisi Lapang
Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya perpetaan riel KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2017 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Kantor KPHL Batutegi di Air Naningan.
h. Pemeliharaan Batas Kawasan Hutan
Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya kondisi batas kawasan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014 – 2022 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksankaan di batas luar kawasan register 32 dan 39 seluas ± 20 km.
i. Pembuatan Batas Blok KPHL Batutegi
Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya tata hutan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksankan pada tahun 2015 dengan dana APBN dan APBD yang akan dilaksanakan di Blok lindung dan blok pemanfaatan seluas
± 100 km.
j. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan
Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya peta pengunaan lahan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2016
Kegiatan ini bertujuan agar mantapnya peta pengunaan lahan KPHL Batutegi, kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2016