• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPK dan Partisipasi Perempuan

muslimatan, posyandu lebih merupakan organisasi sosial dengan lingkup yang lebih luas (inklusif). Apakah perbedaan ini bisa memberikan arti lebih besar bagi kelompok miskin perempuan untuk lebih mudah menyalurkan kepentingannya?

Melihat peta kondisi pengambilan keputusan di Desa Pamanukan Sebrang tersebut, PPK setidaknya memberikan pilihan dan ruang bagi kelompok perempuan untuk t e r l i b a t d a l a m p e n g a m b i l a n keputusan di tingkat desa. Apabila sebelumnya perwakilan kelompok perempuan di dalam pengambilan keputusan desa sangat terbatas, sekarang mereka tidak hanya memiliki forum sendiri, tetapi juga kepastian bahwa usulan kelompok perempuan langsung diterima di tingkat desa. Implikasi dari tindakan afirmatif ini, di satu sisi, memberikan nilai positif dengan adanya keragaman jenis usulan prasarana fisik dari kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. U s u l a n - u s u l a n y a n g b a n y a k muncul dari kelompok perempuan adalah usulan-usulan yang lebih terkait dengan kehidupan sehari-h a r i d a n k e b u t u sehari-h a n s o s i a l , sementara usulan yang lebih banyak muncul dari kelompok laki-laki adalah usulan yang lebih

terkait dengan pekerjaan.

Usulan-usulan yang muncul dari k e l o m p o k p e r e m p u a n d a n dihasilkan dari Musbangdes P e r e m p u a n a d a l a h u s u l a n mengenai prasarana yang terkait dengan kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan air minum. Secara konkret, usulan-usulan tersebut m e n y a n g k u t p e m b a n g u n a n Posyandu, pembelian buku untuk perpustakaan sekolah, pemberian beasiswa bagi anak tidak mampu, p e m b a n g u n a n P u s k e s m a s , p e m b a n g u n a n s e k o l a h , d a n pembangunan pompa air minum. Sementara usulan-usulan konkret dari kelompok laki-laki sebagian b e s a r a d a l a h u s u l a n - u s u l a n mengenai perbaikan jalan, baik berupa jalan utama, jalan gang, maupun jalan menuju daerah p e r s a w a h a n , j e m b a t a n , p e m b a n g u n a n p e m b u a n g a n saluran air DAS Cigeger, pompa penyedot air (diesel) untuk keperluan pertanian.

Di dalam Musbangdes Perempuan, usulan-usulan yang juga sering muncul adalah modal yang akan digunakan untuk membantu perekonomian keluarga. Usulan ini tidak ditindaklanjuti karena ada mekanisme tersendiri dalam program PPK untuk kegiatan ekonomi.

Dengan demikian, terlihat bahwa m e l a l u i u p a y a p e l i b a t a n perempuan, muncul aspek yang tidak hanya berkaitan dengan “pertumbuhan atau growth

PPK dan Partisipasi

Perempuan

ekonomi saja, tetapi juga aspek-a s p e k y aspek-a n g m e n y aspek-a n g k u t peningkatan sumber daya manusia. Usulan ini pada tingkat tertentu langsung terkait dengan hal-hal y a n g m e n j a d i k e b u t u h a n perempuan untuk membantu memudahkan kehidupannya dan l a n g s u n g t e r k a i t d e n g a n kesejahteraan keluarga.

Walaupun demikian, kelompok miskin, baik laki-laki maupun perempuan, secara umum masih mengalami persoalan partisipasi d a l a m a r t i k e m a m p u a n mempengaruhi keputusan sesuai d e n g a n k e p e n t i n g a n n y a . Pengambilan keputusan dan proses perencanaan, baik di tingkat dusun maupun desa, yang diamati dari p r o s e s M u s b a n g d u s d a n Musbangdes, masih dilakukan berdasarkan negosiasi antara u n s u r - u n s u r y a n g m e m a n g sebelumnya berpengaruh di dalam institusi pengambilan keputusan di tingkat desa.

Begitu pula halnya di dalam kelompok perempuan itu sendiri. Ketokohan berbasis institusi yang sebelumnya juga berperan besar di d a l a m p r o s e s p e n g a m b i l a n keputusan adalah ketua organisasi-organisasi perempuan. Keputusan-keputusan dihasilkan dari proses n e g o s i a s i , s e b a g i a n b e s a r dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang berasal dari kelompok-kelompok muslimatan (majelis taklim), posyandu, dan kelompok PKK. Kelompok PKK pada umumnya merangkap pula kelompok kader

Posyandu. Kelompok kader lebih berperan sebagai pelaksana, sementara kelompok muslimatan lebih berperan dalam pengambilan keputusan. Fasilitator-fasilitator perempuan pada dasarnya adalah mantan kader posyandu sekaligus guru.

Implikasi dari besarnya peran tokoh-tokoh tersebut adalah usulan yang kemudian terpilih dalam Musbangdes Perempuan adalah pembangunan Posyandu. Padahal, keputusan-keputusan yang justru muncul dari kelompok perempuan miskin adalah usulan mengenai pembangunan pompa air minum, penyediaan buku bagi anak s e k o l a h , d a n p e m b a n g u n a n P u s k e s m a s . K e b u t u h a n a i r memang menjadi kebutuhan yang utama. Sebagian besar masyarakat tidak memiliki kamar mandi. Untuk mendapatkan air artesis, mereka harus menggali air sampai 120 meter, itu pun rasanya masih asin. Untuk mandi biasanya mereka pergi ke dampyang atau saluran air di Kali Cipunagara. Saluran-saluran air yang lebarnya hanya s e k i t a r t i g a m e t e r t e r s e b u t d i g u n a k a n u n t u k b e r b a g a i keperluan dari mulai MCK (mandi, c u c i , k a k u s ) s a m p a i u n t u k keperluan dapur (mencuci piring dan bahan makanan). Kebutuhan air minum biasanya dipenuhi dari

jet-pump atau pompa air. Ada sekitar tiga orang yang memiliki jet-p u m jet-p d a n s e k a l i g u s mengomersialkannya. Untuk satu kali mendorong roda yang berisi e n a m - - d e l a p a n j e r i g e n a i r ,

d i p e r l u k a n b i a y a s e k i t a r Rp.1.200,00 atau kalau menyuruh orang bisa sekitar Rp.1.500,00 atau Rp.2.000,00. Biasanya satu roda itu dapat memenuhi keperluan air selama satu minggu.

Sementara itu untuk fasilitas kesehatan, masyarakat sendiri lebih sering pergi ke mantri d a r i p a d a P u s k e s m a s k a r e n a jauhnya lokasi Puskesmas, yaitu di P a m a n u k a n K o t a s e h i n g g a memerlukan biaya transportasi tambahan untuk menjangkaunya. Biaya yang dikeluarkan untuk berobat pada mantri hanya sekitar Rp.5.000,00 sudah termasuk suntik dan obat.

Persoalan yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan justru bukan terletak pada persoalan besaran uang sekolah, tetapi pada akses kepada buku-buku wajib. Biaya u n t u k m e m b e l i b u k u y a n g seringkali berganti dirasakan s a n g a t m a h a l , s e m e n t a r a p e r p u s t a k a a n s e k o l a h t i d a k menyediakan buku-buku tersebut sehingga sebagai gantinya guru sering memberikan fotokopi yang kalau dijumlahkan biayanya dirasakan berat.

Perbedaan antara usulan yang muncul dari kelompok perempuan miskin dengan usulan terpilih memperlihatkan bahwa usulan tersebut memang ditampung. Akan tetapi, kelompok-kelompok yang mewakili perempuan di dalam forum pengambilan keputusan PPK belum mampu menjadi

s a l u r a n k e p e n t i n g a n b a g i kelompok miskin.

Kelompok miskin sendiri lebih d i l i b a t k a n d a l a m p r o s e s p e l a k s a n a a n p e m b a n g u n a n p r a s a r a n a t e r p i l i h , y a i t u pembangunan jalan, jembatan, dan Posyandu. Partisipasi kemudian m e n j a d i u p a y a m o b i l i s a s i kelompok miskin, seperti halnya atas nama program-program partisipasi sebelumnya, lebih banyak dilakukan dalam bentuk mobilisasi sebagai tenaga kerja. Selain itu, juga ada dana-dana swadaya yang cukup signifikan besarnya mencapai Rp 14 juta atau 18% dari total dana prasarana bantuan teknis. Besarnya dana swadaya ini menjadi faktor signifikan untuk memenangkan kompetisi.

Di dalam skema kegiatan ekonomi PPK, partisipasi lebih sulit lagi ditemukan. Kelompok perempuan m e m a n g m e n j a d i p e n e r i m a m a n f a a t , t e t a p i p e m i l i h a n penerima pinjaman dan besarnya pinjaman ditentukan langsung oleh Tim Pengelola Keuangan di tingkat desa yang terdiri atas unsur tokoh m a s y a r a k a t d a n B P D y a n g semuanya laki-laki.

Sebagian besar penerima manfaat kredit PPK tidak tergolong dalam kelompok perempuan miskin. Penerima manfaat dari PPK adalah k e l o m p o k - k e l o m p o k y a n g t e r m a s u k d a l a m k e l o m p o k menengah. Umumnya penerima manfaat adalah pedagang, seperti

pemilik warung dan toko. Penerima manfaat laki-laki biasanya adalah aparat desa, tukang ojeg, atau pedagang baso.

Hal itu terjadi karena indikator yang digunakan oleh bendahara PPK dalam menentukan penerima m a n f a a t a d a l a h t i n g k a t kemampuan mengembalikan. Oleh karena itu, penerima pinjaman adalah kelompok-kelompok yang j e l a s d a n s t a b i l m a t a p e n c a h a r i a n n y a . D e n g a n demikian, kelompok pedagang menjadi target penerima manfaat yang tepat karena kepastian omzet dan penghasilan per harinya. Strategi lain yang digunakan oleh bendahara untuk menghindari kemacetan adalah pemberian jumlah uang yang relatif sama dan tidak besar, yaitu sekitar Rp. 200.000,00 sampai dengan Rp. 500.000,00 per orang. Pemberian ini ditentukan oleh tim itu sendiri. Penerima manfaat juga ditentukan oleh tim sendiri berdasarkan pengetahuan mengenai sejarah utang calon penerima manfaat.

Sekitar 35 orang dari 51 penerima manfaat memang perempuan. Alasannya tidak hanya karena nasabah perempuan dianggap lebih disiplin, tetapi juga karena p e n g e l o l a w a r u n g a d a l a h perempuan. Beberapa penerima manfaat PPK perempuan mengaku b a h w a p i n j a m a n n y a t i d a k diketahui oleh suami dengan alasan biasanya suami bisa marah karena tidak mau memiliki utang. Di luar alasan tersebut, para penerima

m a n f a a t t e r s e b u t m a l a s m e m b e r i t a h u s u a m i k a r e n a s e r i n g k a l i u a n g t e r s e b u t dimanfaatkan oleh suami bukan untuk keperluan berdagang, melainkan untuk konsumsi.

Hal ini membuktikan bahwa apabila pengelola laki-laki maka tidak selalu perempuan tidak memperoleh kredit. Di dalam kredit, kelompok perempuan s e r i n g k a l i m e m p e r o l e h kepercayaan dari pengelola yang semuanya adalah laki-laki.

K e n d a l a - k e n d a l a d i d a l a m partisipasi perempuan miskin t e r j a d i t i d a k h a n y a k a r e n a keperempuanannya tetapi juga oleh faktor kemiskinannya. Ketika partisipasi atau mekanisme ruang publik itu dibuka untuk semua kalangan perempuan, tidak semua p e r e m p u a n m i s k i n m a m p u memanfaatkannya. Persoalan partisipasi di dalam Musbangdes Perempuan juga sama dengan persoalan partisipasi kelompok miskin dalam perencanaan di tingkat desa.

Di sisi lain, kelompok perempuan memiliki potensi sebagai saluran bagi kelompok miskin untuk menyuarakan kepentingannya karena perempuan terbukti lebih m e m a h a m i d a n d a p a t m e n g g a m b a r k a n k o n d i s i kemiskinan dengan lebih rinci dan nyata. Artinya, mereka lebih memahami siapa yang tepat