• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bahasa dan konteks yang menjadi dasar penentuan pemahamannya (Levinson dalam Merentek, 2016: 2).

Levinson juga menambahkan bahwa pragmatik mencakup bahasan tentang pranggapan, tindak tutur, implikatur percakapan, aspek-aspek struktur wacana dan deiksis. Parker (dalam Merentek, 2016: 2) menyatakan perbedaannya semantik ialah studi tentang makna yang berkaitan dengan makna kata atau makna leksikal yakni makna bebas akan konteks sedangkan makna dalam pragmatik yakni terikat konteks, tujuan dari pembicara atau perasaan pembicara.

Deiksis merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu deitikos, yang artinya ‘menunjuk’ melalui bahasa. Segala bentuk linguistik yang digunakan untuk mencapai hal ini ‘menunjuk’ disebut ekspresi deiksis. Ketika kita melihat sebuah benda dan bertanya “apa itu?”, kita akan menggunakan ekspresi deiksis

‘itu’ untuk menunjukkan sesuatu dalam konteks langsung (Yule, dalam Merentek, 2016: 3). Deiksis adalah kata-kata yang mengambil makna dari situasi ujaran (persona, waktu, dan tempat) saat kata-kata itu digunakan. Menurut Levinson

(dalam Merentek, 2016: 3) hubungan antara bahasa dan konteks yang tercermin terdapat di dalam struktur bahasa itu sendiri. Konteks pada ilmu pragmatik memiliki peran yang sangat penting karena ilmu pragmatik merupakan kajian makna tuturan berdasarkan konteks tuturan. Konteks adalah pengetahuan yang melatarbelakangi tuturan yang sama dimiliki dan dipahami oleh penutur dan mitra tutur sehingga mitra tutur mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh penutur ketika melakukan tuturan. Konteks sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika melakukan komunikasi antara penutur dan mitra tutur.

2.3.2 Deiksis

Penelitian ini menggunakan teori dari Levinson (1983). Levinson (dalam Merentek, 2016: 6) mengatakan bahwa deiksis merupakan suatu cara yang sangat mudah untuk diteliti, hubungan antara bahasa dan konteks yang tercermin terdapat di dalam struktur bahasa itu sendiri. Levinson (dalam Merentek 2016: 6) membagi deiksis menjadi lima jenis, yaitu:

1. Deiksis persona

Deiksis persona yakni pemberian bentuk menurut peran peserta dalam peristiwa bahasa saat ujaran tersebut diucapkan. Deiksis persona terbagi atas tiga kategori yaitu: a) Kategori persona pertama, yakni kategori rujukan penutur kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya (aku, saya, kami, kita), b) Kategori persona kedua, yakni pemberian bentuk rujukan penutur kepada seseorang atau lebih yang melibatkan dirinya (kamu, anda, kalian), c) Kategori persona ketiga, yakni pemberian bentuk rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar ujaran itu (dia, mereka).

2. Deiksis tempat

Deiksis tempat yakni pemberian bentuk pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa bahasa (sana, sini).

3. Deiksis waktu

Deiksis waktu yakni pemberian bentuk pada rentang wakktu tertentu saat suatu ujaran diujarkan (hari ini, sekarang, setahun kemudian, malam ini, 500 tahun yang lalu).

4. Deiksis wacana

Deiksis wacana yakni rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan atau sedang dikembangkan (itu, ini, begitu).

5. Deiksis Sosial

Deiksis sosial yakni pemberian bentuk menurut perbedaan sosial yang merujuk pada peran peserta, khususnya aspek-aspek hubungan sosial antara pembicara dan pendengar atau pembicara dengan beberapa rujukan (tuan, nyonya, Yang Mulia).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Sumber Data

Data didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari proses pengamatan atau observasi. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari film The Monkey King 2karya Kiefer Liu yang berdurasi 120 menit yang dirilis pada tanggal 8 Februari 2016 di Hongkong. Data dalam penelitian ini berupa kalimat dalam bahasa Mandarin yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang di dalamnya berupa deiksis.

Sumber data dalam penelitian ini adalah film The Monkey King 2. Film ini dipilih sebagai sumber data dalam penelitian ini karena di dalam film tersebut memiliki dialog dan percakapan antartokoh sehingga memungkinkan adanya deiksis. Film The Monkey King 2 merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya terdapat jenis-jenis deiksis, dan deiksis tersebut tidak dapat diketahui bila tidak memperhatikan konteksnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang digunakan untuk penelitian ini, penulis melakukan pengamatan pada film The Monkey King 2 ini di rumah penulis sendiri tepatnya di Jl. Klumpang Gg. Sumber Waras, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut Sudaryanto (dalam Pranita, 2015: 29) dibagi menjadi dua, yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak adalah metode

yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan cara menyimak penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti. Metode yang kedua yang dikemukakan oleh Sudaryanto adalah metode cakap. Metode ini digunakan dalam penelitian bahasa yang objek kajiannya berupa percakapan antara penanya dan narasumber.

Metode simak digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam penilitian ini. Penulis sekaligus peneliti hanya terlibat sebagai pemerhati apa yang dikatakan oleh orang-orang yang terlibat dalam dialog. Metode simak dipilih karena objek yang diteliti berupa bahasa yang sifatnya teks. Dalam penelitian yang menggunakan metode penelitian simak ini harus disertai dengan teknik catat, yang berarti peneliti mencatat data yang dinilai tepat dalam kajian deiksis bahasa pada kartu data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Simak

Menyimak adalah langkah awal yang dilakukan dengan memperlihatkan dan mempelajari dengan seksama objek yang diteliti yaitu teks percakapan atau dialog antar tokoh pada film The Monkey King 2. Setelah itu dipilih kalimat mana saja yang di dalamnya terdapat kata yang bersifat deiksis.

2. Mencatat

Pencatatan dilakukan setelah data yang berupa kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat kata-kata yang bersifat deiksis yang dinilai cukup untuk dijadikan data penelitian. Data kemudian dicatat dalam kartu data untuk dianalisis.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Tujuan dari penelitian ini yaitu: pertama, mendeskripsikan jenis deiksis yang terdapat pada film The Monkey King 2; kedua, menganalisis deiksis yang terdapat pada film The Monkey King 2. Semua tujuan dicapai menggunakan

metode dan teknik yang sama yaitu metode padan referensial. Sudaryanto (dalam Fitrati, 2014: 42) mengemukakan bahwa alat penentu dari metode padan referensial adalah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referen bahasa.

Teknik dasar dalam metode padan referensial yang digunakan adalah pilah unsur penentu (PUP). Realisasi dalam penelitian, data dipilih oleh peneliti, lalu data yang relevan dibedakan dengan jalan memberikan cetakan tebal. Data yang telah terpilah menggunakan teknik dasar PUP, dianalisis kembali menggunakan teknik lanjutan hubung banding menyamakan (HBS). Dalam hal ini, deiksis yang ditemukan dalam film The Monkey King 2 dibandingkan kembali dengan referennya dengan bantuan dialog dan adegan. Perhatikan contoh analisis deiksis berikut ini.

Gambar 3.1: Sun Wukong gembira ketika Tang Sanzang mengatakan tidak perlu ditemani oleh nya. (durasi 00:07:54)

Bentuk Tuturan (2) : 孙悟空 : “那我可以走了。”

Sūn Wùkōng : “Nà wǒ kěyǐ zǒu le.”

Sun Wukong : ”Kalau begitu aku pergi.“

Konteks tuturan : Siang hari di pegunungan Lima Jari. Terdapat tokoh Sun Wukong dan biksu Tang Sanzang. Situasi pada gambar 3.1

adalah Sun Wukong baru saja bebas dari hukumannya yaitu terkurung di dalam gua gunung dan ia bebas berkat biksu Tang Sanzang yang menarik kain busuk di dalam gua tersebut. Kemudian ia diperintahkan dewi Kuan In untuk menemani biksu Tang Sanzang mencari kitab suci.

Namun biksu Tang Sanzang tidak memaksa Sun Wukong untuk menemaninya dan Sun Wukong gembira ketika biksu Tang Sanzang berkata tidak perlu ditemani olehnya.

Analisis : Kata 我 (wǒ) pada tuturan (1) merujuk pada diri penutur yaitu Sun Wukong yang baru saja mendengar biksu Tang Sanzang yang berkata bahwa biksu Tang Sanzang tidak perlu ditemani oleh Sun Wukong.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dapat disajikan melalui dua cara, yaitu metode formal dan informal (Sudaryanto, dalam Fitrati, 2014:42). Dalam penelitian ini digunakan metode informal, yaitu menggunakan kata-kata sebagai penjelasan dari analisis data. Hasil data yang telah dianalisis juga akan penulis sajikan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada skripsi yang berjudul “Penggunaan Deiksis Bahasa Mandarin yang Terdapat pada Film The Monkey King 2”, maka penulis membagi sub bab hasil penelitian ini menjadi dua yakni, 1) jenis deiksis yang terdapat pada film The Monkey King 2, dan 2) analisis deiksis yang terdapat pada film The Monkey King 2.

4.1.1 Jenis Deiksis yang Terdapat pada Film The Monkey King 2

Levinson (dalam Merentek, 2016: 6) mengatakan bahwa deiksis merupakan suatu cara yang sangat mudah untuk diteliti, hubungan antara bahasa dan konteks yang tercermin terdapat di dalam struktur bahasa itu sendiri. Levinson (dalam Marentek, 2016: 6) membagi deiksis menjadi lima jenis, yaitu: deiksis persona (kategori persona pertama, kategori persona kedua, dan kategori persona ketiga), deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deiksis sosial. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Deiksis persona

Deiksis persona yakni pemberian bentuk menurut peran peserta dalam peristiwa bahasa saat ujaran tersebut diucapkan. Deiksis persona terbagi atas tiga kategori yaitu: a) Kategori persona pertama, yakni kategori rujukan penutur kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya (aku, saya, kami, kita), b) Kategori persona kedua, yakni pemberian bentuk rujukan penutur kepada seseorang atau lebih yang melibatkan dirinya (kamu, anda, kalian), c) Kategori persona ketiga,

yakni pemberian bentuk rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar ujaran itu (dia, mereka).

2. Deiksis tempat

Deiksis tempat yakni pemberian bentuk pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa bahasa (sana, sini).

3. Deiksis waktu

Deiksis waktu yakni pemberian bentuk pada rentang wakktu tertentu saat suatu ujaran diujarkan (hari ini, sekarang, malam ini, setahun kemudian, 500 tahun yang lalu).

4. Deiksis wacana

Deiksis wacana yakni rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan atau sedang dikembangkan (itu, ini, begitu).

5. Deiksis Sosial

Deiksis sosial yakni pemberian bentuk menurut perbedaan sosial yang merujuk pada peran peserta, khususnya aspek-aspek hubungan sosial antara pembicara dan pendengar atau pembicara dengan beberapa rujukan (tuan, nyonya, Yang Mulia).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menemukan kelima deiksis yang dinyatakan oleh Levinson. Berikut penjelasan hasil perolehan data deiksis yang terdapat pada film The Monkey King 2.

Tabel 4.1 Jumlah Data Deiksis Berdasarkan Jenis-jenis Deiksis

No. Jenis Deiksis Jumlah Data

1. Deiksis Persona 489

2. Deiksis Tempat 11

3. Deiksis Waktu 17

4. Deiksis Wacana 8

5. Deiksis Sosial 12

Berdasarkan tabel 4.1 jumlah data deiksis yang ditemukan adalah 537 deiksis yang terdiri dari 489 data deiksis persona yang terbagi atas kategori persona pertama, kategori persona kedua, dan kategori persona ketiga, 11 data deiksis tempat, 17 data deiksis waktu, 8 data deiksis wacana, dan 12 data deiksis sosial.

4.1.1.1 Deiksis Persona

Pada deiksis persona ini dibedakan atas tiga kategori, yaitu persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Setiap kategori ini dibagi atas persona tunggal dan persona jamak.

1. Deiksis Persona Pertama Tunggal

Pada penelitian ini, data deiksis persona pertama tunggal yang ditemukan oleh penulis yaitu: 我 (wǒ) yangdapat bermakna sebagai saya/aku pada bahasa Mandarin.

2. Deiksis Persona Pertama Jamak

Pada penelitian ini, data deiksis persona pertama jamak yang ditemukan oleh penulis yaitu: 我们 (wǒmen) yang dapat bermakna sebagai kami/kita dalam bahasa Mandarin.

3. Deiksis Persona Kedua Tunggal

Pada penelitian ini, data deiksis persona kedua tunggal yang ditemukan oleh penulis yaitu: 1) 你 (nǐ)yang bermakna sebagai kamu dalam bahasa Mandarin, 2) 您 (nǐn) yang dapat bermakna sebagai anda dalam bahasa Mandarin.

4. Deiksis Persona Kedua Jamak

Pada penelitian ini, data deiksis persona kedua jamak yang ditemukan oleh penulis yaitu: 你们 (nǐmen)yang bermakna sebagai kalian dalam bahasa Mandarin.

5. Deiksis Persona Ketiga Tunggal

Pada penelitian ini, data deiksis persona ketiga tunggal yang ditemukan oleh penulis yaitu: 1) 他 (tā)yang bermakna sebagai dia pada laki-laki dalam bahasa

Mandarin, 2) 她 (tā) yang bermakna sebagai dia pada perempuan dalam bahasa Mandarin. Kedua kata tersebut memiliki perbedaan pada penulisannya namun memiliki persamaan pada pelafalan atau pengucapan.

6. Deiksis Persona Ketiga Jamak

Pada penelitian ini, data deiksis persona ketiga jamak yang ditemukan oleh penulis yaitu: 1) 他 们 (tāmen)yang bermakna sebagai mereka pada laki-laki keseluruhannya atau beberapa perempuan dan beberapa laki-laki, 2) 她 们 (tāmen)yang bermakna sebagai mereka pada perempuan keseluruhannya. Kedua

kata tersebut memiliki perbedaan pada penulisannya namun memiliki persamaan pada pelafalan atau pengucapan.

4.1.1.2 Deiksis Tempat

Pada penelitian ini deiksis tempat yang ditemukan oleh penulis yakni: 1) 那 (nà)yang bermakna sebagai sana dalam bahasa Mandarin, 2) 这里 (zhèlǐ) yang bermakna sebagai sini dalam bahasa Mandarin, 3) 这儿 (zhè'er)yang bermakna sini dalam bahasa Mandarin, 4) 那里(nàlǐ) yang bermakna sana dalam bahasa

Mandarin.

4.1.1.3 Deiksis Waktu

Pada penelitian ini deiksis waktu yang ditemukan oleh penulis yakni: 1) 今 天 (jīntiān) yang bermakna sebagai hari ini dalam bahasa Mandarin, 2) 一年以后 (yī nián yǐhòu) yang bermakna sebagai setahun kemudian dalam bahasa Mandarin, 3) 现在 (xiànzài) yang bermakna sebagai sekarang dalam bahasa Mandarin, 4) 今 晚(jīn wǎn) yang bermakna sebagai malam ini dalam bahasa Mandarin, dan 5) 五 百年前 (wǔbǎi nián qián) yang bermakna sebagai 500 tahun yang lalu dalam bahasa Mandarin.

4.1.1.4 Deiksis Wacana

Pada penelitian ini deiksis wacana yang ditemukan oleh penulis yakni: 1) 这 (zhè) yang dapat bermakna sebagai itu dalam bahasa Mandarin, 2) 这 (zhè) yang dapat bermakna sebagai ini dalam bahasa Mandarin, 3) 那里 (nàlǐ) yang dapat bermakna sebagai itu dalam bahasa mandarin, 4) 那 (nà) yang dapat bermakna sebagai begitu dalam bahasa Mandarin.

4.1.1.5 Deiksis Sosial

Pada penelitian ini deiksis sosial yang ditemukan oleh penulis yakni: 1)尊驾 (zūn jià)yang dapat bermakna sebagai tuan dalam bahasa Mandarin, 2) 夫人 (fūrén) yang bermakna sebagai nyonya dalam bahasa Mandarin, 3)陛下(bìxià yang bermakna sebagai Yang Mulia dalam bahasa Mandarin.

4.1.2 Analisis Deiksis yang Terdapat pada film The Monkey King 2

Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu;

analisis deiksis yang terdapat pada film The Monkey King 2. Analisis dimulai dengan klasifikasi kategori deiksis dalam bahasa Mandarin dengan menunjukkan bentuk tuturan yang terdapat dalam film The Monkey King 2. Setelah itu bentuk tuturan dianalisis dari segi sudut pandang Pragmatik Levinson dalam bentuk konteks tuturan. Berikut analisis data deiksis bahasa Mandarin pada film The Monkey King 2.

4.1.2.1 Analisis Deiksis Persona

Pada deiksis persona ini dibedakan atas tiga kategori, yaitu persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Setiap kategori ini dibagi atas persona tunggal dan persona jamak. Berikut analisis data deiksis persona pada film The Monkey King 2.

1. Deiksis Persona Pertama Tunggal

Gambar 4.1: Sun Wukong gembira ketika Tang Sanzang mengatakan tidak perlu ditemani oleh nya. (Durasi 00:07:54)

Bentuk Tuturan (3) : 孙悟空 : “那我可以走了。”

Sūn Wùkōng : “Nà wǒ kěyǐ zǒu le.”

Sun Wukong : “Kalau begitu aku pergi.”

Konteks tuturan : Siang hari di pegunungan Lima Jari. Terdapat tokoh Sun Wukong dan biksu Tang Sanzang. Situasi pada gambar 4.1 adalah Sun Wukong baru saja bebas dari hukumannya yaitu terkurung di dalam gua gunung dan ia bebas berkat biksu Tang Sanzang yang menarik kain busuk di dalam gua tersebut. Kemudian ia diperintahkan dewi Kuan In untuk menemani biksu Tang Sanzang mencari kitab suci.

Namun biksu Tang Sanzang tidak memaksa Sun Wukong untuk menemaninya dan Sun Wukong gembira ketika biksu Tang Sanzang berkata tidak perlu ditemani olehnya.

Analisis : Kata 我 (wǒ) yang bermakna saya/akupada tuturan (3) merujuk pada diri penutur yaitu Sun Wukong yang baru

saja mendengar biksu Tang Sanzang yang berkata bahwa biksu Tang Sanzang tidak perlu ditemani oleh nya.

2. Deiksis Persona Pertama Jamak

Gambar 4.2: Zhu Bajie mengajak Sun Wukong untuk kembali menolong Biksu Tang Sanzang. (Durasi 01:28:24)

Bentuk Tuturan (4) : 猪八戒 : “只要我们师徒几人拧成一股绳。”

Zhū Bājiè : “Zhǐyào wǒmen shī tú jǐ rén níng chéngyī gǔshéng..”

Zhu Bajie : “Jika kita berempat bergabung dan bersatu..”

Konteks tuturan : Sore hari di suatu hutan tempat Sun Wukong berada.

Terdapat tokoh Zhu Bajie beserta kera-kera yaitu teman-teman dari Sun Wukong. Situasi pada gambar 4.2 adalah Zhu Bajie sedang mencari Sun Wukong dan sedang membujuk Sun Wukong untuk kembali bersama biksu Tang Sanzang, Zhu Bajie, dan Sha Wujing. Pada gambar 4.2 Zhu Bajie mengira bahwa Sun Wukong berada di

tempat itu padahal tidak. Yang mendengar Zhu Bajie berbicara hanya kera-kera yang ada di sana.

Analisis : Kata 我们 (wǒmen) yang bermakna kitapada tuturan (4) merujuk pada diri penutur yaitu Zhu Bajie dan juga sasarannya yaitu Sun Wukong, Sha Wujing, dan biksu Tang Sanzang. Meskipun Zhu Bajie hanya bermaksud berbicara dengan Sun Wukong, namun kata 我们 (wǒmen) yang dituturkannya tersebut berhubungan dengan konteks pertuturan yaitu Zhu Bajie membujuk Sun Wukong untuk kembali bersama biksu Tang Sanzang, Zhu Bajie, dan Sha Wujing.

Gambar 4.3: Zhu Bajie berkata kepada Sun Wukong bahwa ia dan Sha Wujing sedang menunggu pengambil kitab suci. (Durasi 00:27:20)

Bentuk Tuturan (5) : 猪八戒 : “我们两个受观音菩萨的指点。”

Zhū Bājiè : “Wǒmen liǎng gè shòu guānyīn púsà de zhǐdiǎn.”

Zhu Bajie : “Kami berdua sedang menunggu pengambil kitab suci.”

Konteks tuturan : Di atas tebing tinggi terdapat tokoh Zhu Bajie, Sha Wujing, Sun Wukong, dan biksu Tang Sanzang. Situasi pada gambar 4.3 adalah Zhu Bajie sedang berdiri di samping Sha Wujing dan berhadapan dengan Sun Wukong. Penutur pada tuturan (5) yakni Zhu Bajia dan mira tuturnya adalah Sun Wukong.

Analisis : Kata 我们 (wǒmen) yang bermakna kamipada tuturan (5) merujuk pada diri penutur yaitu Zhu Bajie dan juga orang sasarannya yaitu Sha Wujing. Kata 我们 (wǒmen) yang dituturkannya tersebut berhubungan dengan kata 我们两 个 (wǒmen liǎng gè) yang bermakna “kami berdua” yang dituturkan oleh Zhu Bajie, dan terdapat Sha Wujing yang sedang berdiri di samping Zhu Bajie.

3. Deiksis Persona Kedua Tunggal

Gambar 4.4: Bai Gujing datang ke istana Raja dan bertemu dengan Biksu Tang Sanzang. (Durasi 00:57:21)

Bentuk Tuturan (6) : 白骨精 : “你要帮这个老家伙把我给降了?”

Bái Gǔjīng : “Nǐ yào bāng zhège lǎo jiāhuo bǎ wǒ gěi jiàngle?”

Bai Gujing :“Kau mau membantu dia untuk mengusirku?”

Konteks tuturan : Di dalam istana Raja Lautan awan terdapat tokoh Raja Lautan Awan, Bai Gujing, Zhu Bajie, Sha Wujing, Sun Wukong, dan biksu Tang Sanzang. Situasi pada gambar 4.4 adalah Bai Gujing sedang marah besar sebab Raja Lautan Awan baru saja menceritakan kebohongan tentang dirinya kepada biksu Tang Sanzang dan ketiga muridnya agar Biksu Tang Sanzang dan ketiga muridnya mau mengusir Bai Gujing dari dunia. Lalu dalam keadaan marah, Bai Gujing berhadapan dengan biksu dan bertanya apakah biksu mau membantu Raja Lautan Awan untuk mengusirnya.

Analisis : Kata 你 (nǐ)pada tuturan (6) merujuk pada orang yang sedang diajak berbicara oleh Bai Gujing yaitu biksu Tang Sanzang, sebab Bai Gujing sedang berhadapan dengan biksu Tang Sanzang dan menuturkan kata 你 (nǐ) yang artinya kau/kamu.

Gambar 4.5: Biksu Tang Sanzang meminta maaf kepada nenek tua jelmaan Bai Gujing. (Durasi 00:34:40)

Bentuk Tuturan (7) : 唐三藏 : “恐怕您是误会了。”

Táng Sānzàng : “Kǒngpà nín shì wùhuìle.”

Tang Sanzang : “Saya takutnya anda salah sangka.”

Konteks tuturan : Siang hari di dalam rumah gubuk nenek tua jelmaan Bai Gujing terdapat tokoh nenek tua alias Bai Gujing, biksu Tang Sanzang, Zhu Bajie, Sha Wujing, dan Sun Wukong.

Situasi pada gambar 4.5 adalah biksu Tang Sanzang sedang meminta maaf kepada nenek tua sebab sudah membuat nenek tua tersebut terkejut dan takut. Biksu Tang Sanzang tidak mengetahui bahwa nenek tersebut adalah siluman Bai Gujing yang sengaja menyamar untuk membunuh Biksu Tang dan ketiga muridnya.

Analisis : Kata 您 (nín)yang bermaknaandapada tuturan (7) merujuk kepada orang yang sedang diajak bicara oleh biksu Tang Sanzang yaitu nenek tua jelmaan Bai Gujing. Oleh karena pada situasi di mana Biksu Tang Sanzang dan ketiga

muridnya tidak mengetahui bahwa nenek tersebut adalah jelmaan dari siluman jahat yaitu Bai Gujing, maka biksu Tang Sanzang menyebut nenek tersebut dengan sapaan 您 (nǐn) untuk menunjukkan rasa kesopanan terhadap nenek tersebutkarena nenek tersebut adalah orang yang belum mereka kenal dan berumur lebih tua dari biksu Tang Sanzang dan ketiga muridnya.

4. Deiksis Persona Kedua Jamak

Gambar 4.6: Nenek tua jelmaan Bai Gujing menanyakan kepada Tang Sanzang dan ketiga muridnya apakah sudah lapar. (durasi 00:35:38)

Bentuk Tuturan (8) : 白骨精 : “你们是不是饿了?”

Bái Gǔjīng : “Nǐmen shì bùshì èle?”

Bai Gujing : “Apakah kalian sudah lapar?”

Konteks tuturan : Siang hari di dalam rumah gubuk nenek tua jelmaan Bai Gujing terdapat tokoh nenek tua alias Bai Gujing, biksu Tang Sanzang, Zhu Bajie, Sha Wujing, dan Sun Wukong.

Situasi pada gambar 4.6 adalah nenek tua jelmaan Bai Gujing yang sedang berdiri di belakang Zhu Bajie

bertanya kepada Biksu Tang Sanzang dan keempat muridnya apakah mereka sudah lapar dan menyuruh mereka masuk ke dalam rumahnya.

Analisis : Kata 你们 (nǐmen) yang bermaknakalianpada tuturan (8) merujuk kepada orang yang sedang diajak bicara oleh nenek tua jelmaan Bai Gujing yaitu biksu Tang, Sun Wukong, Zhu Bajie dan Sha Wujing sebab hanya mereka berempat yang datang ke rumah nenek tersebut dan pada saat itu hanya mereka bertiga yang sedang berdiri bersama nenek tua alias Bai Gujing.

5. Deiksis Persona Ketiga Tunggal

Gambar 4.7: Sun Wukong berupaya meyakinkan Biksu Tang Sanzang bahwa

Gambar 4.7: Sun Wukong berupaya meyakinkan Biksu Tang Sanzang bahwa

Dokumen terkait