• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Tinjauan Pustaka

3. Praktik Sosial

Praktik sosial adalah hubungan diakletis antara struktur dan Aktor. Dalam teori Bourdieu, konsep konsep yang di kemukakan oleh Bourdieu di rumuskan menjadi (Habitus X Modal) + Ranah = Praktik sosial. Rumus generatif ini dapat di lihat dari tindakan Aktor dalam struktur dengan adanya relasi dalam habitus yang melibatkan modal serta menjadikan ranah sebagai tempat agar terjadinya praktik sosial.

Praktik sosial adalah hubungan relasional antara struktur, Aktor dan pelaku yang saling mempengaruhi tindakan terjalin secara dialektik dalam sebuah kehidupan sosial (Adib 2012).

Dalam praktik sosial terdapat kekerasan simbolik, yaitu tindakan memanfaatkan sarana atau modal yang dirinya miliki untuk mempengaruhi seseorang untuk menyakinkan seseorang bahkan untuk

30

menyakiti hati, merugikan kepentingan orang lain tanpa mengenai fisik dan tindakan itu berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama.

Menurut Bourdieu (1994) kekerasan simbolik adalah kekuasaan yang dapat di kendalikan dari tujuan seseorang yang ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain dengan mekanisme kekerasan yang tersembunyi sehingga tidak dapat dikenali kekerasannya (Zurmailis and Faruk 2017). Seseorang yang memiliki legitimasi merasa dirinya dominan dalam mempertahankan dirinya dalam ruang sosial, dimana kekuatan berupa modal yang diakumulasikan digunakan atau ditujukan kepada Aktor yang lebih lemah untuk mengubah atau mempengaruhi tindakan serta pemikiran Aktor tersebut, hal ini juga dikatakan Bourdieu bahwa kekerasan simbolik yaitu kekerasan yang lembut (a gentle violence) dan dilakukan secara tak kasat mata (imperceptible and visible) (Gusnita 2010), sehingga mereka yang terdominasi tidak menyadari bahwa adanya kekerasan dalam dirinya, dan Aktor menyerahkan dirinya untuk masuk ke dalam lingkaran dominasi.

Mereka yang di kuasai menerima begitu saja karena kekerasan simbolik menciptakan mekanisme sosial yang bersifat objektif. Tujuan dari kekerasan simbolik adalah penerimaan sesuatu yang memang seharusnya demikian, sebagai suatu yang wajar dalam dunia sosial.

“Sesuatu yang wajar, yang memang seharusnya di terima” itu disebut Doksa. Sesuatu yang dianggap wajar sebagai wacana dominan agar seseorang bisa menerima hal tersebut, karena pada dasarnya kekerasan

31

simbolik adalah kekerasan wacana. Doksa merupakan dasar pemikiran yang melandasi perangkat aturan yang di tetapkan dan tata nilai yang di usung pelaku budaya dominan yang di kuatkan oleh modal modal yang dimilikinya.

Bourdieu (1996: 228) memaknai Doksa sebagai perangkat aturan, nilai, konvensi dan wacana yang mengatur arena secara keseluruhan sehingga berpengaruh sejak lama dan di sajikan sebagai akal sehat (Gusnita 2010) , dimana perangkat aturan itu lahir dari pengalaman sebagai hasil dari pembelajaran sosial dalam ruang sosial pada relasi dialektis antara Aktor dan struktur.

Gambar I.F.b : Diagram Teori Feliz Bourdieu

32 G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Karena penelitian yang memiliki maksud untuk memahami suatu fenomena yang terjadi dan dialami oleh subjek atau pelaku, dengan contoh tindakan dan persepsi bahkan motivasi dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kontek bahasa, Bogdan dan Taylor mengartikan bahwasanya metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor 1975).

Penulis menggunakan penelitian kualitatif agar dapat menjelaskan konsep struktur dan habitus aktivis penanggulangan kerusakan lingkungan pada Lembaga penanggulangan Keusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim NU dengan unit kegiatan Bank Sampah Nusantara. Ada beberapa pendekatan dalam penelitian kualitatif, yaitu etnogafis, studi kasus, grounded theory, partisipatoris, interaktif, dan tindakan kelas.

Adapun penulis akan menggunakan pendekatan partisipasi yang merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung, dimana pengalaman mereka sebagai persoalan pada organisasi masyarakat tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada aktivis

33

lingkungan pengurus program Bank Sampah Nusantara. Penulis juga ikut mengkaji dan melaksanakan program secara terus-menerus. Maka dari itu penulis terlibat dalam program BSN walaupun penulis tidak masuk dalam struktural BSN, tetapi penulis merupakan anggota salah satu Banom NU dan ikut dalam program ngaji plastik setiap Sabtu pukul 19.00 WIB.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan secara bertahap sampai penulis mendapatkan informasi yang di perlukan, penelitian dimulai pada Bulan Agustus-September 2020, penulis akan melakukan kegiatan pengamatan, perizinan sampai tahan akhir pengumpulan data yang di lakukan secara Incidental yaitu keegiatan yang di lakukan sesuai keperluan dalam melengkapi data.

Penelitian ini berlokasi pada Jl. Kramat raya No 164. Gedung PBNU lantai 5 dan rumah masing masing. Dimana data atau sumber untuk penelitian di ambil lokasi tersebut..

3. Jenis dan Sumber Data

Adapun dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu :

1. Data Primer adalah salah satu jenis sumber data yang diperoleh melalui hasil wawancara peneliti ataupun observasi. Data ini murni berasal dari hasil turun lapangan peneliti. Sedangkan menurut Lofland yang dimaksud dengan data utama/primer adalah data

34

yang berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder adalah data yang di dapat dan dikumpulkan oleh peneliti dari sumber atau data yang telah ada sebelumnya (Hasan, 2001 : 58). Sumber data yang sudah ada dapat di peroleh dari karya ilmiah, jurnal, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Manfaat dari data sekunder adalah sebagai pelengkapan data hasil wawancara yang dirasa kurang.

4. Teknik pemilihan Informan

Pemilihan informan dengan sendirinya perlu dilakukan secara purposif (bukan secara acak) yaitu atas dasar apa yang diketahui tentang variasi-variasi yang ada atau elemen-elemen yang ada atau sesuai kebutuhan penelitian. Dengan kata lain jika suatu penelitian sudah tidak ada informasi yang dibutuhkan lagi (data yang diperoleh sudak dianggap cukup) maka peneliti tak perlu lagi melanjutkannya dengan mencari informasi atau informan lain (sampel lain). Informan dalam penelitian kualitatif dipilih dan ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh penulis. Informan dalam penelitian ini adalah pengurus BSN LPBI NU. Dalam penelitian ini, penulis menetapkan informan sebanyak 11 informan yang didasarkan pada beberapa kriteria bahwa : 1). informan termasuk di dalam jajaran struktural Nahdlatul Ulama 2). informan memiliki ketertarikan terhadap lingkungan serta fokus pada kegiatan

35

penanggulangan kerusakan lingkungan minimal 2 tahun lamanya. 3).

Warga setempat yang mendapatkan pelatihan dan sosialisasi BSN.

5. Profil Informan

Informan yang dipilih penulis sejumlah 11 orang, yakni pengurus Bank Sampah Nusantara LPBI NU yang memiliki ketertarikan terhadap lingkungan serta fokus pada kegiatan penanggulangan kerusakan lingkungan minimal 2 tahun lamanya.

Tabel I.G.5 : Profil Informan

Profil Informan

NO NAMA USIA ALAMAT JABATAN

1 fitria ariyani 43 pamulang, Tang-sel Direktur BSN

2 Ai Rosita 33 Bekasi Management Marketing

3 abdul rohman 56 kenari jak-Pus Relawan Ekobrik BSN 4 syifa nabila 24 kunciran, Tangerang Staf Keuangan BSN 5 M. Lukman 46 kedoya, jak-bar Waka produksi BSN 6 Yani Rahman 28 kramat lontar Jak-Pus Manager Operasional BSN 7 Nurul Munnisa 26 ciputat, Tangsel Staf Keuangan BSN 8 M. Ikdal 22 Tambora , Jakbar Tim Kesektariatan BSN 9 M. Ali yusuf 45 DKI jakarta Ketua umum LPBI NU 10 Sarmidi husna 44 cililitan, JakTim Sekertaris LBM NU

11 Reni 40 Kenari, Jakpus Warga Kenari

36 6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data lazimnya menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Juga tidak diabaikan kemungkinan menggunakan sumber-sumber non-manusia (non-human source of information), seperti dokumen, dan rekaman (record) yang tersedia. Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang di wawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung (Yusuf 2014).

Wawancara merupakan proses pengumpulan data dengan cara berdialog dengan informan yang sesuai dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti. Begitu juga dengan observasi atau pengamatan yang dilakukan terhadap kehidupan informan bermanfaat untuk menambah data dalam penelitian. Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan (Semiawan 2010).

Sedangkan menurut Zainal Arifin dalam buku (Kristanto 2018) observasi adalah suatu proses yang didahului dengan pengamatan

37

kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan.

Studi pustaka yang dikumpulkan penulis ini berkaitan dengan kerusakan lingkungan dan penanggulangan kerusakan lingkungan oleh para aktivis NU dan hal hal yang berkaitan dengan penelitiannya.

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif (Yusuf 2014).

Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui wawancara, observasi serta studi pustaka dan dokumentasi. Hal-hal yang ditanyakan saat wawancara yaitu berkaitan dengan latar belakang informan terkait ketertarikan isu lingkungan, pengalaman informan dalam berorganisasi serta kegiatan informan pada Unit BSN LPBI NU agar penulis dapat menemukan modal-modal yang digunakan oleh informan sebagai agen dalam habitus sesuai konsep yang dijelaskan oleh Bourdieu.

Penulis melakukan wawancara pihak yang terkait melalui telepon genggam, di karenakan ada kendala kendala dimasa pandemi

38

Covid-19. Adanya sistem Lock-Down yang di terapkan pemerintah membuat penulis sulit menemui para narasumber. Ada beberapa narasumber yang memang tidak bisa bertemu karena kewaspadaan Virus Covid-19 untuk memetuhi protokol kesehatan juga dan beberapa narasumber berada di kampung halaman. Wawancara ini menggunakan Aplikasi Whatsapp baik melalui telpon atau video telepon. Aplikasi tersebut memudahkan penulis untuk pengumpulan data walaupun kendala jaringan yang tidak stabil, tetapi hal tersebut sangat amat dimaklumi oleh narasumber.

Wawancara bersifat informal, keterbukaan dan keluwesan saat narasumber di wawancarai terlihat saat narasumber menanggapi candaan yang di lontarkan oleh penulis, hal itu telah disampaikan oleh penulis di awal wawancara agar wawancara terasa santai dan tidak membuat ketegangan dalam proses tersebut.

Observasi yang dilakukan oleh penulis yang datang langsung ke kantor LPBI NU Lt. 5 gedung PBNU dengan janji yang telah disepakati oleh bu Fitri Selaku manager BSN. Kegiatan tersebut agar penulis bisa mengamati keadaan kantor LPBI NU. penulis merasakan keharmonisan dalam lembaga tersebut, lembaga tersebut bersifat kekeluargaan sehingga tidak terlalu terlihat adanya batasan antara ketua, manager dan anggota BSN LPBI NU. Walaupun secara struktural terpampang di papan nama struktur tapi mereka bercanda layaknya keluarga, saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

39

Penulis melihat bahwa para anggota BSN LPBI NU terdapat botol minum dimeja tempat mereka diskusi, karena saat itu penulis dateng para anggota BSN sedang mengadakan rapat. Penulis juga disediakan air mineral dengan gelas, karena mereka tidak menyediakan tamu dengan minuman kemasan plastik. selain observasi secara langsung, penulis juga observasi secara virtual melalui Zoom Meeting yang diadakan oleh LPBI NU setiap Hari Jumat Pukul 19.00 hingga selesai.

Penulis melihat bahwa banyak yang antusias terhadap pertemuan virtual tersebut, sehingga banyak yang tergabung dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut adalah program Ngaji Plastik, kegiatan diskusi dengan kajian-kajian tentang lingkungan yang terkadang pembahasannya dikaitkan dengan agama. Kajian atau diskusi tersebut diisi oleh narasumber yang ahli dibidang pergerakan kepedulian lingkungan, misalnya proses daur ulang kulit pisang, pengolahan dan kegunaan pohon kelapa dan masih banyak kegiatan serta pemikiran lainnya yang berhubungan dengan lingkungan.

Penulis juga melakukan observasi melalui media sosial instagram untuk melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BSN LPBI NU. Observasi di media sosial instagram dilakukan dengan melihat postingan-postingan yang dibagikan oleh BSN LPBI NU, sorotan dari instastories, kemudian komentar-komentar dari postingan yang dibagikan.

40

Penulis menggunakan teknik dokumentasi, hal ini dikarenakan dokumentasi berguna sebagai bukti untuk pengujian. Dalam hal ini penulis menggunakan foto bersama informan sebagai bukti wawancara dan hasil proses daur ulang dalam kegiatan ekobrik.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah, karena analisis data digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang dikumpulkan tidak berguna jika tidak dianalisis. Data mentah perlu ditipologikan ke dalam kelompok dan dianalisis untuk menjawab masalah atau menguji hipotesis.

Analisis data merupakan usaha memilih, memilah, membuang, dan menggolongkon data untuk menjawab dua permasalahan, yaitu: 1) tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini, dan 2) bagaimana data-data ini berkontribusi terhadap tema (Nugrahani 2014). Dalam analisis data, penulis menggunakan Langkah-langkah dalam komponen analisisnya yaitu ; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/Verifikasi.

Penulis melakukan penyeleksian data mentah yang telah dikumpulkan melalui wawancara maka dari itu penulis menyeleksi data yang akan dihilangkan dan data dapat digunakan, sehingga penulis dapat memfokuskan data yang akan digunakan. Penulis juga melakukan pemilahan data dengan pengkategorian agar dapat menyederhanakan data dalam penyajian analisis, Sehingga data-data yang sudah dianalisis

41

akan disajikan dalam bentuk teks atau narasi. Setelah melakukan penyajian data, penulis akan menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang sudah disajikan.

Diawali dengan membuat transkrip wawancara, kemudian hasil transkrip wawancara penulis print. Setelah itu, penulis membaca semua hasil transkrip wawancara tersebut. Dari sekian banyak hasil transkrip, penulis melakukan seleksi data yang akan digunakan dan data yang tidak digunakan. Selanjutnya penulis juga menyederhanakan data dengan pengkategorian, Dimana kategori-kategori tersebut antara lain:

struktur, habitus, modal/capital, praktik sosial. Hal tersebut memudahkan penulis dalam penyajian data untuk di analisis dan dapat disajikan dalam bentuk teks atau narasi terkait NU dalam penggunaan habitus dalam penanggulangan kerusakan lingkungan. dan terakhir yaitu penarikan kesimpulan, penulis menarik kesimpulan sesuai dengan data yang sudah disajikan.

42 H. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dalam penelitian ini bertujuan untukmempermudahmengetahui garis besar penelitian. Sistematika penelitian initerdiri dari empat bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang rancangan penelitian yang terdiri dari beberapa sub-bab antara lain, pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodologi penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM. Pada bab ini berisi penjelasan tentang hal-hal yang perlu diketahui mengenai tentang Sampah dan gerakan lingkungan, hubungan agama dengan lingkungan, Profil NU dan LPBI NU, dan latar belakang BSN LPBI NU serta profil narasumber pengurus BSN LPBI NU.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penulis memaparkan inti dari