• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur dalam penanggulangan kerusakan lingkungan pada Program Bank Sampah Nusantara LPBI NU

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penulis memaparkan inti dari pembahasan penelitian serta analisis yang didapatkan berdasarkan data

BANK SAMPAH NUSANTARA

A. Struktur dalam penanggulangan kerusakan lingkungan pada Program Bank Sampah Nusantara LPBI NU

A. Struktur dalam penanggulangan kerusakan lingkungan pada Program Bank Sampah Nusantara LPBI NU

Bourdieu mengorientasikan struktur dengan konsep “strukturalisme Konstruktivis”, “konstruktivisme strukturalis”, atau “strukturalisme Genetis”, yang di definisikan sebagai struktur merupakan gabungan antara asal usul struktur sosial dan produk hasil dari struktur yang proses dengan jangka waktu yang sangat lama (Ritzer and Goodman 2010).

Lembaga penanggulangan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim merupakan lembaga yang bertujuan untuk penanganan masalah kemanusiaan dan lingkungan hidup yang disesuaikan dengan adanya tantangan dan tuntutan zaman terhadap permasalahan umat yang membutuh kan pertolongan seperti mengarah pada bantuan korban bencana alam dan penanggulangan masalah kerusakan lingkungan dan perubahan iklim di Indonesia. LPBI NU sebagai lembaga di bawah naungan NU yang menjadi organisasi masyarakat islam yang memiliki ruang sosial dengan beberapa unit kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat dan alam, di mana didalam unit kegiatan tersebut terdapat kelompok yang berperan penuh dalam kasus yang akan di tanganinya.

72

Dalam kasus kerusakan lingkungan ini terjadi dikarenakan beberapa pencemaran lingkungan disebabkan oleh sampah Plastik, Seperti yang ungkapkan oleh Sdr. Fitri :

Kerusakan lingkungan yang saya ketahui yaitu tercemar alam disebabkan oleh plastik, Kerusakan lingkungan yang terjadi di tanah, di laut kita, dan sumber daya alam dan lingkungan kita di akibatkan karena aktifitas manusia jugakan. Misalnya laut tercemarnya oleh sampah plastik, ekosistem laut juga rusak karena banyaknya sampah, merusak biota laut juga. jika kerusakan udara suhu kita kan tercemar karena limbah udara pabrik dan pembakaran sampah juga, polusi udara dari kendaraan, tanah juga sudah mulai tercemar, seperti orang orang yang mengubur sampah atau membuang sampah ke tanah dan sampahnya tidak di pisah, padahalkan sampah kimia dan platik dapat merusak tanah, yang menyebabkan tanah kita tidak subur.” (wawancara dengan Sdr. Fitri, 30 September 2020)

Kerusakan lingkungan ini merupakan fenomena sosial yang dapat membangun struktur sosial seperti apa yang dimaksud oleh Bourdieu.

Penanggulangan kerusakan lingkungan diartikan cara mengatasi serta menghadapi masalah kerusakan lingkungan, mulai tercemarnya udara, tanah, air, laut dan juga biota lautnya. Melihat dari kondisi sosial di Indonesia saat ini kerusakan lingkungan juga didorong akan kesadaran manusia yang kurang peka terhadap lingkungan, seperti yang dikatakan oleh ikdal dalam wawancaranya :

kita juga harus melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat, misalkan indonesia yang beraneka ragam dan budaya, terdapat perkotaan dan perdesaan, hal itu juga menyebabkan hidup serba instan jika kita berada di perkotaan, mereka tidak ingin ribet dan mereka jadinya butuh banyak plastik untuk segala kebutuhan pribadinya, kemasan makan dan minuman juga terbuat dari plastik. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya buang sampah sembarangan, atau mereka tidak mau mengganti tempat makan yang sekali pakai yang terbuat dari plastik dan susah untuk terurai, kurangnya kesadaran dan memahami kerusakan lingkungan yang terjadi di darat dan di laut. Kita juga tidak pernah

73

mengontrol sampah di buang kepada tempat pembuangan akhir, apakah sampah ini sampai ke TPA atau hanya menumpuk atau dibuang ke lautan.

Karena dapat merusak habitat laut (wawancara dengan Sdr. Ikdal, 05 September 2020).

Ikdal menyataan bahwa kondisi lingkungan saat ini juga dipengaruhi oleh sikap tak acuh masyarakat setempat terhadap lingkungan serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait bahaya yang ditimbulkan oleh sampah.

Kerusakan lingkungan tersebut mendorong LPBI NU untuk tergerak melakukan kegiatan “mengubah sampah jadi berkah”, hal ini dikarenakan adanya ajaran agama Islam yang harus menjaga alam serta menjaga kebersihan.

Seperti yang dikatakan oleh bu Ai :

Orang tua mengingatkan saya, sekolah dan tempat mengaji yang mempengaruhi saya agar menjaga lingkungan jangan buang sampah sembarangan dan ada pepatah islam yang mengajarkan saya bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Tempat mengaji saya mengajarkan hal tersebut dan saya menerapkan hal tersebut karena saya baru mengerti kebersihan itu indah dan bagus untuk untuk kehidupan saya (wawancara dengan Sdr. Ai, 08 September 2020).

Bu ai mengatakan bahwa dirinya menerapkan gerakan peduli lingkungan dikarenakan ajaran agama Islam sejak dini yang mengajarkan bahwa harus menjaga kebersihan, karena bu ai merasa bahwa jika dirinya bersih dapat menggambarkan keimanan seseorang. Manusia harus menjaga kelestarian lingkungan juga agar mendapat keselamatan dan keberkahan hidup. seperti yang dikatakan oleh ikdal:

jadi saya melakukan hal tersebut untuk menyelamatkan bumi dan mendapatkan pahala, dan saya juga harus melestarikan bumi untuk generasi selanjutnya (wawancara dengan Sdr. Ikdal, 05 September 2020).

74

Ikdal mengatakan bahwa adanya dorongan dari ajaran agama untuk melestarikan lingkungan agar mendapatkan pahala, karena dalam ajaran agama islampun terdapat larangan merusak lingkungan dan manusia harus menjaga alam, sebagaimana islam juga mengajarkan hubungan manusia dengan manusi, hubungan manusia dengan tuhan, serta hubungan manusia dengan alam.

Ajaran-ajaran agama tersebut dilegitimasikan dalam sebuah kebijakan.

Kebijakan berupa fatwa dalam forum Musyawarah Nasional terkait hukum membuang sampah sembarangan sebagai salah satu bentuk tindakan dalam pencegahan kerusakan lingkungan. Seperti yang di ungkapkan Sdr. Sarmidi :

Kebijakan Fatwa yang dikeluarkan adalah “membuang sampah plastik sembarangan itu haram”, LBM mengeluarkan Fatwa karena ada mustafti, yaitu orang yang minta fatwa, Sampah itu menjadi problem internasional, masalah global, volume sampah di dunia itu sudah sangat menghawatirkan terkait pencemaran lingkungan, karena ini masalah bersifat global, dan termasuk ada indonesia, dan indonesia itu ada warga NU, maka warga NU juga harus hadir untuk melakukan pencegahan pencemaran global yang di akibatkan oleh sampah.” (wawancara dengan Sdr. Sarmidi, 25 September 2020)

Berdasarkan pada ajaran agama umat Muslim yang berbunyi “kebersihan sebagian dari iman”, hal tersebut menjadi pondasi pertama para anggota BSN dalam menjalankan setiap aktifitasnya dan menerapkan pada setiap masing masing anggota agar tidak membuang sampah sembarangan. Kebijakan fatwa tersebut di keluarkan sebagai tindakan preventif masyarakat NU bahkan umum untuk membuang sampah pada tempatnya, karena Nahdlatul Ulama bukan hanya sekedar organisasi yang berbasis keagamaan tetapi juga sosial kemasyarakatan, maka dari itu kebijakan fatwa tentang “larangan membuang sampah sembarangan” mempengaruhi tindakan serta perilaku masyarakat NU

75

bahkan umum. Hal tersebut membuktikan adanya pengabdian terhadap masyarakat sosial bukan hanya persoalan agama saja tetapi juga harus mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengatasi masalah pencemaran sampah plastik ini.

Kegiatan peduli lingkungan oleh PBNU telah banyak dilakukan melalui program-program LPBI, seperti program pertama adalah clean and safety untuk 3R (Reuse, Reduce, Recyle red). Fokus dalam program ini adalah pengelolan sampah, dan sekarang sudah melalui tahap monitoring. Program ini merupakan kerja sama antara LPBI dengan JICA (Japan International Cooperation Aktorcy). Dalam program ini LPBI memiliki mesin pengelolaan sampah yang dapat digunakan untuk rumah kompos. Program yang kedua adalah kegiatan Advokasi Kelembagaan Bencana (AKB). Program AKB ini yang pertama dilakukan adalah berinisiatif dan mendorong penyusunan peraturan daerah (Perda) di delapan kabupaten. Ini merupakan kerjasama LPBI NU dengan AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction).

Yang ketiga, LPBI NU memiliki program yang disebut policy. Kegiatan ini merupakan Platform Nasional tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Ini menekankan pada bagaimana melakukan pengarusutamaan penanggulangan bencana kepada masyarakat dan koordinasi kita itu langsung dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

76

Dapat dikatakan bahwasanya PBNU menangani masalah kerusakan lingkungan ini dengan serius, seperti yang dikatakan oleh pak rohman dalam wawancaranya ;

PBNU dalam menangani hal ini sangat serius, hingga bekerja sama dengan semua lembaga dan perusahaan-perusahaan, bukan hanya itu saja. PBNU juga mengeluakan fatwa terkait hukum buang sampah sembarang pada Munas di banjar. Maka itu sudah menjadi musyawarah bersama para ulama untuk membahas terkait lingkungan (wawancara dengan Sdr. Rohman, 9 September 2020).

Keseriusan PBNU juga menarik perhatian para Aktivis NU untuk terlibat langsung dalam gerakan atau kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan oleh LPBI NU. Maka dari itu, LPBI NU membuat Unit kegiatan Bank Sampah Nusantara sebagai salah satu cara untuk menampung para aktivis NU yang ingin menggerakkan rasa kepedulian dirinya terhadap lingkungan. BSN sendiri memiliki Visi, Misi dan tujuan dalam menjalakan program untuk menanggulangi masalah kerusakan lingkungan terutama menangani sampah plastik sehingga banyak aktivis NU yang ingin menjadi pengurus BSN LPBI NU agar dapat menyalurkan tenaga dan pikirannya untuk meminimalisisr kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia.

B. Agensi aktivis lingkungan dalam penanggulangan kerusakan lingkungan