• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA II BIDANG KEPESANTRENAN DAN SOSIAL

PRAKTIK DAN DAMPAK PEMBELAJARAN TAḤSIN DAN TAḤFIDẒ PONDOKPESANTREN AL-QUR’ANIYYAH

B. Praktik Pembelajaran Taḥsin dan Taḥfidẓ Pondokpesantren Al- Al-Qur’aniyyah

1. Praktik Taḥsin al-Qur’an

Bagan 4.2: Praktik Pembelajaran Taḥsin al-Qur’an

Taḥsin adalah proses cara pembacaan al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dengan kefasihan serta diikuti dengan makharijul huruf, sifatul huruf yang jelas dan juga Taḥsinul Qur’an bisa diartikan

10Zulkarnain Ali, Wawancara

Pembagian kelas

Taḥsin al-Qur’an Persiapan Kelas Taḥsin al-Qur’an

Siswa Baca MendengarkanGuru

Penutup Kelas Taḥsin al-Qur’an

56

dengan memperbaiki, meningkatkan atau membenarkan bacaan al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.11

a. Pembagian Kelas Taḥsin al-Qur’an

Pembagian kelas Taḥsin dibagi menjadi beberapa kelas dengan kemampuan yang anak-anak miliki untuk mempermudah dalam proses pembelajaran praktik Taḥsin al-Qur’an diantaranya yang berpotensi tinggi, sedang dan biasa saja yakni:

 Kelas A bagi santri yang memang sudah fasih dan baik dalam membaca al-Qur’an mereka ditempatkan di auditorium selama pembelajaran kelas Taḥsin berlangsung.

 Kelas B bagi santri yang sudah bisa membaca al-Qur’an walaupun belum begitu lancar panjang dan pendeknya dan mereka di tempatkan di dalam kelas selama kegiatan berlangsung.

 Kelas C bagi santri yang belum bisa membaca al-Qur’an yang mana mereka hanya mempelajari Iqro 1-6 tetapi memang tidak semua yang membaca Iqro hanya ada sebagian saja sekitar 20%

dari orang yang membaca Iqro dan sisanya sudah bisa membaca al-Qur’an walaupun bacaannya masih terbata-bata dan ditempatkan pembelajaran Taḥsinnya di dalam kelas.12

b. Persiapan kelas Taḥsin al-Qur’an

Praktik Taḥsin al-Qur’an dilaksanakan setiap malam Senin, malam Selasa, malam Rabu, malam Kamis. Dimulai setelah sholat Magrib mereka berbondong-bondong untuk masuk kelas Taḥsin masing-masing.

Untuk melatih kedisiplinan guru atau ustadz diharuskan datang 5 menit

11Adinda Nur’aini, (Guru Al-Qur’aniyyah), diwawancara oleh Afiyanti Harirah, PondokAren 26 April 2020. Banten

12Reda Zuandy, (Guru Al-Qur’aniyyah), diwawancara oleh Afiyanti Harirah, PondokAren 28 April 2020. Banten

sebelum murid datang ke dalam kelas setelah itu maka pembelajaran Taḥsin dapat dimulai dengan membaca surah al-fatihah.13

c. Siswa Baca

Sebelum pelajaran Taḥsin dimulai anak-anak diharuskan membaca do’a bersama-sama sebelum membaca al-Qur’an. Setelah itu anak-anak diminta membaca surah al-fatihah sebagai surah pembuka untuk mempelajari surah al-Qur’an yang lainnya. Lalu setelah itu anak-anak diminta untuk membaca satu surah dari al-Qur’an satu persatu sesuai dengan yang telah diberitahukan oleh pembimbingnya. Begitupun anak-anak yang masih dalam tahap membaca Iqro 1-6 membaca satu persatu seperti yang sudah diberi tahu oleh pembimbing sebelumnya. Kemudian setelah membaca satu surah, anak-anak diminta untuk membaca satu sampai dua ayat untuk mempelajari tajwid dengan lebih detail yang diajarkan oleh pembimbingnya secara bersamaan.

d. Guru Mendengarkan

Setelah pembacaan siswa selesai, biasanya anak-anak melakukan bimbingan dengan gurunya. Kemudian guru mencontohkan bacaan dan diikuti oleh murid dan setelah beberapa ayat yang telah mereka baca, baru maju satu per-satu untuk dikoreksi bacaan. Setelah bacaan murid selesai maka disimak ketika ada yang salah dan diberhentikan dengan gurunya serta pengulangan dari pada mata pelajaran ilmu tajwid dan diulang kembali dengan mencontohkan bagaimana membacanya, dan bagaimana menerapkannya dalam Qur’an dan para guru mengenali ayat-ayat al-Qur’an kepada para murid supaya bisa dipahami dan dipelajari secara baik.14

13Adinda Nur’aini, Wawancara

14Reda Zuandy, Wawancara

58

e. Penutup kelas Taḥsin al-Qur’an

Setelah praktik pembelajaran Taḥsin selesai dilakukan absen oleh guru dan dipimpin kembali untuk membaca surah al-fatihah, do'a dan kafarotul majelis beserta salam setelah itu anak-anak kembali ke asrama dan mempersiapkan untuk salat Isya berjamaah.

F. Kriteria Penilaian Taḥsin

Berdasarkan kriteria penilaian Taḥsin meliputi tiga hal penilaian yakni absensi kehadiran, praktik membaca dan kurikulum sekolah. Penulis ingin memaparkan sedikit penjelasan dari maksud kriteria penilaian Taḥsin

Bagan 4.3: Kriteria Penilaian Taḥsin

a. Penilaian dari absensi kehadiran (50%)

Penilaian absensi kehadiran di presentasi 50% lebih banyak dari yang lainnya. Karena menurut ustaz dan ustazah kehadiran sangat penting dari yang lain, dengan mereka menghargai seorang guru dan kewajiban sebagai

Absensi Kehadiran

Kurikulum Sekolah

Kriteria Penilaian

Taḥsin

Praktik Membaca

murid untuk menuntut ilmu terutama pembelajaran Taḥsin yang ada di Pondokpesantren Al-Qur’aniyyah.

b. Penilaian dari segi praktik dalam membaca al-Qur’an (40%)

Penilaian dari segi praktik mempunyai presentasi nilai 40% dalam membaca al-Qur’an dinilai dari mereka membaca al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang sudah diajarkan oleh para ustaz dan ustazah.

c. Penilaian dari segi pemahaman dari kaidah-kaidah yang sudah diajarkan di dalam kurikulum sekolah ada (10%)

Menurut kurikulum sekolah yang ada pemahaman dari kaidah ilmu tajwid yang sudah diajarkan di Pondok pesantren Al-Quraniyyah memberikan nilai 10% untuk kriteria penilaian tersebut.15

Tabel 4:1 Agenda Lembaga Taḥfidẓ al-Qur’an

NO KEGIATAN KET

1. Sima’an Dewan

Asatiz/Asatizah

Pelaksanaan Taḥfidẓ Dua Kali Dalam Setahun Ganjil Dan Genap 2. Ujian Sima’an Santri Ujian Kenaikan Tingkat 5 Juz di

Laksanakan Setiap Seminggu Sekali 3. Musabaqah Hifdzil Qur’an Di Laksanakan Setahun Sekali Di

Akhir Semester Ganjil dan di adakan lomba Sesuai Tingkatan Hafalan

4. Wisuda Taḥfidẓ (Wisuda Kenaikan Tingkat)

Di Laksanakan Setahun Sekali di Akhir Tahun Ajaran dan Penyematan Santri Yang Telah Menyelesaikan Hafalan nya dari

15Reda Zuandy, Wawancara

60

Cabang 5 s/d 30 Juz

5. Sima’an Bulanan Santri Kegiatan ini di Lakukan Oleh Pengurus Santri Takhassus Setiap Sebulan Sekali di Dalam Rangka Menguji Santri Pada Akhir Bulan

1. Sima’an Dewan Asatiz/Asatizah

Kegiatan sima’an yang dilakukan oleh ustaz dan ustazah di Pondokpesantren Al-Qur’aniyyah berguna untuk memotivasi para santri yang telah mengikuti program Taḥfidẓ. Program ini dilaksanakan 2x dalam setahun yakni di semester genap 1x dan di semester ganjil 1x

2. Ujian Sima’an Santri

Para santri di Pondok pesantren Al-Quraniyyah melaksanakan wisuda setiap tahunnya. Pada ujian sima’an para santri diharuskan memiliki hafalan 5 juz. Dikarenakan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti wisuda di Pondok pesantren Al-Quraniyyah. Ujian sima’an

3. Musabaqah Hifdzil Qur’an

Pesantren al-Qur’aniyyah mengajarkan kepada santri nya untuk menghafal al-Qur’an dengan baik dan benar. Para santri memiliki berbagai macam kualitas hafalan dari hafalan yang sangat baik hingga yang biasa saja. Untuk menunjang minat santri dalam menghafal al-Qur’an yang baik dan benar, pesantren selalu mengadakan lomba Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) tiap akhir semester ganjil atau tiap setahun sekali. Dikarenakan kualitas hafalan yang beragam maka pesantren pun membagi lomba tersebut kedalam beberapa cabang, menyesuaikan kualitas dan tingkat hafalan santri.

4. Wisuda Taḥfidẓ (Wisuda Kenaikan Tingkat)

Selain MHQ, pesantren al-Qur’aniyyah juga mengadakan Wisuda Kenaikan Tingkat Taḥfidẓ tiap setahun sekali guna meningkatkan minat menghafal santri. Wisuda Taḥfidẓ ini biasanya dilakukan kepada santri yang telah menyelesaikan hafalan minimal 5 Juz dan maksimal 30 juz.

Penyematan ini dilakukan sebagai apresiasi kepada santri atas pencapaiannya dalam menghafal al-Qur’an.

5. Sima’an Bulanan Santri

Wisuda Taḥfidẓ dilakukan bukan semata-mata hanya memberikan apresiasi, pesantren pun punya tanggung jawab agar hafalan santri tetap terjaga. Pesantren memiliki program takhassus tiap sebulan sekali di akhir bulan. Program takhassus adalah program muroja’ah dengan sistem membaca hafalan di depan para santri. Hal ini dilakukan guna menguji seberapa kuat hafalan santri dan menguji mental santri agar kelak terbiasa membaca al-Qur’an di depan orang banyak.16

Bagan 4.4: Pembagian Kelas Taḥfidẓ

16Ahmad Awaludin, Wawancara Tahfiz

Takhasus

Qur'an Plus 2 Tahun/30

juz Jumlah

Siswa Takhasus

Biasa 1 Tahun/5 juz TakhasusNon Non

Takhasus

62

Taḥfidẓul Qur'an Pondok pesantren Al-Qur’aniyyah menargetkan hafalan dan terbagi sebagai berikut:

1. Takhassus Qur'an plus ini mempunyai waktu setoran hafalan di waktu tertentu seperti17:

Tabel 4.2 : Takhassus Qur’an Plus

WAKTU SETORAN KET

Ba’da Subuh

Setoran Hafalan Baru (1 Halaman)

Ba'da Zuhur Setoran Hafalan (1 Halaman) Ba’da Ashar Muroja'ah Bersama + Setoran

Muroja'ah

17Izdihar Jundi, (Guru Al-Qur’aniyyah) Diwawancara oleh Afiyanti Harirah, PondokAren 19 April 2020. Banten

Ba’da Magrib

Setoran Muroja'ah Bersama Pembimbing

2. Takhassus biasa yakni mereka mempunyai target hafalan 5 juz 1 Tahun dan kegiatan tersebut di waktu18:

Tabel 4.3 Takhassus Biasa

WAKTU SETORAN KET

Bakda Subuh Setoran Hafalan Baru (1 Halaman/minimal)

setoran hafalan pada bakda magrib dan

bakda subuh,

minimal mereka setoran yaitu satu lembar, dan target Takhasus biasa ini dan selama 1 tahun mereka harus bisa menyelesaikan 5 juz

Bakda Asar Muroja'ah Bersama

Bakda Magrib Setoran Muroja'ah Bersama

Pembimbing

3. Non Takhassus ini tidak mempunyai target hafalan kelas Takhassus yang dibimbing oleh pembimbing asramanya masing-masing. Mereka melakukan kegiatan Taḥfidẓ di waktu:

18Risa Kristia, (Guru Al-Qur’aniyyah), diwawancara oleh Afiyanti Harirah, PondokAren 28 April 2020. Banten

64

Tabel. 4.4 Kelas Non Takhassus

Waktu Setoran KET

Bakda Subuh Setoran Hafalan yang telah di hafal oleh anak

Kegiatan tersebut di lakukan di kamar masing-masing

setelah ba'da isya dan ba’da subuh setelah

itu mereka

menyetorkan setoran hafalan mereka

dengan contoh

suratnya seperti: (al-waqi'ah, ar-Rāhman, al-Mulk, al-Jum'ah, al-Muzammil, al-Mudaṡir, al-Qiyamah, al-insan) hanya surah-surah pilihan saja yang dibaca setelah ba'da shalat

Setiap seminggu 2x Murojaah bersama

Dokumen terkait