• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2 Preferensi PKL dan Masyarakat Sekitar

5.2.1 Preferensi PKL

preferensi PKL terhadap pembinaan sosial (termasuk kesehatan dan agama) adalah sebesar 28% sedangkan preferensi PKL terhadap bantuan atau pinjaman modal sebesar 23%.

Menurut para PKL izin berdagang yang diberikan oleh pemerintah merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan usahanya. Kemudian disusul dengan pembinaan sosial karena dengan adanya hal tersebut dapat mengubah kualitas pola pikir para pedagang dan pelaksanaan aktivitas PKL secara keseluruhan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang telah diterapkan oleh pemerintah itu sendiri.

2. Preferensi PKL Terhadap Penanganan Masalah PKL

Masalah yang sering muncul dalam penanganan masalah keberadaan PKL di Kota Sungguminasa adalah permasalahan kemacetan lalu lintas yang tidak holistic, tidak adanya hubungan dengan para stakeholder serta kurangnya pelibatan partisipasi dari pelaku itu sendiri dalam hal ini para PKL. Sehingga diperlukan sebuah penanganan dari masalah tersebut dalam melakukan pemilihan lokasi lokasi PKL. Adapun beberapa alternatif pengelolaan dan penataan lokasional PKL untuk mengatasi masalah yang berlarut-larut di Kota Sungguminasa tersebut apabila dilihat dari preferensi pedagang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.23 Preferensi PKL Terhadap Penanganan Masalah Lokasional PKL No Penanganan Masalah

Lokasional PKL

Lokasi PKL

Total Persentase Pasar (%)

Sentral

Lapangan Syekh Yusuf

Jl.

Usman Salengke 1 Dipindahkan di lokasi

baru 2 0 0 2 5

2 Mengatur lokasi

peruntukkan kegiatan 8 1 4 13 37

3 Pembatasan jumlah

pedagang 1 1 1 3 9

4 Penutupan jalan-jalan

tertentu 3 6 1 10 29

5 Pemanfaatan bagian

tertentu dari jalan/trotoar 1 1 5 7 20

6 Menghilangkan/Penertiban

pedagang 0 0 0 0 0

Jumlah 15 9 11 35 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa responden PKL lebih memilih mengatur lokasi peruntukan kegiatan dengan jumlah sebesar 37%, kemudian PKL yang menjawab penutupan jalan-jalan tertentu sebesar 29%, pedagang yang menjawab pemanfaatan bagian tertentu dari jalan/trotoar sebesar 20%, dan yang menjawab pembatasan jumlah pedagang di Kota Sungguminasa adalah sebesar 9%. Sedangkan PKL yang menjawab dipindahkan di lokasi baru adalah sebesar 5% dan tidak ada PKL yang memilih untuk dilakukan penertiban pedagang. Hal ini disebabkan karena mereka menganggap bahwa kebutuhan sebagai pedagang sangat perlu adanya penanganan yang baik tanpa menyingkirkan mereka sebagai pelaku sektor informal.

Adapun PKL yang memilih mengatur lokasi peruntukkan kegiatan lebih banyak di Pasar Sentral Sungguminasa karena pada lokasi tersebut terdapat banyak kegiatan seperti perbelanjaan, penggantian jalur kendaraan umum, dan juga kegiatan pendidikan karena disana terdapat sarana pendidikan seperti SD, SMP dan juga SMA. Sedangkan PKL yang memilih penutupan jalan-jalan tertentu lebih didominasi pada Kawasan Lapangan Syekh Yusuf. Hal tersebut dikarenakan pada kawasan tersebut sering dilakukan car free day pada setiap hari minggu sehingga perlu adanya penutupan beberapa jalan agar kendaraan tidak berlalu lalang di sekitar kawasan tersebut dan masyarakat yang berbelanja dapat lebih leluasa.

3. Preferensi PKL Terhadap Pola Pengelompokkan Dagangan PKL

Pola pengeolompokkan dagangan PKL dibagi menjadi 2, yaitu pengelompokkan PKL dengan pedagang yang sejenis dan pengelompokkan PKL secara bercampur dengan pedagang yang lain. Adapun Preferensi PKL terhadap pola pengelompokkan dagangannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.24 Preferensi PKL Terhadap Pola Pengelompokkan Dagangan PKL

N

o Lokasi

Pola Pengelompokkan PKL

Jumlah

Sejenis Bercampur

Memudahkan Pilihan

Mudah dicari Konsumen

Mengurangi Persaingan

Menarik Niat Pembeli

1 Pasar Sentral 6 4 2 3 15

2 Lapangan Syekh Yusuf 2 4 2 1 9

3 Jl. Usman Salengke 1 3 4 3 11

Total 9 11 8 7 35

Persentase (%) 26 31 23 20 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 57% pedagang lebih memilih berdagang dengan kelompok sejenis. Dimana dari total keseluruhan tersebut 31% diantaranya dengan alasan mudah dicari oleh konsumen dan 26%

PKL menyatakan alasan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melihat-lihat terlebih dahulu sebelum menentukan pilihannya. Sedangkan total PKL yang memilih pengelompokkan secara bercampur adalah sebanyak 43%

dengan alasan mengurangi persaingan antar pedagang lainnya sebanyak 23% dan PKL yang mengungkapkan alasan agar menarik niat pembeli adalah sebanyak 20%. Adapun yang dimaksud disini pengelompokkan secara bercampur dengan pedagang lainnya adalah seperti pedagang bahan mentah berdagang bersebelahan dengan pedagang yang bukan berdagang bahan mentah.

4. Preferensi PKL Terhadap Penataan/Pengaturan PKL

Penataan/ Pengaturan PKL sangat penting dalam keberlangsungan adanya pedagang kaki lima di kawasan perkotaan Sungguminasa. Karena tanpa adanya penataan dan/atau pengaturan maka kawasan Sungguminasa akan terlihat kumuh.

Sebagai ibu kota Kabupaten Gowa, Kota Sungguminasa harusnya terlihat rapi sehingga dapat menjadi tujuan wisata bagi para pendatang/ tourist. Adapun preferensi yang diungkapkan oleh para responden PKL dalam hal penataan/pengaturan dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.25 Preferensi PKL Terhadap Penataan/ Pengaturan N

o Lokasi

Preferensi Penataan/Pengaturan

Jumlah

Setuju Tidak Setuju

Lebih Teratur

Menarik Konsumen

Sudah Rapi

Perlu Biaya/Tenaga

1 Pasar Sentral 6 2 3 4 15

2 Lapangan Syekh Yusuf

2 4 2 1 9

3 Jl. Usman Salengke 4 2 2 3 11

Total 12 8 7 8 35

Persentase (%) 34 23 20 23 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Dari hasil kuesioner yang telah diberikan kepada para responden PKL, 57%

mengungkapkan setuju dengan adanya penataan/pengaturan dimana 34% PKL berpendapat bahwa dengan adanya penataan maka akan lebih teratur dan 23%

PKL berpendapat bahwa dengan adanya penataan akan menarik konsumen untuk berbelanja di lokasi tersebut. Sedangkan 43% sisanya menyatakan tidak setuju

untuk melakukan penataan karena mereka merasa bahwa lokasinya telah rapi (20%) dan mereka juga menyatakan bahwa apabila dilakukan penataan maka akan membutuhkan banyak biaya dan juga tenaga (23%).

Sedangkan apabila akan diadakan penataan/pengaturan pada lokasi tersebut menurut responden PKL maka hal yang perlu diatur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.26 Preferensi PKL Terhadap Hal yang Perlu Diatur

No Lokasi

Hal Yang Perlu Diatur

Jumlah Jenis

Dagangan

Sarana Dagang

Waktu Berdagang

Tempat Berdagang

1 Pasar Sentral 3 3 5 4 15

2 Lapangan Syekh Yusuf

2 3 2 2 9

3 Jl. Usman

Salengke

2 4 1 4 11

Total 7 10 8 6 35

Persentase (%) 23 32 26 19 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden PKL mengharapkan apabila dilakukan penataan maka hal yang perlu diatur adalah sarana dagang dengan jumlah persentase sebanyak 32%, kemudian waktu berdagang sebanyak 6%, dan responden PKL yang menyatakan perlu diatur jenis dagangan dan tempat berdagangnya adalah masing-masing sebanyak 23% dan 19%. Menurut pedagang, dengan adanya penataan/ pengaturan sarana, waktu, tempat dan jenis dagangan maka dapat menarik lebih banyak konsumen dan juga dapat mengurangi persaingan antar pedagang lainnya.

5. Preferensi PKL Terhadap Fasilitas Yang Perlu Ditambah

Meskipun telah ada Perda yang mengatur tentang Pedagang Kaki Lima, namun seperti pada umumnya sektor informal, kegiatan PKL biasanya belum terantisipasi dalam perencanaan tata ruang kota sehingga sarana dan prasarana yang ada belum mendukung kegiatannya (Angrivianto, 2013). Hal ini berdasarkan Perda Kabupaten Gowa No. 15 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gowa Tahun 2012-2032 yang belum mencantumkan mengenai penataan pedagang kaki lima.

Belum mencukupinya fasilitas dan utilitas umum seperti listrik, tempat parkir, air bersih, sampah serta MCK/toilet untuk dapat memenuhi kebutuhan

kegiatan PKL. Maka dengan hal ini sangat perlu adanya perhatian dari pemerintah dalam hal mengatur fasilitas umum karena fasilitas umum yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan kegiatan para pedagang. Adapun dari hasil survei primer ini dapat menjelaskan fasilitas apa saja yang perlu ditambah pada lokasi penelitian.

Tabel 5.27 Preferensi PKL Terhadap Fasilitas Yang Perlu Ditambah

No Lokasi

Fasilitas Yang Perlu Ditambah

Jumlah Listrik Air

Bersih

Tempat Sampah

Parkir MCK/

Toilet

1 Pasar Sentral 3 1 7 3 1 15

2 Lapangan Syekh Yusuf

1 0 3 4 1 9

3 Jl. Usman

Salengke

1 3 2 3 2 11

Total 5 4 12 10 4 35

Persentase (%) 15 11 34 29 11 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas menurut responden PKL, fasilitas yang perlu ditambah pada Kawasan Perkotaan Sungguminasa adalah fasilitas tempat sampah sebanyak 34%, lahan parkir sebanyak 29%, listrik sebanyak 14%, serta air bersih dan MCK/Toilet masing-masing sebanyak 11%.

Pada Pasar Sentral Sungguminasa dan Kawasan Lapangan Syekh Yusuf pedagang biasanya menumpang toilet dan mengambil air di masjid yang ada pada sekitarnya. Sedangkan pada Jl. Usman Salengke, para pedagang membawa air sendiri dari rumahnya untuk mencukupi kebutuhan cuci piring.

Tabel 5.28 Preferensi PKL Terhadap Penambahan Penanda/ Rambu Lalu Lintas

No Lokasi

Preferensi Penambahan Penanda/Rambu

Jumlah

Setuju Tidak Setuju

Mudah dikenali

Tidak ada pelanggaran

Sudah tersedia

Tidak diperlukan

1 Pasar Sentral 9 2 3 1 15

2 Lapangan Syekh Yusuf

3 1 2 3 9

3 Jl. Usman Salengke 1 2 6 2 11

Total 13 5 11 6 35

Persentase (%) 37 14 32 17 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 35 responden PKL di lokasi penelitian, ditemukan preferensi PKL terhadap penambahan penanda/rambu lalu lintas hampir seimbang yaitu 51% PKL setuju untuk dilakukan penambahan penanda/rambu lalu lintas di lokasi penelitian, dimana

37% responden PKL menyatakan dengan adanya penanda tersebut maka suatu tempat/lokasi akan mudah dikenali dan 14% responden PKL menyatakan agar tidak ada lagi pelanggaran yang terjadi di lokasi penelitian. Sedangkan PKL yang menyatakan tidak setuju terhadap penambahan penanda/ rambu lalu lintas di lokasi tersebut adalah sebesar 32% dengan pendapat bahwa penanda/ rambu lalu lintas sudah tersedia di lokasi tersebut sebesar 28% dan PKL yang menyatakan bahwa suatu penanda/ rambu lalu lintas tidak dibutuhkan pada lokasi tersebut adalah sebesar 17%.

Seringnya terjadi pelanggaran terhadap lokasi penelitian membuat penulis berinisiatif untuk menambahkan beberapa penanda atau rambu lalu lintas yang memberikan peringatan atau pemberitahuan kepada masyarakat dalam hal mengakses lokasi berdagang PKL. Seperti yang terjadi di Kawasan Lapangan Syekh Yusuf, masih banyak kendaraan yang melintas di daerah tersebut padahal pemerintah telah memberlakukan car free day pada setiap hari minggu. Sehingga perlu diberikan sebuah penanda yang menyatakan bahwa kendaraan dilarang lewat pada kawasan tersebut setiap hari minggu.

Namun lain halnya pada ruas Jl. Usman Salengke, sebagian besar PKL yang menyatakan tidak setuju untuk menambahkan penanda/ rambu lalu lintas dengan alasan sudah tersedia. Namun rambu yang tersedia tersebut tidak berfungsi secara optimal karena masih banyak pula PKL maupun masyarakat yang melanggar pada lokasi ini.

6. Preferensi PKL Terhadap Kesesuaian Lokasi

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden PKL di tiga lokasi penelitian diperoleh hasil tentang preferensi PKL terhadap kesesuaian lokasi, sebanyak 91% responden PKL menyatakan bahwa lokasi yang mereka tempati saat ini adalah sesuai pilihan mereka dan sisanya sebanyak 9%

menyatakan bahwa lokasi tersebut tidak/belum sesuai pilihannya. Alasan utama lokasi tersebut sesuai adalah karena dekat dengan keramaian (37%), lokasi telah ditentukan oleh pemerintah (34%) , dan alasan yang menyatakan bahwa transportasi mudah (20%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.29 Preferensi PKL Terhadap Kesesuaian Lokasi

No Lokasi

Preferensi Kesesuaian Lokasi

Jumlah

Ya Tidak

Dekat keramai

an

Lokasi telah ditentukan

Transpor t mudah

Merasa sepi

Merasa terganggu

Lain nya

1 Pasar Sentral 4 7 3 0 0 1 15

2 Lapangan Syekh Yusuf

5 3 0 1 0 0 9

3 Jl. Usman Salengke 4 2 4 0 0 1 11

Total 13 12 7 1 0 2 35

Persentase (%) 37 34 20 3 0 6 100

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Sedangkan responden PKL yang menyatakan lokasi yang ditempati saat ini masih tidak sesuai dengan keinginannya memberikan alasan bahwa lokasi tersebut masih sepi (3%) merupakan responden yang berada pada lokasi Lapangan Syekh Yusuf. Hal ini karena lokasi ini bukan termasuk jalur utama yang dilalui angkutan kota. Sedangkan responden PKL yang menyatakan alasan lainnya adalah PKL yang masih termasuk baru berdagang di lokasi tersebut dan belum yakin untuk menetap.

Dokumen terkait