• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Prestasi belajar siswa

Beberapa Pakar berpendapat tentang pengertian prestasi adalah

sebagai berikut, Muray (1990 : 290) berpendapat bahwa prestasi

adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan

sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Sementara itu

menurut Abdul Qohar, prestasi adalah segala sesuatu yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja”. Tidak jauh berbeda dari Abdul Qohar, Djamarah mendefinisikan prestasi adalah hasil dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual amupun kelompok.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi

adalah segala sesuatu yang ada yang diperoleh dengan cara atau

proses mengatasi, mengerjakan, atau melatih dengan baik yang

dilakukan oleh individu maupun kelompok.

(http://www.syafir.com/2011/02/12/pengertian-prestasi-belajar)

2. Belajar

Beberapa pakar pendidikan mendifinisikan belajar sebagai berikut:

a. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

alamiah.

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

c. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman).

d. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa

belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,

mendengar dan mengikuti arah tertentu).

e. Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

f. Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

3. Faktor-Faktor Psikologis Dalam Belajar

Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan

pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan

yang disajikan lebih mudah dan efektif. Thomas F. Staton

menguraikan enam macam faktor psikologis itu.

a. Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri

ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama

dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau

dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi.

Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang

akan dipelajari; dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut

dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah

sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa

motivasi kegiatan belajar-mengajar sulit untuk berhasil.

b. Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian

pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di dalam

konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan,

sehingga tidak perhatian sekadarnya.

c. Reaksi

Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik

maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan

belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, tidak

sekadar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu

harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.

d. Organisasi

Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan,

menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam

suatu kesatuan pengertian. Untuk membantu siswa agar cepat dan

mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya, maka

diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan

demikian akan terjadi proses yang logis.

e. Pemahaman

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai

sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti

secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta

aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat

memahami suatu situasi.

f. Ulangan

Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar. Tetapi lupa

adalah sifat umum manusia. Sehubungan dengan kenyataan itu,

untuk mengatasi kelupaan, diperlukan kegiatan “ulangan”.

Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari

membuat kemampuan para siswa untuk mengingatnya akan

4. Prinsip Belajar

Pertama, prinsip belajar merupakan perubahan perilaku.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d. Positif atau berakumulasi.

e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar

sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperoire that occurs as a result of experience.

g. Bertujuan dan terarah.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena

didorong, kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah

proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar

merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman

pada dasarnya adalah hasil dari interaksi peserta didik dengan

lingkungannya. William Burton mengemukakan bahwa A good

learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied and propocative environtment.

Maka dapat dipahami atau digaris bawahi mengenai pengertian

prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar.

E. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi belajar berasal dari kata motif yang berarti segala

sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan

sesuatu. Seperti yang dikatakan Sartin dalam bukunya psychology

understanding of human behavior. Motif adalah suatu pernyataan

yang kompleks dalam suatu organism yang mengarahkan tingkah laku

atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang (Purwanto, 1984:64).

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan

gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak

atau melakukan sesuatu.

Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan

sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan

bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang

menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.(http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/)

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menetukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian

dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar

dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau

membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu

akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian

prestasi belajarnya.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

a. Motivasi ekstrinsik

Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar. Sebagi contoh seseorang itu belajar, karena

tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai

baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Oleh

karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang secara tidak mutlak berkaitan

dengan aktivitas belajar.

b. Motivasi intrinsik

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang

yang senang membaca, tidak usah ada yang menyeluruh atau

Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang

terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

4. Usaha untuk Meningkatkan Motivasi

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa (Irawan, 1995:82) adalah: (a) setiap proses belajar harus dibuat

aktif; (b) terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa

bekerja keras; (c) siswa harus tahu apa yang dikerjakan dan

bagaimana mereka harus mengetahui bagaimana tujuan telah tercapai;

(d) memperhatikan kondisi fisik siswa; (e) member rasa aman; (f)

menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka; (g) mengatur

pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasa senang.

5. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun seringkali

mengalami kegagalan akan terus berusaha dengan meningkatkan

motivasi belajarnya sehingga tidak akan mengalami kegagalan untuk

kesekian kalinya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki

cirri-ciri berikut (Imron, 1988:88): (a) tekun dalam menghadapi tugas atau

dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama; (b) ulet

menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa; (c) tidak cepat puas

dengan prestasi yang diperoleh; (d) menunjukkan minat yang besar

sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain; (f) tidak menunjukkan

bahwa guru memperhatikan mereka; (g) mengatur pengalaman belajar

sedemikian rupa sehingga siswa merasa senang.

F. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, tentunya ada beberapa hal yang

perlu peneliti terapkan sebelum melakukan penelitian, yakni bahwa

peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian sebelumnya yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Dilihat

dari beberapa contoh judul penelitian sebelumnya memang memiliki

keterkaitan dari segi masalah yang akan peneliti lakukan, yakni mencari

tahu tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar, akan tetapi objek

dan sasarannya yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti mengkaji 1 buah

skripsi yang digunakan peneliti sebagai acuan, yaitu:

Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa Dalam Belajar Ekonomi oleh Magdalena Eno,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2011.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa penerapan metode STAD pada

siklus pertama jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi hanya 8

siswa (34,79%), sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi

pada siklus kedua sebanyak 15 siswa (68,18%). Oleh karena itu, dapat

mengalami peningkatan, maka metode pembelajaran STAD sudah tercapai

sesuai dengan yang diharapkan. Lalu pada siklus pertama jumlah siswa

yang mengalami keberhasilan hasil belajar tercapai 19 siswa (82,60%)

sudah mengalami ketuntasan, sedangkan jumlah siswa yang mengalami

ketuntasan pada siklus kedua sebanyak 20 siswa (90,90%) sudah

mengalami ketuntasan. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan, maka

metode pembelajaran STAD sudah tercapai sesuai dengan yang

diharapkan.

G. Kerangka Teoritik

Prestasi belajar adalah segala sesuatu yang ada yang diperoleh

dengan cara atau proses mengatasi, mengerjakan, atau melatih dengan baik

yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Prestasi belajar juga

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

peningkatan tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan

sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak

suka itu. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau

melakukan sesuatu.

Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa

ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 siswa yang

merupakan campuran siswa menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan

suku. Saat bekerja dalam kelompok, siswa ditugaskan untuk

menyelesaikan materi yang diberikan oleh guru.

Pada proses ini siswa saling mengemukakan pendapat sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang

diberikan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam kelompok (sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki) dan memberikan kontribusi untuk

kemajuan kelompok, sehingga siswa menjadi terlatih untuk dapat

menghargai pendapat dan keberadaan team, sifat egois dan dominasi siswa

“pintar” dalam kelompok mulai berkurang. Sedangkan siswa yang

memiliki kemampuan sedang mendapatkan tempat untuk lebih dihargai

karena sesuai dengan kapasitasnya ia dapat memberikan kontribusi bagi

kelompoknya. Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan

pas-pasan menjadi lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya.

Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat

tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Model pembelajaran tipe STAD ini diharapkan dapat

meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Karena dalam

ataupun berdiskusi secara berkelompok dalam tim, mampu bekerja sama

dengan baik antar anggota kelompok, tertarik mengikuti pembelajaran,

terlibat aktif pada proses pembelajaran, dan pada akhirnya akan

41 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran akuntansi SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta. Wijaya Kusumah (2009: 9) Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara: (1) merencanakan; (2) melaksanakan; (3) merefleksikan

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Dikatakan deskriptif kualitatif karena bertujuan

untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Sedangkan penelitian deskripsi kuantitatif digunakan untuk mengetahui dan

membandingkan seberapa besar prestasi belajar dan motivasi belajar sebelum

dan sesudah digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan prestasi dan motivasi belajar

siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

pembelajaran akuntansi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini terhitung dari bulan Desember 2012 - Februari 2013.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu objek yang menjadi titik perhatian dalam

suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua macam variabel

yaitu variabel bebas disebut sebagai variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebuah perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dan

variabel terikat yaitu suatu variabel tertentu yang dapat sekaligus menjadi

variabel bebas dan variabel terikat apabila dihubungkan dengan dua

variabel (atau lebih) yang berbeda.

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran

pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru

mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga

merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang efektif.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar dan motivasi

belajar siswa. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa

kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Motivasi belajar adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya

feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Tabel 3.1

Kisi-kisi Soal Pre Test dan Post Test

No Uraian Kisi-kisi Soal no 1 Menyusun bentuk kertas kerja 1 2 Mengidentifikasi langkah-langkah penyelesaian

kertas kerja

1

3 Menyusun kertas kerja 1

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam pengukuran variabel prestasi belajar siswa diukur dengan

membandingkan nilai yang diperoleh siswa pada saat siswa tidak

menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan nilai yang diperoleh

siswa pada saat siswa menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Dari

hasil perbandingan ini jika nilai siswa mengalami peningkatan maka dapat

dikatakan prestasi belajar siswa meningkat. Variabel motivasi peneliti

menggunakan dua item penskoran yaitu item positif dan item negatif.

setuju) akan diberi skor lebih tinggi daripada respon negatif (tidak setuju,

sangat tidak setuju). Sebaliknya, untuk item negatif, respon positif akan

diberi skor lebih rendah daripada respon negatif.

Tabel 3.2

Skor Variabel Motivasi

Jawaban Pernyataan Positif Negatif Selalu 4 1 Sering 3 2 Jarang/ Kadang-kadang 2 3 Tidak Pernah 1 4

3. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan variabel dinilai dengan menggunakan

penilaian acuan patokan tipe II (PAP II). Penlilaian acuan patokan tipe II

akan disajikan dalam tabel berikut (Masidjo, 1995: 157-160).

Tabel 3.3

Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II)

Tingkat Penguasaan Kompetensi

Nilai Huruf Kategori Kecenderungan Variabel 81% - 100% A Sangat Tinggi 66% - 80% B Tinggi 56% - 65% C Sedang 46% - 55% D Rendah Dibawah 46% E Sangat Rendah

E. Prosedur Penelitian

Mulyasa (2009: 70-73) mengatakan bahwa prosedur penelitian tindakan kelas

meliputi beberapa siklus, sesuai dengan tingkat permasalahan yang akan

dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Siklus tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. Rencana

Rencana pelaksanaan PTK antara lain mencangkup kegiatan sebagai

berikut:

a. Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang akan diajarkan

kepada peserta didik.

b. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan

memperhatikan indikator-indikator hasil belajar.

c. Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang

menunjang pembentukan SKKD dalam rangka implementasi PTK.

d. Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai

dengan kondisi pembelajaran.

e. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

f. Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus

PTK.

g. Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil

2. Tindakan

Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan,

serta proses perbaikan yang akan dilakukan.

3. Observasi

Observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil

implementasi tindakan yang dilakukan. Penggunaan pedoman atau

instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap.

4. Refleksi

Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan

dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang

dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam

penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra penelitian (observasi

kegiatan guru, observasi siswa dan observasi kelas), siklus satu dan siklus

dua jika diperlukan. Setiap siklus penelitian pada dasarnya sama dan

menggunakan instrumen yang sama, hanya saja tindakan yang dilakukan

berbeda. Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan

diuraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan pra penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

kegiatan pra penelitian.

a. Observasi terhadap guru

1) Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi

terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Lembar observasi meliputi kegiatan pra

pembelajaran, kegiatan awal (melakukan apersepsi dan

mengemukakan tujuan pembelajaran), kegiatan inti (penggunaan

bahasa, penguasaan materi, penggunaan media dan penilaian

pembelajaran) dan kegiatan penutup (evaluasi dan refleksi) yang

dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

2) Dalam observasi pada guru, peneliti akan mengobservasi

mengenai aktivitas guru di kelas secara umum dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3) Observasi pada guru ini dilakukan melalui cara pengisian lembar

observasi.(lampiran 3 halaman 106)

b. Observasi terhadap siswa

1) Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi

terhadap perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan

awal (kesiapan siswa mengikuti pembelajaran), kegiatan inti

(sikap siswa pada saat pembelajaran, aktivitas siswa dan

partisipasi siswa), kegiatan penutup (evaluasi proses

pembelajaran, siswa mengerjakan tugas dengan baik, refleksi).

kuesioner yang dimaksudkan untuk mengungkapkan motivasi

belajar siswa terhadap proses pembelajaran Akuntansi sebelum

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division(STAD).

2) Observasi pada siswa ini, peneliti akan mengobservasi mengenai

aktivitas keseluruhan siswa di kelas dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

3) Observasi pada siswa ini dilakukan melalui cara pengisian lembar

observasi.(lampiran 4 halaman 107)

c. Observasi terhadap kelas

1) Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi

terhadap kondisi kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk

mengungkapkan kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi

interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik

kelas.

2) Dalam penelitian ini observasi pada kelas, peneliti akan

mengobservasi mengenai aktivitas keadaan di kelas dalam proses

pembelajaran.

3) Observasi pada kelas dilakukan melalui cara pengisian lembar

observasi.(lampiran 5 halaman 108)

2. Pelaksanaan PTK

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan/tatap

Dokumen terkait