LANDASAN TEORITIS
B. Prilaku Produsen Menurut Perspektif Ekonomi Islam
17 Adiwarman, Karim. Ekonomi Mikro Islami. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal 101
Prilaku produsen dalam pandangan ekonomi Islam, agama Islam menganjurkan kita untuk hidup tolong menolong sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:18
ُديِدَش َ َّللّٱًَِّإ َٰۖ َّللّٱ ْاىُقَّتٱَو ِِۚى ََٰو ۡدُعۡلٱَو ِنۡثِ ۡلۡٱ ًَلَع ْاىًَُواَعَت َلََو َٰٰۖيَىۡقَّتلٱَو ِّرِبۡلٱ ًَلَع ْاىًَُواَعَت ََ
وِباَقِعۡلٱ ٢
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kita untuk tolong menolong dalam memenuhi semua kebutuhan hidup yang mengatur antar manusia dengan manusia lainnya dalam Islam didalam bermuamalah.
Islam adalah suatu pandangan atau cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka itu tidak ada satupun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek ekonomi. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Prilaku konsumen mempelajari bagaimana manusia memilih diantara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilkinya.
Prilaku konsumen Islami, terbentuk dari paradigma berpikir yang sama sekali berbeda dengan paradigma hukum permintaan yang kita kenal dalam ekonomi konvensional. Menurut Islam maslahah adalah sifat atau kemampuan barang dan jasa yang mendukung elemen-elemen dan tujuan dasar kehidupan manusia di muka bumi ini. Produksi dalam pandangan Islam
18 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group) hal.125
adalah keyakinan kepada Allah SWT sebagai Rabb dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci ummat Islam. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah Rabb Semesta Alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak karna semata mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat. Artinya urusan dunia merupakan sarana untuk memproleh kesejahteraan akhirat.19
Islam pun sesungguhnya menerima motif- motif berproduksi seperti pola pikir ekonomi konvensional. Bedanya, lebih jauh Islam juga menjelaskan nilai-nilai moral disamping utilitas ekonomi. Bahkan sebelum itu, Islam menjelaskan mengapa produksi harus dilakukan. Menurut ajaran Islam manusia adalah khalifahtullah atau wakil Allah SWT dimuka bumi dan berkewajiban untuk memakmurkan bumi dengan jalan beribadah kepada-Nya. Melalui konsep inilah kegiatan produksi harus bergerak di atas dua garis optimalisasi. Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak,bukan hanya sekedar mememnuhi segelintir orang yang mimiliki uang, sehingga memiliki daya beli yang baik.20
Kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain: memproduksi barang yang halal pada setiap tahapan produksi, mencegah kerusakan di muka bumi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spritual mental maupun fisik.21
19 Edwin Mustafa Nasution, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana , 2007), h. 330
20 Edwin Mustafa Nasution, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana , 2007), h. 332
21 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group) hal.127
Islam menjelaskan bahwa seorang produsen atau seorang bisnis harus jujur, bersikap adil dan tidak boleh mengurangi timbangan dan melakukan unsur penipuan kepada pelanggannya.
Dalam teori produksi ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang prilaku perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan ( input) untuk produksi dan menjual keluaran atau produk. Seperti halnya dalam teori konsumsi, dalam teori produksi juga memberikan penjelasan tentang prilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efesiensi produksinya. Memaksimalkan keuntungan atau efisiensi produksi tidak akan terlepas dua hal; yakni stuktur biaya produksi yang didapat.
Sehingga untuk memberikan pemahaman yang lebih dan dapat juga untuk membedakan konsep syariah dan impilikasinya dalam teori produksi. Teori produksi tanpa memerhatikan struktur permodalan dan stuktur keluaran.
Ekonomi Islam yang cukup modern dengan teori produksi adalah imam AL-Ghazali beliu telah menguraikan faktor-faktor produksi dan fungsi produksi dalam kehidupan manusia. 22Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan antara manusia dari alam ini, Allah SWT telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedangkan manusia adalah pengelola segala yang terhampar di muka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaanya. Apa yang
22 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group, 2006), hal 126
diungkapkan oleh para ekonomi tentang modal dan sistem tidak akan keluar dari unsur kerja atau upaya manusia. Sistem atau aturan tidak lain adalah perencanaan dan arahan. Sedangkan modal dalam bentuk alat dan prasana diartikan sebagai hasil kerja yang disimpan. Dengan demikian, faktor utama yang dominan dalam produksi adalah kualitas dan kuantitas manusia, sistem atau prasarana yang kemudian kita sebut sebagai teknologi dan modal ( segala sesuatu dari hasil kerja yang disimpan).23
Tanggung jawab manusia sebagai khalifah adalah mengelola reseources yang telah disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat ditegakkan. Satu yang tidak boleh dan harus dihindari oleh manusia adalah berbuat kerusakan di muka bumi. Denegn demikian, segala macam kegiatan ekonomi yang diajukan untuk mencari keuntungan tanpa berakibat pada peningkatan utility atau nilai guna tidak disukai dalam islam. Nilai universal lain dalam ekonomi islam tentang produksi adalah adanya perintah untuk mencari sumber-sumber yang halal dan baik bagi produksi dan memproduksi dan memanfaatkan output produksi pada jalan kebaikan dan tidak menzalimi pihak lain. Dengan demikian, penentuan input dan output dari produksi haruslah sesuai dengan hukum Islam dan tidak mengarahkan kepada kerusakan.
Untuk memahami produsen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang lakukan (perilaku), dan apa serta
23 Nandan, Limakrisna. Ekonomi Makr .( Jakarta: Mitra Cendana, 2007). Hal 205
dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi, serta di pengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan produsen.
Dalam hal pengembangan sifat dinamis prilaku produsen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri.
Prilaku produsen melibatkan Pertukaran, itu merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam definisi prilaku produsen yaitu pertukaran di antara induvidu.24
Perekonomian suatu negara dikatakan berorientasi pada pembeli atau langganan, apabila para langganan mempunyai banyak alternatif barang produksi untuk dipilih atau di beli, sehingga dengan demikian pihak produsen agar bisa bertahan untuk hidup harus memproduksi mutu jenis barang yang memenuhi keinginan para langganannya sebagai anggota masyarakat. Banyak produsen yang mencoba memproduksi barang yang berbeda-beda. Produsen-produsen lainnya membanjiri pasar dengan barang-barang produksi yang baru sedangkan banyak juga yang mengadakan perubahan terhadap barang produksi manakala kesempatan mengizinkan untuk berbuat demikian.
Perubahan-perubahan tersebut tentu saja harus disesuaikan dengan keinginan dari pada langganan (consumers preferencers).25
24 Musrid, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2010), hal. 56
2525 Adiwarman, Karim. Ekonomi Mikro Islami. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal 101
Didalam mengadakan perubahan-perubahan terhadap barang-barang produksi yang telah ada, pihak produsen harus mempertimbangkan apakah perlu ada penambahan terhadap barang-barang produksi yang baru. Jelas bahwa kebijaksanaan di dalam bidang produksi selalu dihubungkan dengan pertimbangan adanya keuntungan, maka dari itu tidak lah mengherankan apabila pimpinan perusahaan selalu menaruh perhatian terhadap riset pemasaran didalam usahanya untuk memperdalam bidang produksi. Riset pemasaran adalah alat penghubung untuk berkomunikasi antara pimpinan perusahaan dengan para langganan yang didalam prakteknya tidak ada kontak pribadi ( personal contact), sehingga dengan pimpinan perusahaan mengetahui dengan tepat apa yang menjadi keingginan para langganannya dan atas dasar pengetahuan itulah bisa di buat keputusan-keputusan yang tepat khususnya mengenai keputusan-keputusan dalam bidang produksi, misalnya jenis produksi apa yang harus diproduksi.26
Sebagai tambahan, didalam mengadakan perubahan-perubahan terhadap barang-barang produksi yang telah ada, pihak produsen mempertimbangkan apakah perlu ada penambahan terhadap barng-barang produksi yang baru dan apakah yang lama tidak perlu diproduksi lagi. Di dalam suatu perekonomian yang dinamis sifatnya pertanyaan demikian harus secara terus menerus ditanyakan. Kemajuan teknologi dan riset yang terus menerus memukinkan barang produksi yang lama menjadi “absolute” sedangkan dalam waktu yang bersamaan bermunculan barang-barang produksi baru. Mencari barang
26 Efendi Zul, Hadist Ekonomi, ( Bukittnggi: Stain Press, 2008), hal. 15
produksi dengan yang selalu lebih baik dari sebelum serta memenuhi selera masayarakat adalah merupakan suatu keharusan. Riset pemasaran adalah alat penghubung untuk berkomunikasi antara pimpinan perusahaan dengan para langganan yang didalam prakteknya tidak ada kontak pribadi (personal contact), sehingga dengan demikian pimpinan perusahaan megetahui dengan tepat apa yang menjadi keinginan para langgananya dan atas dasar pegetahuan itu lahbisa dibuat keputusan yang tepat khususnya mengenai keputusan-keputusan dalam bidang produksi, misalnya jenis produksi apa yang harus di produksi, bagaimana bentuk dan ukuranya,bagaimana warna dan bungkusnya dan berapa besar jumlah masing-masing. perlu di tekankan sekali lagi disini, bahwa riset pemasaran harus dipergunakan oleh pimpinan perusahaan untuk membantu pimpinan dalam menciptakan produksi – produksi baru yang lebih baik menurut selera masyarakat pembeli. harus ada keseimbagan antara biaya untuk keperluan teknis berproduksi dengan biaya untuk keperluan riset pemasaran, sebab apabila ini tidak diperhatikan akan timbul suatu bahya bahwa produksi berlimpah-limpah akan tetapi pasar tidak tidak mampu menanpung. Maka barang-barang tidak laku dipasaran.
Akibatnya ialah bahwa pimpinan perusahaan tidak memproleh keuntungan-keuntungan sebesarnya (maksimum positif) sesuai dengan kehendaknya.
Dengan perkataan lain harus diketahui dengan baik-baik apa sebenarnya yang menjadi keinginan anggota masayarakat pembeli mengenai barng-barang
yang akan diproduksi oleh pihak produsen yaitu keinginan tentang barang apa dan yang bagaimana serta berapa jumlahnya yang dibutuhkan.27
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan prilaku produsen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi, dan menghasilkan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.28
Bisnis juga memegang peranan vital dalam kehidupan ekonomi manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan bisnis akan mempengaruhi tingkah laku semua tingkat kehidupan individu, sosial, regional, nasional dan internasional.
Dalam ajaran Islam sudah di atur sedemikian rupa bagaimana seseorang harus berprilaku dan berbisnis. Namun dilihat saat sekarang masih banyak di kalangan masyrakat, khusus di kalangan ummat Islam yang berprilaku bisnis menyalahi etika bisnis yang sudah di atur dalam islam sehinnga perbuatan mereka merugikan pihak lain dan diri sendiri.
C. Pemasaran
Didalam memberikan pengertian pemasaran ada beberapa pendapat para ahli yang dapat penulis kemukakan diantaranya:29
1. Menurut Mawarn Asri
27 Ali Hasmi, Strategi Promosi Pemasaran. (Jakarta. Rineka Cipta, 1991), h. 27
28 Muhammad, Muflih, Prilaku Produsen Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 43
29 Musrid, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2010), hal. 50
Pemasaran segala sesuatu yang dilakukan pihak bank untuk memperkenalkan produk kepada nasabah dan membujuk agar membeli, serta menggingatkan kembali nasabah lama agar melakukan pembelian ulang. Pemasaran juga merupakan kegiatan untuk penyebarluasan informasi tentang produk yang ditawarkan dengan maksud untuk merubah pola prilaku nasabah.
2. Menurut Kasmir
Aktifitas mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan.
3. Menurut Prendi Cipto
Pemasaran adalah suatu kaidah atau cara untuk mempekenalkan suatu produk kepada pelanggan dengan tujuan ialah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan . konsumen yang loyal akan membeli berkali-kali , mengajak orang lain membeli dan menceritakan kepada orang lain tentang kebaikan produk atau perusahaan yang memproduksinya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah segala usaha yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memperkenalkan jasa atau produk kepada calon nasabah atau konsumen agar mau menggunakan jasa atau produk dan memberikan informasi kepada calon nasabah mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan kembali agar mau melakukan pembelian. Dari pengertian pemasaran tersebut terdapat 3
unsur penting yang menggambarkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dari kegiatan pemasaran yaitu:
a. Memperkenalkan produk kepada konsumen ( nasabah nasabah)
b. Membujuk konsumen agar mau membeli produk yang dipasarkan tersebut
c. Mengingat kembali konsumen lama (nasabah)
d. Suatu manfaat yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan, tidak akan dirasakan manfaatnya, jika tidak dikenalkan kepada konsumen. Begitu juga produk sebuah perusahaan, produk- produk yang ditawarkan tersebut tidak akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tanpa dikenalkan kepada mereka.
Pada umumnya setiap perusahaan melakukan kegiatan pemasaran, menggunakan kombinasi peralatan pemasaran dan unsur-unsur pemasaran.
Hal ini akan mencerminkan pelaksanaan dari kebijakan pemasaran perusahaan yang telah dirancang sebelumnya.
Bank atau perusahaan melakukan kegiatan pemasaran produk melalui bermacam- macam, baik media elektronik, cetak, dan melalui seminar.
Ada beberapa dasar tujuan dari pemasaran diantara lain adalah :30
a. Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain dan meransang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan.
b. Memaksimalkan kepuasaan konsumen atau pelanggan31.
30 Kasmir, Manajemen Perbankkan, (Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 50
Secara umum kegiataan pemasaran dapat dibagi menjadi 4 bagian atau jenis yaitu, periklanan, personal selling, promosi penjualan ( sales promotion), publisitas. Pada hakikatnya, kegiatan pemasaran ini termasuk dalam strategi untuk lebih jelasnya apa saja bagian dari pemasaran tersebut.
Sebuah perusahaan sebelum memakai bauran pemasaran yang terdiri dari 4 ( empat) jenis kegiataan pemasaran yang disebutkan diatas. Maka perlu memilih media pemasaran karena media pemasaran yang beraneka ragam bukan berarti terbukanya kesempatan bagi penjual untuk begitu saja memilih tanpa pertimbangan yang matang. Semakin beraneka ragam media pemasaran yang dapat dipakai, justru semakin banyak faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan sebelum melakukan kegiatan pemasaran.
Beberapa faktor yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih media pemasaran yaitu:32
1) Anggaran biaya pemasaran teresdia untuk periode tertentu.
2) Kedudukan produk dalam product life cycle.
3) Keadaan persainggan dipasar.
4) Target promosi.
5) Sifat produk yang ditawarkan.
6) Biaya adalah merupakan hal yang sangat menentukan jalannya sebuah kerja. Semakin terbatas dana yang tersedia untuk kegiatan pemasaran, semakin sempit pula ruang gerak perusahaan dalam memilih media pemasaranya. Semakin besar anggaran yang tersedia, leluasa
31 . Musrid, Manajement Pemasaran, (Jakarta : Bumi aksara,2010) hal.42
32 Marwan Asri, Marketing, (Yogyakarta: UPP-AMP YPKN, 1991) hal, 361-367
perusahaan untuk memilih cara pemasaran dianggap paling menguntungkan.
Produk yang baru mulai memasuki pasar pada umumnya membutuhkan dorongan dengan kegiatan pemasaran yang hebat agar segera dapat dikenal konsumen. Tidak ada produk yang mampu merebut hati konsumen dalam sekejap, tanpa usaha untuk memperkenalkan barang itu sama sekali.
Keadaan persaingan di pasar yang erat hubunganya dengan product life cycle di atas. Perusahaan yang bersifat persaingan monopolistik lebih banyak menggunakan pengiklanan ini akan lebih murah, sementara hasil yang dicapai dapat memuaskan apa lagi bila target konsumen yang akan dicapai demikian luas. Penggunaan media iklan dapat mencapai jarak yang sangat jauh sehingga informasi yang disebarkan kepada konsumen dapat merata, baik konsumen yang berada di dekat maupun yang ajuh dari produsen.
Media pemasaran yang dipilih juga ditentukan oleh sasaran yang akan dicapai oleh pemasaran tersebut. Kadang- kadang yang dituju adalah para pemakai barang, misalnya rokok, sabun, radio, ataupun pakain. Produsen mencoba untuk membujuk para calon pemakai agar mau memakai barang yang mereka ditawarkan.
Dalam kegiatan pengenalan barang elektronik oleh sales kepada masyarakat, membutuhkan cara yang dan tepat serta harus dengan perencanaan yang matang, sehingga apa yang menjadi sasaran bisa tercapai.
Apabila kebijakan pemasaran itu dilakukan dengan tepat maka akan
menimbulkan banyak pembeli. Menurut penulis, bisnis prioritas juga dapat melakukan pemasaran sebagaimana yang dilakukan oleh bank, untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan dari perusahaan bisa tercapai seperti yang diharapkan oleh perusahaan itu. Konsep yang paling dasar yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik akan makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanaan. Perusahaan pemasaran terkemuka berusaha mempelajari dan memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggannya. Mereka melakukan riset konsumen dan menganalisis setumpuk data pelanggan. Para karyawan perusahaan pemasaran di semua tingkat termasuk manajemen puncak tetap memperhatikan pelanggan.