ANALISIS PRILAKU SALES DALAM MEMASARKAN PRODUK DILIHAT DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
(PT. Prioritas Kabupaten Pasaman Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
MAIMUNAH 3211.030
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 1436 H / 2015 M
... Seandainya pohon-pohon dibumi dijadikan pena dan laut menjadikan tinta, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya dituliskan kalimat Allah SWT. Sesungguhnya Allah Maha perkasa
lagi Maha bijaksana (Q.S. Lukman: 27).
Puji syukur senantiasa kupersembahkan kehadirat Allah SWT atas selesainya skripsi ini, shalawat berangkaikan salam semoga juga tercurahkan kepada
junjungan kita, Rasulluh SAW. Sebagai idola serta uswatun hasanah bagi siapapun yang merindukan figur yang ideal...
kuluangkan waktu untuk diam, karena diam adalah kesempatan untuk menuju Allah SWT
kuluangkan waktu untuk berfikir, karena berfikir adalah sumber kekuataan Kuluangkan waktu untuk membaca, karena membaca adalah landasa sikap
bijaksana
Kuluangkan waktu untuk bermain, karena bermain merupakan rahasia awet muda
Kuluangkan waktu untuk peduli, karena peduli adalah kesempatan untuk membantu sesama
Kuluangkan waktu untuk mencintai dan dicintai, karena mencintai dan dicintai adalah anugrah yang besar dari Allah SWT
Kuluang waktu untuk tertawa, karena tertawa adalah musik jiwa
Kuluangkan waktu bersikap santai, karena bersikap santai adalah jalan menuju kebahagian
Kuluangkan waktu untuk menghayal, karena hayalan melahirkan masa depan
Kuluangkan waktu untuk berdoa, karena doa adalah kekuatan terbesar dimuka bumi
Ya Allah...
Kuagungkan nama- Mu disetiap tarikan nafasku
Kuselifkan sejuta harapan yang ingin kuraih untuk masa depan yang masih panjang
Hanya Ridho- Mu, yang kuharapkan, untuk mewujudkan semua impianku dengan segala kerendahan dan ketulusan hati karya ini kupersembahkan untuk orang-
orang yang berjuang dijalan Allah
Ayah ( Tambah) dan Ibu ( Baidah) tercinta yang senantiasa berdo’a , tabah dan sabar demi kesuksesanku, walau jauh dimata, namun lantunan do’anya mampu kurasakan. Seakan kulihat getar-getar bibir serta air mata tulus yang senantiasa
mengiringi perjalanan hidup ini, namun ku belum bisa membalas jasa dan pengorbanan Ayah- Ibu, Abang ku ( Umar) dan Uni ( Noni) juga Adik-adik ku (
Isam, Ana, Bustami, Sahlan, Kurnia)
Serta sanak family yang selalu memberikan motivasi untuk penyelesain perkulihan ini baik moril maupun material. Dan sahabatku yang selalu mengingiatkan kepada Allah SWT ketika aku sedang futur, silvia, marni, halimah,
aisyah, rizka, devi, riri dan teman lainnya syukron atas segala pengorbanan dan ketulusan hatinya.
Spesial untuk lokal Ekonomi Islam Bp.3211, teriistimewa untuk melida yanti lanjutkan perjuanganmu Allah SWT slalu bersama orang-orang yang selalu
berusaha.
Serta berbagai pihak yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, bapak Ali Rahman, SH. MH DAN Buk Sofia Ridha, M.Ag syukron
katsiron segalanya, biar Allah SWT yang membalasnya, lupakanlah semua kesalahan orang lain dan ingatlah semua kebaikan mereka agar kita tetap
bertawakkal kepada- Nya
Bay: Maimunah 030
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “ Analisis Prilaku Sales Dalam Memasarkan Produk Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam ( PT.Prioritas Kabupaten Pasaman). Disusun oleh Maimunah Bp 3211:030. Skripsi mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi dengan melihat bagaimana prilaku sales dalam memasarkan produk dilihat dari persepktif ekonomi islam ( PT.
Prioritas Kabupaten Pasaman) sales-sales yang ada pada PT.Prioritas dalam memasarkan produk masih jauh dari Ekonomi Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (Fied Research) dan bersifat kualitatif analisis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. penelitian ini menggambarkan analisis prilaku sales dalam memasarkan produk dilihat dari perspektif Ekonomi Islam. untuk mengumpulkan data penulis melakukan wawancara dan observasi yaitu melihat langsung bagaimana analisis prilaku sales dalam memasarkan produk dilihat dari perspektif Ekonomi Islam.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa analisis prilaku sales dalam memasarkan produk dilihat dari persepktif Ekonomi Islam ( PT. Prioritas Kabupaten Pasaman) telah baik namun belum diterapkan secara Ekonomi Islam karena sales-sales yang ada pada PT.Prioritas dalam memasarkan produk belum secara Islami karena disini sales-sales harus mencapai target penjualan yang telah ditentukan oleh pimpinan PT.Prioritas Kabupaten Pasaman sehingga dalam memasarkan produk dengan memakai prilakunya masing-masing dengan tujuan agar produk bisa terjual dengan jumlah yang banyak dan sales-sales juga mendapatkan tambahan yang banyak dari pimpinan PT. Prioritas tersebut. dalam pandangan ekonomi dan bisnis islam bukan saja mencari penghidupan namun untuk beribadah kepada Allah.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
Shalawat beriringan salam, penulis ucapkan buat junjungan umat sedunia yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Fakultas Ekonomi Islam untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi Islam. Adapun judul skripsi ini adalah “ Aanalisis Prilaku Sales Dalam Memasarkan Produk Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam ( PT. Prioritas Kabupaten Pasaman)
Terima kasih sebesar-besarnya, khusus penulis sampaikan untuk Ayahanda tercinta Tambah dan Ibunda tersayang Baidah karena berkat do’a beliau pagi dan petang membuat penulis tidak pernah patah semangat untuk melaksanakan berbagai aktivitas terutama menyusun skripsi ini, semoga Allah SWT melindungi dan memberkati beliau, beserta kakak Noni, abang Umar, Isam, Ana, Bustami, Sahlan dan kurnia yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan serta bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa syukur kepada orang-orang yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini diantaranya:
1. Bapak Ketua Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Bapak/Ibu Pembantu Ketua, Bapak Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Islam, serta Ibu Ketua Prodi Fakultas Ekonomi Islam yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menuntut ilmu di Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.
2. Bapak Ali Rahman, SH.MH.selaku pembimbing I dan Ibu Sofia Ridha ,M.Ag selaku pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Harfandi, SE, M.Si selaku penasehat akademik yang telah memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.
4. Bapak/ibu pegawai perpustakaan yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis bisa melanjutkan karya ilmiah dalam bentuk skripsi.
6. Pimpinan PT. Prioritas Kabupaten Pasaman serta Salse-sales
7. Saudara- saudaraku yang selalu bersama di saat suka dan duka halimah, Aisyah, Rizka, Mel, Dilla, Devi, Isil,Terima kasih untuk kebersamaannya, semoga kita tetap saudara dan berharap selamanya.
Amin.
8. Teman-teman seperjuangan pada Fakultas Ekonomi Islam angkatan 2011 serta sahabat yang selalu memberikan dorongan bagi penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya serta teman-teman lokal Ekonomi Islam A, terima kasih atas selama ini yang banyak memberikan semangat bagi penulis. Semoga dapat meraih cita-citanya sehingga dapat mewujudkan impian untuk membahagiakan orangtua.
Selanjutnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Do’a dan harapan penulis kepada semua pihak yang memberikan bantuan, semoga Allah SWT membalas serta melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Amin
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapakan kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis sajikan karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan harapan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Bukittinggi, 2015
Penulis,
Maimunah
NIM. 3211.030
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI...iii
ABSTRAK...iv
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8
D. Penjelasan Judul ... 9
E. Tinjauan Kepustakaan ... 9
F. Sistematika Penulisan... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Produsen ... 12
1. Prilaku Produsen Menurut Ekonomi Islam ... 18
2. Pemasaran ... 21
3. Marketing Mix...26
4. Etika Pemasaran Islami ... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 44
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44
C. Jenis dan Sumber Data ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Prioritas Kabupaten Pasaman...48
B. Analisis Prilaku Sales Dalam Memasarkan Produk Dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...
B. Saran- saran...
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Produksi, distribusi, dan konsumsi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus diakui produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan itu. Tidak akan ada distribusi tanpa produksi.
Pada prinsipnya Islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki uang, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Karena itu bagi Islam, produksi yang surplus dan berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tidak dengan sendirinya mengindikasikan kesejahteraan bagi masyarakat.1
Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling berkait satu dengan lainnya. 2Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum bagi konsumen yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya, menyediakan persediaan barang/jasa di masa depan. Serta memenuhi sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT.
1 Muhammad Muflih, Prilaku Produsen Dalam Ekonomi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 112
2 Sofyan Assuri, Manajement Produksi, ( Jakarta: Rineke Cipta) hal.190
Reaksi konsumen ini menentukan suksesnya atau gagalnya organisasi di dalam upaya agar konsumen bersedia membeli barang yang ditawarkan. Reaksi tersebut juga menentukan keberhasilan konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam pandangan ekonomi Islam, produsen semestinya sejalan dengan tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan produksi itu adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual untuk menciptakan mashlahah, maka produsen tentu saja juga mencari mashlahah.
Strategi pemasaran berusaha mencari untuk memberikan kepada konsumen nilai lebih dibandingkan dengan pesaingnya. Namun masih mampu mendatangkan keuntungan/laba perusahan Penerapan nilai-nilai diatas dalam produksi tidak saja akan mendatangkan keuntungan bagi produsen, tetapi sekaligus mendatangkan berkah. Kombinasi keuntungan dan berkah yang di peroleh oleh produsen merupakan satu mashlahah yang akan memberi konstribusi bagi tercapainya falah. Dengan cara inilah, maka produsen akan memperoleh kebahagiaan hakiki, yaitu kemuliaan tidak saja di dunia akan tetapi juga di akhirat. .3
Bagi individual, proses menghasilkan kepuasaan, pengembangan atau perubahan sikap dan atau perubahan prilaku. Bagi masyarakat , pengaruh komulatif dari proses pemasaran akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, polusi atau pencemaran lingkungan, masalah sosial (penyakit yang timbul oleh rokok dan minuman beralkhol) dan manfaat sosial (perbaikan
3 Panji Anoroga, Manajemen Bisnis, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),hal. 222
nutrisi, peningkatan mutu pendidikan), perluasan lapangan pekerjaan dan sebagainya.
Suatu produk adalah apa saja yang dibutuhkan dan diingikan seorang konsumen, untuk memenuhi kebutuhan yang dipersepsikan.
Komunikasi/promosi pemasaran mencakup: periklanan, tenaga penjual,”
public relations” kemasan dan sinyal lainnya yang bermanfaat bagi perusahaan dan juga bagi produknya (produknya menjadi terkenal). Strategi komunikasi yang efektif harus menjawab beberapa pertanyaan berikut:
dengan siapa sebenarnya kita berkomunikasi, dampak dan pengaruh apa yang kita harapkan dari komunikasi yang kita tujukan kepada konsumen, pesan apa yang akan dicapai dampak pada konsumen yang diinginkan, instrumen dan media apa yang harus dipergunakan untuk mencapai konsumen dan pasar sasaran dan kapan kita harus berkomunikasi dengan konsumen.
Prilaku produsen dalam pandangan ekonomi Islam, agama Islam menganjurkan kita untuk hidup tolong menolong. Allah memerintahkan kita untuk tolong menolong dalam memenuhi semua kebutuhan hidup yang mengatur antar manusia dengan manusia lainnya dalam Islam didalam bermuamalah.
Prilaku produsen Islami, terbentuk dari paradigma berpikir yang sama sekali berbeda dengan paradigma hukum permintaan yang kita kenal dalam ekonomi konvensional. Menurut Islam maslahah adalah sifat atau kemampuan barang dan jasa yang mendukung elemen-elemen dan tujuan dasar kehidupan manusia di muka bumi ini (khan dan ghifari, 1992). Produksi
dalam pandangan Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT sebagai Rabb dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci ummat Islam. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah Rabb Semesta Alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak karna semata mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat. Artinya urusan dunia merupakan sarana untuk memproleh kesejahteraan akhirat.4
PT Prioritas merupakan suatu perusahaan dagang dengan kegiatan sewa beli, jual beli, jual beli dengan angsuran, dan sewa menyewa yang terstruktur yang tunduk kepada Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku. PT Prioritas salah satu bisnis yang ada di Kabupaten Pasaman yang berada di Lubuk Sikaping. Jenis produk yang mereka pasarkan berupa barang elektronik seperti televisi, spekear, kulkas, mesin cuci, strika dan barang elektronik lainnya.
Mereka memasarkan produknya yaitu ke daerah yang terpencil salah satunya ke Jorong Rumbio, yang mana kondisi ekonomi di Jorong Rumbio ini bisa dikatakan baik, mata pencarian disana berupa pertanian karet. Dalam memasarkan produknya sales mengenalkan diri dan perusahaan serta menjelaskan produk-produk yang dijual. Selain itu, sales membawa brosur sambil memperkenalkan manfaat dari produk, harga, dan persyaratan sewa beli kepada konsumen. 5
4 Edwin Mustafa Nasution, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana , 2007), h. 330
5 Muslich, Bisnis Syariah, ( Yogyakarta: Rineka Cipta,
Tapi dalam mempromosikan produknya, sales sedemikan rupa untuk bisa mempengaruhi konsumennya sehingga barang atau produk banyak laku dan mereka juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar atas penjualan dari produknya tersebut, sampai membohongi konsumen. Prilaku sales di PT Prioritas Kabupaten Pasaman Timur menunjukkan bahwa sales belum bermuamalah secara benar sesuai ajaran Islam. Karena sales tersebut dalam memasarkan produk (elektronik) belum dikatakan secara Islami, mereka tidak jujur dalam memasarkan produknya dan sistemnya adalah apabila produknya tersebut banyak laku atau terjual maka gaji nya akan bertambah pula.
Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk membahas dalam karya ilmiah yang berjudul “ Analisis Prilaku Sales dalam Memasarkan Produk dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam (PT. Prioritas Kabupaten Pasaman Timur)
B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukan rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah Bagaimana prilaku sales dalam memasarkan produk dilihat dari Persepktif Ekonomi Islam (PT.Prioritas Kabupaten Pasaman Timur)
2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam laporan ini adalah Prilaku sales ata
Dalam Memasarkan Produk dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam ( PT.Prioritas Kabupaten Pasaman Timur.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan Prilaku sales dalam memasarkan produknya dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam ( PT.Prioritas Kabupaten Pasaman Timur)6
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam usaha memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
b. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya masyarakat Jorong VI Rumbio serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menetapkan ekonomi terutama yang berkaitan dengan pemasaran produk.
D. Penjelasan Judul
Untuk dapat lebih mudah dipahami dan menghindari kesulitan, maka penulis menjelaskan pengertian dari beberapa istilah yang digunakan yaitu:
Prilaku : Interaksi dinamis antara kognisi, afeksi, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan
6 Muhammad teguh, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal.
72
pertukaran dalam hidup mereka
Produsen : Orang atau pelaku yang menghasilkan suatu produk Pemasaran : Suatu kaidah atau cara memperkenalkan produk kepada
pelanggan dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen secara memuaskan.
Produk : Sesuatu yang ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan baik itu barang, jasa dan ide.7
E. Kajian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat skripsi yang ditulis oleh Ratna Wilis (2014) yang mana penelitiannya yaitu Analisis prilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya menurut perspektif Ekonomi Islam dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
permsalahan faktor masyarakat petani kelapa sawit didusun 111 Jorong Koto Gadang Jaya Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat dalam membelanjakan pendapatannya, karena masyarakat kurang mengontrol diri dalaam membelanjakan pendapatannya.
Nurfajri (2014) juga meneliti tentang Analisis prilaku konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi dalam memutuskan pembelian telepon seluler dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menghasilkan kesimpulan bahwa mahasiswa
7 Musrid, Manajemen Pemasaran.,(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 125
fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dalam memutuskan pembelian telepon seluler sesuai ajaran Islam yaitu tidak mubazir.
Riva Lidia Putri (2013) penelitian tentang Analisis prilaku konsumsi telah pernah dilakukan peneliti terdahulu tentang faktor- faktor yang mempengaruhi prilaku wisatawan dalam membelanjakan pendapatan pada daerah Bukittinggi dan menggunkan deskriptif kalitatif, yang menghasilkan kesimpulan bahwa prilaku wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata masih berada pada tahap wajar dalam ajaran Islam, mereka juga mengkonsumsi suatu produk yang dapat mendatangkan manfaat bagi mereka.
Dari penelitian sebelumnya berdasarkan penjelasaan diatas peneliti terdahulu menfokuskan pada prilaku konsumsi sedangkan dalam pembahasan saya adalah prilaku sales dalam memasarkan produk dilihat dari Pespektif Ekonomi Islam (PT.Prioritas Kabupaten Pasaman Timur)
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih jelas dan memudahkan pemahaman para pembaca agar lebih terarahnya penulisan proposal ini, maka dapat dilihat pada sistematika penulisan proposal ini.adapun sistematika penulisannya dibagi kepada IV bab dan pada tiap-tiap bab dapat dirinci kedalam beberapa sub bab Yaitu :
BAB I pendahuluan, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II landasan teori, pengertian produsen, prilaku produsen, pemasaran, kiat menjual produk, riset barang produksi, dan etika pemasaran islami yang landasan Ekonomi Islam.
BAB III metodologi penelitian, yang berisikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, imporman penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, berisikan tentang gambaran umum PT. Prioritas Kabupaten Pasaman, visi dan misi PT.Prioritas Kabupaten Pasaman, dan analisis prilaku sales dalam memasarkan produk PT. Prioritas Kabupaten Pasaman.
BAB V penutup, yang berisika kesimpulan dan saran dari pembahasan masalah yang dibahas oleh penulis.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Produsen Menurut Ekonomi Islam
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian di manfaatkan oleh konsumen. Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi islam pada akhirnya mengerucut pada manusia dan eksistensinya, yaitu mengutamakan harkat kemuliaan manusia.
Pada prinsipnya Islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki uang, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Karena itu bagi Islam, produksi yang surplus dan berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tidak dengan sendirinya mengindikasikan kesejahteraan bagi masyarakat.8
Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling berkait satu dengan lainnya. 9Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum bagi
8 Muhammad Muflih, Prilaku Produsen Dalam Ekonomi Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 112
9 Sofyan Assuri, Manajement Produksi, ( Jakarta: Rineke Cipta) hal.190
konsumen yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya, menyediakan persediaan barang/jasa di masa depan. Serta memenuhi sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah SWT.
Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang saling berkait satu dengan lainnya. Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan mashlahah bagi konsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Produksi dalam arti sederhana bukanlah sesuatu yang dicetuskan oleh kapitalis. Produksi telah terjadi semenjak manusia bergelut dengan bumi karena ia merupakan suatu hal primer dalam kehidupan. Seseorang mukmin akan menikmati kehidupan ini dengan ketenangan jiwa, kedamain batin, dan kelapangan dada. Tidak diragukan, ketenangan jiwa seperti ini mempunyai dampak positif bagi produktivitas. Sesungguhnya manusia yang bingung, dengki, dan iri kepada sesama manusia jarang menghasilkan produk yang memuaskan.10
Berikut ini beberapa pengertian produksi menurut para ekonomi muslim kontemporer :11
1. Kahf (1992) mendefenisikan kegitan produksi dalam perspektif islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan
10 Adiwarman, Karim. Ekonomi Mikro Islami, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal.
102
11 Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal 11
hidup sebagaimana di gariskan dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia akhirat.
2. Rahman (1995) menekankan pentingnya keadilan dan kemerataan produksi (distribusi secara merata).
3. UI Haq (1996) menyatakan bahwa tujuan dari produksi adalah memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardu kifayah, yaitu kebutuhan yang bagi banyak orang pemenuhannya bersifat wajib.
4. Siddiqi (1992) mendefenisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang dan jasa dengan memerhatikan nilai keadilan dan kebajikan/kemanfaatan (mashlahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah berindak adil dan membawa
kebajikan bagi masyarakat maka ia telah bertindak Islami.12 13 Dalam Ekonomi konvensional, motivasi utama bagi produsen adalah
mencari keuntungan material (uang) secara maksimal sangat dominan, meskipun saat ini sudah berkembang bahwasanya produsen tidak hanya bertujuan mencari keuntungan maksimal semata. Produsen adalah seorang profit seeker sekaligus profit maximize.
Strategi, konsep dan teknik berproduksi semuanya diarahkan untuk mencapai keuntungan maksimum, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Milton Friedman menunjukkan bahwa satu-satunya fungsi bisnis adalah untuk melakukan aktivitas yang ditunjukkan dalam rangka meningkatkan keuntungan. Isu yang kemudian berkembang menyertai
12 Edwin,dkk,Pengenalapan eksekutif ekonomi islam, (jakarta, kencana, 2007), hal 74.
13 Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal 54
motivasi produsen ini adalah masalah etika dan tanggung jawab sosial produsen. Keuntungan maksimal telah menjadi sebuah insentif yang teramat kuat bagi produsen untuk melaksanakan produksi.
Akibatnya untuk mencari keuntungan maksimal seringkali menyebabkan produsen mengabaikan etika dan tanggung jawab sosialnya, meskipun mungkin tidak melakukan pelanggaran hukum formal, misalnya dalam rangka menekan biaya dalam pengolahan limbahnya, suatu pabrik membuang sisa hasil produksinya ke sungai. Atau seorang pengusaha di bidang perhutanan yang menebang pohon-pohon tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap kelestarian hutan terutama hutan sebagai penampung air yang pada jangka panjang dapat menyebabkan bencana bagi manusia.
Dalam pandangan ekonomi Islam, produsen semestinya sejalan dengan tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan produksi adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual untuk menciptakan maslahah, maka motivasi produsen tentu saja juga mencari maslahah, dimana hal ini juga sejalan dengan tujuan kehidupan seorang muslim. Produsen dalam pandangan ekonomi Islam adalah mashlahah maximizer, mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain tidak dilarang sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam, hal ini telah tercantum dalam rancang bangun ekonomi Islam dimana salah satunya adalah ma’ad atau return. Prinsip etika dalam produksi yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim baik induvidu ataupun komunitas adalah berpegang pada semua yang dihalalkan Allah SWT dan tidak melewati batas.
Benar bahwa daerah halal itu luas, tetapi mayoritas jiwa manusia yang ambiritus merasa kurang puas dengan hal itu walaupun banyak jumlahnya.
Maka temukan jiwa manusia tergiur kepada sesuatu yang haram dengan melanggar hukum-hukum Allah SWT.14
Pada dasarnya, produsen pada catatan ekonomi konvensional tidak mengenal istilah halal dan haram. Yang menjadi prioritas kerja mereka adalah memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba, harta, dan uang. Ia tidak mementingkan apakah yang diproduksinya itu bermanfaat atau berbahaya, baik atau buruk, etis atau tidak etis. Ekonomi Islam sangat menganjurkan dilaksanakannyaaktivitas produksi dan mengembangkannya, baik segi kuantitas maupun kualitas. Ekonomi Islam tidak rela jika tenaga manusia atau komiditi terlantar begitu saja. Islam menghendaki semua tenaga dikerahkan untuk meningkatkan produktivitas lewat itqan (ketekunan) yang diridhoi oleh Allah SWT atas segala sesuatu. Terkait dengan hal ini, seseutu bangsa harus berproduksi untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Produksi harus dilakukan dalm apapun, oleh pemerintah maupun oleh swasta. Bahkan tidak perlu diragukan lagi bahwa hubungan antar bangsa- bangsa di dunia yang sedemikian mesranya dewasa ini, salah-satu diantaran penunjang- penunjangnya adalah produksi barang dan jasa antar bangsa itu.15
Akan tetapi, produksi tentu saja tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu
14 Yusuf Qardahawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, ( Jakarta: Gema insani press, 1997) hal. 104
15 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group, 2006), hal 120
sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan.
Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi. Semua unsur yang meopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi. Didalam produksi juga terdapat beberapa ketentuan diantaranya ialah biaya produksi yang mana biaya produksi ini adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output.
Biaya produksi tidak lebih tidak lebih dan tidak kurang dari pada penjumlahan harga-harga faktor produksi atau input itu. Sekalipun besarnya biaya produksi untuk setiap output tidak semata-semata hanya tergantung pada harga pembelian input. Biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.
Oleh karena itu, biaya produksi setiap output itu tergantung sepenuhnya pada dua hal, yaitu sebagai berikut:
Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan input yakni harga input
1. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya. Dua perusahaan yang memiliki input yang persis sama, tetapi yang satu bekerja dengan lebih efisien ( dengan efisiensi yang lebih besar) dari yang lain, maka sudah barang tentu bahwa perusahaan yang bekerja dengan lebih efisien itulah yang dapat lebih menekan biaya produksinya. Telah sejak semula para ahli ekonomi memandang penting persoalan biaya produksi ini. Alasannya adalah karena jasa-jasa faktor
produksi langka adanya sehingga menjadi bernilai. Dengan mempergunakan faktor-faktor produksi itu, perusahaan yang bersangkutan telah mempergunakan benda-benda yang bernilai. Karena tujuan utama sesuatu perusahaan atau firm adalah untuk mendpatkan laba semaksimal mungkin, persoalan biaya produksi ini sangat dirasakan karena laba merupakan selisih antara penerimaan dan biaya. Pengetahuan akan besarnya biaya-biaya produksi lalu merupakan prakondisi untuk mengetahui besarnya laba atau keuntungan. Pengetahuan akan biaya- biaya produksi perlu:16
a. Untuk melukiskan tingkah laku aktual perusahaan.
b. Untuk dapat meramalkan bagaimana tingkah laku perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan kondisi yang dihadapinya.
c. Untuk membantu perusahaan yang bersangkutan dal menententukan kebijaksanaan yang terbaik yang dapat dilakukan dalam mencapai tujuannya (yakni mencapai laba maksimum)
d. Untuk dapat memberikan penilain betapakah caranya perusahaan mengelola sumber-sumber faktor produksi.
Sementara itu, sumber-sumber yang dipergunakan didalam produksi itu dapatlah dibagi menjadi dua kategori utama. Kategori utama adalah sumber- sumber atau input yang jumlahnya tetap saja sekalipun jumlah output yang dihasilkan itu bertambah ataupun berkurang. Sumber-sumber demikian ini disebut sebagai sumber-sumber tetap (fixed resources). Sumber-sumber atau
16 Adiwarman, Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 23
input yang dimiliki sifat seperti dapat sebutkan disini antara lain adalah tanah, bangunan, mesin dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya senantiasa berubah-ubah sering dengan berubahnya output yang dihasilkan. Artinya, input jenis kedua ini akan bertambah jika output yang dihasilkan sedemikian ini disebut sebagai sumber-sumber variabel (variable resources). Sumber yang dimiliki sifat seperti ini dapat disebutkan contohnya disini antara lain adalah bahan mentah ( bahan baku dan bahan penolong) jam kerja, dan sebagainya.17
Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang teresdia dan harganya terjangkau. Oleh karena itu, manajemen harus berfokus pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi. Konsep ini merupakan salah satu orientasi tertua yang memandu penjual. Konsep produksi masih nerupakan filosofi yang bermanfaat dalam beberapa situasi.
Konsep produksi bisa menyebabkan rabun jauh pemasaran. Perusahaan yang mennerapkan orientasi ini menjalani resiko besar karena terlalu memfokuskan diri pada operasi mereka sendiri dan kehilangan pandangan terhadap tujuan yang sebenarnya-memuaskan kebutuhan dan membangun hubungan pelanggan.
B. Prilaku Produsen Menurut Perspektif Ekonomi Islam
17 Adiwarman, Karim. Ekonomi Mikro Islami. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal 101
Prilaku produsen dalam pandangan ekonomi Islam, agama Islam menganjurkan kita untuk hidup tolong menolong sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:18
ُديِدَش َ َّللّٱًَِّإ َٰۖ َّللّٱ ْاىُقَّتٱَو ِِۚى ََٰو ۡدُعۡلٱَو ِنۡثِ ۡلۡٱ ًَلَع ْاىًَُواَعَت َلََو َٰٰۖيَىۡقَّتلٱَو ِّرِبۡلٱ ًَلَع ْاىًَُواَعَت ََ
وِباَقِعۡلٱ ٢
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kita untuk tolong menolong dalam memenuhi semua kebutuhan hidup yang mengatur antar manusia dengan manusia lainnya dalam Islam didalam bermuamalah.
Islam adalah suatu pandangan atau cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka itu tidak ada satupun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek ekonomi. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Prilaku konsumen mempelajari bagaimana manusia memilih diantara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilkinya.
Prilaku konsumen Islami, terbentuk dari paradigma berpikir yang sama sekali berbeda dengan paradigma hukum permintaan yang kita kenal dalam ekonomi konvensional. Menurut Islam maslahah adalah sifat atau kemampuan barang dan jasa yang mendukung elemen-elemen dan tujuan dasar kehidupan manusia di muka bumi ini. Produksi dalam pandangan Islam
18 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group) hal.125
adalah keyakinan kepada Allah SWT sebagai Rabb dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci ummat Islam. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah Rabb Semesta Alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak karna semata mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat. Artinya urusan dunia merupakan sarana untuk memproleh kesejahteraan akhirat.19
Islam pun sesungguhnya menerima motif- motif berproduksi seperti pola pikir ekonomi konvensional. Bedanya, lebih jauh Islam juga menjelaskan nilai-nilai moral disamping utilitas ekonomi. Bahkan sebelum itu, Islam menjelaskan mengapa produksi harus dilakukan. Menurut ajaran Islam manusia adalah khalifahtullah atau wakil Allah SWT dimuka bumi dan berkewajiban untuk memakmurkan bumi dengan jalan beribadah kepada- Nya. Melalui konsep inilah kegiatan produksi harus bergerak di atas dua garis optimalisasi. Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak,bukan hanya sekedar mememnuhi segelintir orang yang mimiliki uang, sehingga memiliki daya beli yang baik.20
Kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain: memproduksi barang yang halal pada setiap tahapan produksi, mencegah kerusakan di muka bumi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spritual mental maupun fisik.21
19 Edwin Mustafa Nasution, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana , 2007), h. 330
20 Edwin Mustafa Nasution, Ekonomi Islam, (Jakarta : Kencana , 2007), h. 332
21 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group) hal.127
Islam menjelaskan bahwa seorang produsen atau seorang bisnis harus jujur, bersikap adil dan tidak boleh mengurangi timbangan dan melakukan unsur penipuan kepada pelanggannya.
Dalam teori produksi ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang prilaku perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan ( input) untuk produksi dan menjual keluaran atau produk. Seperti halnya dalam teori konsumsi, dalam teori produksi juga memberikan penjelasan tentang prilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efesiensi produksinya. Memaksimalkan keuntungan atau efisiensi produksi tidak akan terlepas dua hal; yakni stuktur biaya produksi yang didapat.
Sehingga untuk memberikan pemahaman yang lebih dan dapat juga untuk membedakan konsep syariah dan impilikasinya dalam teori produksi. Teori produksi tanpa memerhatikan struktur permodalan dan stuktur keluaran.
Ekonomi Islam yang cukup modern dengan teori produksi adalah imam AL-Ghazali beliu telah menguraikan faktor-faktor produksi dan fungsi produksi dalam kehidupan manusia. 22Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan antara manusia dari alam ini, Allah SWT telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedangkan manusia adalah pengelola segala yang terhampar di muka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaanya. Apa yang
22 Hulwati, Ekonomi Islam, ( Ciputat: Press Group, 2006), hal 126
diungkapkan oleh para ekonomi tentang modal dan sistem tidak akan keluar dari unsur kerja atau upaya manusia. Sistem atau aturan tidak lain adalah perencanaan dan arahan. Sedangkan modal dalam bentuk alat dan prasana diartikan sebagai hasil kerja yang disimpan. Dengan demikian, faktor utama yang dominan dalam produksi adalah kualitas dan kuantitas manusia, sistem atau prasarana yang kemudian kita sebut sebagai teknologi dan modal ( segala sesuatu dari hasil kerja yang disimpan).23
Tanggung jawab manusia sebagai khalifah adalah mengelola reseources yang telah disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat ditegakkan. Satu yang tidak boleh dan harus dihindari oleh manusia adalah berbuat kerusakan di muka bumi. Denegn demikian, segala macam kegiatan ekonomi yang diajukan untuk mencari keuntungan tanpa berakibat pada peningkatan utility atau nilai guna tidak disukai dalam islam. Nilai universal lain dalam ekonomi islam tentang produksi adalah adanya perintah untuk mencari sumber-sumber yang halal dan baik bagi produksi dan memproduksi dan memanfaatkan output produksi pada jalan kebaikan dan tidak menzalimi pihak lain. Dengan demikian, penentuan input dan output dari produksi haruslah sesuai dengan hukum Islam dan tidak mengarahkan kepada kerusakan.
Untuk memahami produsen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang lakukan (perilaku), dan apa serta
23 Nandan, Limakrisna. Ekonomi Makr .( Jakarta: Mitra Cendana, 2007). Hal 205
dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi, serta di pengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan produsen.
Dalam hal pengembangan sifat dinamis prilaku produsen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri.
Prilaku produsen melibatkan Pertukaran, itu merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam definisi prilaku produsen yaitu pertukaran di antara induvidu.24
Perekonomian suatu negara dikatakan berorientasi pada pembeli atau langganan, apabila para langganan mempunyai banyak alternatif barang produksi untuk dipilih atau di beli, sehingga dengan demikian pihak produsen agar bisa bertahan untuk hidup harus memproduksi mutu jenis barang yang memenuhi keinginan para langganannya sebagai anggota masyarakat. Banyak produsen yang mencoba memproduksi barang yang berbeda-beda. Produsen- produsen lainnya membanjiri pasar dengan barang-barang produksi yang baru sedangkan banyak juga yang mengadakan perubahan terhadap barang produksi manakala kesempatan mengizinkan untuk berbuat demikian.
Perubahan-perubahan tersebut tentu saja harus disesuaikan dengan keinginan dari pada langganan (consumers preferencers).25
24 Musrid, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2010), hal. 56
2525 Adiwarman, Karim. Ekonomi Mikro Islami. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal 101
Didalam mengadakan perubahan-perubahan terhadap barang-barang produksi yang telah ada, pihak produsen harus mempertimbangkan apakah perlu ada penambahan terhadap barang-barang produksi yang baru. Jelas bahwa kebijaksanaan di dalam bidang produksi selalu dihubungkan dengan pertimbangan adanya keuntungan, maka dari itu tidak lah mengherankan apabila pimpinan perusahaan selalu menaruh perhatian terhadap riset pemasaran didalam usahanya untuk memperdalam bidang produksi. Riset pemasaran adalah alat penghubung untuk berkomunikasi antara pimpinan perusahaan dengan para langganan yang didalam prakteknya tidak ada kontak pribadi ( personal contact), sehingga dengan pimpinan perusahaan mengetahui dengan tepat apa yang menjadi keingginan para langganannya dan atas dasar pengetahuan itulah bisa di buat keputusan-keputusan yang tepat khususnya mengenai keputusan-keputusan dalam bidang produksi, misalnya jenis produksi apa yang harus diproduksi.26
Sebagai tambahan, didalam mengadakan perubahan-perubahan terhadap barang-barang produksi yang telah ada, pihak produsen mempertimbangkan apakah perlu ada penambahan terhadap barng-barang produksi yang baru dan apakah yang lama tidak perlu diproduksi lagi. Di dalam suatu perekonomian yang dinamis sifatnya pertanyaan demikian harus secara terus menerus ditanyakan. Kemajuan teknologi dan riset yang terus menerus memukinkan barang produksi yang lama menjadi “absolute” sedangkan dalam waktu yang bersamaan bermunculan barang-barang produksi baru. Mencari barang
26 Efendi Zul, Hadist Ekonomi, ( Bukittnggi: Stain Press, 2008), hal. 15
produksi dengan yang selalu lebih baik dari sebelum serta memenuhi selera masayarakat adalah merupakan suatu keharusan. Riset pemasaran adalah alat penghubung untuk berkomunikasi antara pimpinan perusahaan dengan para langganan yang didalam prakteknya tidak ada kontak pribadi (personal contact), sehingga dengan demikian pimpinan perusahaan megetahui dengan tepat apa yang menjadi keinginan para langgananya dan atas dasar pegetahuan itu lahbisa dibuat keputusan yang tepat khususnya mengenai keputusan-keputusan dalam bidang produksi, misalnya jenis produksi apa yang harus di produksi, bagaimana bentuk dan ukuranya,bagaimana warna dan bungkusnya dan berapa besar jumlah masing-masing. perlu di tekankan sekali lagi disini, bahwa riset pemasaran harus dipergunakan oleh pimpinan perusahaan untuk membantu pimpinan dalam menciptakan produksi – produksi baru yang lebih baik menurut selera masyarakat pembeli. harus ada keseimbagan antara biaya untuk keperluan teknis berproduksi dengan biaya untuk keperluan riset pemasaran, sebab apabila ini tidak diperhatikan akan timbul suatu bahya bahwa produksi berlimpah-limpah akan tetapi pasar tidak tidak mampu menanpung. Maka barang-barang tidak laku dipasaran.
Akibatnya ialah bahwa pimpinan perusahaan tidak memproleh keuntungan- keuntungan sebesarnya (maksimum positif) sesuai dengan kehendaknya.
Dengan perkataan lain harus diketahui dengan baik-baik apa sebenarnya yang menjadi keinginan anggota masayarakat pembeli mengenai barng-barang
yang akan diproduksi oleh pihak produsen yaitu keinginan tentang barang apa dan yang bagaimana serta berapa jumlahnya yang dibutuhkan.27
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan prilaku produsen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi, dan menghasilkan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.28
Bisnis juga memegang peranan vital dalam kehidupan ekonomi manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan bisnis akan mempengaruhi tingkah laku semua tingkat kehidupan individu, sosial, regional, nasional dan internasional.
Dalam ajaran Islam sudah di atur sedemikian rupa bagaimana seseorang harus berprilaku dan berbisnis. Namun dilihat saat sekarang masih banyak di kalangan masyrakat, khusus di kalangan ummat Islam yang berprilaku bisnis menyalahi etika bisnis yang sudah di atur dalam islam sehinnga perbuatan mereka merugikan pihak lain dan diri sendiri.
C. Pemasaran
Didalam memberikan pengertian pemasaran ada beberapa pendapat para ahli yang dapat penulis kemukakan diantaranya:29
1. Menurut Mawarn Asri
27 Ali Hasmi, Strategi Promosi Pemasaran. (Jakarta. Rineka Cipta, 1991), h. 27
28 Muhammad, Muflih, Prilaku Produsen Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 43
29 Musrid, Manajemen Pemasaran, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2010), hal. 50
Pemasaran segala sesuatu yang dilakukan pihak bank untuk memperkenalkan produk kepada nasabah dan membujuk agar membeli, serta menggingatkan kembali nasabah lama agar melakukan pembelian ulang. Pemasaran juga merupakan kegiatan untuk penyebarluasan informasi tentang produk yang ditawarkan dengan maksud untuk merubah pola prilaku nasabah.
2. Menurut Kasmir
Aktifitas mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan.
3. Menurut Prendi Cipto
Pemasaran adalah suatu kaidah atau cara untuk mempekenalkan suatu produk kepada pelanggan dengan tujuan ialah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan . konsumen yang loyal akan membeli berkali-kali , mengajak orang lain membeli dan menceritakan kepada orang lain tentang kebaikan produk atau perusahaan yang memproduksinya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah segala usaha yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memperkenalkan jasa atau produk kepada calon nasabah atau konsumen agar mau menggunakan jasa atau produk dan memberikan informasi kepada calon nasabah mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan kembali agar mau melakukan pembelian. Dari pengertian pemasaran tersebut terdapat 3
unsur penting yang menggambarkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dari kegiatan pemasaran yaitu:
a. Memperkenalkan produk kepada konsumen ( nasabah nasabah)
b. Membujuk konsumen agar mau membeli produk yang dipasarkan tersebut
c. Mengingat kembali konsumen lama (nasabah)
d. Suatu manfaat yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan, tidak akan dirasakan manfaatnya, jika tidak dikenalkan kepada konsumen. Begitu juga produk sebuah perusahaan, produk- produk yang ditawarkan tersebut tidak akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tanpa dikenalkan kepada mereka.
Pada umumnya setiap perusahaan melakukan kegiatan pemasaran, menggunakan kombinasi peralatan pemasaran dan unsur-unsur pemasaran.
Hal ini akan mencerminkan pelaksanaan dari kebijakan pemasaran perusahaan yang telah dirancang sebelumnya.
Bank atau perusahaan melakukan kegiatan pemasaran produk melalui bermacam- macam, baik media elektronik, cetak, dan melalui seminar.
Ada beberapa dasar tujuan dari pemasaran diantara lain adalah :30
a. Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain dan meransang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan.
b. Memaksimalkan kepuasaan konsumen atau pelanggan31.
30 Kasmir, Manajemen Perbankkan, (Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 50
Secara umum kegiataan pemasaran dapat dibagi menjadi 4 bagian atau jenis yaitu, periklanan, personal selling, promosi penjualan ( sales promotion), publisitas. Pada hakikatnya, kegiatan pemasaran ini termasuk dalam strategi untuk lebih jelasnya apa saja bagian dari pemasaran tersebut.
Sebuah perusahaan sebelum memakai bauran pemasaran yang terdiri dari 4 ( empat) jenis kegiataan pemasaran yang disebutkan diatas. Maka perlu memilih media pemasaran karena media pemasaran yang beraneka ragam bukan berarti terbukanya kesempatan bagi penjual untuk begitu saja memilih tanpa pertimbangan yang matang. Semakin beraneka ragam media pemasaran yang dapat dipakai, justru semakin banyak faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan sebelum melakukan kegiatan pemasaran.
Beberapa faktor yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih media pemasaran yaitu:32
1) Anggaran biaya pemasaran teresdia untuk periode tertentu.
2) Kedudukan produk dalam product life cycle.
3) Keadaan persainggan dipasar.
4) Target promosi.
5) Sifat produk yang ditawarkan.
6) Biaya adalah merupakan hal yang sangat menentukan jalannya sebuah kerja. Semakin terbatas dana yang tersedia untuk kegiatan pemasaran, semakin sempit pula ruang gerak perusahaan dalam memilih media pemasaranya. Semakin besar anggaran yang tersedia, leluasa
31 . Musrid, Manajement Pemasaran, (Jakarta : Bumi aksara,2010) hal.42
32 Marwan Asri, Marketing, (Yogyakarta: UPP-AMP YPKN, 1991) hal, 361-367
perusahaan untuk memilih cara pemasaran dianggap paling menguntungkan.
Produk yang baru mulai memasuki pasar pada umumnya membutuhkan dorongan dengan kegiatan pemasaran yang hebat agar segera dapat dikenal konsumen. Tidak ada produk yang mampu merebut hati konsumen dalam sekejap, tanpa usaha untuk memperkenalkan barang itu sama sekali.
Keadaan persaingan di pasar yang erat hubunganya dengan product life cycle di atas. Perusahaan yang bersifat persaingan monopolistik lebih banyak menggunakan pengiklanan ini akan lebih murah, sementara hasil yang dicapai dapat memuaskan apa lagi bila target konsumen yang akan dicapai demikian luas. Penggunaan media iklan dapat mencapai jarak yang sangat jauh sehingga informasi yang disebarkan kepada konsumen dapat merata, baik konsumen yang berada di dekat maupun yang ajuh dari produsen.
Media pemasaran yang dipilih juga ditentukan oleh sasaran yang akan dicapai oleh pemasaran tersebut. Kadang- kadang yang dituju adalah para pemakai barang, misalnya rokok, sabun, radio, ataupun pakain. Produsen mencoba untuk membujuk para calon pemakai agar mau memakai barang yang mereka ditawarkan.
Dalam kegiatan pengenalan barang elektronik oleh sales kepada masyarakat, membutuhkan cara yang dan tepat serta harus dengan perencanaan yang matang, sehingga apa yang menjadi sasaran bisa tercapai.
Apabila kebijakan pemasaran itu dilakukan dengan tepat maka akan
menimbulkan banyak pembeli. Menurut penulis, bisnis prioritas juga dapat melakukan pemasaran sebagaimana yang dilakukan oleh bank, untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan dari perusahaan bisa tercapai seperti yang diharapkan oleh perusahaan itu. Konsep yang paling dasar yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik akan makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanaan. Perusahaan pemasaran terkemuka berusaha mempelajari dan memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggannya. Mereka melakukan riset konsumen dan menganalisis setumpuk data pelanggan. Para karyawan perusahaan pemasaran di semua tingkat termasuk manajemen puncak tetap memperhatikan pelanggan.
D. Marketing Mix
Marketing mix merupakan kombinasi dari empat variabel, atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi atau dapat juga dikatakan marketing mix merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu di tujukan untuk memberikan kepuasaan kepada pangsa pasar atau konsumen yang dipilih.33
1. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan baik itu barang, jasa dan ide.
33 Prendi Cipto, Strategi Pemasaran, ( Yogyakarta: Andi Opset, 1997), hal, 27
2. Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Tujuan dari penetapan harga ini adalah untuk bertahan hidup, dalam kondisi persaingan tinggi maksudnya adalah perusahaan atau bank dapat menentukan harga semurah mungkin dengan tujuan agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran. Secara umum tujuan dari penentuan harga adalah:
3. Untuk memaksimalkan laba, tujuan penetapan harga ini adalah dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan, maka harapan lain yang ingin dicapai dalam jangka pendek ataupun jangka panjang akan terpenuhi.
4. Memperbesar market share, penentuan harga yang murah diharapkan jumlah nasabah meningkat dan nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
5. Mutu produk, tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi.
Konsep pembentukan nilai produk yang dihasilkan diteuntukan oleh beberapa item proses atau komponen pemilik sumber daya yang diperlukan oleh pelaku bisnis. Pihak- pihak ini merupakan mitra kerja yang juga dibutuhkan oleh pelaku bisnis. Pihak pelaku bisnis yang melakukan rekayasa atau proses produksi adalah pihak yang memiliki kreativitas membentuk nilai tambah dari sumber daya yang digunakan. Sumber daya ini di proleh dari
pihak lain. Oleh karena itu, pihak lain ini jelas mesti diperlukan sebagai partner yang dibutuhkan dan membutuhkan keberadaanya. Konsep pembentukan nilai tambah sebagian ditentukan oleh sejumlah sumber daya manusia, teknologi dan rekayasa yang digunakan. Keterlibatan sumber daya manusia dan teknologi atau manajemen merupakan kombinasi rekayasa yang harus dilakukan dengan tingkatan efiensi dan efektivitas tertentu. Disatu sisi, efisiensi itu berpacu antara efiensi bagi proses rekayasa dan penggunaan teknologi secara internal, tetapi dissi efisiensi juga di orientasikan bagi pemilik sumber daya yang ikut srta atau dilibatkan oleh pelaku bisnis. Oleh karena itu, para pemilik sumber daya memproleh nilai yang cukup optimal dalam proses pembentukan nilai output yang dihasilkan oleh pelaku bisnis.
Dengan proses dan rekayasa yang dilakukan, proses ini diorientasikan pada produk yang dibutuhkan dan diperlukan pasar baik secara kualifikatif maupun kuantitatif. Dengan demikian, nilai akhir yang terbentuk cukup menguntungkan, baik pelaku bisnis maupun bagi para pemilik sumber daya yang digunakan. Dengan demikian ini, adalah sesuatu yang cukup logis dan wajar di jadikan landsan untuk menentukan kualifikasi, jumlah dan jenis produk ini serta harga atau nilai yang diharapkan oleh semua pihak, baik para pemilik sumber daya pelaku bisnis dan juga pembeli dan pasaran.
Jaringan usaha dipahami sebagai suatu tatanan organisasai ekonomi yang mengatur koordinasi dan kerja sama antar unit usaha sementara itu, memandangnya sebagai bentuk organisasi ekonomi yang memiliki sifat antara pasar dan hirarki.membangun jaringan merupakan sejumlak kiat yang
berintikan pada satu maksud, yakni untuk memasarkan produk/ jasa usaha melalui saluran distribusi yang telah dibangun. Menjual hanya merupakan bagian proses pemasaran, dan menjual tidak akan sukses sebelum tinjaun pemasaran dan rencana penjuaalan dibuat. 34
Pemasaran memerlukan sejumlah syarat:
a. Menganalisis pasar yang berubah-ubah membuat ramalan siapa kira- kira memerlukan produk atau jasa serta belajar memahami dan menjdi sensitif terhadap pasar dengan jalan terus menerus melakukan peninjauan mengenali kecenrungan .
b. Nilai kekuatan dan kelemahan, serta tetapkan dimana minat yang terbesar
c. Membuat rencana untuk masa depan.
Yang perlu ditambahkan disisni adalah tentang perhatian terhadap lingkungan bisnis yang akan dimasuki, yakni dari sisi peta situasi dan kondisi (lingkungan) makro yang dinyatakan dalam sejumlah pertimbangan, serta pada posisi lingkungan persaingan bisnisnya.
Sementara itu, pertimbangan dari sisi lingkungan persaingan bisnis, dalam konsep porter melalui kompetitiv startegi-nya, memiliki lima variabel utama:35
a) Ancaman masuknya pendatang baru. Masuknya sejumlah pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi usaha
34 Philip Kotler dan Gari Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, ( Jakarta: Gema Insani, 2006), hal.49
35 Ali Hasmi, Strategi Promosi Pemasaran. (Jakarta. Rineka Cipta, 1991), h. 21
bisnis yang sudah ada misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan market share, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Ada sejumlah faktor penghambat bagi pendatang baru untuk masuk, yakni skala ekonomi yang akan memaksa usaha baru untuk menyesuaikan skala produksinya dengan perusahaan yang sudah ada, diferensiasi produksi yang akan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal pada produk pemain utama, kecukupan modal,ketidak unggulan biaya dimana pendatang baru sulit meniru dan menggungguli secara cepat keunggulan biaya yang dimiliki perusahaan yang sudah ada.
b) Persaingan bersama perusahaan dalam industri. Tingkat persaingan dipengaruhi dipengaruhi beberapa faktor yakni jumlahkompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karatersti produk, biaya produksi.
c) Ancaman dari produk subsitusi, produk subsitusi memiliki karateristik yang berbeda, namun ia dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Karenanya, produk subsitusi yang beharga lebih rendah akan mengancam produk yang ada.
d) Kekuataan tawar menawar pembeli. Maksudnya adalah pembeli mampu memengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk meningkatkan mutu dan servis, serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Produk
perusahaan dipandang tidak perlu penting bagi pembeli shingga pembeli mudah berpaling pada produksi subsitusi.
e) Kekuatan tawar- menawar pemasok. selain pembeli, pemasok juga dapat memengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk.
Pemasok akan kuat bila beberapa kondisi ini terpenuhi, jumlah pemasok sedikit, produk yang ada unik dan mampu menciptakan biaya peralihan, tidak ada produk subsitusi dan pemasok mampu melakukan integrasi usaha ke depan.
Garrat menyatakan bahwa dengan sejumlah syarat yang telah dilalui, rencana pemasaran ini akan berfungsi untuk mengenali, mengelompokkan, membuat target dan menghubungkan relasi.36 Selanjutnya produk dapat dikenal oleh para pemasok. Konsep produk (product concept) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur inovarif yang terbaik, berdasarkan konsep ini, strategi pemasaran berfokus pada perbaikan produk yang berkelanjutan. Kualitas dan peningkatan produk adalah bagian yang penting dalam sebagian besar strategi pemasran. Meskipun demikian, memfokuskan diri hanya pada produk perusahaan.
Produk/ jasa yang ditawarkan benar- benar unik atau setidaknya memilki keunikan tertentu yang mampu memberikan keunggulan komparatif dengan produk yang sejenis sekalipun. Pastikan bahwa pembeli potensial
36 Basu Swasta, Asas-Asas Marketing, (Yogyakarta: Liberti, 1996), h.23
yang dicari adalah mereka yang benar- benar membutuhkan produk dan jasa tersebut sesuai dengan karateristik dan fungsi yang dimiliki produk/ jasa tersebut, mereka yang memiliki daya beli atau dana yang cukup, mereka yang mempunyai wewenang atau kekuasaan yang memungkinkannya mengambil keputusan untuk membeli.
Produk atau jasa yang ditawarkan adalah sesuatu yang istimewa sehingga seluk-beluk informasi tentang produk ( manfaat, keandalaan teknologi,fasilitas, jasa layanan,dan lain- lain) serta perusahaan mutlak harus dikuasai secara matang. 37
Persiapkan sales presentation sematang mungkin, halini perlu direncanakan mengingat waktu yang dimiliki pembeli potensial yang berpotensi terbatas dan juga mengantisipasi kemungkinan penolokan hambatan birokrasi, memudahkan monitoring terhadap setiap hasil presentasi penjualan.
Teknik untuk mengatasi keberatan atau penolakan dari pembeli potensial. Umumnya, keputusan untuk membeli ataupun menolak didasarkan atas hal berikut kebutuhan akan suatu produk, hakikat produk itu sendiri.
Keberatan akan hal ini antara lain dapat diatasi dengan mempersilahkan pembeli untuk mengetes atau mencoba sendiri produk tersebut. Konsep penjualan (selling concept) yang menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar. Konsep ini biasanya dipraktekkan
37 Yusanto,M,l. dan M.K Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami,( Jakarta: Gema Insani, 2002), hal. 86.