• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS

C. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Prinsip-prinsip GCG merupakan suatu kaedah, prinsip ataupun pedoman yang diperlukan dalam suatu sistem pengelolaan korporasi yang sehat.Sebagai suatu konsep, dipandang perlu untuk menentukan dasar-dasar/kaidah yang menjadi landasan dalam menjabarkan konsep GCG. Beberapa institusi telah mencoba mengajukan beberapa hal yang dianggap merupakan prinsip-prinsip dan asumsi dasar dalam tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Tujuan penetapan prinsip-prinsip tersebut adalah untuk meletakkan landasan bagi pengembangan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di lingkungan perusahaan secara umum dan di lingkungan BUMN/D pada khususnya.

Prinsip-prinsip dan asumsi dasar dimaksud akan menjadi pegangan dalam penjabaran tindakan dan langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan GCG. Prinsip-prinsip itu nantinya juga akan menjadi patokan dalam pengujian keberhasilan aplikasi GCG di masing-masing organisasi atau perusahaan.

Prinsip merupakan hal-hal yang bersifat sangat mendasar dan komprehensif. Beberapa institusi berupaya memberikan pedoman mendasar yang seringkali dianggap sebagai prinsip-prinsip dalam menerapkan praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik.

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Mengingat adanya perbedaan kerangka hukum, pasar, lingkungan, bisnis maupun sifat kekhususan bisnis suatu korporasi, maka beberapa korporasi sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip yang dirasakan cocok ataupun fit dengan bidang usahanya. Sebagai contoh, untuk industri perbankan di Indonesia sedang dikembangkan 14 prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang melibatkan profesional di kalangan perbankan, Bank Indonesia, Departemen Keuangan, BPKP dan institusi lainnya. Bagi Badan Usaha Milik Negara, Kantor Menteri Badan Usaha Milik Negara, melalui surat keputusan Menteri BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 menyebutkan 5 (lima) prinsip GCG yang meliputi:

1. Transparansi (Transparency)

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders terkait. Prinsip ini harus dipegang teguh dan diwajibkan bagi seluruh pelaku bisnis dalam perusahaan dan secara bersama-sama harus mencegah usaha penyembunyian informasi terutama yang menyangkut kepentingan publik, pemegang saham atau stakeholders secara keseluruhan. Tujuan dari transparansi ini adalah agar setiap pihak yang berkepentingan dapat mengukur segala sesuatu yang menyangkut perusahaan berdasarkan kepentingannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip transparansi meliputi:

a. Peraturan dari lembaga yang berwenang, tentang kewajiban korporasi untuk mengungkapkan transaksi yang material ditambah dengan aturan pengenaan sanksi apabila tidak melaporkan transaksi material, merupakan penegakan hukum bagi korporasi untuk menerapkan prinsip transparansi.

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

b. Tuntutan stakeholders, dimana transparansi semakin diperlukan untuk mengakomodasi kepentingan stakeholders tersebut dengan pihak manajemen terutama apabila terdapat benturan kepentingan (Conflict of interest).

c. Corporate culture (budaya korporasi) yang merupakan sistem dan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku perusahaan dan orang-orang yang menggerakkannya.

2. Kemandirian (Independence)

Keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional untuk mencapai tujuannya tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan praktek-praktek korporasi yang sehat. Seluruh pelaku bisnis dalam perusahaan bebas dari tekanan atau intervensi dari pihak manapun termasuk pembuat peraturan dalam menjalankan perusahaan sesuai sifatnya. Tujuan dari penerapan prinsipini adalah untuk mencegah dan mengurangi ketergantungan kepada pihak lain dan untuk memperoleh kesempatan bisnis yang menguntungkan, sehingga perusahaan akan mampu bersaing.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan kemandirian meliputi: a. Komitmen Dewan Komisaris/Pengawas maupun Direksi.

b. Benturan kepentingan (Conflict of interest) dengan pihak-pihak tertentu yang dapat menjadikan masing-masing pihak tidak independent antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.

3. akuntabilitas (Accountability)

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaku bisnis perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Dengan adanya kejelasan

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban berarti akan lebih jelas mengenai kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab maupun menerangkan kinerja atau tindakan seseorang/pimpinan kepada pihak yang memiliki hak/kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban/keterangan.

Tujuan dari penerapan prinsip ini adalah agar setiap proses pengambilan keputusan ataupun kinerja masing-masing pelaku bisnis dalam perusahaan dapat dimonitor, dinilai, dikritisi, atau dapat ditelusuri sampai ke bukti dasarnya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu sistem yang baik dan pengaturan kekuasaan yang seimbang antara pelaku bisnis perusahaan, dan ditetapkan hak, tanggung jawab serta sistem pelaporannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip akuntabilitas meliputi: a. Struktur organisasi, yang mencerminkan adanya pendelegasian tanggung jawab dan

wewenang yang tegas b. Sistem Internal Control

c. Sistem administrasi dan akuntansi d. Sistem evaluasi dan monitoring

e. Sistem Reward and Punishment (imbalan dan hukuman)

f. Budaya demokrasi, yaitu adanya kesempatan berpendapat atau mengkritisi g. Tingkat moral individu dan lingkungan.

4. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap kebijakan korporasi, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat merupakan prinsip pertanggungjawaban yang harus dipedomani oleh pelaku bisnis- pelaku bisnis perusahaan. Dalam hal ini, Komisaris, Direksi dan jajaran manajemennya

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan harus sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, sedangkan kebijakan tersebut dibuat harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (Fairness)

Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan perusahaan. Komisaris, Direksi dan jajaran manajemennya dalam mengambil keputusan, atau bertindak harus memperhatikan prinsip-prinsip keadilan bagi semua pihak yang berkepentingan atau yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dibutuhkan suatu aturan yang jelas mengenai perlakuan pengelola perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, mencakup hak dan kewajiban serta pola hubungan dengan yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip kewajaran (Fairness) antara lain meliputi:

a. Adanya kejelasan keseimbangan antara hak dan kewajiban, tanggung jawab dan wewenang yang dapat diterima oleh semua pihak terkait

b. Adanya mekanisme pemberian kompensasi atas tidak dipenuhinya pelaksanaan prinsip ini

c. Adanya hak mendapatkan informasi yang relevan bagi stakeholders d. Adanya saluran bagi stakeholders untuk memberikan pendapatnya.

6.Integritas

GCG bukanlah sesuatu yang bersifat administratif dan mekanikal, melainkan merupakan komitmen dan niat baik dari para pelaku GCG. Integritas menyangkut

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

karakter dan prinsip moral dan kejujuran. Dengan demikian prinsip integritas adalah bertindak dengan jujur dan dilandasi keyakinan baik untuk kepentingan terbaik perusahaan. Integritas merupakan kualitas yang harus melekat pada unsur-unsur korporasi terutama Dewan Komisaris/Pengawas, Direksi dan karyawan. Integritas berkaitan erat dengan kejujuran dan dapat dipercaya. Tata kelola perusahaan yang baik tidak akan tercapai apabila para pelaku GCG tidak jujur dan tidak dapat dipercaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip integritas meliput i: a. Sistem Recruitment

Faktor seleksi di awal proses seseorang menjadi karyawan, Direksi, dan Dewan Komisaris/Pengawas sangat mempengaruhi komitmen dan integritas orang tersebut kepada perusahaan.

b. Penegakan Hukum (Law Enforcement)

7. Partisipasi

Partisipasi merupakan keterlibatan yang aktif, kalau pada suatu perusahaan tentuya dari setiap pelaku/organ perusahaan dalam menunjang peningkatan nilai perusahaan. Partisipasi yang dimaksud disini adalah pemenuhan tanggung jawab, hak, dan wewenang serta tindakan-tindakan lain yang patut diambil sesuai dengan posisinya.

Guna mewujudkan tujuan tersebut, perusahaan dapat menetapkan program- program dan kegiatan sosial dengan keluarga besar karyawan dan/atau masyarakat sekitar agar terjalin hubungan yang erat dan terbuka. Beban sosial (social costs) yang terkait pada umumnya dapat diperhitungkan dan dimasukkan sebagai unsur biaya produksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prinsippartisipasi meliputi: a. Kapabilitas

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Salah satu sebab orang tidak melakukan partisipasi adalah karena dia tidak mampu (capable) untuk melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan tersebut. b. Budaya/Nilai-nilai pada perusahaan

c. Sistem penghargaan

d. Kontrol dari Masyarakat/Pemerintah

Prinsip-prinsipdasar tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit antara lain dengan melakukan pemisahan tanggung jawab dan kewenangan yang disertai dengan mekanisme kerjasama antara organ-organ perusahaan, melakukan pengawasan ketika organ-organ tersebut melaksanakan tugasnya untuk menghindari adanya benturan kepentingan atau tekanan, melakukan sistem pengendalian internal dan eksternal yang kuat, dan pengungkapan informasi material mengenai perusahaan melalui media yang dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan, serta menetapkan visi, misi, tujuan, dan strategi secara jelas sehingga kinerja perusahaan maupun kontribusi masing-masing individu dapat dinilai secara objektif.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang merupakan forum

perkumpulan dari asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi menjabarkan prinsip-prinsipdasar GCG dalam bentuk konkrit yang lain sebagai berikut:27

27

Forum for Corporate Governance in Indonesia,Op. Cit.

1. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan;

M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMN Di PTP Nusantara IV (Persero) Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Perlakuan sama terhadap pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading);

3. Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang saham/kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan;

4. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan (stakeholder).

5. Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen dan pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.

Dokumen terkait