• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca

Pengajaran materi ajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing berbeda penutur asli. Penutur asli merupakan orang-orang yang menggunakan bahasa yang diajarkan, sedangkan penutur asing adalah pembelajar yang belajar bahasa yang bukan baha-sanya sendiri. Penutur asing memiliki bahasa dan budaya yang lain dari bahasa dan budaya sasaran yang akan dipelajari.

Setiap pembelajar asing memiliki beragam tujuan untuk mempelajari bahasa Indonesia.. Ada pembelajar yang bertujuan hanya untuk berwisata, bekerja, studi di Indonesia, atau sebagai peneliti. Di samping itu, usia pembelajar yang beragam harus menjadi perhatian dalam pembelajaran BIPA. Pendekatan pembelajaran (learning approach) yang digunakan pengajar BIPA pada pembelajar asing berusia remaja ten-tu berbeda dengan yang berusia setengah baya. Perbedaan pendekatan ini pun akan berimbas pada metode, teknik, dan media yang digunakan.

Tempat kegiatan pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilan pen-gajaran. Jika pembelajaran dilakukan di Indonesia, maka pembelajar asing dapat langsung mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang telah dipelajarinya di dalam kelas. Pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa pembelajar asing ke tempat-tempat penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotik, dll). Hal ini tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat pembelajar (Muliana, 2009).

Berdasarkan uraian di atas dapat disintesakan bahwa pengajaran BIPA meru-juk pada kegiatan pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing (yang bukan penutur bahasa Indonesia) dan memiliki latar belakang bahasa dan usia, profesi, kompetensi,

12

dan tujuan belajar berbeda. Dalam penelitian ini, yang akan dibicarakan adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran membaca tingkat beginner. Sebagaimana pen-gajaran keterampilan lain, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengem-bangan materi membaca untuk pembelajar BIPA (Muliana, 2009):

a) tujuan pembelajar BIPA belajar bahasa Indonesia, b) gradasi kesulitan materi,

c) variasi materi, d) konteks materi, dan

e) integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya).

Prinsip pertama yang harus menjadi perhatian adalah tujuan pembelajar bela-jar BIPA. Materi membaca bagi pembelabela-jar asing yang hanya tinggal sementara wak-tu, berbeda dengan pembelajar asing yang ingin tinggal menetap di Indonesia. Pem-belajar yang hanya tinggal sementara tidak perlu diajarkan seluruh aspek bahasa In-donesia yang terjadi dalam konteks masyarakat bahasa InIn-donesia. Pembelajar asing yang menetap, perlu diperkenalkan konteks-konteks kebahasaan yang lebih kom-pleks. Maksudnya, bahasa baku dan non baku perlu diperkenalkan kepada pembelajar asing yang ingin menetap.

Pembelajar asing yang hanya bertujuan untuk berkomunikasi ketika berwisata di Indonesia, tentunya tidak membutuhkan materi membaca pemahaman puisi, cer-pen, atau drama. Yang dibutuhkan mereka adalah membaca petunjuk arah, membaca menu, membaca artikel tempat-tempat wisata, dan wacana lain yang relevan. Hal ter-sebut tentu berbeda dengan pembelajar BIPA yang bertujuan akan bekerja di

Indone-13

sia. Untuk mereka, pengajar harus mempersiapkan wacana yang relevan dengan du-nia bekerja, misalnya, surat-surat resmi, pengumuman resmi, surat perjanjian kerja, dan sebagainya.

Prinsip kedua, gradasi kesulitan materi. Tingkat kesulitan materi membaca untuk pembelajar BIPA level beginner akan berbeda dengan materi untuk level in-termediate dan advance. Materi membaca yang digunakan untuk setiap level tentu saja berbeda. Untuk level advance, bacaan-bacaan yang disajikan memiliki kosa kata yang baku dan non baku yang lebih beragam. Untuk tingkat intermediate, bacaan-bacaan yang disajikan merupakan kosa kata yang baku dan non baku, tetapi dalam bentuk kalimat yang sederhana. Pembelajar level beginner disediakan teks yang memiliki kosa kata dan kalimat-kalimat yang lebih sederhana. Materi membaca untuk level beginner sebaiknya disajikan dalam bentuk percakapan dan teks monolog yang sederhana agar pembelajar dapat memahami konteksnya dengan lebih cepat. Perca-kapan dan teks monolog sederhana yang dimaksud adalah kalimat-kalimat sederhana yang terdiri dari maksimal lima kata. Untuk tingkat beginner, pengajar harus memili-ki pemahaman yang lebih mendalam tentang teks agar dalam pembelajaran, pembela-jar dapat memahami dan menerima konteks yang terdapat dalam teks.

Prinsip ketiga adalah variatif. Materi yang tidak bervariasi akan menimbulkan kejenuhan. Variasi materi membaca untuk level beginner dapat dilakukan dengan menyajikan topik-topik tuturan yang sehari-hari terjadi dalam lingkungan masyarakat bahasa Indonesia. Topik-topik itu pula mengandung berbagai unsur budaya atau ke-biasaan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.

14

Prinsip keempat, konteks materi. Materi yang dikembangkan harus dikaitkan dengan konteks agar lebih bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi harus ada tema yang mengikat keseluruhan materi. Tema-tema pun harus disesuaikan dengan kompetensi pembelajar. Tema harus mulai dari yang konkret ke abstrak. Pemberian konteks memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan berbagai materi. Konteks yang dimaksud dalam materi membaca berbasis interkultural ini adalah kon-teks budaya. Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat diberikan untuk ting-kat dasar, menengah, dan mahir. Perhatikan tingting-kat kekonkretan dan variasi tema ter-sebut (Muliana, 2009).

Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif

Beginner Intermediate Advance

Perkenalan Kesehatan Gaya hidup

Keluarga Jenjang pendidikan Kesenian Indonesia

Kegiatan sehari-hari Kegiatan ekonomi Sains dan Teknologi

Kegemaran Imigrasi Biografi

Transportasi Kegaiatan di kantor Perekonomian

15

Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan materi membaca berbasis in-terkultural untuk level beginner dengan topik-topik: perkenalan, keluarga, kegiatan sehari-hari, berbelanja di pasar tradisional, transpotasi, dan profesi.

Variasi topik di atas, selain membantu pembelajar memahami materi juga da-pat membantu pembelajar asing memahami realitas kehidupan masyarakat Indonesia. pembelajar asing yang belajar di Indonesia tentunya akan melakukan kegiatan berke-nalan, bertetangga, aktivitas di lingkungannya, bepergian dengan alat transportasi di Indonesia, dan sebagainya. Melalui topik-topik tersebut, pembelajar dapat memahami apa yang harus diucapkannya jika berkenalan, jika bertemu dengan tetangga, jika pergi berbelanja, dan sebagainya. Oleh karena itu, berbagai budaya masyarakat Indo-nesia dalam bergaul atau menjalin relasi pun akan dimasukkan dalam materi-materi membaca.

Prinsip terakhir yang wajib diperhatikan adalah integrasi materi. Penyajian materi yang hanya bersifat gramatikal dapat menimbulkan kejenuhan terutama bagi pembelajar beginner. Oleh karena itu, materi membaca untuk pembelajar asing lebih variatif agar pembelajar tidak bosan. Menurut Kramsch (2001: 34) mengatakan bah-wa pedagogi bahasa asing telah menambahkan kesadaran akan kebutuhan pengajaran bahasa. Konteks yang dimaksud adalah konteks budaya, tempat pembelajar belajar bahasa.

16

Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut Breen and Candlin ada-lah materi yang bermanfaat bagi pembelajar. Ciri-ciri materi yang baik mengandung hal-hal berikut (Muliana, 2009).

a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.). b) Ada tugas yang dikerjakan pembelajar . c) Memperhatikan minat pembelajar.

d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi.

e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang bahasa. f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan.

g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari . h) Memperhatikan cara penyajian.

i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas. j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas. k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran.

Dokumen terkait