i
PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL BEGINNER
BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Efisien Dakhi
071224026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii SKRIPSI
PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL
BEGINNER
BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
Oleh : Efisien Dakhi
071224026
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
PEMBIMBING
iv MOTO
v
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Keluargaku:
Mamaku, Sr.Yesika, I.Wolven, Yasniar, Literatur,
dan Ayahku yang tercinta yang telah dipanggil oleh
Tuhan
Kekasih hatiku Tanti Wydia Rani
vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,12 Desember 2011 Peneliti,
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Efisien Dakhi
Nomor Mahasiswa : 071224026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Desember 2011 Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Dakhi, Efisien. 2011. Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan materi membaca level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA. Rumusan masalah yang diangkat adalah materi membaca seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level beginner? dan bagaimana pengembangan materi membaca untuk pembelajar BIPA level beginner berbasis interkultural?
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tentang materi dan model pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Informasi itu diperoleh dari angket yang dibagikan kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar Bahasa Indonesia di Wisma Bahasa. Selain itu, informasi juga diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Hasil analisis berupa angket dan wawancara itu berfungsi sebagai pendukung dalam penyusunan materi membaca level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Dick and Lou Carey. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Untuk mengetahui kualitas silabus dan materi membaca level beginner berbasis interkultural ini, peneliti melakukan uji coba terbatas. Produk yang telah disusun oleh peneliti diuji atau dinilai kelayakannya oleh dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Berdasarkan hasil penilaian itu, peneliti merevisi produk. Produk yang telah direvisi diuji kembali oleh satu dosen ahli dan dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Produk revisi yang diuji itu menjadi produk yang siap digunakan.
ix
ABSTRACT
Dakhi, Efisien. 2011. The Development of Reading Materials with Beginner Level Based Intercultural for Learner BIPA. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
This research is a type of research development. The development in question is the development of beginner-level reading materials for learners based intercultural BIPA. The formulation of the issues raised is what kind of reading material in accor-dance with BIPA learners beginner level? and how the development of reading ma-terial for beginner level learners BIPA-based intercultural?
This study begins with a needs analysis. Needs analysis conducted to deter-mine the general picture of the material and learning model desired by the learner. The information was obtained from questionnaires distributed to five foreign learners who are studying Indonesian in Wisma Bahasa. In addition, information was also ob-tained from direct interviews with teachers BIPA at Wisma Bahasa. Results of analy-sis of questionnaires and interviews it serves as a support in the preparation of begin-ner-level reading materials for learners based intercultural BIPA.
Development model used in this study is to model the development of Dick and Lou Carry. The development procedure used was the procedure of research and development Borg and Gall.
To know the quality of the syllabus and reading materials based intercultural beginner level, the researchers conducted a limited trial. Products that have been compiled by researchers tested or assessed eligibility by two teachers at Wisma Bahasa BIPA. Based on assessment results, the researchers revised the product. The products have been tested again revised by a faculty of experts and two teachers at Wisma Bahasa BIPA. Revision of the tested products into products ready for use.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Kristus Tuhan yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya yang sangat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Banyak pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing tunggal yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberi semangat.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. C. Tutyandari, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku ketua Program Studi PBSID, Universitas Sanata Dharma.
5. Para dosen PBSID yang dengan penuh semangat dan kesabaran telah mendidik penulis selama belajar di Program Studi PBSID.
xi
7. Agung Siswanto, S.Pd., selaku pengajar dan manajer pendidikan yang dengan senang hati memberikan arahan dan selalu siap membantu penulis dalam menjalankan penelitian di Wisma Bahasa.
8. Para guru di Wisma Bahasa yang telah membantu proses uji coba produk. 9. Bapak saya, Eduard Dakhi yang telah dipanggil Tuhan pada tanggal 21
November 2010, Ibu Yohana Yatiba Sarumaha, Kakak Suster Yesika, Kakak I.Wolven, Adik Yasniar, Adik Literatur, dan semua keluarga saya yang telah mendukung saya, baik dari segi materi maupun non materi.
10. Kekasih hatiku Tanti Wydia Rani yang dengan cintanya mendukung saya hingga skripsi ini selesai.
11. Teman-teman sepenelitian, Rosalina Ayu, Hastri Eva Febrianti, Erni Dwi Widowati, Yakobus Lanang Prakosa, dan Almendro Thio Lindra, yang selalu bersama-sama dalam suka dan duka menyelesaikan penelitian ini.
12.Teman-teman Prodi PBSID angkatan 2007, terutama Ria, Yayuk, Eli, Ocha, dan Kristin yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
13.Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu per satu. Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang telah kalian berikan selama penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………ii
HALAMAN PENGESAHAN………..iii
HALAMAN MOTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN: ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
xiii
1.5 Pentingnya Pengembangan ... 5
1.6 Definisi Istilah ... 6
1.7 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA ... 8
2.1.1 Pengertian BIPA ... 8
2.1.2 Fungsi BIPA ... 8
2.1.3 Tujuan Pengajaran BIPA ... 9
2.2 Penyusunan Materi Membaca BIPA Berbasis Interkultural ... 9
2.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca ... 11
2.4 Pendekatan Interkultural ... 16
2.5 Kompetensi dan Performansi ... 19
2.6 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 21
2.7 Disain Pengembangan ... 22
BAB III METODE PENELITIAN... 28
3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Model pengembangan ... 28
xiv
3. 4 Uji Coba Produk ... 32
3. 5 Desain Uji Coba ... 32
3.6 Subjek Penelitian ... 32
3.7 Jenis Data ... 33
3.8 Instrumen Pengumpulan data ... 33
3.9 Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ... 37
4.1 Paparan Analisis Kebutuhan Melalui Angket... 37
4.2 Penjabaran Analisis Kebutuhan Melalui Wawancara... 44
4.3 Paparan Hasil Uji Coba Produk Pengembangan oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma ... 47
4.3.1 Paparan Hasil Uji Coba Pertama oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa………...47
4.3.2 Paparan Hasil Uji Coba kedua oleh Satu Dosen ahli dan Dua Pengajar BIPA di Wisma Bahasa ... 49
BAB V PENUTUP ... 52
5.1 Kajian Produk Yang Telah Direvisi ... 52
5.2 Saran ... 54
xv
5.2.2 Saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut ... 55
5.2.3 Saran untuk para penulis bahan pembelajaran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif...14
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan...34
Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran...35
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kontak Bahasa...37
Tabel 4.2 Persentase Analisis Kontak Bahasa...38
Tabel 4.3 Topik-Topik Pilihan...39
Tabel 4.4 Hasil Wawancara...45
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Silabus Awal...47
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Materi Awal...48
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Silabus Revisi ...49
xvii
BAGAN-BAGAN
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Surat ijin penelitian
2.
Surat ijin perpanjangan penelitian
3.
Pertanyaan panduan wawancara
4.
Kuesioner analisis kebutuhan
5.
Hasil analisis kebutuhan kelima pembelajar BIPA di Wisma
Bahasa
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pengajaran bahasa adalah suatu tugas atau pekerjaan yang melibatkan aspek inteligensia, imaginasi, latihan pengetahuan bahasa, dan pengalaman, serta sejumlah pengalaman lainnya yang sangat berperan, bahkan mempunyai nilai yang sangat tinggi (Rombepajung, 1988 : 1-2). Maksudnya, pengajaran bahasa tidak dapat diajar-kan tanpa persiapan. Persiapan yang perlu dilakudiajar-kan dapat berupa penyusunan mate-ri, persiapan media, dan mental serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, seorang pengajar bahasa Indonesia yang profesional harus memiliki banyak pengetahuan umum.
Seorang pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) harus memi-liki pengetahuan tentang Indonesia terutama tentang ragam budaya yang ada di Indo-nesia. Hal ini penting untuk mendukung penyusunan materi pembelajaran BIPA. Ma-teri pembelajaran BIPA sebaiknya dilandasi oleh pengetahuan dan pengalaman bu-daya penduduk asli (WNI) karena bahasa dan bubu-daya merupakan satu ikatan yang holistik. Ini mengindikasikan bahwa materi bahasa Indonesia tidak hanya sekadar
2
Penyusunan materi merupakan unsur yang sangat penting yang harus dis-iapkan oleh guru. Seorang guru BIPA harus menyusun materi pembelajaran yang bervariasi. Tersedianya sejumlah materi yang bervariasi itu memungkinkan juga para pengajar mengadakan pilihan-pilihan yang dapat disajikan kepada pembelajar (Rom-bepajung, 1988 : 13). Materi yang bervariasi ini dilakukan juga semata-mata untuk penyediaan materi berdasarkan kebutuhan para pembelajar.
Pada kenyataannya, materi BIPA masih sangat kurang. Penyusunan materi BIPA kebanyakan masih seputar gramatikal saja. Pengembangan materi BIPA berba-sis interkultural yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini diha-rapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan bahan pengaja-ran BIPA. Pengembangan materi BIPA berbasis interkultural ini juga dimaksudkan agar pembelajar asing dapat lebih memahami budayanya sendiri bersama dengan bu-daya yang sedang dipelajarinya (bubu-daya-bubu-daya yang ada di Indonesia).
pe-3
nutur asing level beginner. Selain itu, pembelajar asing juga dapat lebih mudah me-mahami konteks budaya yang tersaji secara implisit dalam materi.
Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspek keterampilan membaca, ketiga keterampilan berbahasa lainnya tidak dapat dikesampingkan. Me-nyimak, berbicara, dan menulis memiliki hubungan yang sangat penting terhadap as-pek membaca pembelajar. Empat keterampilan berbahasa itu pada dasarnya merupa-kan satu kesatuan, merupamerupa-kan catur tunggal (Dawson, [et al] 1963 : 27 via Tari-gan,1984 : 1). Keterampilan menyimak merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif (Tarigan, 1984 : 2). Me-nemukan ide atau tahu maksud penulis bacaan melalui kegiatan membaca harus dida-sari oleh kegiatan menyimak bacaan dengan sungguh-sungguh.
Kemampuan berbicara dan kemampuan membaca pembelajar memiliki hu-bungan yang saling melengkapi. Kemampuan berbicara pembelajar akan semakin baik bila kemampuan membacanya baik, dan kemampuan membaca pembelajar hen-daknya selalu diasah melalui kegiatan berdiskusi. Kegiatan berbicara berupa diskusi tentang kosa kata yang kurang dipahami oleh pembelajar akan membantu pembelajar untuk semakin mahir membaca.
be-4
ginner lebih ingat huruf, kosa kata, dan kalimat-kalimat bahasa Indonesia yang
seder-hana dengan waktu yang cukup lama.
1.2Rumusan Masalah
Peneliti akan memecahkan persoalan-persoalan berikut.
1. Materi membaca seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level be-ginner?
2. Bagaimana pengembangan materi membaca untuk pembelajar BIPA level be-ginner berbasis interkultural?
1.3Tujuan Penelitian
Pengembangan materi ini bertujuan untuk:
1. mengetahui materi membaca yang sesuai dengan pembelajar BIPA level begin-ner, dan
2. mengembangkan materi pembelajaran membaca level beginner berbasis inter-kultural untuk pembelajar BIPA.
1.4Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
pembelaja-5
ran, (2) alokasi waktu, (3) tujuan pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) lati-han-latihan, (6) catatan budaya, dan (7) refleksi.
1.5Pentingnya Pengembangan
1. Produk pengembangan ini digunakan sebagai salah satu contoh pengemban-gan materi membaca level beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA.
2. Menyediakan materi membaca level beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA dengan komponen penting yang mendukung pembelajaran materi membaca.
3. Produk pengembangan materi membaca ini dapat menciptakan situasi belajar yang lebih aktif, menyenangkan, dan menarik bagi pembelajar BIPA.
6
1.6Definisi Istilah
1. Pengembangan adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempe-lajari masalah-masalah agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan (Elly melalui Gafur, 1980 : 21).
2. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat ber-langsungnya proses belajar mengajar (Sudjana, 1989 : 67).
3. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil, yang terdiri dari 3 komponen, yakni: (1) pen-genalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; dan (3) hubung-an lebih lhubung-anjut dari A dhubung-an B denghubung-an makna atau mehubung-aning (Tarighubung-an, 1984: 10). 4. Interkultural
7
1.7Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesefikasi produk yang diharapkan,pentingnya pengembangan, dan defenisi istilah.
Bab II adalah kajian pustaka. Kajian pustaka ini berisi tentang kajian teori-teori terdahulu yang relevan, kajian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan desain pengembangan.
Bab III adalah metodologi pengembangan. Metodologi pengembangan ini berisi tentang model pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk, desain uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV adalah Hasil Pengembangan. Hasil pengembangan ini mengungkapkan paparan analisi kebutuhan melalui angket, penjabaran analisis kebutuhan melalui wawancara, paparan hasil uji coba produk pengembangan yang pertama dan kedua.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA
Para ahli bahasa telah merumuskan pengertian, fungsi, dan tujuan pengajaran BIPA dalam GBPP. Hal ini menjadi patokan bagi setiap pengajar BIPA untuk melakukan pengajaran BIPA. Berikut perumusan pengertian, fungsi, dan tujuan pengajaran BIPA yang ada dalam GBPP.
2.1.1 Pengertian BIPA
BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Seja-lan dengan itu, pengajaran BIPA berarti pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan terhadap para penutur asing (GBPP, 2004). Penutur asing merupakan orang-orang yang bukan warga Negara Indonesia.
2.1.2 Fungsi BIPA
Bahasa Indonesia merupakan materi utama yang diajarkan di dalam kursus-kursus BIPA ataupun di sekolah-sekolah yang pembelajarnya terdiri atas orang-orang asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia, baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun seni budaya Indonesia (GBPP, 2004).
9
2.1.3 Tujuan Pengajaran BIPA
Tujuan pengajaran BIPA adalah agar pembelajar mampu berkomunikasi den-gan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, yang meliputi empat keterampilan. Keempat keterampilan yang dimaksud adalah berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan dan kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai selama empat semester sesuai dengan jenjang kur-sus yang ditempuh (GBPP, 2004).
2.2 Penyusunan Materi Membaca BIPA Berbasis Interkultural
Materi Pembelajaran BIPA merupakan tugas utama setelah mengadakan anali-sis kebutuhan pembelajar yang harus dilaksanakan oleh pengajar BIPA. Penyusunan Materi membaca BIPA selalu berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan terhadap pembelajar BIPA. Menurut Rombepajung, J.P (1988 : 13-14), penyusun ma-teri pengajaran umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Realistis : dapat digunakan oleh pengajar dan pembelajar serta mudah untuk mendapatkannya.
2. Relevan : relevan terhadap kemajuan siswa, umur siswa, serta tujuan yang hendak dicapai.
3. Menarik : bersifat variasi, mengandung hal-hal yang menarik perhatian siswa. 4. Memiliki daya pendorong : memiliki kualitas yang menyebabkan siswa
10
5. Sesuai : adanya kesesuaian antara pendekatan yang digunakan serta dengan si-kap guru.
Materi yang akan dikembangkan peneliti bersifat realistis karena materi mem-baca BIPA yang akan dikembangkan oleh peneliti berupa percakapan sederhana yang sering terjadi dalam percakapan orang-orang Indonesia pada umumnya. Gambaran budaya Indonesia yang otentik terimplisit dalam tuturan atau percakapan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur.
Materi yang akan dikembangkan ini juga relevan terhadap pembelajar karena materi disusun berdasarkan tingkat kemampuan pembelajar setelah mengadakan ana-lisis kebutuhan. Tarigan, Djago & Tarigan, H.G (1987 : 9) mengatakan “bahan pel a-jaran harus pula sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan pembelajar; me-narik dan merangsang serta berguna bagi pembelajar baik untuk pengembangan pen-getahuannya maupun untuk keperluan tugasnya di lapangan”. Selain melihat
kemam-puan pembelajar, materi yang akan dikembangkan ini juga dilatarbelakangi oleh bu-daya-budaya Indonesia. Oleh karena itu topik yang disajikan akan sangat bervariasi. Topik yang bervariasi ini akan dapat membuat para pembelajar beginner dapat terta-rik untuk membaca teks-teks yang ada.
11
2.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca
Pengajaran materi ajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing berbeda penutur asli. Penutur asli merupakan orang-orang yang menggunakan bahasa yang diajarkan, sedangkan penutur asing adalah pembelajar yang belajar bahasa yang bukan baha-sanya sendiri. Penutur asing memiliki bahasa dan budaya yang lain dari bahasa dan budaya sasaran yang akan dipelajari.
Setiap pembelajar asing memiliki beragam tujuan untuk mempelajari bahasa Indonesia.. Ada pembelajar yang bertujuan hanya untuk berwisata, bekerja, studi di Indonesia, atau sebagai peneliti. Di samping itu, usia pembelajar yang beragam harus menjadi perhatian dalam pembelajaran BIPA. Pendekatan pembelajaran (learning approach) yang digunakan pengajar BIPA pada pembelajar asing berusia remaja
ten-tu berbeda dengan yang berusia setengah baya. Perbedaan pendekatan ini pun akan berimbas pada metode, teknik, dan media yang digunakan.
Tempat kegiatan pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilan pen-gajaran. Jika pembelajaran dilakukan di Indonesia, maka pembelajar asing dapat langsung mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang telah dipelajarinya di dalam kelas. Pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa pembelajar asing ke tempat-tempat penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotik, dll). Hal ini tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat pembelajar (Muliana, 2009).
12
dan tujuan belajar berbeda. Dalam penelitian ini, yang akan dibicarakan adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran membaca tingkat beginner. Sebagaimana pen-gajaran keterampilan lain, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengem-bangan materi membaca untuk pembelajar BIPA (Muliana, 2009):
a) tujuan pembelajar BIPA belajar bahasa Indonesia, b) gradasi kesulitan materi,
c) variasi materi, d) konteks materi, dan
e) integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya).
Prinsip pertama yang harus menjadi perhatian adalah tujuan pembelajar bela-jar BIPA. Materi membaca bagi pembelabela-jar asing yang hanya tinggal sementara wak-tu, berbeda dengan pembelajar asing yang ingin tinggal menetap di Indonesia. Pem-belajar yang hanya tinggal sementara tidak perlu diajarkan seluruh aspek bahasa In-donesia yang terjadi dalam konteks masyarakat bahasa InIn-donesia. Pembelajar asing yang menetap, perlu diperkenalkan konteks-konteks kebahasaan yang lebih kom-pleks. Maksudnya, bahasa baku dan non baku perlu diperkenalkan kepada pembelajar asing yang ingin menetap.
Indone-13
sia. Untuk mereka, pengajar harus mempersiapkan wacana yang relevan dengan du-nia bekerja, misalnya, surat-surat resmi, pengumuman resmi, surat perjanjian kerja, dan sebagainya.
Prinsip kedua, gradasi kesulitan materi. Tingkat kesulitan materi membaca untuk pembelajar BIPA level beginner akan berbeda dengan materi untuk level in-termediate dan advance. Materi membaca yang digunakan untuk setiap level tentu
saja berbeda. Untuk level advance, bacaan-bacaan yang disajikan memiliki kosa kata yang baku dan non baku yang lebih beragam. Untuk tingkat intermediate, bacaan-bacaan yang disajikan merupakan kosa kata yang baku dan non baku, tetapi dalam bentuk kalimat yang sederhana. Pembelajar level beginner disediakan teks yang memiliki kosa kata dan kalimat-kalimat yang lebih sederhana. Materi membaca untuk level beginner sebaiknya disajikan dalam bentuk percakapan dan teks monolog yang sederhana agar pembelajar dapat memahami konteksnya dengan lebih cepat. Perca-kapan dan teks monolog sederhana yang dimaksud adalah kalimat-kalimat sederhana yang terdiri dari maksimal lima kata. Untuk tingkat beginner, pengajar harus memili-ki pemahaman yang lebih mendalam tentang teks agar dalam pembelajaran, pembela-jar dapat memahami dan menerima konteks yang terdapat dalam teks.
14
Prinsip keempat, konteks materi. Materi yang dikembangkan harus dikaitkan dengan konteks agar lebih bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi harus ada tema yang mengikat keseluruhan materi. Tema-tema pun harus disesuaikan dengan kompetensi pembelajar. Tema harus mulai dari yang konkret ke abstrak. Pemberian konteks memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan berbagai materi. Konteks yang dimaksud dalam materi membaca berbasis interkultural ini adalah kon-teks budaya. Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat diberikan untuk ting-kat dasar, menengah, dan mahir. Perhatikan tingting-kat kekonkretan dan variasi tema ter-sebut (Muliana, 2009).
Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif
Beginner Intermediate Advance
Perkenalan Kesehatan Gaya hidup
Keluarga Jenjang pendidikan Kesenian Indonesia
Kegiatan sehari-hari Kegiatan ekonomi Sains dan Teknologi
Kegemaran Imigrasi Biografi
Transportasi Kegaiatan di kantor Perekonomian
15
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan materi membaca berbasis in-terkultural untuk level beginner dengan topik-topik: perkenalan, keluarga, kegiatan sehari-hari, berbelanja di pasar tradisional, transpotasi, dan profesi.
Variasi topik di atas, selain membantu pembelajar memahami materi juga da-pat membantu pembelajar asing memahami realitas kehidupan masyarakat Indonesia. pembelajar asing yang belajar di Indonesia tentunya akan melakukan kegiatan berke-nalan, bertetangga, aktivitas di lingkungannya, bepergian dengan alat transportasi di Indonesia, dan sebagainya. Melalui topik-topik tersebut, pembelajar dapat memahami apa yang harus diucapkannya jika berkenalan, jika bertemu dengan tetangga, jika pergi berbelanja, dan sebagainya. Oleh karena itu, berbagai budaya masyarakat Indo-nesia dalam bergaul atau menjalin relasi pun akan dimasukkan dalam materi-materi membaca.
16
Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut Breen and Candlin ada-lah materi yang bermanfaat bagi pembelajar. Ciri-ciri materi yang baik mengandung hal-hal berikut (Muliana, 2009).
a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.). b) Ada tugas yang dikerjakan pembelajar . c) Memperhatikan minat pembelajar.
d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi.
e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang bahasa. f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan.
g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari . h) Memperhatikan cara penyajian.
i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas. j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas. k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran.
2.4 Pendekatan Interkultural
17
benar-benar mengetahui latar budaya Indonesia. Pengajaran budaya sasaran diajarkan secara bertahap dengan memperhatikan latar budaya pembelajar. Pengajar tidak boleh mengharuskan pembelajar melakukan berbagai kebiasaan yang ada di negara sasaran tanpa terlebih dahulu memberi pengertian yang jelas kepada pembelajar.
Secara rinci yang lebih besar, keterampilan, nilai, dan sikap yang merupakan kompetensi antar budaya termasuk (http://translate.google.co.id/ translate?hl=id& langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Intercultural_learning, diakses tanggal 23 Februari 2011).
1. Intercultural attitudes (like openness, curiosity, readiness)
Sikap antarbudaya (seperti keterbukaan, kesiapan, rasa ingin tahu,) harus di-perhatikan dalam penyajian materi bacaan. Suatu kebiasaan negara sasaran ti-dak dapat dipaksakan kepada pembelajar. Pengajar hanya menyampaikan dan menjelaskan beberapa budaya negara sasaran kepada pembelajar melalui teks-teks bacaan yang disajikan.
2. General knowledge (of the theoretical aspects of how social
groups/products/practices work and interact)
Pengetahuan umum (aspek teoritis tentang bagaimana kelompok-kelompok sosial / produk / praktek kerja dan berinteraksi) tentang negara sasaran harus disampaikan lewat teks-teks bacaan.
Contoh :
18
Kebiasaan memuji ini, bagi orang Indonesia merupakan bentuk sikap yang akrab, tapi bagi orang Amerika, itu merupakan bentuk sikap yang aneh. Orang Amerika itu berpikir, „kalau rambut saya bagus, urusanmu apa?‟. Tugas
pen-gajar adalah menjelaskan kebiasaan yang belum diketahui oleh pembelajar agar pembelajar akhirnya bisa menerima kebiasaan orang Indonesia itu den-gan baik.
3. Skills of interpreting and relating (a document of another culture to one's own
culture)
Interpretasi dan keterampilan yang berkaitan (dokumen dari budaya lain untuk budaya sendiri) merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar da-lam menyusun dan menyajikan materi. Budaya-budaya dari pembelajar se-baiknya dipahami secara baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses pembelajaran.
4. Skills of discovery and interaction (like the ability to discover information
about another culture and the ability to communicate in real-time interaction)
19
5. Critical cultural awareness (that there are different cultures next to one's
own)
Melalui teks-teks bacaan yang disusun, pembelajar diarahkan untuk dapat menghormati dan menerima budaya Negara sasaran. Maksudnya, pengajar memberi pengertian kepada pembelajar untuk tidak menganggap perbedaan budaya yang ada sebagai pemisah, melainkan sebagai suatu kekayaan yang harus dimiliki.
2.5 Kompetensi dan Performansi
Dalam “second-generation transformational grammar” (G-2) istilah kompe-tensi mengandung makna sebagai berikut: “pengetahuan pembicara-pendengar asli
secara tidak sadar, diam-diam, tidak diucapkan, intrinsik/hakiki, implisit, intuitif, dan tidak terbatas terhadap bahasanya...” (Chomsky 1965, 1966, 1968; Palmetier 1972:
25 via Tarigan, 1990: 21-22). Bila hal ini dihubungkan dengan pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajar asli akan jauh lebih memiliki pengetahuan yang cukup untuk mempelajari bahasa Indonesia daripada penutur asing yang memiliki latar bahasa, dan budaya yang berbeda.
20
budaya bahasa Indonesia dalam teks-teks bacaan untuk level begginer seharusnya ditanamkan secara baik dan benar agar dalam praktiknya menjadi baik dan benar.
Materi-materi membaca yang akan dikembangkan oleh peneliti bertujuan un-tuk mengembangkan kompetensi dan performansi pembelajar karena pembelajar akan memperoleh pengetahuan tentang struktur tuturan bahasa Indonesia, budaya Indone-sia, dan mempraktikan bahasa tuturan dalam masyarakat bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Canale dan Swain (1980: 27-31) via Eva Alcón Soler dan Maria Pilar Safont Jordà (2007 : 60-61) mengusulkan bahwa kompetensi komunikatif adalah minimal terdiri dari:
1. Grammatical competence includes the knowledge of lexical items and rules of morphology, syntax, sentence grammar semantics, and pho-nology (Kompetensi gramatikal meliputi pengetahuan unsur leksikal dan aturan morfologi, sintaksis, semantik kalimat tata bahasa, dan fo-nologi).
2. Sociolinguistic competence is made up of two different sets of rules: sociocultural and discourse. The former focuses on the extent to which certain propositions and communicative functions are appropriate within a given sociocultural context, and the extent to which appropri-ate attitude and register or style are conveyed by a particular gram-matical form within a given sociocultural context. Rules of discourse are concerned with cohesion and coherence of groups of utterances (Kompetensi sosiolinguistik terdiri dari dua peraturan yang berbeda: sosial budaya dan wacana. Yang pertama berfokus pada sejauh mana proposisi tertentu dan fungsi komunikatif sesuai dalam konteks sosial budaya tertentu, dan sejauh mana sikap yang tepat dan mendaftar atau gaya yang disampaikan oleh bentuk gramatikal tertentu dalam konteks sosial budaya tertentu. Aturan wacana berhubungan dengan kohesi dan koherensi kelompok tuturan).
un-21
sure of their social status) (Akhirnya, kompetensi strategis terdiri dari strategi komunikasi verbal dan nonverbal bahwa pembicara dapat be-rusaha ketika kesalahan dalam komunikasi terjadi karena variabel per-formansi atau kompetensi mencukupi. Strategi ini mungkin berhubun-gan denberhubun-gan kompetensi gramatikal (bagaimana parafrase, bagaimana untuk menyederhanakan, dll) atau untuk kompetensi sosiolinguistik (misalnya, bagaimana menempatkan orang asing ketika tidak yakin dengan status sosial mereka)).
2.6 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian pengembangan ini telah dilakukan oleh banyak orang. Pengemban-gan materi pembelajaran BIPA merupakan salah satu kajian penelitian pengembanPengemban-gan yang sangat penting dilakukan oleh para peneliti yang prihatin akan materi pembela-jaran BIPA. Ada tiga skripsi yang diambil oleh peneliti sebagai hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Skripsi Kusumawati (2007) berjudul ‘Pengembangan Materi Pembelajaran Berbicara Bermuatan Pragmatik dalam Bidang Studi Bahasa Indonesia Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi untuk Siswa Kelas X, Semester II, SMA Pangudi Luhur 1
Yogyakarta’. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan produk silabus dan materi pembelajaran berbicara yang bermuatan pragmatik dan berdasarkan KBK. Hasil pengembangan materi ini dihasilkan setelah malakukan ana-lisis kebutuhan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan komunikatif dan stu-dent active learning.
Skripsi Susilo, Donatus Eko (2005) berjudul ‘Pengembangan Silabus dan M a-teri Berbicara Kemampuan Berbahasa Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
22
2 Yogyakarta’. Skripsi ini mengembangkan materi berbicara berdasarkan KBK dan analisis kebutuhan. Produk yang dihasilkan adalah silabus dan materi berbicara ke-mampuan berbahasa mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan KBK untuk siswa kelas 1 SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian ini belum diterapkan dalam kelas.
Skripsi Nurani, Monika Dewi (2009) berjudul ‘Pengembangan Silabus dan Materi Pembelajaran Keterampilan Menulis dengan Media Audio-Visual untuk Siswa
Kelas VII Semester II SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Seday‟. Skripsi ini
menggunakan model pengembangan model Jerold Kemp. Analisis kebutuhan dilaku-kan dengan menggunadilaku-kan angket. Produk yang dihasildilaku-kan dalam penelitian pengem-bangan ini adalah silabus dan materi pembelajaran keterampilan menulis dengan me-dia audio-visual untuk kelas VIII dan IX.
2.7 Disain Pengembangan
23
1. Model 4-D (define, design, develop dan desseminate) (Trianto, 2009:190-192) a. Define (pendefenisian)
Tahap pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi lima langkah pokok, yaitu: analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tu-juan pembelajaran.
b. Design (perancangan)
Tahap perancangan ini bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembe-lajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media yang sesuai tujuan, dan pemilihan format.
c. Develop (Pengembangan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah di-revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: validasi perang-kat oleh para pakar diikuti dengan revisi, simulasi, dan uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
d. Disseminate (pendiseminasian)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pa-da skala yang lebih luas.
tu-24
gas: analisis struktur isi, analisis konsep, analisis prosedural, analisis pemrosesan informasi; merumuskan indikator; penyusunan instrumen evaluasi; strategi pem-belajaran: pemilihan model, pendekatan, dan metode pembelajaran, pemilihan format; pemilihan media atau sumber pembelajaran; pelayanan pendukung; eva-luasi formatif; evaeva-luasi sumatif; dan revisi perangkat pembelajaran.
3. Dick & Carey
Secara umum penggunaan disain pembelajaran menurut Dick & Carey (via Uno, 2008: 90), yaitu:
a. Model Dick & Carey terdiri dari 10 langkah,
b. Kesepuluh langkah dalam model Dick & Carey menunjukkan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan langkah lainnya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick & Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya. c. Langkah awal pada model Dick & Carey adalah mengidentifikasi tujuan
pem-belajaran.
25 a. Identify instructional goals
Model pengembangan Dick & Carey diawalai dengan menentukan apa tujuan umum pembelajar berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan (Tri-anto,2009; Uno, 2008).
b. Conduct instructional analysis
Langkah ini bertujuan untuk menentukan tipe belajar apa yang dibutuhkan atau yang cocok untuk pembelajar.
c. Identify entry behavior
Setelah menetukan tipe belajar pembelajar, selanjutnya adalah menganalisis karakteristik atau kebiasaan pembelajar. Identifikasi karakteristik pembelajar perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat di-jadikan petunjuk dalam mengekspresikan strategi pengelolaan pembelajaran (Uno, 2008: 93).
d. Write performance goals
tu-26
juan-tujuan performansi ini dapat dikonsultasikan dengan para ahli (Soekam-to, 1993: 47).
e. Develop criterion reverence test
Langkah yang kelima ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah ditentukan.
f. Develop instructional strategi
Langkah keenam ini adalah pengembangan strategi instruksional yang akan memberikan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar kepada siswa (Soe-kamto, 1993: 47). Pengembangan strategi ini dilakukan dengan berbagai tu-gas yang diberikan kepada pembelajar dalam bentuk pengalaman lapangan dan non lapangan.
g. Develop instructional material
Langkah yang ketujuh ini merupakan usaha untuk mengembangkan dan me-nyeleksi bahan berdasarkan strategi pembelajaran (Uno, 2008).
h. Develop formative evaluation
Pengembangan evaluasi formatif ini bertujuan untuk mengumpulkan infor-masi atau data dalam merevisi pembelajaran.
i. Revise instruction
27
media-media yang digunakan (Uno, 2008: 98; Dick & Carey via Uno, 2008: 99).
j. Develop summative evaluation
Evaluasi sumatif ini diarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan yang te-lah ditetapkan (Uno, 2008: 99).
Bagan 1
Model Pengembangan Sistem Instruksional dari Dick and Carey (Sanjaya, 2008 : 76)
per-28
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang metode penelitian. Hal-hal yang berkai-tan dengan metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan, (3) prosedur pengembangan, (4) penilaian produk dan uji coba produk, (5) desain uji coba, (6) subjek uji coba, (7) jenis data, (8) instrumen pengumpulan data, (9) analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Penelitian mengem-bangkan materi pembelajaran membaca level begginer berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA. Produk yang dihasilkan berupa materi pembelajaran membaca level beginner berbasis interkultural.
3.2 Model pengembangan
Penelitian pengembangan ini akan menggunakan model pengembangan Walter Dick dan Lou Carey. Ada sepuluh langkah yang tercakup dalam model ini, yakni sebagai berikut.
a. Analisis kebutuhan (Assess needs to identify goals) bertujuan untuk menganali-sis tujuan pembelajar belajar bahasa Indonesia, dan mengetahui identitas pem-balajar.
29
b. Analisis instruksional (conduct instructional analysis) untuk mengidentifikasi keahlian khusus, prosedur, learning task yang berperan dalam pencapaian tujuan instruksional.
c. Analisis pembelajar dan konteks (analyze learner and contexts) bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembelajar. Tahap ketiga ini sangat bermanfaat untuk menyusun materi membaca yang mengandung unsur-unsur budaya Indonesia, yang tentunya berbeda dengan latar budaya yang dimiliki oleh pem-belajar.
d. Merumuskan tujuan-tujuan performatif (write performance objectives) yang teramati dalam tindak berbahasa pembelajar.
e. Mengembangkan instrumen asesmen (develop assessment instrument) yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang terumuskan dalam per-formance objective.
f. Mengembangkan strategi instruksional (develop instructional strategi) untuk membantu pembelajar dalam mencapai performance objective.
g. Mengembangkan dan memilih materi-materi instruksional (develop and select instructional materials).
h. Mendesain dan melakukan evaluasi formatif (design and conduct formative evaluation of instruction) untuk mengukur perkembangan kompetensi dan
per-formansi yang dicapai oleh pembelajar.
30
j. Mendesain dan melakukan evaluasi sumatif (design and conduct summative evaluation).
3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan menggunakan prosedur yang dikemukakan Borg & Gall (1983). Prosedur ini pada dasarnya terdiri dari dua tujuan, yaitu: (1) mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut fungsi validasi. Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari sepuluh langkah yaitu:
a. Melakukan penelitian pendahuluan dan mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas, persiapan laporan tentang pokok persoalan).
b. Melakukan perencanaan (pendefinisian keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan ujicoba skala kecil)
c. Mengembangkan bentuk produk awal ( penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku kerja, dan perancangan instrumen asesmen).
d. Melakukan uji lapangan permulaan. Pada tahap ini, data wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpulkan dan dianalisis.
31
f. Melakukan ujicoba lapangan utama. Data kuantitatif mengenai unjuk kerja subjek dikumpulkan. Hasil dinilai sesuai dengan tujuan kursus.
g. Melakukan revisi terhadap produk operasional. h. Melakukan uji lapangan operasional.
i. Melakukan revisi terhadap produk akhir.
j. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.
Bagan 2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
32 3. 4 Uji Coba Produk
Penilaian produk pengembangan dilakukan oleh satu dosen dan dua pengajar BIPA. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk materi belajaran yang disusun oleh peneliti. Hasil pengembangan materi berupa materi pem-belajaran. Draf tersebut dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian produk pen-gembangan yang telah ditentukan.
3. 5 Desain Uji Coba
Uji coba produk akan dilaksanakan oleh peneliti terhadap pembelajar BIPA level beginner. Jumlah pembelajar tidak ditentukan karena jumlah pembelajar beginner yang sedang belajar di lembaga dan bersedia menjadi subjek uji coba belum
diketahui oleh peneliti. Materi membaca berbasis interkultural ini akan diuji coba langsung oleh peneliti apabila diberi kesempatan oleh lembaga. Apabila peneliti tidak dapat melakukan uji coba penuh, yakni dengan menguji coba langsung kepada para pembelajar, produk ini akan diuji coba terbatas, yaitu hanya dianalisis oleh para ahli (orang-orang yang sudah biasa menyusun materi pembelajaran BIPA).
3.6 Subjek Penelitian
33
produk karena keterbatasan waktu mereka untuk belajar di wisma bahasa. Subjek penelitian untuk uji coba produk akan disesuaikan dengan persetujuan dari pihak Wisma Bahasa.
3.7 Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif ini berupa, (1) informasi tentang kenyataan pembelajaran di kelas beginner dan kemampuan pem- belajar BIPA dalam menguasai keterampilan membaca yang diperoleh melalui wawancara pengajar BIPA. (2) Materi membaca yang sesuai dengan kebutuhan dan minat pembelajar BIPA melalui wawancara dan angket, dan (3) Masukan dari hasil konsultasi dengan dosen dan pengajar BIPA.
3.8 Instrumen Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data dari penelitian ini berupa observasi di kelas me-lalui wawancara dan angket dengan pembelajar BIPA dan pengajar BIPA di kelas. Pengumpulan data dilakukan di Wisma Bahasa.
34
Angket disusun dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah data diri dan analisis kebutuhan pembelajar secara umum. Analisis kebutuhan pembelajar scara umum bertujuan untuk mengetahui identitas pembelajar, bahasa pertama pembelajar, tujuan pembelajar belajar Bahasa Indonesia, latar belakang pendidikan pembelajar, dan bahasa yang telah diketahui oleh pembelajar. Hal-hal itu perlu diketahui agar materi yang disiapkan tidak jauh dari harapan pembelajar. Berikut format analisis ke-butuhan pembelajar secara umum. (Lampiran 4)
Bagian kedua, adalah object. Pada bagian kedua ini, peneliti menawarkan beberapa objek yang akan dijadikan sebagai bahan materi pembelajaran kepada pem-belajar. Objek-objek yang ditawarkan oleh peneliti merupakan hal-hal yang menurut peneliti sangat penting untuk diketahui oleh pembelajar level beginner. (Lampiran 4) Untuk mengetahui lebih mendalam kebutuhan pembelajaran tentang objek yang sangat ingin dipelajari atau diketahui terlebih dahulu, peneliti meminta para pembelajar yang menjadi objek penelitian untuk menuliskan enam objek dari kedua belas objek di atas. Objek-objek yang ditawarkan oleh peneliti dan objek-objek pilihan pembelajar akan menjadi dasar penyusunan materi pembelajaran.
pem-35
belajar, dan penilaian seperti apa yang diharapkan. Berikut format analisis methodo-logical preference yang disusun oleh peneliti. (Lampiran 4)
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan dan minat pembelajar BIPA, serta umpan balik yang diberikan pembelajar BIPA terhadap produk. Informasi tersebut sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh pembelajar BIPA. Data yang di-gunakan dalam analisis data berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis kebutuhan pembelajar BIPA akan materi dan umpan balik pembelajar BIPA terhadap uji coba produk. Hitungan yang digunakan sebagai berikut.
Sementara itu, penilaian produk pengembangan berupa materi membaca level beginner berbasis interkultural yang dilakukan oleh satu dosen pengembangan materi
pembelajaran bahasa Indonesia dan dua pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta di-nilai dengan kriteria pedi-nilaian berikut.
Jumlah kebutuhan siswa
36
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Interval Persentase
Setelah mendapatkan persentase skor penilaian, dicari interval persentase yang sesuai untuk menentukan nilai akhir atau pada skala lima. Nilai akhir yang diperoleh oleh peneliti akan dijadikan sebagai alasan direvisi atau tidak direvisi materi yang telah disusun. Berikut kriteria yang digunakan untuk mengetahui komponen-komponen dalam materi membaca level beginner berbasis interkultural direvisi atau tidak.
Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran
Interval Persentase Tingkat Pencapaian
Nilai Keterangan
90% - 100% 5 Baik sekali. Tidak perlu dilakukan revisi. 80% - 89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi.
65% - 79% 3 Cukup baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan re-visi. Pertimbangan didasarkan pada beberapa hal, yaitu (1) penilaian produk pengembangan oleh dosen dan pengajar di Wisma Bahasa Yo-gyakarta terhadap uji coba, dan (3) umpan ba-lik pembelajar asing.
55% - 64% 2 Kurang baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.
37
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
Dalam bab IV ini, peneliti akan memaparkan data analisis kebutuhan yang di-peroleh melalui angket dan wawancara. Angket diberikan kepada lima orang pembe-lajar asing yang sedang bepembe-lajar di Wisma Bahasa. Pemberian angket ini dimaksudkan untuk menganalisis identitas pembelajar, topik-topik materi berbasis interkultural yang ingin dipelajari pembelajar, dan metode pembelajaran yang dikehendaki (ini berhubungan dengan tugas-tugas yang akan dilakukan pembelajar). Sedangkan anali-sis kebutuhan melalui wawancara ditujukan kepada guru BIPA yang sedang mengajar di Wisma Bahasa. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan, teknik, dan metode pembelajaran yang digunakan di Wisma Bahasa, materi-materi seperti apa yang telah disusun oleh pihak Wisma Bahasa, pengalaman guru dalam memberi-kan tugas kepada pembelajar, dan berbagai bentuk pemahaman budaya yang biasa dilakukan oleh guru dalam kelas. Informasi itu semua berguna sebagai landasan pene-liti dalam menyusun materi-materi pembelajaran berbasis interkultural.
4.1Paparan Analisis Kebutuhan Melalui Angket
Angket diberikan kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar di Wisma Bahasa. Angket ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang identitas pembelajar, berbagai topik pembelajaran yang diminati, dan bentuk-bentuk
38
san serta proses pembelajaran yang dinginkan oleh pembelajaran. Berikut data identi-tas kelima pembelajar yang menerima angket (dilampirkan).
Data analisis kebutuhan selanjutnya adalah analisis kontak bahasa. Analisi kontak bahasa ini berisi tentang topik-topik materi pembelajaran berbasis interkultur-al yang menurut peneliti sangat penting untuk dipelajari oleh pembelajar BIPA level beginner dan topik-topik yang menjadi pilihan yang menurut pembelajar merupakan
topik-topik yang utama dipelajari di level beginner. Berikut hasil analisis kontak ba-hasa dari kelima pembelajar asing di Wisma Baba-hasa.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kontak Bahasa
Num. Topics Very Useful Useful Not Useful 6. Shopping in traditional
mar-ket
A: Gabriella Kristoffersen B: Candice
C: Alice
39
Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan sebagai berikut.
Tabel 4.2 Persentase Analisis Kontak Bahasa
Num. Topics Very
Data selanjutnya adalah topik-topik pilihan yang ingin dipelajari oleh pembe-lajar. Topik- topik ini merupkan topik-topik yang menurut pembelajar perlu dipelajari terlebih dahulu dalam proses pembelajaran BIPA level beginner.
Tabel 4.3 Topik-topik Pilihan
Pem-belajar
Topik-topik pilihan
A Greetings Introduce myself
Breakfast, lunch, and
dinner
Shopping Talk to my boss
Talk to my
neigh-bors
B Greetings Introduce yourself
C Greetings Introducing Shopping Transport Daily ac-tivity
E Greetings Introduce Talk to boss Daily ac-tivity
Breakfast, lunch, and
40
Berdasarkan data-data yang telah disajikan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa topik-topik yang ditawarkan sangat diminati oleh para pembelajar. Hal ini ter-bukti dari presentase kebergunaan topik-topik yang tinggi. Peneliti memahami bahwa pembelajar sangat mengharapkan agar topik-topik di atas dapat diajarkan dalam proses pembelajaran karena sangat penting untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari pembelajar. Berikut peneliti memaparkan susunan topik materi pembelajaran dan alasan-alasannya.
a. Salam dan Sapa
Topik “Salam dan Sapa” menjadi tahap pertama yang harus dipelajari
oleh pembelajar karena berdasarkan angket, pertama, semua pembelajar me-milih topik ini diajarkan dalam proses pembelajaran. Kedua, menurut peneliti topik ini akan sangat bermanfaat bagi pembelajar karena akan sering diguna-kan dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di lingkungan masyarakat bahasa pembelajar. Dan alasan yang ketiga, menurut topik ini me-rupakan topik yang paling mudah.
Berdasarkan kegunaannya dalam komunikasi, topik “Salam dan Sapa”
41
Dalam topik “Salam dan Sapa” ini juga akan menyajikan pembelajaran
“sapaan” yang biasa terjadi dalam lingkungan masyarakat pada umumnya.
Pembelajaran sapaan dimasukkan dalam topik ini karena ucapan salam dapat menjadi sapaan bagi yang ditemui, begitu juga sebaliknya.
b. Perkenalan
Topik “Perkenalan” berada diurutan yang kedua karena kebanyakan pembelajar memilih topik ini untuk diajarkan dalam proses pem-belajar. Pene-leti juga mempertimbangkan bahwa topik ini adalah topik yang mudah untuk dipahami oleh pembelajar dan akan sering digunakan dalam komunikasi seha-ri-hari.
Topik ini akan dibelajarkan dengan situasi yang berbeda, yakni situasi formal dan tidak formal. Pembelajaran topik ini dengan situasi yang formal bertujuan untuk membelajarkan pembelajar bagaimana kebiasaan orang-orang Indonesia memperkenalkan diri dalam situasi yang formal, seperti saat rapat, saat seminar, dan berbagai kegiatan formal lainnya. Pembelajaran dengan situasi yang tidak formal bertujuan untuk membelajarkan pembelajar bagai-mana kebiasaan orang-orang Indonesia memperkenalkan diri dalam situasi yang tidak formal, seperti berkenalan di jalan, berkenalan dengan orang yang baru, dan situasi tidak formal lainnya.
42
melafalkan huruf-huruf dalam bahasa Indonesia dengan benar. Pembelajaran huruf-huruf ini akan disajikan juga dalam bentuk percakapan.
c. Makan
Dalam topik yang ketiga ini, pembelajaran akan diajarkan kebiasaan makan, dan jenis-jenis makanan di Indonesia. Oleh karena itu dalam topik ini, peneliti akan memasukan berbagai kebiasaan orang-orang Indonesia dalam sa-rapan, makan siang, dan makan malam. Kebiasaan-kebiasaan itu akan di-gambarkan dalam percakapan yang akan disajikan oleh peneliti dan men-jelaskan dalam catatan budaya tentang kebiasaan-kebiasaan beberapa suku yang ada di Indonesia tentang sarapan, makan siang, dan makan malam yang diketahui oleh peneliti. Selain itu, kata-kata sifat yang berkaitan dengan rasa makanan dan kalimat dalam bahasa Indonesia akan disajikan dalam topik ini. d. Arah dan Transportasi
Topik “Arah dan Transportasi” merupakan materi pembelajaran yang
selanjutnya karena berdasarkan hasil analisis kebutuhan, sebagian besar pem-belajar membutuhkannya. Arah dan Transportasi akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup pembelajar. Pembelajar yang berada di In-donesia dengan berbagai alasan akan sangat membutuhkan transportasi dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.
43
umumnya yang berkaitan dengan transportasi akan disajikan dalam topik yang keempat ini. Selain itu, pembelajaran angka dalam bahasa Indonesia akan di-sajikan dalam topik ini.
e. Berbelanja di Pasar Tradisional
Kegiatan berbelanja merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh pem-belajar selama berada di Indonesia. Hal ini terbukti dalam hasil analisis kebu-tuhan, sebagian pembelajar membutuhkan topik yang kelima ini. Oleh karena itu, dalam topik ini, pembelajar akan dibelajarkan tentang berbagai teknik berbelanja yang biasa dilakukan orang-orang Indonesia pada umumnya.
Berbelanja di pasar tradisional akan menjadi fokus dalam topik ini. Alasannya, sejumlah interaksi sosial akan terjadi di pasar tradisional. Dalam materi yang akan disajikan, pembelajar akan diajarkan bagaimana cara tawar-menawar harga dan bagaimana sikap orang-orang Indonesia dalam berbelanja pada umumnya. Selain itu, pembelajaran kata tunjuk “ini” dan “itu” akan
dis-ajikan dalam topik ini.
Berdasarkan penjelasan topik-topik di atas, peneliti mengharapkan agar para pembelajar tidak hanya mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga mampu memahami sejumlah kebiasaan orang-orang Indonesia dalam berkomunikasi. Sejumlah kebiasaan orang-orang Indonesia dalam berkomunikasi akan dijelaskan da-lam “catatan budaya” sesuai dengan topik yang sedang dipelajari. Pembelajaran
44
4.2Penjabaran Analisis Kebutuhan Melalui Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap Ibu Poppy, guru BIPA di Wisma Bahasa. Pe-milihan narasumber dipilihkan oleh Bapak Agung Siswanto, manajer pengajaran Wisma Bahasa. Ibu Poppy dipilih sebagai narasumber karena sudah dua tahun meng-ajar dan menurut Pak Agung, dia sudah mengetahui banyak hal tentang proses pem-belajaran yang ada di Wisma Bahasa.
45
Tabel 4.4 Hasil Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1 Pendekatan
pembe-Pendekatan pembelajaran yang digunakan di Wisma Bahasa adalah pendekatan komunikatif. Melalui pendekatan komunikatif, kebutuhan para pembelajar dapat diketahui dan relasi antara guru dan pembela-jar dapat terbangun dengan harmonis. Pendekatan komunikatif ini disukai oleh pembelajar.
2 Metode dan teknik apa saja yang dipa-kai pengajar BIPA dalam pembelajaran membaca?
Metode yang digunakan adalah terjemahan. Teknik yang digunakan adalah menterjemahakan, menceri-takan ulang apa yang dibaca (terutama bagi pembela-jar yang tidak tahu berbahasa Inggris) dan mengaso-siakan kata-kata terhadap benda-benda nyata. 3 Bagaimana cara
me-nentukan kebutuhan siswa dalam pembe-lajaran membaca?
Satu orang pembelajar memiliki satu koordinator. Koordinator akan mengumpulkan banyak informasi tentang pembelajar. informasi ini akan dianalisis lagi oleh guru melalui wawancara langsung dan melihat kenyataan pembelajar. Informasi-informasi ini akan menjadi referensi bagi guru untuk menentukan mate-ri apa yang akan dibelajarkan kepada pembelajar. 4 Apa dasar penentuan
tujuan pembelajaran BIPA?
Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kebutuhan pembelajar dan tingkat kompetensi pembelajar pada saat pembelajaran berlangsung.
Bacaan-bacaan dapat diambil internet dan media massa. Bacaan-bacaan itu diolah oleh guru dan dis-esuaikan dengan standar level beginner dengan me-nyederhanakan kalimat-kalimatnya.
Setiap pelajaran selalu ada teks dalam bentuk perca-kapan. Ada juga materi membaca dalam bentuk wa-cana yang disusun dalam teks yang sederhana (kali-mat yang sederhana), yang menurut guru dapat di-mengerti oleh pembelajar.
7 Media pembelajaran apa yang dipakai pengajar BIPA da-lam pembelajaran membaca?
46
No. Pertanyaan Jawaban
8 Bagaimana evaluasi pembelajaran mem-baca bagi pembela-jar BIPA di level beginner?
Mengartikan kata-kata yang sulit bersama guru, membaca sendiri, kemudian menceritakan kembali apa yang telah dibaca tanpa dibantu oleh guru. Eva-luasi akhir dibuat dalam bentuk teks tertulis. 9 Bagaimana
kemam-puan awal membaca pembelajar BIPA di level beginner?
Kemampuan awal pembelajar dalam membaca terli-hat kurang baik. Oleh karena itu guru meminta pem-belajar untuk membaca teks yang akan dipelajari pa-da pertemuan berikutnya pa-dan guru memperbaiki. 10 Bagaimana
pembe-lajar menyingkap perbedaan budaya yang ada dalam ke-las?
Beberapa pembelajar sensitive dengan budaya-budaya yang berbeda dengan budaya-budayanya. Oleh kare-na itu, guru harus hati-hati dalam memasukan bu-daya dalam materi pembelajaran. Guru harus menje-laskan terlebih dahulu budaya yang ada dalam materi pembelajaran dengan baik dan benar. Di Wisma Ba-hasa juga diadakan malam budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya Indonesia kepada para pembelajar asing.
11 Bagaimana caranya mengintegrasikan budaya dalam kon-teks pembelajaran bahasa?
Memasukan budaya Indonesia secara umum ke da-lam materi-materi pembelajaran.
12 Apakah Anda per-nah menemukan
47
4.3 Paparan Hasil Uji Coba Produk Pengembangan oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma
4.3.1 Paparan Hasil Uji Coba Pertama oleh Pengajar BIPA di Wisma Bahasa
Produk pertama dinilai oleh dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Dari in-strumen penilaian diperoleh data kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Silabus Awal
No .
Komponen yang dinilai Pengajar I
2. Ketepatan perumusan tujuan pembela-jaran
5 3 80 %
3. Ketepatan perumusan struktur pembe-lajaran
3 3 60%
4. Ketepatan pengalokasian waktu 3 2 50%
Berdasarkan tabel 4.5, silabus yang disusun telah memenuhi kelayakan karena nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penilaian adalah 70% (dibulatkan ke atas). Akan tetapi, peneliti tetap akan meninjau ulang kembali silabus berdasarkan usulan dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa, yaitu alokasi waktu yang kurang tepat dan struktur serta kosa kata yang masih harus diperbanyak lagi.
48
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Materi Awal
No. Komponen yang dinilai Pengajar
I
3. Kesesuaian media dengan materi pem-belajaran
3 4 70%
4. Kesesuaian materi dengan tujuan pem-belajaran
4 3 70%
5. Kesesuaian tingkat kesulitan bahan pembelajaran dengan level beginner
5 3 80%
6. Kejelasan petunjuk-petunjuk kegiatan pembelajaran dan soal-soal setiap unit pembelajaran
4 3 70%
7. Ketercapaian aspek membaca dalam materi
4 3 70%
8. Kesesuaian latihan-latihan dengan ma-teri
3 2 50%
9. Kesesuaian catatan budaya dan refleksi dengan materi
5 3 80%
10. Kemenarikan desain 5 4 90%
Berdasarkan hasil penilaian materi pada tabel 4.6, materi membaca yang telah disusun oleh peneliti ini cukup layak karena nilai rata-rata produk adalah 75%. Akan tetapi, masih perlu direvisi beberapa bagian yang disarankan oleh dua pengajar yang menilai produk ini. Berikut masukan dari dua pengajar yang menguji produk ini untuk menjadi perhatian peneliti dalam melakukan revisi.
(1) terjemahan kadang-kadang kurang tepat. (2) kosa kata yang dikenalkan terlalu banyak.
49
4.3.2 Paparan Hasil Uji Coba kedua oleh Satu Dosen ahli dan Dua Pengajar BIPA di Wisma Bahasa
Setelah menerima hasil penilaian produk pertama dari dua Pengajar BIPA di Wisma Bahasa, peneliti merevisi produk. Produk revisi ini dinilai kembali dua orang Pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Berikut hasil penilaian produk revisi.
Tabel 4.7 Hasil penilaian Silabus Revisi
No .
Komponen yang dinilai Dosen Pengajar I
Pengajar II Interval persentase 1. Ketepatan topik materi
pembelajaran
5 5 4 90%
2. Ketepatan perumusan tu-juan pembelajaran
5 4 4 80%
3. Ketepatan perumusan struktur pembelajaran
4 4 4 80%
4. Ketepatan pengalokasian waktu
5 5 4 90%
50
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Materi Revisi
No. Komponen yang dinilai Dosen Pengajar I
3. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran
4 4 4 80%
4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
5 5 4 90%
5. Kesesuaian tingkat kesulitan ba-han pembelajaran dengan level beginner
5 4 3 80%
6. Kejelasan petunjuk-petunjuk ke-giatan pembelajaran dan soal-soal setiap unit pembelajaran
5 4 3 80%
7. Ketercapaian aspek membaca dalam materi
5 4 3 80%
8. Kesesuaian latihan-latihan den-gan materi
4 4 4 80%
9. Kesesuaian catatan budaya dan refleksi dengan materi
5 4 4 80%
10. Kemenarikan desain 5 5 4 90%
51
Berikut saran-saran yang diajukan oleh dosen ahli dan kedua pengajar. (1) Teks monolog ditambah.
(2) Latihan-latihan diperbanyak.
(3) Pengayaan kosa kata dan bahasa lebih disederhanakan.