• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Focus pembangunan dan prioritas nasional adalah menjaga pertumbuhan ekonomi dan Focus pembangunan dan prioritas nasional adalah menjaga pertumbuhan ekonomi dan

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3) Sub Agenda 5 Nawacita-2

3.1.4 Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Focus pembangunan dan prioritas nasional adalah menjaga pertumbuhan ekonomi dan Focus pembangunan dan prioritas nasional adalah menjaga pertumbuhan ekonomi dan

Untuk meningkatkan adopsi layanan pitalebar oleh masyarakat luas, harga layanan pitalebar ditargetkan paling tinggi sebesar 5% dari rata-rata pendapatan bulanan pada akhir tahun 2019. Penguatan industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam negeri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar terjaring (captive market) yang meliputi 4,5 juta orang Pegawai Negeri Sipil, 50 juta siswa, 3 juta pendidik, dan 60 juta rumah tangga pengguna internet.

Dalam rangka mengubah potensi pitalebar menjadi manfaat nyata, pembangunan pitalebar perlu dipercepat. Untuk itu, pemerintah akan melakukan intervensi dalam bentuk regulasi dan/atau pendanaan yang bersifat stimulan dan katalisator tanpa mengambil alih atau berkompetisi dengan penyelenggara.

Sebagai langkah awal, Program Unggulan yang mendorong pembangunan pitalebar nasional telah ditetapkan. Program Unggulan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu (1) Konektivitas Ekonomi, yang terdiri atas Proyek Ring Palapa, Pipa Bersama, dan Proyek Percontohan Konektivitas Nirkabel untuk Pitalebar Perdesaan; (2) Konektivitas Pemerintah dalam bentuk Jaringan dan Pusat Data Pemerintah Terpadu; dan (3) Pendorong (enabling) yang terdiri atas Reformasi Dana Kewajiban Pelayanan Universal (Universal Service Obligation) serta Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Industri TIK Nasional.

Selain itu, lima sektor prioritas pembangunan pitalebar juga telah ditetapkan, yaitu e-Pemerintahan, e-Kesehatan, e-Pendidikan, e-Logistik, dan e-Pengadaan. Kebutuhan pendanaan pembangunan pitalebar tahun 2014-2019 untuk pelaksanaan enam Program Unggulan dan lima sektor prioritas diperkirakan mencapai Rp 278 triliun atau sekitar 0,46% dari PDB. Adapun kontribusi APBN diperkirakan mencapai 10% dari total kebutuhan pendanaan. Kontribusi APBN akan dikonfirmasi dalam proses penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2015-2019.

3.1.4 Program Prioritas Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika

Focus pembangunan dan prioritas nasional adalah menjaga pertumbuhan ekonomi dan mendorongnya akan lebih mengakselerasi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Bappenas mendorong agar setiap K/L agar memprioritaskan belanja pemerintah untuk pencapaian sasaran prioritas nasional sebagaimana dimaksud, yang dilakukan dengan pendekatan

Money Follow Program yang bersifat holistik, tematik, integrative, dan spasial.

Kata kunci di atas, bahwa setiap program yang disusun oleh setiap K/L harus dengan pendekatan Money Follow Program yang bersifat holistik, tematik, integrative, dan spasial. Maka Bappenas menyusun 10 Prioritas Nasional sebagai acuan setiap K/L untuk menysusun program – programnya. Berikut 10 Prioritas Nasional yang disusun oleh Bappenas.

Gambar 3. 1 10 Program Prioritas Nasional di kembangkan Bapennas

Sector telekomunikasi termasuk kepada salah satu dari 10 prioritas nasional, yaitu infrastruktur, konektivitas, dan kemaritiman. Dari prioritas nasional sector telekomunikasi tersebut, kemudian diterjemahkan kedalam 5 kegiatan prioritas dalam pengembangan telekomunikasi dan informatika.

Pendidikan •Pendidikan Vokasi •Peningkatankualitas guru Kesehatan •Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

•Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit •Preventif dan Promotif

(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Perumahan dan Pemukiman •Penyediaan Perumahan Layak

•Air Bersih dan Sanitasi

Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata •Pengembangan 3 Kawasan

Pariwisata (dari 10) •Pengembangan 5 Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) (dari 10)

•Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14) •Perbaikan Iklim Investasi dan

Penciptaan Lapangan Kerja

Ketahanan Energi

•EBT dan Konservasi Energi •Pemenuhan Kebutuhan

Energi

Ketahanan Pangan

•Peningkatan Produksi pangan

•Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk irigasi)

Penanggulangan Kemiskinan

•Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran •Pemenuhan Kebutuhan

Dasar

•Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

•Pengembangan Sarana

dan Prasarana

Transportasi (darat, laut, udara, dan inter-moda)

•Pengembangan

Telekomunikasi dan Informatika

Pembangunan wilayah •Pembangunan Wilayah

Perbatasan dan Daerah Tertinggal

•Pembangunan Perdesaan •Reforma Agraria •Pencegahan dan

Penanggulangan Bencana (a.l Kebakaran Hutan)

•Percepatan Pembangunan Papua

Politik, Hukum, dan Pertahanan Keamanan

•Penguatan Pertahanan •Stabilitas Politik dan

Keamanan •Kepastian Hukum •Reformasi Birokrasi

PN yang terkait dengan Kominfo

Gambar 3. 2 Lima Kegiatan Prioritas Pengembangan TIK Nasional

Kelima program di atas merupakan acuan bagi setiap sakter dalam lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menyusun program – programnya guna mendukung semangat yang dituangkan oleh Bappenas, yaitu menjaga pertumbuhan ekonomi dan mendorongnya agar lebih meningkat guna mendorong kesejahteraan masyarakat.

3.1.5 Forum dan Kesepakatan Multilateral

a.

ITU

Tujuan awal didirikannya ITU adalah untuk memfasilitasi dan membuat regulasi mengenai interkoneksi dan interoperabilitas jaringan telegraf. Pada saat ini telah berkembang mengurusi mengenai seluruh bidang TIK, baik mengatur mengenai spektrum frekuensi radio, orbit satelit, dan alokasinya, penyiaran digital, tata kelola internet, teknologi mobile, hingga standardisasi televisi 3D yang harus ditaati oleh semua negara anggotanya.

Keikutsertaan atau partisipasi aktif Delegasi Indonesia pada forum-forum yang diselenggarakan oleh ITU adalah melalui penyampaian dokumen atau paper contribution yang menguraikan mengenai posisi Indonesia atas sejumlah isu yang dibahas dalam sidang. Pada tahun 2014, program dan kegiatan ITU yang diikuti oleh Kementerian Kominfo diantaranya WSIS+10 Multi Stakeholder Platform, ITU Council Working Group on WSIS, ITU Council 2014, WSIS+10 High Level Event, dll.

Banyak manfaat konkrit yang secara umum diperoleh Indonesia selama menjadi negara anggota ITU salah satunya di dalam pembangunan dan perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) baik secara global maupun nasional, hal ini tercermin dengan diperolehnya asistensi expert dari ITU dalam proses penyusunan roadmap Indonesia

pada berbagai training/workshop yang diselenggarakan oleh ITU. Selain itu Indonesia juga memperoleh informasi dan kemudahan dalam mengkoordinasikan alokasi spectrum frekuensi dan orbit satelit antar negara, memperoleh kajian yang bermanfaat bagi masukan pembangunan sector dan regulasi telekomunikasi di Indonesia, penawaran untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek ITU serta penawaran asistensi expert ITU.

Lebih lanjut diharapkan adanya Continued support dari Kemlu dan Kementerian Keuangan bagi proses penyelesaian Host Country Agreement ITU Area Office Jakarta antara Pemerintah Indonesia dengan ITU supaya dapat segera diselesaikan.

b.

UPU

Universal Postal Union (UPU) merupakan forum utama bagi bertemunya para negara

anggota dan para penyelenggara layanan pos (Postal Designated Operator) seluruh dunia guna merumuskan dan mentapkan peraturan pos internasional yang mencakup administrasi pos, operasional/tata laksana pos internasional, serta produk dan jasa layanan pos. UPU juga menyediakan asistensi teknis kepada negara anggotanya dalam mengembangkan sector pos.

Indonesia telah menjadi anggota UPU sejak 1 Mei 1877 dan mendapatkan banyak manfaat konkrit sebagai anggota UPU baik dari sisi pemerintah (Kementrian Kominfo) maupun bagi PT Pos Indonesia (Persero). Dengan bergabung sebagai anggota UPU dan mengikatkan diri pada suatu perjanjian multilateral, maka wilayah NKRI menjadi bagian dari “Satu Wilayah Pos Tunggal Dunia/Single Postal Territory” yang memungkinkan Pemerintah Indonesia dapat menjamin hak masyarakatnya untuk berkomunikasi dengan penduduk dunia melalui layanan pos yang aman, akurat dan harga yang terjangkau.

Bagi PT Pos Indonesia selaku operator Pos yang ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan ketentuan dalam akta-akta/regulasi perposan dunia di Indonesia banyak juga mendapatkan manfaat, antara lain kesempatan untuk berkontribusi pada pengembangan e-services dengan menjadi Chairman Interconnectivity Group pada E-Services Committee di badan tetap UPU – Postal Operation Council, kesempatan untuk mengembangkan kualitas layanan pos melalui pemanfaatan Quality of Service Fund, dll. Rencana pemanfaatan keanggotaan Indonesia dalam UPU yaitu Indonesia akan mencalonkan kembali sebagai anggota POC (Postal Operation Council) dan CA (Council of

Administration) pada kongres UPU tahun 2016 mendatang di Instanbul, Turki.

c.

WSIS

World Summit on the Information Society (WSIS) Forum 2015 telah diselenggarakan pada

tanggal 25-29 Mei 2015 di Jenewa, Swiss. Pertemuan tersebut mengusung tema “Innovating

Together: Enabling ICTs for Sustainable Development”. Forum ini juga menjadi wadah

koordinasi bagi implementasi kegiatan, saling tukar informasi dan pengalaman terbaik bagi seluruh stakeholders WSIS. Pembahasan substansi dalam forum ini ditujukan untuk mengembangkan kerja sama global dalam mewujudkan pemanfaatan ekosistem Information

Pertemuan WSIS Forum 2015 terdiri dari sesi High Level Statement dan High Panel

Discussions yang menjadi sarana bagi para pemangku kebijakan tingkat tinggi untuk

menyampaikan pandangan terkait capaian, tantangan, dan rekomendasi dalam kemajuan implementasi WSIS Action Lines serta langkah-langkah dalam integrasi kebijakan ICT dengan Post Development Agenda 2015. Selain itu, terdapat pula sesi panel dan diskusi interaktif yang ditujukan bagi seluruh multistakeholders WSIS dalam bentuk Country

Workshops, Thematic Workshops, Interactive Sessions, serta WSIS Action Lines Facilitation Meeting.

Secara umum, kesimpulan hasil WSIS Forum 2015 terpolaritas antara negara maju dan negara berkembang. Negara maju lebih menaruh perhatian besar pada isu-isu kebebasan berekspresi dan privasi dalam internet, sedangkan negara berkembang banyak menyuarakan kebutuhan akan transfer teknologi, ketersediaan akses informasi yang lebih terjangkau, serta peningkatan peran negara dalam menyeimbangkan keterbukaan informasi dengan dimensi etis dalam pemanfaatan internet oleh masyarakat.

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Komunikasi dan Informatika