• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori Yang Mendukung .1 Persepsi .1 Persepsi

2.1.1.3 Problem Based Learning (PBL)

2.1.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward, 2002; Stepien, dkk.,1993).

Menurut (Boud, dkk.,1997; Fogarty, 1997) PBL adalah suatu model pembelajaran yang membuat konfrontasi kepada pembelajar (siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis berbentuk ill-structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar. (Borrow: 1997) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) sebagai “pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut

20 dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran” (1980: 1). PBL merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran (Barr, dkk., 1995).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah.

2.1.1.3.2 Ciri-ciri PBL

Mardi (dalam Rusmono, 2012, 61) mengungkapkan ciri-ciri PBL ada tujuh, yaitu sebagai berikut: (1) pembelajaran dipicu oleh permasalahan, (2) masalah didasarkan pada situasi yang nyata, maksudnya masalah yang diambil dalam pembelajaran berdasarkan situasi pada dunia nyata, bukan rekayasa, (3) informasi yang diperlukan menyelesaikan masalah tidak diberikan terlebih dahulu, guna untuk memecahkan masalah dalam PBL, guru tidak memberikan cara penyelesaikan masalah terlebih dahulu kepada siswa. Siswa dituntun mencari sendiri cara penyelesaiannya. (4) dilaksanakan dalam kelompok kecil, kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang siswa dalam satu kelompok, (5) berfokus pada kemampuan berpikir, diantaranya adalah menyelesaikan masalah, analisis, penetapan keputusan, dan berpikir kritis, (6) memerlukan integrasi pengetahuan, siswa berbagi pengetahuan dengan temannya satu kelompok saat pembelajaran, dan menghubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk menyelesaikan masalah, (7) terjadi self directed learning dan interpendent learning, merupakan peran aktif siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa menentukan jawaban

21 sementara, menentukan sumber informasi untuk menyelesaikan masalah dan cara mencarinya dan setelah itu melakukan pembagian tugas pada masing-masing anggota. Sedangkan interpendent learning merupakan siswa yang saling berbagi pengetahuan dengan temannya dalam kelompok. Pengetahuan baru yang siswa dapat akan dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk menyelesaikan masalah.

Ciri-ciri PBL menurut Baron (dalam Rusmono, 2012, 74) disampaikan sebagai berikut, yaitu: (1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, (2) pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah, (3) tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan (4) guru berperan sebagai fasilitator. Kemudian masalah yang digunakan menurutnya harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan menarik berdasarkan informasi yang luas, terbentuk secara konsisten dengan masalah lain, dan termasuk dalam dimensi kemanusiaaan.

2.1.1.3.3 Tahap-tahap model PBL

Ada lima tahapan dalam pembelajaran model PBL yang dipaparkan oleh Nur (dalam Rusmono, 2012, 81) sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tahap-tahap model PBL

Tahap pembelajaran Perilaku Guru Tahap 1

Mengorganisasikan siswa kepada masalah

Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.

Tahap 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa menentukan dan

mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.

22 (Nur dalam Rusmono, 2012: 81) 2.1.1.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

Kelebihan model PBL menurut Sanjaya (dalam Rusmono, 2012: 208-219) ada delapan, yaitu: (1) pemecah masalah teknik yang bagus untuk lebih memahami isi atau materi pelajaran, (2) pemecah masalah dapat menantang siswa untuk giat belajar terhadap pengetahuan baru yang didapat, (3) pemecah masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran, (4) pemecah masalah dapat membantu siswa mentransfer pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan baru dan bertanggungjawab terhadap pembelajaran yang mereka lakukan serta mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik terhadap hasil maupun proses pembelajaran, (5) pemecahan masalah lebih menyenangkan dan disukai siswa, (6) pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menyesuaikan terhadap pengetahuan baru, (7) pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki pada dunia nyata, (8) Tahap 3

Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, yang melaksanakan siswa, mencari penjelasan dan solusi. Tahap 4

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya serta pameran

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model serta membantu mereka berbagi karya mereka. Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

23 pemecahan masalah dapat mengembangkam minat siswa untuk terus belajar meski telah menyelesaikan pendidikan formal.

Sedangkan kelemahan model PBL menurut Sanjaya (dalam Rusmono, 2012: 219) ada tiga, yaitu (1) sulitnya mencari masalah yang relevan, (2) persiapan untuk mencapai keberhasilan membutuhkan waktu lama, (3) jika siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, maka mereka akan malas mencoba. 2.1.1.3.5 Teknik Penilaian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Hosnan (2014) menyatakan bahwa penilain PBL sesuai dengan tujuan dari PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilain kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist dan rating scale. Penilaian juga ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi.

Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik utama dalam suatu pembelajaran. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa agar siswa dapat berpikir kritis dan memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah. PBL berpusat pada siswa sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pendukung.Tahap-tahap yang ada di dalam model pembelajaran PBL yaitu pengajuan masalah, merangcang strategi dalam