• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Produce Design Solution

45

game yang dimainkan akan berlangsung. Sedangkan jika pengguna memilih keluar, maka pengguna bisa memilih permainan lain yang ingin dimainkan.

Pada menu lagu, terdapat sebuah animasi yang memainkan lagu

“Lindungi Tubuhku”. Ketika pengguna selesai menonton lagu, maka pengguna akan kembali ke menu utama. Jika pengguna ingin menutup dan keluar dari game, pengguna dapat menekan tombol keluar atau kembali pada smartphone.

Lalu, akan muncul pop up konfirmasi apakah pengguna yakin untuk keluar dari game atau masih tetap ingin bermain.

Menampilkan pilihan game yang bisa dimainkan oleh anak

Menampilkan halaman sub menu permainan Boys & Girls

Catatan: detail stroyboard bisa dilihat pada halaman lampiran*

Cerita animasi yang disajikan dalam game memuat konten cerita yang mendeskripsikan keseharian seorang siswa TK saat bersekolah. Hal ini bertujuan agar anak-anak usia dini yang merupakan target pengguna game merasa familiar dengan situasi yang dihadapi sehari-hari. Selain itu, animasi ini juga memberikan nasihat-nasihat ketika bertemu orang asing dan tindakan yang harus dilakukan jika orang tersebut berniat jahat. Berikut ini adalah beberapa bagian storyboard dari cerita animasi tentang “Safety Stranger Rules” pada game “Aku Jaga Diriku”:

Tabel 19. Storyboard cerita animasi pada game “Aku Jaga Diriku”

Adegan Keterangan

Mendeskripsikan latar di dalam rumah tokoh utama yang bernama Nabila

47

Tokoh utama bersama anak-anak lain

menunggu di depan sekolah

Menjelaskan aturan ketika bertemu orang asing

Catatan: detail stroyboard bisa dilihat pada halaman lampiran* 4.1.3.2 Wireframe

Wireframe adalah kerangka untuk menata suatu elemen di halaman website atau aplikasi yang akan dibuat. Pembuatan website bertujuan untuk menjelaskan susunan layout, navigasi, struktur, dan organisasi konten. Ukuran komponen-komponen yang digunakan dalam desain ini meliputi: 1) Resolusi layar yang digunakan untuk setiap halaman adalah 1280´720; 2) Ukuran untuk setiap komponen tombol 100´100. Berikut ini adalah wireframe dari game “Aku Jaga Diriku”:

Tabel 20. Wireframe game “Aku Jaga Diriku”

Halaman Keterangan

1. Halaman Loading Page sebelum masuk ke game

2. Halaman Home game berisi menu-menu game 3. Terdapat tombol

pengaturan 4. Terdapat tombol

keluar

5. Terdapat tombol kembali ke halaman sebelumnya

6. Terdapat jenis-jenis permainan yang ada di dalam game

7. Permainan Body Puzzle level 1 yang mengenalkan bagian-bagian kepala

49

8. Permainan Body Puzzle level 2 yang mengenalkan bagian-bagian badan, tangan, dan kaki

9. Permainan Body Puzzle level 3 yang mengenalkan seluruh bagian tubuh

10. Tampilan Pop Up setelah

menyelesaikan game

11. Sub menu

permainan Boys &

Girls

12. Permainan Making Words & Dress Up level 1 yaitu menyusun urutan huruf menjadi kata yang benar

13. Permainan Making Words & Dress Up level 2 yaitu melengkapi kata dengan huruf yang benar

14. Permainan Dress Up yaitu memilih baju yang cocok untuk karakter

15. Permainan Let’s Shower yang menjelaskan logo toilet wanita

51

16. Permainan Let’s Shower yang menjelaskan logo toilet laki-laki

17. Setelah penjelasan logo toilet,

pengguna akan bermain

memilihkan toilet untuk setiap karakter game

18. Setelah karakter masuk ke dalam toilet, aka nada perintah-perintah yang berkaitan dengan aturan-aturan penggunaan toilet

19. Permainan Good Touch & Bad Touch

20. Permainan Maze Run

21. Adegan pertama dari cerita animasi 22. Terdapat tombol ke

halaman Home game

23. Terdapat tombol lanjut untuk ke adegan berikutnya

24. Adegan kedua dari cerita animasi 25. Terdapat tombol

kembali ke adegan sebelumnya

26. Terdapat tombol ke halaman Home game

27. Terdapat tombol lanjut untuk ke adegan berikutnya 4.1.3.3 High-Fidelity Wireframe

High-fidelity wireframe merupakan tahap lanjutan desain yang lebih lengkap dan detail dari tahap sebelumnya. Di tahap ini, elemen-elemen desain seperti ikon, ilustrasi, gambar, tipografi, dan warna divisualisasikan (Darmawan et al., 2022). High-fidelity wireframe menjadi tahap terakhir dalam perancangan antarmuka suatu aplikasi. Desain yang telah dibuat mensimulasikan aplikasi lengkap yang akan diimplementasikan. Setelah high-fidelity wireframe selesai dibuat, desain yang telah dibuat diimplementasikan menjadi game yang dapat dimainkan pada perangkat android.

53

Pembuatan high-fidelity wireframe ini memperhatikan prinsip-prinsip kesatuan di dalam game edukatif, meliputi (Wibawanto & Nugrahani, 2018):

1. Hanya menggunakan dua atau tiga jenis huruf yang dapat terbaca dengan baik dan ukuran yang konsisten di seluruh halaman game. Pada game

“Aku Jaga Diriku” menggunakan 2 jenis huruf yaitu More Sugar Thin sebagai font type primer dan Inder sebagai font type sekunder.

2. Menggunakan palet warna yang konsisten. Game yang dibuat ditujukan untuk anak-anak usia dini setara TK, maka warna yang digunakan adalah warna-warna cerah untuk menciptakan suasana ceria. Warna bisa memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihatnya, dengan memilih warna yang bisa merepresentasikan tujuan game yang dibuat akan tercipta desain warna yang efektif (Pujiriyanto, 2005). Pada game

“Aku Jaga Diriku” menggunakan warna ungu sebagai warna utama.

Warna ungu merupakan warna yang menjembatani antara warna hangat dan warna dingin sehingga dapat memberikan kombinasi kesan energik, menenangkan, dan kenyamanan sehingga mata tidak mudah lelah.

Warna ungu juga memiliki arti membuka ruang bagi diri untuk mengakui diri kita dapat berbuat salah, dan bisa saja salah dalam setiap tindakan dan perilaku kita di keseharian (introspektif) sehingga mampu menghubungkan manusia dengan pikiran yang lebih dalam (Purbasari et al., 2014). Sedangkan warna baju karakter disesuaikan dengan warna seragam anak TK yang berwarna biru. Warna biru pada seragam ini memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan (Laura & Luzar, 2011).

3. Mengulang warna, bentuk, dan tekstur untuk membentuk irama dan eye flow. Pada game “Aku Jaga Diriku”, tombol yang didesain merupakan perulangan dari halaman yang satu dengan halaman yang lain, baik dari segi bentuk maupun warna misalnya untuk tombol next (menggunakan panah yang mengarah ke arah kanan) dan previous (menggunakan panah yang mengarah ke arah kiri), tombol keluar menggunakan tanda silang, pengaturan menggunakan tombol berbentuk roda gerigi, dan tombol mengulang permainan menggunakan tombol panah melingkar. Warna yang digunakan pada setiap tombol adalah kuning jingga dan tombol mengulang permainan warna ungu. Kuning jingga memiliki arti stimulasi dan optimisme (Syafi’i, 2017). Selain itu, pilihan ganda pada game Maze Run menggunakan warna hijau pada pilihan yang benar sebagai clue untuk mempermudah pengguna dalam bermain. Penggunaan warna hijau ini diinterpretasikan sebagai rasa positif atau kesuksesan (Laura & Luzar, 2011).

4. Menggunakan proporsi ukuran objek grafis yang baik dan peletakan yang teratur. Untuk mendapatkan elemen visual yang estetik dan fungsional, terdapat ilustrasi yang berperan sebagai emphasis di halaman awal. Lalu, tombol pengaturan diletakkan di kanan atas, menu-menu permainan berada di tengah layar dan tombol navigasi lain seperti tombol next dan previous berada di atas ketika masuk ke halaman permainan (Wibawanto

& Nugrahani, 2018). Pada game “Aku Jaga Diriku”, desain tombol yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip kesatuan ini.

5. Menyediakan ruang kosong untuk menghadirkan harmoni.

Berikut ini adalah beberapa hasil desain high-fidelity untuk fitur-fitur yang ada pada game “Aku Jaga Diriku”:

Tabel 21. High-fidelity wireframe fitur-fitur game “Aku Jaga Diriku”

Gambar Keterangan

Body Puzzle yang bertujuan untuk mengenalkan nama-nama anggota tubuh kepada anak, mulai dari bagian kepala, bagian badan, bagian tangan, dan bagian kaki.

Game ini terdiri dari 3 level, yaitu:

1. Level 1: pengguna bermain puzzle bagian kepala

2. Level 2: pengguna bermain puzzle bagian badan, tangan, dan kaki 3. Level 3: pengguna

bermain puzzle seluruh anggota tubuh

Permainan ini terdiri dari 2 level yaitu:

1. Level 1: pengguna menyusun huruf-huruf yang diacak dari sebuah kata, hingga menjadi kata yang benar. Kata yang disusun akan berkaitan dengan perbedaan antara

laki-55

laki dan perempuan, dan nama-nama anggota tubuh

2. Level 2: pengguna mengisi kotak yang kosong dengan huruf yang benar, hingga menjadi kata yang benar. Kata yang dibentuk akan berkaitan dengan perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dan nama-nama anggota tubuh Setelah pengguna menyelesaikan semua level pada permainan ini, pengguna akan bermain game dress up sebagai bonus

Pada permainan ini, permainan akan menampilkan 5 karakter anak dengan gender acak berbaris di depan toilet. Pada permainan ini, terdapat level rahasia yang menampilkan isi dalam toilet beserta misi-misi berupa peraturan-peraturan toilet yang harus pengguna selesaikan.

Pengguna mendapatkan perintah untuk meletakkan tanda silang pada bagian yang tidak boleh disentuh. Setelah pengguna menyelesaikan misi sesuai perintah, pengguna akan masuk ke level bonus yaitu game Maze Run

Catatan: detail high-fidelity bisa di lihat pada halaman lampiran*

Berikut ini adalah beberapa hasil desain high-fidelity untuk fitur-fitur yang ada pada game “Aku Jaga Diriku”:

Tabel 22. High-fidelity wireframe cerita animasi game “Aku Jaga Diriku”

Gambar Keterangan

Menceritakan identitas tokoh utama yang bernama Nabila dan berusia 4 tahun

Menceritakan Nabila yang bersekolah di TK Bahagia bersama teman-temanya

Aturan agar tetap aman ketika bertemu dengan orang asing

Catatan: detail high-fidelity bisa di lihat pada halaman lampiran*

57

4.1.3.4 Validasi Ahli Bahasa dan Ahli Materi

Tahap selanjutnya adalah tahap validasi high-fidelity yang berupa prototype game pada aspek bahasan dan materi yang dilakukan oleh ahli bahasa dan ahli materi. Validasi bahasa adalah menguji aspek bahasa seperti pemilihan kata, tata bahasa, dan konsistensi bahasa yang digunakan di dalam game sudah sesuai untuk anak usia dini atau belum (Kartini et al., 2020). Sedangkan, validasi materi adalah menguji aspek bahasa seperti pemilihan kata, tata bahasa, dan konsistensi bahasa yang digunakan di dalam game sudah sesuai untuk anak usia dini atau belum (Setianingrum & Azizah, 2021). Dalam tahap validasi ini, dibutuhkan tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai materi yang disajikan game dan bahasa yang digunakan game. Adapun kriteria yang menjadi validator materi dan validator bahasa yaitu:

Tabel 23. Kriteria Validator

No Validator Kriteria

1 Ahli bahasa

- Dosen minimal lulusan S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

- Minimal pengalaman mengajar 2 tahun

2 Ahli materi

- Dosen minimal lulusan S2 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

- Minimal pengalaman mengajar 2 tahun

Data hasil penilaian dari ahli bahasa dan ahli materi diolah menjadi nilai rata-rata dari total skor menggunakan skala likert dengan skala penilaian 1-5, dengan keterangan: 1 = kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5

= sangat baik. Hal ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang dicapai game dari setiap aspek validasi. Berikut ini tabel kriteria yang digunakan:

Tabel 24. Tabel kriteria penilaian

Skor Kriteria

90%-100% Sangat layak

75%-89% Layak

65%-74% Cukup

55%-64% Tidak layak

0%-54% Sangat tidak layak

Rumus menghitung skor validasi:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 = 89:; <=>? @A@=B=C9=>

89:; D=9EAD=F × 100% … (3)

a. Validasi bahasa

Setelah prototype game selesai, maka dilakukan validasi bahasa yang digunakan di dalam game oleh ahli. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan sudah cocok untuk anak usia dini (4-6 tahun) dan sudah menerapkan kaidah penulisan yang tepat. Berikut ini adalah hasil validasi bahasa untuk game “Aku Jaga Diriku” yang diberikan oleh seorang dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia:

Tabel 25. Hasil validasi bahasa

No Aspek yang dinilai Skor Keterangan

1 2 3 4 5

1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik

Ö

2 Kesesuaian dengan perkembangan

intelektual peserta didik

Ö

3 Ketepatan tata bahasa Ö

4 Keefektifan kalimat Ö

5 Ukuran tulisan dalam media

Ö

6 Kemampuan memotivasi peserta didik

Ö

7 Pemahaman terhadap cerita yang

dikembangkan

Ö

8 Komunikatif, sesuai dengan pesan dan dapat diterima dengan keinginan sasaran

Ö

9 Menggunakan peristilahan yang sesuai dengan konsep pada pokok bahasan

Ö

10 Bahasa yang digunakan lugas dan mudah dipahami oleh siswa

Ö

59

11 Kalimat yang dipakai sederhana dan langsung ke sasaran

Ö

12 Konsistensi

penggunaan simbol atau ikon

Ö

Skor validasi 96,7%

Kriteria Sangat layak

Dari hasil yang diberikan validator bahasa ketika mencoba prototype game yaitu aspek bahasa pada game sudah sangat layak dan cocok diterapkan pada anak usia dini. Sedangkan untuk saran, validator hanya berpesan untuk memperhatikan durasi dari setiap konten agar anak tidak terlalu lama bermain terutama tanpa pengawasan orangtua.

b. Validasi materi

Validasi tidak hanya dari segi bahasa, tetapi juga dari segi materi yang diimplementasikan di dalam game. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah materi pendidikan seks yang disajikan sudah cocok untuk anak usia dini (4-6 tahun) dan sudah sesuai dengan karakteristik belajar anak. Berikut ini adalah hasil validasi materi untuk game “Aku Jaga Diriku” yang diberikan oleh seorang dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini:

Tabel 26. Hasil validasi materi

No Aspek yang dinilai Skor Keterangan

1 2 3 4 5

1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar

Ö

2 Penggunaan bahasa Ö

3 Kegiatan belajar dapat memotivasi siswa

Ö

4 Kemenarikan penyajian materi

Ö

5 Kemudahan petunjuk mengerjakan soal

Ö

6 Materi bermanfaat Ö

7 Kejelasan materi Ö

8 Keterlibatan dan peran siswa dalam aktivitas belajar

Ö

9 Memberikan kesempatan siswa untuk berlatih sendiri

Ö

Skor validasi 93,3%

Kriteria Sangat layak

Dari hasil yang diberikan validator materi, aspek materi pada game sudah sangat layak dan cocok diterapkan pada anak usia dini. Sedangkan untuk saran, validator berpesan untuk menaikkan volume intro pada theme song game dan melengkapi beberapa suara yang kurang tepat atau masih kosong. Selain itu, validator juga memberikan saran pada bagian game Maze Run. Saran yang diberikan adalah membuat semua jawaban pilihan ganda yang benar dengan kotak berwarna hijau. Saran yang diberikan validator akan dijadikan dasar untuk melakukan iterasi atau perbaikan game hingga menjadi sempurna dan dapat diujikan pada anak-anak usia dini. Berikut adalah iterasi yang diterapkan pada game Maze Run:

Gambar 8. Tampilan pilihan ganda game Maze Run sebelum iterasi

61

Gambar 9. Tampilan pilihan ganda game Maze Run sesudah iterasi

Dokumen terkait