Kredit
Bank menyediakan berbagai fasilitas kredit ritel bagi nasabah, mulai dari KPR untuk pemilikan rumah dan apartemen, kartu kredit, personal loan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pinjaman tanpa agunan (PITA), hingga kredit pemilikan motor dan mobil (KPM). Khusus untuk KPM, pelayanan diberikan oleh entitas anak usaha, yaitu Maybank Finance untuk kendaraan bermotor roda empat dan WOM Finance untuk kendaraan bermotor roda dua.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
KPR merupakan kredit untuk kepemilikan properti, yang mencakup rumah, apartemen, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), dan tanah/kavling, baik dari pengembang (baru) maupun dari perseorangan (secondary). Pada saat ini terdapat 5 varian produk yang ditawarkan sesuai dengan minat dan kebutuhan nasabah, yaitu: Kredit Pemilikan Properti (KPP), Kredit Konsumsi Beragun Properti (KKBP), KPR Plus, KPR Bebas Bunga, dan KPR Floating Rate.
Kelima produk di atas disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, sejalan dengan strategi customer focus Bank, agar nasabah memperoleh jenis kredit yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Bank menerapkan sistem credit scoring dalam proses persetujuan melalui sistem auto-approved dan auto- reject sehingga proses persetujuan aplikasi kredit berlangsung lebih cepat. Bank juga melaksanakan program regionalisasi untuk menyeragamkan proses KPR di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2015, KPR tumbuh 12,6% menjadi Rp18,1 triliun. Kebijakan Bank Indonesia untuk menurunkan rasio Loan to Value (LTV) memberikan dampak positif pada KPR Bank, namun melemahnya perekonomian dalam negeri membuat daya beli masyarakat menjadi menurun.
Untuk terus meningkatkan KPR, Bank bekerja sama dengan para developer besar di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2015, terdapat 1.045 developer yang telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank.
Laporan Tahunan 2015 PT Bank Maybank Indonesia Tbk
122
Ikhtisar Utama Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisa & Pembahasan Manajemen
PERBANKAN RITEL
Bank berencana untuk fokus di segmen kelas menengah atas dan kelas pekerja baru untuk mendorong pertumbuhan KPR di tahun 2016.
Kredit Pemilikan Motor dan Mobil (KPM)
Bank melalui anak perusahaannya, Maybank Finance (dahulu dikenal sebagai BII Finance) dan WOM Finance, menyadari kebutuhan nasabah akan kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua. Untuk memastikan agar kinerja KPM berjalan secara berkesinambungan dan portofolio kredit tetap sehat, divisi KPM bertugas untuk memonitor kinerja anak perusahaan serta menjalin kerjasama dengan Lembaga Pembiayaan lain.
Bank juga bekerja sama dengan lembaga pembiayaan dengan konsep channeling joint financing untuk mengembangkan portofolio KPM. Saat ini terdapat 13 lembaga pembiayaan yang bekerja sama dengan Bank menggunakan konsep tersebut dengan portofolio yang baik dan sehat. Bank juga terus melakukan penjajakan kerja sama dengan lembaga pembiayaan lain.
Pada tahun 2015, industri kendaraan bermotor mengalami tekanan akibat melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi tersebut mempengaruhi KPM Bank dan menyebabkan Maybank Finance dan WOM Finance mencatat kinerja di bawah target pertumbuhan pada tahun 2015. Meningkatnya harga kendaraan bermotor roda empat dan maraknya kompetisi di antara lembaga pembiayaan juga turut menekan margin laba Bank di sektor ini.
Bisnis Kartu Kredit
Menyadari bahwa persaingan di pasar kartu kredit semakin ketat, Bank berupaya untuk terus memberikan layanan berkualitas terbaik sesuai kebutuhan nasabah serta mengikuti perkembangan kondisi pasar. Beragam inisiatif dilakukan untuk meningkatkan loyalitas serta brand awareness pelanggan.
Bank memiliki dua jenis kartu kredit, yaitu Kartu Kredit Individual dan Kartu Kredit Korporasi. Kartu Kredit Individual, untuk nasabah perorangan, terdiri dari beberapa jenis, meliputi Maybank Visa Infinite, Maybank Platinum (Visa/ Mastercard/JCB), Maybank Gold, dan White Card.
Kartu Kredit Korporasi diterbitkan bekerja sama dengan Perbankan Global, ditawarkan kepada nasabah korporasi untuk membantu korporasi memonitor pengeluaran para staf eksekutif korporasi yang umumnya berasal dari kegiatan bepergian dan jamuan untuk kepentingan korporasi. Selain itu, Bank juga memiliki Kartu Kredit Purchasing, yang berfungsi sebagai alat pembayaran bagi pedagang/pemborong/ toko (retailer) untuk pembelian barang-barang persediaan atau jasa, yang dibeli secara langsung dan rutin dari produsen/kantor, pusat/pabrik (distributor). Penurunan daya beli masyarakat telah mengakibatkan bisnis kartu kredit mengalami tantangan berat tahun 2015. Selain berdampak pada penurunan volume, hal ini juga berdampak terhadap Rasio NPL yang meningkat menjadi 2,8% pada tahun 2015 dari 2,2% pada tahun sebelumnya.
Laporan Tahunan
2015
Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Data Perusahaan Laporan Tata Kelola
Perusahaan Manajemen
Risiko
Laporan Keuangan Konsolidasian
Bank juga berupaya meningkatkan penetrasi kartu kredit pada debitur UKM. Perbankan UKM meluncurkan program bundling kartu kredit bagi debitur UKM dengan fasilitas kredit di atas Rp2 miliar, di mana debitur mendapatkan kartu kredit
Infinite, menikmati keuntungan eksklusif, seperti bebas annual fee tahun pertama dan proses kredit lebih mudah tanpa verifikasi.
Pinjaman Tanpa Agunan (PITA)
Pada tahun 2015, Bank terus mencoba mempopulerkan produk pinjaman alternatif, yaitu Pinjaman Tanpa Agunan (PITA). PITA diharapkan dapat mengkompensasi penurunan kinerja Kartu Kredit dengan mempermudah pengajuan berbasis online, baik melalui website maupun SMS.
Suku bunga PITA ditetapkan berdasarkan Risk Based Pricing sesuai dengan faktor risiko nasabah, dengan tenor mencapai 5 tahun. Hasilnya dapat dilihat dari peningkatan outstanding pinjaman PITA hingga 13% menjadi Rp1,20 triliun dari posisi tahun 2014. Simpanan
Profitabilitas menjadi salah satu pilar utama Bank dalam menjalankan bisnis di tahun 2015. Dengan pengelolaan margin yang ketat dan likiuditas yang efektif, Bank berhasil meningkatkan margin bunga sebesar 52 basis poin. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dana murah, meningkat 4,9% dari tahun sebelumnya, dan tetap menjadi fokus utama Bank.
Bank secara konsisten melakukan akuisisi nasabah secara massal melalui program Bingkisan Beruntun, yang memasuki penyelenggaraan ketujuh, dan aktivitas lokal di cabang-cabang melalui mobil kas keliling yang ditempatkan di sekolah-sekolah,
serta untuk menunjang pembukaan rekening payroll di banyak pabrik di Indonesia. Optimalisasi nasabah yang sudah ada (existing) juga dilakukan melalui customer care dan cross selling kepada anak perusahaan Bank.
Secara total, jumlah Dana Pihak Ketiga meningkat sebesar 13,4% pada tahun 2015 menjadi Rp115,5 triliun dari Rp101,9 triliun di tahun sebelumnya.