• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Penulis telah mendapatkan bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Adil Basuki Ahza, MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan dorongan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan.

2. Hariyadi, STP, MT, selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis melaksanakan magang di PT. Nestlé Indonesia – Panjang Factory.

3. Dr. Ir. Yadi Haryadi, M.Sc dan Ir. Sutrisno Koswara, M.Si, selaku dosen penguji.

4. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc, selaku Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan.

5. Kakak-kakakku, kak Icon, kak Lia, kak Opit, dan kak Ijul, kakak-kakak iparku kak Anton, mbak Ika, kak Iin, dan uni pipit, serta keponakan-keponakan penulis, atas cinta dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.

6. Kak Hadi, Pak Dwi, Pak Donny, Pak Jupri, Mbak Riri, dan semua karyawan PT. Nestlé Indonesia – Panjang Factory atas bantuannya selama penulis melaksanakan magang.

7. Om Wito dan tante. Terima kasih atas perhatian dan dukungannya selama ini kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku, Nooy, Mona, Lala, Aan. Persahabatan ini jangan pernah berakhir.

9. Seluruh teman-teman seperjuangan di ITP angkatan 40, Asih, Gading, Lasty, Mae, Angel, Anastasia, Bos Vina, Aca, Andal, Hendy, Gilang, Dian Dion, Dea, Dini, dll.

10. Yudha Adhy Pratama, mengenalmu dan bersamamu sejak kita kecil, kini dan nanti, bagiku sangatlah indah. Terima kasih atas semuanya.

11. Teman-teman alumni SMUN 10 Bandar Lampung, Hendika, Medriko, Fredy, The Seven Fairies: Alen, Ncez, Titi, Tinez, Evi, Dina, dan GCT: Yance, Mifta, Indra, Danang, Nori, Dauz, Hendro, Teddy, Robi.

12. Deddy, Riza, Maya, Diory, Johan, teman seperjuangan selama penulis magang di PT. Nestlé Indonesia – Panjang Factory.

13. Teman-teman di Pondok Annisa, Wajik (Dyah cantik), Ila, Bang Ai (Aini), Ina, Halida, Mpit, Boil, Loly, Tarie, dll, terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita yang membahagiakan.

14. Teh Euis, terima kasih atas nasehat-nasehat terbaiknya untuk penulis. 15. Teman-teman di IPB, khususnya ITP, angkatan 39, 40, 41 serta

teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap bahwa skripsi ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Bogor, Agustus 2007

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 2

C. SASARAN ... 2

D. MANFAAT ... 2

II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG ... 3

A. DESKRIPSI KEGIATAN ... 3

B. PELAKSANAAN MAGANG ... 3

III. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. STANDAR ... 6

B. INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO) ... 7

C. ISO 9001:2000 ... 7

D. ISO 14001:2004 ... 10

E. OHSAS 18001:1999 ... 12

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 14

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAN ... 14

B. LOKASI PERUSAHAAN ... 16

C. STRUKTUR ORGANISASI ... 16

D. KETENAGAKERJAAN ... 18

E. KEADAAN PRODUKSI ... 19

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. PRODUK ... 31 B. KEBIJAKAN PT. NESTLE INDONESIA – PANJANG

FACTORY ... 33

C. INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM (IMS) ... 35

D. DOKUMENTASI INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM ... 46

E. AUDIT INTERNAL ... 53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. KESIMPULAN ... 66

B. SARAN ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Topik-topik Standar Manajemen Lingkungan ... 11

Tabel 2. Paten Tipe Aglomerasi Kopi Instan ... 32

Tabel 3. Format Prosedur PT. NI-PF ... 51

Tabel 4. Prosedur vs WI ... 52

Tabel 5. Perbandingan Jumlah Dokumen di PT. NI-PF ... 52

Tabel 6. Daftar Ringkasan Temuan di Departemen QA ... 55

Tabel 7. Daftar Ringkasan Temuan di Departemen F/P dan AG ... 57

Tabel 8. Daftar Ringkasan Temuan di Departemen FICO ... 59

Tabel 9. Daftar Ringkasan Temuan di Departemen Engineering ... 61

Tabel 10. Daftar Ringkasan Temuan di Departemen RPU ... 62

Tabel 11. Daftar Ringkasan Temuan di Departemen Production (Manufacturing) ... 63

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Model proses sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 ... 10

Gambar 2. Struktur organisasi PT. Nestlé Indonesia – Panjang Factory ... 18

Gambar 3. Skema proses tipping green coffee menuju silo ... 23

Gambar 4. Biji kopi sebelum dan sesudah di penyangraian ... 24

Gambar 5. Contoh dan proses pembentukan aglomerat kopi instan ... 27

Gambar 6. Bagan proses produksi dari biji kopi hingga menjadi kopi instan 27 Gambar 7. Siklus implementasi terintegrasi untuk perbaikan berkelanjutan . 40 Gambar 8. Siklus PDCA IMS ... 42

Gambar 9. Struktur dokumentasi PT. NI-PF ... 47

Gambar 10.Diagram alir dalam membuat / revisi prosedur / working instruction / form / checklist ... 49

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kebijakan QSHE PT. NI-PF ... 72

Lampiran 2. Logo Kebijakan PT. NI-PF ... 73

Lampiran 3. Elemen Sistem Mutu Nestlé (NQS)... 74

Lampiran 4. Perbandingan Klausul dalam IMS ... 76

Lampiran 5. Struktur IMS ... 80

Lampiran 6. Format Prosedur ... 81

Lampiran 7. Format Working Instruction ... 83

Lampiran 8. Contoh Form ... 85

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

PT Nestlé Indonesia – Panjang Factory merupakan pabrik yang memproduksi kopi instan dan mixes dengan merek Nescafe. Bahan baku yang digunakan adalah biji kopi yang berasal dari daerah Lampung dan wilayah lainnya. Nestlé memiliki berbagai peralatan modern guna menghasilkan produk yang berkualitas tinggi secara efisien. Dengan NQS, Nestlé selalu memperhatikan dan mengusahakan tercapainya konsistensi mutu dan kepuasan pelanggan yang selalu diperbaiki secara berkelanjutan melalui praktek cara produksi yang baik dan benar, peningkatan skill dan kompetensi sumber daya manusia, proses produksi yang ramah lingkungan dan selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta pentaatan pada persyaratan peraturan perundangan-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku.

Perubahan sistem manajemen dari internal Nestlé menjadi IMS disebabkan oleh faktor dari luar dan dari dalam Nestlé sendiri. Faktor dari luar adalah adanya tuntutan konsumen agar sistem manajemen internal Nestlé diubah menjadi sistem manajemen yang berlaku secara internasional, baik terhadap mutu, keselamatan dan kesehatan kerja, serta lingkungan. Faktor utama dari dalam diantaranya adalah adanya beragam sistem yang berjalan bersamaan, berbeda area implementasi dan tanggung jawab, serta konflik implementasi, pengendalian, dan pemeliharaan. Dengan demikian IMS diharapkan dapat menjadi pendekatan yang sinergis, menghemat waktu, usaha, dan biaya, mencegah konflik, pengulangan, dan duplikasi, serta memudahkan pemeliharaan dokumen, sehingga akan terbentuk sistem yang terstruktur dan terkendali.

PT. NI - PF menganggap bahwa ISO merupakan standar manajemen yang dinilai paling fair dalam perdagangan dunia. Oleh sebab itu, PT. NI – PF perlu menginkorporasikan ISO 9001:2000 di dalam Integrated Management

System Nestlé sebagai standar sistem manajemen mutu dan ISO 14001:2004

Selain itu, PT. NI – PF juga menerapkan standar sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS (Occupational Health and Safety

Assessment Series) 18001:1999 yang diterbitkan oleh British Standards Institution (BSI). OHSAS 18001 dikembangkan serta disesuaikan dengan ISO

9001 dan ISO 14001 untuk memfasilitasi organisasi dalam mengintegrasikan sistem manajemen mutu, lingkungan, dan K3 (BSI, 1999).

B. TUJUAN

Secara umum, tujuan magang adalah untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menganalisa, observasi serta memecahkan masalah yang ada dalam suatu industri pangan berdasarkan disiplin ilmu yang telah dipelajari melalui proses pelibatan kerja sesuai peraturan perusahaan. Proses bekerja seperti layaknya pekerja di industri pangan sesuai dengan aturan perusahaan memungkinkan adanya peran aktif mahasiswa dalam memberikan masukan dan menjadi media bertukar pikiran dengan manajemen dan pegawai perusahaan, serta melatih keterampilan dan kemampuan komunikasi personal serta human relation sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Secara khusus, kegiatan magang ini bertujuan mengidentifikasi pemenuhan terhadap implementasi Integrated Management System serta mempelajari proses produksi kopi instan di PT. Nestlé Indonesia - Panjang

Factory.

C. SASARAN

Sasaran dari kegiatan magang ini adalah untuk menguji hipotesa bahwa penerapan ISO 9001, ISO 14001, serta OHSAS 18001 berhasil dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

D. MANFAAT

Kegiatan magang ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana implementasi IMS sudah terpenuhi dan kesesuaian dengan penerapan pedoman yang digunakan di perusahaan agar continual

II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

A. DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Nestlé Indonesia – Panjang

Factory (PT. NI-PF) pada tanggal 1 Februari 2007 sampai dengan 31 Mei

2007, setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 08.00-16.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan pada departemen Safety Health and Environment, dengan mengkaji tentang strategi yang digunakan dalam Integrated Management

System (IMS) serta kesesuaiannya terhadap implementasi pada seluruh

kegiatan di perusahaan.

B. PELAKSANAAN MAGANG B.1. Metodologi

B.1.1. Identifikasi Masalah

Sistem manajemen internal Nestlé yang terdiri atas NQS, NEMS dan OSHRMS akan disesuaikan dengan sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001. Masalah yang ada adalah bagaimana ketiga sistem manajemen dari ISO dan OHSAS tersebut dapat diimplementasikan secara efektif. B.1.2. Alternatif Solusi

Alternatif solusi berupa strategi yang telah disiapkan oleh manajemen perusahaan. Strategi-strategi utama (secara berurutan) berupa identifikasi bahaya dan aspek-aspek lingkungan, pelaksanaan objektif, target dan program, pelaksanaan rencana mutu, sosialisasi, dokumentasi Nestlé

Integrated Management System (NIMS), kesiapan sumber daya

manusia, dan implementasi NIMS. B.1.3. Sintesa

Strategi-strategi yang telah dibuat dan dilaksanakan kemudian diuji kinerjanya dengan audit internal dan eksternal. Audit internal dilakukan terlebih dahulu daripada audit eksternal. Pada pelaksanannya, audit internal dilakukan sebanyak dua kali,

sedangkan audit eksternal dilakukan sebanyak satu kali. Selain itu, akan dilaksanakan tinjauan manajemen sebanyak 2 kali dalam setahun.

Temuan yang didapat dari hasil audit terbagi menjadi tiga kategori, yaitu temuan mayor, minor dan improvement. Temuan mayor diperoleh apabila ada klausul dalam ISO maupun OHSAS yang tidak dipenuhi. Temuan ini sangat mempengaruhi mutu produk. Temuan minor diperoleh apabila klausul-klausul sudah terpenuhi hanya saja pelaksanaannya tidak efektif, sedangkan

improvement berupa temuan yang tidak begitu berpengaruh

terhadap mutu produk, hanya saja akan lebih baik apabila temuan ini dilakukan dengan semestinya.

Dalam pelaksanaan audit, keefektifan implementasi IMS diukur dengan tiga hal, yaitu dokumentasi, wawancara dan observasi. Persentase dokumentasi yang harus dipenuhi adalah 100%, wawancara sebanyak 75% dari target, serta 75% untuk observasi.

B.2. Berperan Aktif

Berperan aktif dengan cara bekerja sesuai dengan peraturan perusahaan pada departemen Safety Health and Environment (SHE), khususnya difokuskan pada proyek integrated management sistem, yaitu mulai dari pembuatan dokumen/penyesuaian dokumen lama menjadi format IMS, pendaftaran dokumen baru ke dalam master list, pencetakan dokumen, penggandaan dokumen, pendistribusian dokumen, hingga penarikan dokumen lama.

B.3. Observasi Lapang

Observasi lapang dilakukan dengan cara mengamati dan merekam seluruh proses produksi serta terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan untuk mendapatkan diagram alir proses secara rinci beserta aplikasi sistem manajemen mutu di PT. NI–PF. Informasi yang diperoleh

dari hasil observasi lapang berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan IMS kepada IMS champions serta mengenai proses produksi kepada karyawan dan supervisor di departemen produksi serta di departemen penunjang produksi untuk mengidentifikasi “good

practices” dan mendapatkan gambaran mengenai kesesuaian standar

yang digunakan dengan keadaan di lapangan.

B.4. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari referensi dan literatur di internet, perpustakaan, serta referensi yang dimiliki oleh perusahaan. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi, data pelengkap, dan pembanding mengenai integrated management system untuk mengetahui kesesuaian penerapan yang telah dilakukan oleh PT. NI-PF sekaligus sebagai masukan bagi perusahaan.

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. STANDAR

Standar yang didefinisikan oleh ISO adalah spesifikasi teknis atau dokumen setara yang tersedia untuk masyarakat, dihasilkan dari konsensus atau persetujuan umum yang didasarkan kepada IPTEK atau pengalaman agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat serta diakui oleh badan yang berwenang baik tingkat nasional, regional atau internasional.

Standar bersifat dinamis, meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan tuntutan konsumen. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya standar adalah adanya perbaikan produk menyesuaikan dengan standar, mencegah dan menghilangkan hambatan perdagangan, meningkatkan daerah penjualan produk dan memudahkan terjadinya kerjasama IPTEK. Oleh karena itu, pemenuhan standar lebih menjamin keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan (Muhandri dan Kadarisman, 2005).

Standar memberi kontribusi yang sangat besar kepada sebagian besar aspek hidup kita, meskipun pada kenyataannya sering sekali kontribusi tersebut tidak dapat terlihat dengan mata. Keberadaan standar akan dirasakan oleh produsen dan pengguna produk, misalnya ketika suatu produk memiliki mutu yang kurang baik, tidak memenuhi keinginan dan persyaratan, tidak cocok dengan peralatan yang dimiliki, bahkan tidak dapat dipercaya dan berbahaya (ISO, 2006).

ISO adalah pembangun standar-standar terbesar di dunia. Sampai dengan saat ini, ISO telah menghasilkan lebih dari 16000 standar internasional. Meskipun aktivitas-aktivitas prinsip ISO adalah pengembangan dari standar-standar teknis, standar-standar ISO juga penting dalam hal sosial dan ekonomi. Standar ISO tidak hanya membantu menyelesaikan masalah yang terjadi pada produksi dan distribusi tetapi juga pada seluruh masyarakat (ISO, 2006).

B. INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO) ISO adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Namun saat ini sering digunakan singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani “isos” berarti sama (equal).

ISO didirikan pada 23 Februari 1947. Standar yang ditetapkan berupa standar-standar industrial dan komersial dunia. Meski ISO adalah organisasi non pemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh dari pada kebanyakan organisasi non pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah (Anonim, 2007a).

Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk 1) meningkatkan citra perusahaan, 2) meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan, 3) meningkatkan efisiensi kegiatan, 4) memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, dan tindakan perbaikan (plan, do,

check, act), 5) meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan, 6) mengurangi resiko usaha, 7) meningkatkan daya saing, 8) meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan, 9) mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal (Anonim, 2007a).

C. ISO 9001:2000

Menurut Gasperz (2006), ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk

tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

Standar-standar ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987, di mana ISO Technical Committee menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up

to date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah

dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000 (Gaspersz, 2006). ISO versi tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut:

1. ISO 9000:2000, QMS : Fundamentals and vocabulary replacing ISO

8402 and ISO 9000-1

2. ISO 9001:2000, QMS : Requirements replacing the 1994 versions of ISO

9001, 9002, and 9003

3. ISO 9004:2000, QMS : Guidance for performance improvement

replacing ISO 9004 with most parts

4. ISO 19011, Guidance for auditing management systems replacing ISO

10011 and 14011

Menurut Newslow (2001), ISO 9001:2000 didasarkan pada delapan prinsip dasar manajemen mutu, yaitu : fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang, pendekatan proses, pendekatan sistem pada manajemen, perbaikan berkelanjutan (kontinual), pendekatan fakta pada pengambilan keputusan, dan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok. Standar didasarkan pada prinsip-prinsip tersebut, tetapi prinsip bukanlah persyaratan. Persyaratan dasar didefinisikan pada bagian 4.0 (Sistem Manajemen Mutu), 5.0 (Tanggung Jawab Manajemen), 6.0 (Manajemen Sumberdaya), 7.0 (Realisasi Produk), dan 8.0 (Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan).

Menurut Gaspersz (2006), manfaat dari penerapan ISO 9001:2000 telah diperoleh banyak perusahaan, yaitu:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik.

2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diijinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari

perusahaan tersebut telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.

3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik oleh registrar dari lembaga registrasi, sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem mutu oleh pelanggan.

4. Perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi.

5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan, sehingga operasi internal menjadi lebih baik.

6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.

7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.

Standar-standar ISO 9001:2000 cocok dengan isi dari ISO 14001 (Spesifikasi Sistem Manajemen Lingkungan). Pemenuhan kedua sistem manajemen ini dapat disempurnakan dengan sedikit atau tidak ada duplikasi atau persyaratan yang saling bertentangan (Newslow, 2001).

Gambar 1. Model proses sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000 (Gaspersz, 2006)

D. ISO 14001:2004

ISO 14000 merupakan sistem manajemen lingkungan yang keberadaannya membantu suatu organisasi dalam meminimalisasi pengaruh buruk operasi terhadap lingkungan (perubahan yang merugikan pada udara, air, dan tanah), dengan mematuhi peraturan, hukum yang berlaku, persyaratan lain yang berorientasi lingkungan, serta perbaikan yang berkelanjutan (Anonim, 2007b).

Menurut Edwards (2004), kesuksesan standar manajemen mutu BS 5750 (sebagai ISO 9001) menjadi contoh bagi sistem manajemen lainnya. Akhirnya muncullah ide untuk membuat suatu sistem manajemen lingkungan. BSI (British Standards Institution) memberikan nomor referensi BS 7750 kepada sistem manajemen lingkungan yang baru tersebut. BS 7750 pertama kali dipublikasikan pada tahun 1992 dan mengalami revisi pada tahun 1994.

Tabel 1. Topik-topik Standar Manajemen Lingkungan

Standar Topik

ISO 14001 : 1996 Environmental management systems – Specification with guidance for use

ISO 14004 : 1996 Environmental management systems – General guidelines on principles, systems, and supporting techniques

ISO 14015 : 2001 Environmental assessment of sites and organizations

ISO 14020 series Environmental labels and labelling (published in 1999 and 2000)

ISO 14031 : 2000 Environmental performance evaluation – Guidelines

DD ISO / TR 14032 : 2000 Examples of environmental performance evaluation

ISO 14040 : 1997 Environmental management – Life cycle assessment – Principles and framework

ISO 14041 : 1998 Environmental management – Life cycle assessment – Goal and scope definition and inventory analysis

ISO 14042 : 2000 Environmental management – Life cycle assessment – Impact assessment

ISO 14043 : 2000 Environmental management – Life cycle assessment – Interpretation

DD ISO / TS 14048 : 2002 Life cycle assessment – Data documentation format

PD ISO / TR 14049 : 2002 Examples of application of ISO 14041 to goal and scope definition and inventory analysis

ISO 14050 : 2002 Environmental management – Vocabulary

ISO 19011 : 2002 Guidelines for quality and/or environmental management systems auditing

Sumber : Edwards (2004)

ISO menyadari akan kebutuhan sistem manajemen lingkungan, sehingga sama seperti ISO 9001 didasari oleh BS 5750, ISO 14001 tumbuh dari BS 7750. ISO 14001 dipublikasikan pada tahun 1996. Standar sistem manajemen ini mengalami revisi yang dipublikasikan pada tahun 2004-2005 (Edwards, 2004). Materi dari sistem manajemen ini sangat luas, beberapa standar penting dapat dilihat pada Tabel 1.

ISO 14001 merupakan spesifikasi sistem manajemen lingkungan yang dapat diterima secara internasional. Sistem manajemen lingkungan ini berfokus pada dampak penting lingkungan dan kinerja lingkungan; pencegahan polusi; pemenuhan peraturan, persyaratan, dan evaluasi

pemenuhannya; serta perbaikan berkelanjutan. Standar ini dapat digunakan oleh berbagai tipe dan ukuran organisasi dan dapat disesuaikan dengan bermacam-macam kondisi letak geografis, kultur, dan sosial. Kesuksesan sistem bergantung pada komitmen dari seluruh tingkatan dan fungsi di dalam organisasi, khususnya dari manajemen puncak. Tujuan utama dari standar internasional ini adalah untuk mendukung perlindungan terhadap lingkungan dan pencegahan polusi yang seimbang dengan kebutuhan sosial-ekonomi (International Organization for Standardization, 2004).

E. OHSAS 18001:1999

OHSAS 18000 adalah suatu spesifikasi internasional sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3). OHSAS 18000 terdiri dari dua bagian, yaitu 18001 dan 18002. OHSAS 18001 adalah rangkaian pengujian K3 untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem manajemen K3 ini digunakan untuk membantu organisasi dalam mengontrol resiko-resiko kesehatan dan keselamatan kerja (OHSAS, 2007a).

OHSAS 18001 merupakan spesifikasi pengujian untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. OHSAS 18001 dikembangkan untuk membantu organisasi dalam menjalankan kewajiban mereka terhadap keselamatan dan kesehatan melalui sikap yang efisien dan efektif. OHSAS 18002 menjelaskan persyaratan-persyaratan dari spesifikasi dan menunjukkan bagaimana cara bekerja terhadap registrasi dan implementasi (OHSAS, 2007b).

OHSAS 18001 didesain agar sesuai dengan ISO 9001 dan ISO 14001. Menurut OHSAS (2007a), keuntungan dalam menggunakan OHSAS adalah : 1. Mengurangi resiko keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan

dengan aktivitas-aktivitas organisasi. 2. Pengurangan yang potensial terhadap biaya.

3. Jaminan yang sangat besar terhadap kesesuaian dengan kebijakan K3. 4. Konsistensi dan pembuktian pendekatan manajemen terhadap resiko K3.

Sistem manajemen ini berfokus pada bahaya kerja resiko tinggi, pemenuhan peraturan dan persyaratan, serta perbaikan berkelanjutan. Bahaya

adalah suatu keadaan atau tindakan yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun lingkungan. Resiko adalah suatu ukuran yang menyatakan kemungkinan dan keparahan dari suatu akibat kerugian, akibat dari bahaya yang menjadi insiden, dimana insiden adalah kejadian yang tidak diinginkan.

Dalam dokumen PENERAPAN INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM (Halaman 8-50)

Dokumen terkait