• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Anggota, Produktivitas Aset,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Pupuk,

5.1.3.3. Produktivitas Anggota, Produktivitas Aset,

Produktivitas anggota merupakan sebuah angka yang mengukur seberapa banyak output yang dapat dihasilkan oleh seorang anggota koperasi. Semakin tinggi angka tersebut semakin tinggi pula produktivitas anggota. Angka ini merupakan rasio antara volume usaha dan jumlah anggota koperasi. Koperasi-koperasi dengan anggota banyak cenderung menghasilkan volume usaha lebih besar. Sedangkan produktivitas aset merupakan angka yang mengukur produktivitas dari kekayaan aset koperasi. Aset-aset yang ditanamkan memiliki nilai dan karena itu ia harus menerima return-nya. Produktivitas aset dihitung dengan membagi antara volume usaha dan total nilai aset koperasi. Semakin tinggi volume usaha koperasi semakin tinggi pula return yang diterima aset yang ditanamkan dan berarti semakin tinggi produktivitas aset tesebut. Produktivitas usaha merupakan angka yang mengukur besarnya bagian SHU (%) dari total volume usaha yang dicapai koperasi. Jika pencapaian suatu volume usaha sanggup memberikan bagian terbesar bagi SHU berarti diperoleh produktivitas usaha yang lebih tinggi. Angka produktivitas usaha diperoleh dengan mencari prosentase besaran SHU dari volume usaha.

Produktivitas anggota (PRAN) diasumsikan ditentukan oleh volume usaha, jumlah tempat pelayanan koperasi, jumlah karyawan dan produktivitas modal total. Semakin besar volume usaha, semakin banyak tempat pelayanan koperasi dan semakin tinggi produktivitas modal total maka semakin besar pula produktivitas anggota. Sedangkan semakin banyak jumlah karyawan koperasi semakin berkurang produktivitas anggota. Produktivitas aset (PRAS) ditentukan oleh volume usaha, produktivitas anggota dan produktivitas modal total. Semakin besar volume usaha, semakin tinggi produktivitas anggota dan produktivitas modal total maka semakin tinggi pula produktivitas aset koperasi. Produktivitas usaha (PRUS) ditentukan oleh produktivitas anggota dan produktivitas kredit yang diambil koperasi. Semakin besar kedua peubah tersebut semakin besar pula produktivitas usaha. Kredit digunakan koperasi untuk mendanai berbagai kegiatan produktif koperasi. Diharapkan penggunaan kredit akan mendatangkan output yang lebih besar bagi koperasi. Jika kredit tersebut cukup produktif mendatangkan output, itu berarti ia meningkatkan produktifitas usaha.

Hasil estimasi pada Lampiran 2 menunjukkan indeks produktivitas anggota koperasi (PRAN) di Propinsi Sumatera Utara secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai volume usaha, jumlah tempat pelayanan koperasi dan indeks produktivitas modal total (VOLUME, JTPK dan PRMOTO). Tetapi ia dipengaruhi negatif oleh jumlah karyawan yang dipekerjakan pada koperasi (JKAR). Indeks produktivitas aset koperasi (PRAS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai volume usaha dan indeks produktivitas modal total (VOLUME dan PRMOTO), tetapi ia dipengaruhi negatif oleh indeks produktivitas anggota (PRAN). Sedangkan indeks produktivitas usaha (PRUS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh indeks produktivitas anggota dan indeks produktivitas kredit koperasi (PRAN dan PRKRED). Peubah VOLUME baik pada persamaan PRAN maupun pada persamaan PRAS, dan peubah JKAR pada persamaan PRAN, ketiganya bersifat elastis (1.95, 1.10 dan – 2.23). Sedangkan semua peubah lainnya bersifat inelastis.

Pada Propinsi Sumatera Barat, hasil estimasi (Lampiran 3) menunjukkan indeks produktivitas anggota koperasi (PRAN) di Propinsi Sumatera Utara secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai volume usaha koperasi (VOLUME), dan dipengaruhi negatif oleh jumlah karyawan yang dipekerjakan pada koperasi (JKAR). Indeks produktivitas aset koperasi (PRAS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai volume usaha (VOLUME), dan dipengaruhi negatif oleh indeks produktivitas anggota dan indeks produktivitas modal total (PRAN dan PRMOTO). Sedangkan indeks produktivitas usaha (PRUS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh indeks produktivitas anggota, indeks produktivitas biaya operasional koperasi dan indeks produktivitas kredit (PRAN, PRCOST dan PRKRED). Peubah VOLUME pada persamaan PRAN bersifat elastis (1.28), sedangkan semua peubah lainnya bersifat inelastis.

Hasil estimasi pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa di Propinsi Jawa Barat indeks produktivitas anggota koperasi (PRAN) secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai volume usaha koperasi (VOLUME), dan dipengaruhi negatif oleh jumlah karyawan yang dipekerjakan pada koperasi (JKAR). Indeks produktivitas aset koperasi (PRAS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh indeks produktivitas modal total (PRMOTO), dan tidak dipengaruhi oleh volume usaha maupun SHU. Sedangkan indeks produktivitas usaha (PRUS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh indeks produktivitas aset, indeks produktivitas anggota

dan indeks produktivitas kredit (PRAS, PRAN dan PRKRED). Peubah VOLUME pada persamaan PRAN bersifat elastis (1.22), sedangkan semua peubah lainnya bersifat inelastis.

Hasil estimasi pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa di Propinsi Jawa Timur indeks produktivitas anggota koperasi (PRAN) secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai volume usaha koperasi dan jumlah tempat pelayanan koperasi (VOLUME dan JTPK), dan dipengaruhi negatif oleh jumlah karyawan yang dipekerjakan pada koperasi (JKAR). Indeks produktivitas aset koperasi (PRAS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh volume usaha dan indeks produktivitas modal total (VOLUME dan PRMOTO). Sedangkan indeks produktivitas usaha (PRUS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh indeks produktivitas anggota dan indeks produktivitas kredit (PRAN dan PRKRED). Peubah VOLUME pada persamaan PRAN bersifat elastis (1.19), sedangkan semua peubah lainnya bersifat inelastis.

Hasil estimasi pada Lampiran 6 dan 7 menunjukkan bahwa di Propinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat indeks produktivitas anggota koperasi (PRAN) secara signifikan dipengaruhi positif oleh nilai SHU dan indeks produktivitas modal total (SHU dan PRMOTO). Indeks produktivitas aset koperasi (PRAS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh volume usaha dan indeks produktivitas anggota (VOLUME dan PRAN). Sedangkan indeks produktivitas usaha (PRUS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh volume usaha, indeks produktivitas anggota dan indeks produktivitas biaya operasional (VOLUME, PRAN dan PRCOST). Pada Propinsi Bali, semua peubah dalam ketiga persamaan bersifat inelastis. Sedangkan pada NTB, peubah SHU pada persamaan PRAN bersifat elastis (1.14), dan semua peubah lainnya bersifat inelastis.

Pada Propinsi Jawa Tengah, hasil estimasi pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa indeks produktivitas anggota koperasi (PRAN) secara signifikan dipengaruhi positif oleh besaran volume usaha koperasi (VOLUME), dan tidak dipengaruhi oleh jumlah tempat pelayanan koperasi. Indeks produktivitas aset koperasi (PRAS) secara signifikan hanya dipengaruhi positif oleh indeks produktivitas modal total koperasi (PRMOTO), dan tidak dipengaruhi oleh volume usaha dan indeks produktivitas anggota. Sedangkan indeks produktivitas usaha (PRUS) secara signifikan dipengaruhi positif oleh volume usaha, indeks produktivitas anggota dan indeks produktivitas biaya operasional (VOLUME,

PRAN dan PRCOST). Peubah VOLUME pada persamaan produktivitas anggota bersifat elastis (1.05), sedangkan semua peubah lainnya bersifat inelastis.

Hasil-hasil estimasi menunjukkan, pada Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah indeks produktivitas anggota koperasi makin meningkat searah kenaikan nilai volume usaha. Sedangkan pada Propinsi Bali dan NTB, indeks produktivitas anggota koperasi makin meningkat searah kenaikan besaran nilai SHU. Ini berarti pada semua propinsi terdapat kecenderungan kenaikan produktivitas anggota koperasi. Adalah suatu kemajuan yang menggembirakan jika dari waktu ke waktu produktivitas anggota-anggota koperasi makin meningkat, dan kenaikan produktivitas tersebut terwujud melalui kenaikan dalam volume usaha dan SHU.

Tetapi berdasarkan hasil estimasi kontribusi volume usaha dan SHU terhadap kenaikan produktivitas anggota relatif sangat kecil. Yakni dengan kenaikan volume usaha dan SHU masing-masing sebesar 10 % hanya mampu mendorong kenaikan produktivitas anggota koperasi pada masing-masing Propinsi Sumatera Utara 0.10 %, Sumatera Barat 0.09 %, Jawa Barat 0.10 %, Jawa Timur 0.001 %, Bali 0.36 %, NTB 0.84 % dan Jawa Tengah 0.002 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kenaikan produktivitas anggota koperasi pada seluruh propinsi masing-masing sangat kecil. Meskipun kontribusinya kecil, peubah SHU pada NTB dan peubah volume usaha memiliki respon yang kuat terhadap kenaikan produktivitas anggota. Karena itu dari waktu ke waktu produktivitas anggota berpotensi untuk meningkat jika volume usaha dan SHU terus ditingkatkan.

Pada Propinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur indeks produktivitas anggota koperasi juga makin meningkat searah kenaikan jumlah tempat pelayanan koperasi. Semakin banyak tempat pelayanan koperasi, semakin mendorong kenaikan produktivitas para anggotanya. Sementara pada Propinsi Bali dan NTB, indeks produktivitas anggota koperasi juga makin meningkat searah kenaikan indeks produktivitas modal total. Sesuai hasil-hasil estimasi, kedua peubah jumlah tempat pelayanan koperasi dan indeks produktivitas modal total tidak memiliki respon kuat terhadap kenaikan produktivitas anggota.

Untuk indeks produktivitas aset, hasil-hasil estimasi menunjukkan pada Propinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur indeks produktivitas aset koperasi makin meningkat searah kenaikan nilai volume usaha dan kenaikan indeks produktivitas modal total. Peubah volume usaha dan modal total adalah peubah-peubah utama dalam sebuah koperasi. Karena itu kenaikan keduanya tentu mendorong kenaikan produktivitas aset. Tetapi pada Propinsi Sumatera Barat, produktivitas aset hanya dipengaruhi positif oleh volume usaha dan sebaliknya dipengaruhi negatif oleh produktivitas modal total. Hal ini menunjukkan adanya kondisi tidak normal di dalam operasional koperasi. Kondisi tidak normal juga terjadi pada Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dimana produktivitas aset hanya dipengaruhi positif oleh produktivitas modal total tetapi tidak dipengaruhi oleh volume usaha dan nilai SHU. Khusus pada Propinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, produktivitas aset makin menurun ketika produktivitas anggota makin meningkat. Kondisi tidak normal menunjukkan adanya kelemahan pada produktivitas anggota yang belum memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan produktivitas aset.

Untuk produktivitas usaha, hasil-hasil estimasi menunjukkan pada Propinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur indeks produktivitas usaha koperasi makin meningkat searah kenaikan indeks produktivitas anggota dan kenaikan indeks produktivitas kredit koperasi. Meskipun kenaikan keduanya akan meningkatkan indeks produktivitas usaha koperasi, akan tetapi hasil-hasil estimasi menunjukkan bahwa kontribusi keduanya sangatlah kecil.

Para Propinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Bali, NTB dan Jawa Tengah ada penambahan peubah yang mempengaruhi indeks produktivitas usaha koperasi. Di Sumatera Barat, Bali, NTB dan Jawa Tengah terdapat peubah produktivitas biaya operasional dan di Jawa Barat ada peubah produktivitas aset. Kenaikan pada semua peubah-peubah ini akan mendorong kenaikan produktivitas usaha koperasi. Tetapi sesuai hasil estimasi, kontribusi dari peubah-peubah tersebut relatif masih sangat kecil.

Dokumen terkait