PROFIL DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS JASA EKOSISTEM
3. Indeks Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem Pengaturan Menurut Ekoregion dan Provins
4.5 Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Jasa Ekosistem Penting dan Jasa Dominan
Jasa ekosistem penting dapat digunakan untuk mengetahui potensi daya dukung dan daya tampung pada suatu wilayah. Nilai ekosistem penting dapat diketahui melalui rata-rata koefisien daya dukung atau daya tampung. Tingkat kepentingan daya dukung pada jasa ekosistem diperoleh melalui rata-rata seluruh jasa ekosistem yang dikategorikan sebagai daya dukung. Jasa ekosistem yang dikategorikan sebagai daya dukung adalah seluruh jasa penyediaan, jasa budaya, dan jasa pendukung. Distribusi daya dukung dan daya tampung jasa ekosistem penting pada masing-masing provinsi di Pulau Sumatera dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.50 Distribusi Daya Dukung Dan Daya Tampung Jasa Ekosistem Penting
Provinsi PENTING I (PRIORITAS I) PENTING II (PRIORITAS II) PENTING III (PRIORITAS III) Ha % Ha % Ha % ACEH 3.760.113,77 66,13 1.739.074,34 30,59 186.403,02 3,28 BENGKULU 1.166.671,96 58,75 757.826,88 38,16 61.176,94 3,08 JAMBI 1.938.091,69 39,42 2.850.321,35 57,97 128.209,07 2,61 KEP. BANGKA BELITUNG 175.279,30 10,57 735.122,57 44,34 747.684,17 45,09 KEP. RIAU 250.547,50 32,53 368.448,32 47,84 151.203,44 19,63 LAMPUNG 1.899.585,55 56,34 1.387.313,99 41,15 84.714,61 2,51 RIAU 3.954.512,48 44,27 4.680.200,20 52,39 298.591,05 3,34 SUMATERA BARAT 2.547.257,44 60,45 1.581.121,33 37,52 85.564,50 2,03 SUMATERA SELATAN 3.862.504,59 44,59 4.456.680,47 51,45 342.480,51 3,95 SUMATERA UTARA 3.292.617,53 45,54 3.761.033,48 52,02 176.823,63 2,45 Kategori Penting I atau Prioritas I dapat diartikan bahwa wilayah tersebut memiliki potensi daya dukung wilayah yang sangat besar untuk jasa penyediaan, budaya, pendukung dan pengaturan. Selain itu, pada wilayah dengan kategori ini mendapat prioritas pertama dalam pemanfaatan dan pengembangan kewilayahan dalam sektor-sektor yang berkaitan dengan jasa penyediaan, budaya, pendukung dan pengaturan. Berdasarkan pada tabel 4.50 provinsi yang memiliki wilayah kategori I atau Prioritas petama paling besar adalah Provinsi Aceh yang memiliki luasan wilayah kategori I sebesar 3.760.113,77 hektar atau sekitar 66.13% dari keseluruhan wilayah
IV-89
Aceh. Sedangkan Provinsi kedua yang wilayahnya didominasi oleh kategori 1 adalah Provinsi Sumatera Barat dengan luasan mencapai 2.547.257,44 hektar atau sekitar 60,45%. Dengan demikian untuk wilayah yang mendapatkan prioritas dalam pemanfaatan dan pengembangan kewilayahan terkait dengan jasa penyediaan, budaya, pendukung dan pengaturan adalah Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Barat.
Besarnya nilai indeks jasa ekosistem penting Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Barat juga terkait dengan keberadaan kawasan lindung dan strategis lingkungan pada kedua wilayah tersebut. Kedua kawasan ini memiliki fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup dan memiliki pengaruh penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga kelestariannya dijaga. Rendahnya intervensi kegiatan manusia di kawasan tersebut membuat kawasan hutan masih terjaga dengan baik.Hutan merupakan salah satu elemen utama dalam mendukung penyediaan jasa ekosistem, baik jasa ekosistem penyediaan, budaya, pengaturan maupun pendukung. Keberadaan kawsan lindung dan strategis di kedua provinsi tersebut juga mengindikasikan pentingnya memberikan prioritas pengembangan pada kedua provinsi tersebut.
Selanjutnya untuk wilayah yang memiliki kategori Penting II yang paling luas adalah Provinsi Riau dengan luasan 4.680.200,20 hektar atau presentase sebesar 52,39% dari keseluruhan wilayah Provinsi Riau. Wilayah kategori penting II merupakan wilayah prioritas kedua dalam pemanfaatan dan pengembangan kewilayahan terkait dengan jasa penyediaan, budaya, pendukung, dan pengaturan. Sedangkan wilayah yang memiliki kategori Penting III terbesar adalah Provinsi Kep. Bangka Belitung dengan luasan sebesar 747,684.17 hektar atau sekitar 45,09%. Wilayah kategori III merupakan wilayah prioritas ketiga dalam dalam pemanfaatan dan pengembangan kewilayahan terkait dengan jasa penyediaan, budaya, pendukung, dan pengaturan. Bila dilihat secara spasial wilayah-wilayah kategori I yang merupakan wilayah prioritas relatif tersebar baik di bagian utara, tengah, maupun selatan Pulau Sumatera. Provinsi Aceh dan Sumatera Barat menjadi propinsi yang sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah kategori I atau wilayah prioritas karena memiliki daya dukung wilayah paling besar dalam penyediaan jasa ekosistem baik penyediaan, budaya, pengaturan, maupun pendukung.
IV-90
V-1 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Jasa Ekosistem ditentukan oleh dua komponen penting yang mempengaruhinya, yakni
ekoregion dan tutupan lahan. Ekoregion yang paling mendominasi di Pulau Sumatera adalah Ekoregion Dataran Aluvial. Ekoregion Dataran Aluvial memiliki luasan sebesar 8.302.423,63 hektar atau sekitar 17,47% dari keseluruhan luas Pulau Sumatera. Ekoregion Dataran Aluvial sebagian besar terletak pada Provinsi Sumatera Selatan dengan luasan ekoregion sebesar 2.129.659,89 hektar serta Provinsi Riau dengan luasan mencapai 2.057.454,99 hektar. Tutupan lahan di Pulau sumatera yang paling mendominasi berupa tanaman semusim lahan kering yang memiliki luasan 10.395.593,78 hektar atau sekitar 21,92% dari keseluruhan tutupan lahan yang terdapat di Pulau Sumatera. Tutupan lahan jenis ini tersebar diseluruh Provinsi yang ada di Sumatera dan pesebaran paling banyak berada di Provinsi Sumatera Utara.
2. Nilai indeks tertinggi untuk jasa ekosistem penyediaan berada pada Ekoregion Pegunungan Struktural Lipatan dengan nilai indeks sebesar 1,47. Sedangkan Provinsi dengan nilai indeks jasa ekosistem penyediaan tertinggi adalah Provinsi Aceh. Untuk Nilai indeks tertinggi untuk jasa ekosistem budaya terletak pada Ekoregion Pegunungan Struktural Lipatan dengan nilai indeks 1,26. Sedangkan Provinsi dengan nilai indeks jasa ekosistem budaya tertinggi adalah Provinsi Aceh dan Nilai indeks tertinggi untuk jasa ekosistem pengaturan terletak pada Ekoregion Pegunungan Struktural Lipatan dengan nilai indeks 1,77. Sedangkan Provinsi dengan nilai indeks jasa ekosistem pengaturan tertinggi adalah Provinsi Aceh serta Nilai Indeks tertinggi untuk jasa ekosistem pendukung terletak pada Ekoregion Pegunungan Struktural Lipatan dengan nilai indeks 2,09. Sedangkan Provinsi dengan nilai indeks jasa ekosistem pengaturan tertinggi adalah Provinsi Aceh.
3. Wilayah yang mendapatkan prioritas pertama dalam pemanfaatan dan pengembangan kewilayahan terkait dengan jasa penyediaan, budaya, pendukung dan pengaturan adalah Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Barat.Morfologi kedua wilayah ini yang didominasi oleh pegunungan dan perbukitan membuat Provinsi Aceh dan Sumatera Barat memiliki
V-2
luasan kawasan hutan yang besar. Hutan merupakan salah satu elemen utama dalam mendukung penyediaan jasa ekosistem, baik penyediaan, budaya, pengaturan maupun pendukung. Selain itu, sebagian besar hutan yang terdapat pada kedua wilayah tersebut merupakan kawasan lindung nasional, sehingga kondisi hutan masih terjaga kelestariannya dan belum terintervensi oleh kegiatan manusia.
5.2Saran
1. Ekoregion di Pulau Sumatera didominasi oleh Ekoregion Dataran Aluvial. Secara umum, pesebaran ekoregion ini mengikuti daerah aliran sungai baik yang terletak di bagian barat maupun bagian timur Pulau Sumatera. Ekoregion ini merupakan wilayah yang memiliki kondisi tanah yang cukup subur. Hal ini membuat penggunaan lahan yang cocok pada wilayah ini adalah dalam untuk pertanian. Ekoregion dataran aluvial memiliki peranan yang besar dalam mendukung jasa penyediaan, khususnya penyedian pangan.
2. Terkait dengan pemanfaatan dan pengembangan kewilayahan dalam sektor-sektor yang berkaitan dengan jasa penyediaan, budaya, pendukung dan pengaturan,terdapat wilayah- wilayah yang penting untuk dijadikan prioritas dalam pengembangan. Wilayah ini adalah Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Barat. Kedua wilayah tersebut merupakan wilayah dengan jasa ekosistem penting tertinggi.
3. Salah satu komponen yang paling berpengaruh pada jasa ekosistem adalah tutupan lahan, terutama tutupan lahan yang berupa hutan dan vegetasi lain. Wilayah-wilayah yang memiliki kondisi hutan yang masih baik umumnya memiliki nilai jasa ekositem yang baik di beberapa jenis jasa ekosistem. Oleh karena itu, keberadaan hutan harus terus dijaga dengan sebaik- baiknya agar tetap lestari dan alami.
L-1 LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comaprison Pengaruh Tutupan Lahan terhadap Jasa Ekosistem Penyediaan
Tutupan Lahan Pangan Air Bersih Serat Energi SD. Genetik Bangunan Bukan Permukiman (Industri,
perdagangan, infrastruktur jalan, bandar udara dan lahan terbangun non
permukiman) 0,16 0,17 0,19 0,35 0,14
Bangunan Permukiman/Campuran 0,24 0,24 0,19 0,33 0,19
Danau/Telaga 1,15 2,38 0,48 1,50 1,33
Hutan Lahan Rendah 1,07 1,78 1,89 1,44 2,59 Hutan Lahan Tinggi 0,98 1,81 1,89 1,18 2,52
Hutan Mangrove 1,11 1,01 1,68 0,93 2,28
Hutan Rawa/Gambut 0,89 0,80 1,53 1,00 1,82
Hutan Tanaman 0,54 0,91 2,67 1,03 0,85
Kebun dan Tanaman Campuran (Tahunan
dan semusim) 0,94 0,71 1,84 1,15 1,00
Kolam air asin/payau 0,90 0,40 0,48 0,36 0,79 Lahan Terbuka (hamparan pasir, lava) 0,32 0,22 0,35 0,45 0,28 Lahan Terbuka Diusahakan 0,57 0,31 0,69 0,49 0,30
Perkebunan 0,93 0,55 1,59 1,12 0,64
Pertambangan 0,21 0,19 0,34 1,37 0,20
Rawa Pesisir 0,71 0,73 0,84 1,04 0,78
Rawa Pedalaman 0,60 1,01 0,88 1,04 0,86
Savana/Padang rumput 0,56 0,47 0,47 0,57 0,58 Herbal dan Rumput 0,50 0,47 0,59 0,36 0,65 Semak dan belukar 0,62 0,52 0,78 0,61 0,68
Sungai 1,16 2,68 0,36 2,59 1,13
Tanaman Semusim Lahan Basah (Sawah) 3,25 1,22 1,14 0,80 0,78 Tanaman Semusim Lahan Kering
(Tegalan/Ladang) 1,89 0,52 1,17 0,50 0,67 Waduk dan Danau Buatan 1,75 2,75 0,51 2,34 1,30
L-2 Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comaprison Pengaruh Tutupan Lahan terhadap Jasa
Ekosistem Pengaturan
Tutupan Lahan Iklim
Tata Air dan banjir Bencana Pemurnian Air Limbah Kualitas Udara Penyerbukan Alami Hama dan Penyakit Bangunan Bukan Permukiman (Industri, perdagangan, infrastruktur jalan, bandar udara dan lahan terbangun non
permukiman) 0,23 0,15 0,40 0,15 0,18 0,16 0,16 0,19 Bangunan
Permukiman/Campuran 0,21 0,17 0,43 0,16 0,26 0,17 0,20 0,31 Danau/Telaga 0,92 1,56 1,11 1,95 1,97 0,69 0,42 0,70 Hutan Lahan Rendah 2,54 2,00 2,24 1,97 0,90 2,70 2,47 2,34 Hutan Lahan Tinggi 2,72 2,11 1,97 1,83 0,73 2,70 2,59 2,28 Hutan Mangrove 2,08 1,58 2,64 1,81 2,23 2,45 2,02 2,24 Hutan Rawa/Gambut 2,24 1,87 2,03 1,72 1,80 2,25 1,80 2,13 Hutan Tanaman 1,34 0,96 1,09 0,88 0,61 1,30 1,24 1,29 Kebun dan Tanaman
Campuran (Tahunan
dan semusim) 1,09 0,65 0,92 0,63 0,60 1,06 1,37 1,08 Kolam air asin/payau 0,56 0,79 0,68 0,86 1,00 0,37 0,38 0,43 Lahan Terbuka
(hamparan pasir, lava) 0,31 0,35 0,34 0,26 0,38 0,25 0,33 0,36 Lahan Terbuka Diusahakan 0,36 0,37 0,34 0,32 0,39 0,33 0,42 0,45 Perkebunan 0,89 0,59 0,61 0,50 0,52 0,92 1,21 1,06 Pertambangan 0,21 0,18 0,20 0,18 0,21 0,17 0,17 0,21 Rawa Pesisir 0,96 1,01 0,79 0,90 1,70 0,73 0,87 1,09 Rawa Pedalaman 1,05 1,20 0,86 1,00 1,69 0,95 1,04 1,24 Savana/Padang rumput 0,65 0,52 0,45 0,49 0,55 0,67 0,89 0,85 Herbal dan Rumput 0,65 0,47 0,62 0,52 0,49 0,57 1,04 0,83 Semak dan belukar 0,77 0,63 0,85 0,59 0,62 0,71 1,21 0,83 Sungai 0,50 2,04 1,24 2,43 2,29 0,83 0,37 0,48 Tanaman Semusim
Lahan Basah (Sawah) 0,76 0,81 0,69 0,70 0,99 0,92 1,17 0,99 Tanaman Semusim
Lahan Kering
(Tegalan/Ladang) 0,63 0,60 0,58 0,58 0,65 0,83 1,08 0,84 Waduk dan Danau
Buatan 0,80 0,75 1,32 1,68 1,61 0,72 0,33 0,42 Tambak/Empang 0,55 1,67 0,61 0,88 0,61 0,56 0,25 0,37
L-3 Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comaprison Pengaruh Tutupan Lahan terhadap Jasa
Ekosistem Budaya
Tutupan Lahan T Tinggal Rekreasi dan
Ecotourism Estetika Bangunan Bukan Permukiman (Industri,
perdagangan, infrastruktur jalan, bandar udara dan lahan terbangun non permukiman)
0,96 0,71 0,64
Bangunan Permukiman/Campuran 3,21 0,56 0,59
Danau/Telaga 0,97 2,08 1,91
Hutan Lahan Rendah 1,11 1,47 1,64
Hutan Lahan Tinggi 0,81 1,60 1,93
Hutan Mangrove 0,75 1,94 1,88
Hutan Rawa/Gambut 0,82 1,14 1,02
Hutan Tanaman 0,87 0,69 0,79
Kebun dan Tanaman Campuran (Tahunan dan
semusim) 0,92 0,69 0,86
Kolam air asin/payau 0,31 0,77 0,48
Lahan Terbuka (hamparan pasir, lava) 0,58 0,66 0,65
Lahan Terbuka Diusahakan 0,79 0,34 0,53
Perkebunan 0,99 0,55 0,51
Pertambangan 0,42 0,36 0,20
Rawa Pesisir 0,58 0,72 0,64
Rawa Pedalaman 0,80 0,81 0,55
Savana/Padang rumput 1,01 0,75 0,95
Herbal dan Rumput 0,90 0,78 0,71
Semak dan belukar 0,75 0,34 0,51
Sungai 1,20 1,85 1,97
Tanaman Semusim Lahan Basah (Sawah) 1,23 1,15 0,99 Tanaman Semusim Lahan Kering
(Tegalan/Ladang) 1,35 0,59 0,58
Waduk dan Danau Buatan 0,99 1,82 1,93
L-4 Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comaprison Pengaruh Tutupan Lahan terhadap Jasa
Ekosistem Pendukung
Tutupan Lahan Tanah Siklus Hara Produksi
Primer Biodiversitas Bangunan Bukan Permukiman
(Industri, perdagangan,
infrastruktur jalan, bandar udara dan lahan terbangun non
permukiman) 0,19 0,15 0,14 0,15
Bangunan Permukiman/Campuran 0,23 0,18 0,16 0,18
Danau/Telaga 0,41 1,38 1,25 1,56
Hutan Lahan Rendah 2,22 2,01 2,58 2,79 Hutan Lahan Tinggi 2,70 2,36 2,58 2,69
Hutan Mangrove 1,50 2,37 2,27 2,10
Hutan Rawa/Gambut 1,70 1,41 1,66 1,82
Hutan Tanaman 1,25 0,94 1,30 0,90
Kebun dan Tanaman Campuran
(Tahunan dan semusim) 1,24 0,74 0,97 0,76 Kolam air asin/payau 0,37 0,65 0,59 0,67 Lahan Terbuka (hamparan pasir,
lava) 0,35 0,30 0,23 0,23
Lahan Terbuka Diusahakan 0,56 0,41 0,27 0,28
Perkebunan 1,38 0,62 0,65 0,45
Pertambangan 0,21 0,17 0,21 0,18
Rawa Pesisir 0,55 0,76 0,68 0,81
Rawa Pedalaman 1,07 1,12 0,85 1,21
Savana/Padang rumput 1,00 0,66 0,73 0,74
Herbal dan Rumput 0,96 0,50 0,64 0,60
Semak dan belukar 1,14 0,74 0,66 0,64
Sungai 0,85 1,71 1,13 1,45
Tanaman Semusim Lahan Basah
(Sawah) 1,31 0,98 0,77 0,67
Tanaman Semusim Lahan Kering
(Tegalan/Ladang) 0,89 0,74 0,67 0,52
Waduk dan Danau Buatan 0,56 1,41 1,25 1,08
L-5 Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comparison Pengaruh Ekoregion terhadap Jasa
Ekosistem Penyediaan
EKOREGION Pangan Air Bersih Serat Energi SD. Genetik
Kerucut dan Lereng Gunungapi 0,94 0,31 1,52 0,48 0,91
Kaki Gunungapi 1,48 1,31 1,11 1,86 1,57
Dataran Kaki Gunungapi 2,72 2,80 1,46 2,73 1,99
Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan patahan
(Terban) 1,57 1,55 0,90 1,32 1,29
Lembah antar perbukitan/ Pegunungan Lipatan
(Intermountain Basin) 1,25 1,22 1,47 0,91 1,07
Perbukitan Patahan 0,46 0,67 1,08 1,10 1,18
Perbukitan Lipatan 0,50 0,55 1,19 0,63 1,18
Pegunungan Patahan 0,48 0,52 1,19 1,78 1,44
Pegunungan Lipatan 0,51 0,53 1,21 1,09 1,44
Dataran Fluvio Gunungapi 3,77 3,60 1,07 3,08 1,95
Dataran Aluvial 3,18 3,23 1,07 2,49 1,83
Dataran Fluviomarin 2,35 2,33 1,10 1,47 1,70
Lembah antar Perbukitan / Pegunungan Solusional 1,10 1,42 0,58 0,94 0,83
Perbukitan Solusional 0,43 0,37 0,59 0,65 0,63
Pegunungan Solusional Karts 0,37 0,33 0,65 0,63 0,76
Lembah antar Perbukitan /Pegunungan
Denudasional 1,10 1,04 0,78 0,83 0,90
Lerengkaki Perbukitan/ Pegunungan Denudasional 0,98 1,00 1,06 0,99 0,97
Perbukitan Denudasional 0,43 0,49 0,54 0,77 0,97 Pegunungan Denudasional 0,41 0,50 0,54 0,65 0,98 Gumuk Pasir 0,25 0,32 2,30 0,19 0,23 Pantai (Shore) 0,57 0,27 2,46 0,72 0,61 Pesisir (Coast) 0,89 0,49 1,66 0,50 1,08 Pegunungan Glasial 0,24 1,14 0,48 0,18 0,48
Lahan Gambut (Peat Land) 0,70 0,40 0,51 0,72 0,82
Rataan Terumbu (Reef flat) 0,39 0,28 0,38 0,52 0,64
L-6 Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comparison Pengaruh Ekoregion terhadap Jasa
Ekosistem Pengaturan
EKOREGION Iklim Tata Air
dan banjir Bencana
Pemurnian Air Limbah Kualitas Udara Penyerbukan Alami Hama dan Penyakit
Kerucut dan Lereng Gunungapi 2,18 2,06 1,83 0,70 0,67 1,91 1,10 0,47
Kaki Gunungapi 1,30 1,85 1,65 2,21 1,74 1,90 2,44 1,33
Dataran Kaki Gunungapi 1,10 2,19 1,32 2,15 2,49 1,51 1,70 2,15
Lembah antar Perbukitan/
Pegunungan patahan (Terban) 0,60 0,82 1,06 1,14 1,32 0,89 1,12 1,61
Lembah antar perbukitan/ Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 0,54 0,74 0,96 1,07 1,05 0,89 1,12 1,44 Perbukitan Patahan 0,99 0,88 0,49 1,55 1,00 1,26 0,84 0,76 Perbukitan Lipatan 0,89 0,88 0,58 1,29 0,81 1,26 0,84 0,76 Pegunungan Patahan 2,02 0,78 0,55 1,33 0,84 1,95 1,35 0,59 Pegunungan Lipatan 1,79 0,78 0,65 1,20 0,68 1,95 1,35 0,59
Dataran Fluvio Gunungapi 1,11 2,16 1,59 1,57 2,47 1,07 2,44 2,12
Dataran Aluvial 1,11 2,00 1,91 1,18 2,39 0,97 1,87 2,70
Dataran Fluviomarin 0,89 1,32 1,14 0,75 1,84 1,05 1,41 2,15
Lembah antar Perbukitan /
Pegunungan Solusional 0,76 1,07 1,29 0,62 1,11 0,94 0,83 1,61
Perbukitan Solusional 1,00 0,81 1,85 0,57 0,55 0,79 0,58 0,59
Pegunungan Solusional Karts 1,64 0,65 1,83 0,55 0,43 0,91 0,77 0,47
Lembah antar Perbukitan
/Pegunungan Denudasional 0,61 0,98 0,82 0,91 0,87 0,53 0,78 1,15 Lerengkaki Perbukitan/ Pegunungan Denudasional 0,55 0,71 0,72 0,83 0,94 0,51 0,84 1,00 Perbukitan Denudasional 0,99 0,62 0,54 0,66 0,69 0,56 0,80 0,66 Pegunungan Denudasional 1,64 0,62 0,69 0,63 0,58 0,62 1,09 0,52 Gumuk Pasir 0,47 0,41 1,14 1,12 0,82 0,27 0,28 0,44 Pantai (Shore) 0,91 0,66 0,76 0,48 0,69 1,42 0,83 0,89 Pesisir (Coast) 1,27 1,04 1,10 1,05 1,58 1,42 1,14 1,30 Pegunungan Glasial 1,61 1,99 1,54 2,47 0,45 1,43 0,48 0,70
Lahan Gambut (Peat Land) 1,10 1,08 1,11 0,41 0,60 1,10 0,90 1,31
Rataan Terumbu (Reef flat) 0,76 0,41 0,70 0,47 0,60 0,71 0,34 0,75
L-7 Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comparison Pengaruh Ekoregion terhadap Jasa
Ekosistem Budaya
EKOREGION T Tinggal Rekreasi dan
Ecotourism Estetika Kerucut dan Lereng Gunungapi 0,20 2,77 2,90
Kaki Gunungapi 1,14 1,25 1,63
Dataran Kaki Gunungapi 3,23 0,71 1,00
Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan patahan
(Terban) 1,74 0,74 0,98
Lembah antar perbukitan/ Pegunungan Lipatan
(Intermountain Basin) 1,85 0,68 0,81
Perbukitan Patahan 0,45 1,22 1,02
Perbukitan Lipatan 0,68 0,53 0,68
Pegunungan Patahan 0,39 1,90 1,49
Pegunungan Lipatan 0,50 0,53 0,83
Dataran Fluvio Gunungapi 3,60 0,79 0,79
Dataran Aluvial 3,36 0,80 0,79
Dataran Fluviomarin 1,89 0,86 0,80
Lembah antar Perbukitan / Pegunungan
Solusional 1,41 1,20 0,90
Perbukitan Solusional 0,67 1,45 1,00
Pegunungan Solusional Karts 0,40 1,47 1,05 Lembah antar Perbukitan /Pegunungan
Denudasional 1,10 0,42 0,57
Lerengkaki Perbukitan/ Pegunungan
Denudasional 0,75 0,32 0,48 Perbukitan Denudasional 0,50 0,27 0,33 Pegunungan Denudasional 0,36 0,28 0,32 Gumuk Pasir 0,24 1,22 1,48 Pantai (Shore) 0,31 2,60 2,13 Pesisir (Coast) 1,01 1,77 1,76 Pegunungan Glasial 0,21 2,21 2,26
Lahan Gambut (Peat Land) 0,58 0,31 0,34 Rataan Terumbu (Reef flat) 0,41 0,77 0,62
L-8 Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Pairwise Comparison Pengaruh Ekoregion terhadap Jasa
Ekosistem Pendukung
EKOREGION Tanah Siklus Hara Produksi
Primer Biodiversitas Kerucut dan Lereng Gunungapi 0,67 0,50 1,05 2,01
Kaki Gunungapi 1,42 1,75 1,81 2,21
Dataran Kaki Gunungapi 2,77 3,07 1,85 1,36 Lembah antar Perbukitan/
Pegunungan patahan (Terban) 1,42 1,60 1,11 1,16 Lembah antar perbukitan/
Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 1,42 1,60 1,11 1,16 Perbukitan Patahan 0,77 0,76 1,03 0,94 Perbukitan Lipatan 0,77 0,83 1,03 1,03 Pegunungan Patahan 0,72 0,68 1,05 0,95 Pegunungan Lipatan 0,72 0,73 1,16 1,05 Dataran Fluvio Gunungapi 2,65 2,92 2,84 1,98
Dataran Aluvial 2,54 2,54 2,66 1,38
Dataran Fluviomarin 2,20 2,26 2,10 1,49 Lembah antar Perbukitan /
Pegunungan Solusional 1,14 1,08 0,89 0,95 Perbukitan Solusional 0,43 0,42 0,54 0,72 Pegunungan Solusional Karts 0,40 0,35 0,51 0,75 Lembah antar Perbukitan
/Pegunungan Denudasional 1,47 1,04 0,69 0,79 Lerengkaki Perbukitan/ Pegunungan Denudasional 0,91 0,92 0,70 0,79 Perbukitan Denudasional 0,65 0,57 0,64 0,92 Pegunungan Denudasional 0,55 0,44 0,60 0,94 Gumuk Pasir 0,41 0,33 0,22 0,25 Pantai (Shore) 0,51 0,41 0,54 0,91 Pesisir (Coast) 1,16 0,96 1,36 1,79 Pegunungan Glasial 0,33 0,25 0,50 0,50 Lahan Gambut (Peat Land) 0,96 1,06 1,21 0,65 Rataan Terumbu (Reef flat) 0,30 0,39 0,64 0,57
L-9 Lampiran 9. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan
L-10 Kode Ekoregion untuk matriks hasil KJE
kode Ekoregion/Bentuk lahan 1 Kerucut dan Lereng Gunungapi 2 Kaki Gunungapi
3 Dataran Kaki Gunungapi
4 Lembah antar Perbukitan/ Pegunungan patahan (Terban)
5 Lembah antar perbukitan/ Pegunungan Lipatan (Intermountain Basin) 6 Perbukitan Patahan
7 Perbukitan Lipatan 8 Pegunungan Patahan 9 Pegunungan Lipatan 10 Dataran Fluvio Gunungapi 11 Dataran Aluvial
12 Dataran Fluviomarin
13 Lembah antar Perbukitan / Pegunungan Solusional 14 Perbukitan Solusional
15 Pegunungan Solusional Karts
16 Lembah antar Perbukitan /Pegunungan Denudasional 17 Lerengkaki Perbukitan/ Pegunungan Denudasional 18 Perbukitan Denudasional 19 Pegunungan Denudasional 20 Gumuk Pasir 21 Pantai (Shore) 22 Pesisir (Coast) 23 Pegunungan Glasial 24 Lahan Gambut (Peat Land) 25 Rataan Terumbu (Reef flat) 26 Dataran Reklamasi
L-11 Kode Tutupan Lahan untuk matriks hasil KJE
Kode Tutupan Lahan
A Bangunan Bukan Permukiman (Industri, perdagangan, infrastruktur jalan, bandar udara dan lahan terbangun non
permukiman)
B Bangunan Permukiman/Campuran
C Danau/Telaga
D Hutan Lahan Rendah
E Hutan Lahan Tinggi
F Hutan Mangrove
G Hutan Rawa/Gambut
H Hutan Tanaman
I
Kebun dan Tanaman Campuran (Tahunan dan semusim)
J Kolam air asin/payau
K Lahan Terbuka (hamparan pasir, lava)
L Lahan Terbuka Diusahakan
M Perkebunan
N Pertambangan
O Rawa Pesisir
P Rawa Pedalaman
Q Savana/Padang rumput
R Herbal dan Rumput
S Semak dan belukar
T Sungai
U Tanaman Semusim Lahan Basah (Sawah)
V Tanaman Semusim Lahan Kering (Tegalan/Ladang)
W Waduk dan Danau Buatan
L-12 Lampiran 10. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih
L-13 Lampiran 11. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Penyediaan Serat
L-14 Lampiran 12. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Penyediaan Bahan Bakar, Kayu, dan Fosil
L-15 Lampiran 13. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Penyediaan Sumberdaya Genetik
L-16 Lampiran 14. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
L-17 Lampiran 15. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir
L-18 Lampiran 16. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan
L-19 Lampiran 17. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air
L-20 Lampiran 18. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian
L-21 Lampiran 19. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara
L-22 Lampiran 20. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami
L-23 Lampiran 21. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pengaturan Pengendalian Hama dan
L-24 Lampiran 22. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
L-25 Lampiran 23. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ecotourism
L-26 Lampiran 24. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Budaya Estetika
L-27 Lampiran 25. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah
L-28 Lampiran 26.Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara
L-29 Lampiran 27. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer
L-30 Lampiran 28. Perhitungan Koefisien Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas