• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.2. Profil Informan …

a. Benny Napitupulu, SE

Peneliti cukup mudah menemui informan berikut, dikarenakan tempat tinggal Bapak Benny cukup dekat dengan kios souvenirnya. Bapak Benny berperawakan lumayan gemuk dan berusia 54 tahun. Ia terlihat sangat ramah ketika peneliti memperkenalkan diri dan mengutara4kan maksud dan tujuan dari kedatangan peneliti ke tempat ia berjualan souvenir.

Benny Napitupulu merupakan salah satu warga Kelurahan Parapat yang berpartisipasi di bidang penjualan souvenir. Benny Napitupulu merupakan alumni Manajemen dari Universitas Sumatera Utara. Ia sudah menikah dan mempunyai 3 (tiga) putra. Sesi wawancara peneliti dimulai dengan menanyakan seputar keadaan pariwisata diParapat. Bapak Benny mengatakan bahwa perkembangan pariwisata di Parapat sangat monoton

atau tidak ada perkembangan sama sekali. Ia sangat menyayangkan keindahan Danau Toba yang tidak di kembangkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

b. Marudut Panggabean

Informan ini merupakan penduduk asli yang sudah turun temurun berada atau tinggal di Keluarahan Parapat. Bapak Panggabean telah berusia 53 tahun perempuan dan seorang anak laki-laki. Bapak Marudut Panggabean berprofesi sebagai penjual souvenir. Tokonya berukuran 4 x 5 meter yang. Ia sudah menikah dan mempunyai 3 (tiga) orang anak yaitu 2 (dua) orang dinamai dengan “Panggabean Souvenir Shop”.

Ketika peneliti mendatangi Bapak Panggabean, ia terlihat duduk termenung di kiosnya. Kiosnya sangat sepi bahkan tidak ada pengunjung sama sekali. Ia mengatakan bahwa hal ini sudah lumayan lama terjadi. Beberapa tahun belakangan ini wisatawan yang datang ke Parapat sangat sepi.

Bapak Panggabean ini juga menjelaskan bahwa perkembangan pariwisata di Parapat sangat buruk. Dari tahun ke tahun begitu-begitu saja. Tidak ada pembangunan dari Pemerintah Daerah setempat. Jalanan rusak dan berlobang, sampah berserakan dimana-mana. Bapak Panggabean juga menjelaskan dengan geram bahwa Pemerintah Daeah hanya memusatkan perhatian ke daerah Raya karena Raya merupakan tempat kantor Bupati berada.

Informan juga mengatakan, Pemerintah Daerah Parapat dan Simalungun malah membangun sesuatu yang dianggap kurang penting yaitu gerbang gapura lapangan dan wisma yang ada disitu. Menurutnya, anggaran dana untuk membangun gerbang tersebut lebih baik digunakan untuk pengadaan tong sampah supaya daerah sekitar Danau Toba bebas dari sampah atau dialokasikan untuk memperbaiki jalan yang sudah sangat rusak.

c. Bagus Napitupulu

Informan ini bernama lengkap Bagus Napitupulu, dengan usia 37 Tahun. Ia adalah seorang warga penduduk asli Kelurahan yang berprofesi atau berpartisipasi dalam bentuk penyediaan penginapan dan agent travel dengan nama ” Hotel Toba Nauli (TOBALI) dan PT.Bagus Taxy/Travel”. Usaha ini merupakan usaha turun-temurun yang dilakukan oleh keluarganya. Namun untuk usaha agent travel ia buka sejak 10 (sepuluh) tahun yang lalu.

Pada saat peneliti menemuinya, beliau sedang duduk di bagian agent travelnya. Ia mengaku bahwa taxy yang ia jalankan sangat sepi. Begitu juga dengan hotelnya. Hotel Toba Nauli (Tobali) memiliki 10(sepuluh) kamar. Dan ketika peneliti datang, ia mengaku bahwa tidak ada satupun wisatawan yang menginap di hotelnya. Bapak Bagus mengatakan bahwa kemungkinan wisatawan atau pengunjung ramai pada hari lebaran. Harga sewa kamar di hotel Toba Nauli berkisar Rp.150.000,- dan pada hari libur seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru akan naik dua

kali lipat menjadi Rp.300.000,-. Hal ini sudah menjadi hal yang lazim dan hampir semua hotel melakukan hal tersebut.

d. Eldo Sirait

Informan yang satu ini bernama Eldo Sirait. Ia lahir pada tanggal 06 Desember 1978. Eldo Sirait sudah menikah dan mempunyai 2 (dua) orang anak. Istrinya boru Hutapea. Eldo bekerja sehari-hari menjadi guide. Ia merupakan tamatan dari Akademi Kepariwisataan Medan pada tahun 2011. Setelah ia selesai kuliah, ia di tempatkan bekerja di Malaysia pada bagian perhotelan. Setelah itu ia kembali ke Indonesia dan menjadi guide di Bali dan Bintan. Hingga pada akhirnya kembali ke Parapat dan menjadi guide. Eldo Sirait menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris.

Informan merupakan masyarakat asli Kelurahan Parapat.Ia menjadi guide Parapat sudah hampir 2(dua) tahun.Pada saat peneliti menanyakan seputar perkembangan pariwisata Parapat ia dengan cepat mengatakan bahwa tidak ada perkembangan. Pemerintah sama sekali tidak memperhatikan masyarakat. Eldo sebagai guide tidak pernah di undang dalam musyawarah mengenai perkembangan pariwisata. Ia tidak pernah juga mendapat pelatihan atau arahan dari pemerintah, justru organisasi yang membantunya yaitu OPS (Organisasi Perkapalan Sekitar).

e. Simanjuntak

Informan ini bermarga Simanjuntak merupakan bukan penduduk asli Parapat. Ia berasal dari kota Medan. Ia bekerja di Parapat sebagai penjual mangga dan membuka warung kelontong. Bapak Simanjuntak

sudah menikah dan mempunyai 1 (satu) orang anak. Ia berperawakan kurus dan berusia kurang lebih 43 tahun.

Peneliti cukup mengalami kesulitan dalam mewawancarai informan karena ia sibuk dan pada awalnya tidak mau diwawancarai. Bapak Simanjuntak mengaku sudah lima tahun berjualan mangga dan kelontong di Parapat. Ia membeli mangga dari Siantar sebanyak 7 (tujuh) karung untuk dijual kembali di Parapat. Harga mangga yang di jualnya berkisar Rp 10.000,- sampai dengan Rp 15.000,-. Ia mengaku sering kali mengalami kerugian karena mangga yang tidak laku akan busuk dan tidak bisa dijual lagi.

f. Andre Sinaga

Informan ini bernama Andre Sinaga. Ia bekerja sebagai penjual souvenir. Andre masih cukup muda dan berusia 35 tahun. Ia sudah menikah dan mempunyai anak. Andre merupakan penduduk asli Parapat namun istrinya berasal dari Medan.

Kios yang dimiliki Andre berukuran 3 x 4 meter. Ia menjual pakaian, sendal, topi, gantungan kunci, kaca mata dan lain sebagainya. Harga souvenir yang ada di kios Andre dapat dikatakan cukup mahal. Karna untuk satu kaos oblong saja dipatok harga Rp. 80.000,-. Andre menjelaskan bahwa Danau Toba sekarang ini sudah tercemar dan sangat kotor. Ditambah lagi dengan hadirnya PT.Aquafarm yang merusak ekosistem Danau Toba. Selain dari pada itu infrastruktur daerah pun tidak

memadai. Jalanan sudah rusak dan berlubang namun tidak di perbaiki oleh Pemerintah.

g. D. Herbet Sinaga

Herber Sinaga merupakan salah satu tokoh adat atau ketua adat yang sangat berpengaruh di Parapat. Beliau sudah berusia 79 tahun. Bapak Herbet mengaku bahwa pada awalnya yang membangun pariwisata di Parapat adalah Oppung (kakek)nya. Sehingga sampai pada hari ini ia masih sering di libatkan dalam rapat (musyawarah) daerah dalam rangka membicarakan pembangunan pariwisata.

Informan mengaku bahwa ia tidak mengecap pendidikan dengan cukup. Ia bahkan tidak tamat SR (Sekolah Rakyat). Tetapi walaupun ia tidak mendapat pendidikan dengan cukup, ia memiliki wawasan yang sangat luas. Ia menguasai tiga bahasa asing selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Batak Toba. Bahasa asing yang dikuasainya antara lain Bahasa Inggris, Bahasa Belanda dan Bahasa Jepang.

Proses wawancara dengan Bapak Herbet sangat menyenangkan karena ia suka bercanda, Ia juga sempat menawarkan wawancara dengan peneliti dengan menggunakan Bahasa Inggris. Sesi wawancara dilakukan di rumah beliau pada pagi hari pukul 10.00 Wib. Beliau mengaku sangat senang karena kedatangan peneliti untuk meneliti tentang perkembangan pariwisata di Parapat.

Informan ini bernama lengkap Parningotan Girsang. Ia merupakan kepala Kelurahan Parapat yang menjabat hingga saat ini.Saat ini bapak Parningotan berusia 53 tahun. Pria berperawakan kurus ini merupakan penduduk asli Kelurahan Parapat. Beliau kini telah berumah tangga dan memiliki 5 (lima) anak perempuan. Istri beliau bernama Pesta Sitorus.

Bapak Parningotan menyatakan bahwa masyarakat Kelurahan Parapat memiliki tingkat kesadaran yang sangat rendah.Sebagian masyarakat memang berperan aktif dalam pembangunan pariwisata.Masyarakat Kelurahan Parapat juga kebanyakan sudah beralih profesi. Yang dulunya ia bekerja sebagai penjual kebutuhan wisatawan sekarang beralih menjadi petani. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah wisatawan yang datang berwisata ke Parapat.

Matriks 4.1. Data Informan Berdasarkan Nama, Jenis Kelamin, Suku, Usia, Pekerjaan, Pendidikan Terakhir dan Agama

No N am a Je n is k elam in Suk u U sia/ T ah un P ek erj aan P endi di ka n terk ah ir A gam a 1 Benny Napitupulu Laki-laki Batak Toba 54 Penjual souvenir Sarjana Kristen Protestan 2 Marudut Panggabean Laki-laki Batak Toba 53 Penjual souvenir SMA Kristen Protestan 3 Bagus Napitupulu Laki-laki Batak Toba 37 Penyedia hotel dan agent travel Sarjana Kristen Protestan 4 Eldo Sirait Laki-laki Batak

Toba

37 Guide D3 Khatolik 5 Simanjuntak Laki-laki Batak

Toba 43 Penjual warung klontong SMA Kristen Protestan 6 Andre Sinaga Laki-laki Batak

Toba

35 Penjual souvenir

D3 Kristen Protestan 7 Herbet Perempuan Batak 79 Wiraswasta SD Kristen

Sinaga Toba Protestan 8 Parningotan Girsang Laki-laki Batak Toba 53 PNS Sarjana Kristen Protestan

Dokumen terkait