URAIAN DAN HASIL KEGIATAN
9. Apa obat oral untuk Rheumatoid Arthrithis yang aman untuk
3.6.3. Manfaat PKPA
3.6.4.2. Profil Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRJ RSUD Dr. Soetomo
Unit pelayanan Farmasi Rawat Jalan berada dibawah tanggung jawab seorang apoteker yang melakukan pelayanan kefarmasian seperti pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Apoteker di UPF Rawat Jalan melakukan proses perencanaan sediaan farmasi (obat generik/non generik), alat kesehatan dan bahan medis habis pakai untuk menghindari terjadinya kekosongan obat dengan menggunakan metode
konsumsi, epidemologi atau kombinasi keduanya yang dapat
dipertanggungjawabkan dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Proses perencanaan obat juga disesuaikan dengan Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit
Setelah melakukan perencanaan, apoteker akan melakukan permintaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai ke UPPFI seminggu sekali yaitu pada hari selasa, kecuali UPF JKN 1 yang melakukuan permintaan 2x
Pasien Umum Pasien Baru Pasien Lama Loket masing-masing lantai Poli yang dituju Pasien
ASKES JKN Mesin antrian Loket JKN
Poli yang dituju
Pasien Inhealth Mesin antrian Loket Inhealth Poli yang
dituju
Pasien PKS Loket PKS
lt.1
Poli yang dituju
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 94 seminggu pada hari Senin dan Kamis. UPPFI merupakan unit pelayanan farmasi yang akan melakukan perencanaan ke bagian pengadaan RS. Kemudian, UPPFI akan melakukan pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai ke UPF rawat jalan sesuai dengan form permintaan. Sebelum sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai disimpan di UPF Rawat Jalan masing-masing, barang akan dicheck terlebih dahulu sepertikeadaan fisik barang yang dipesan, nama barang, jumlah barang yang diminta (perencanaan) sudah sesuai dengan barang yang datang serta expired date juga diperiksa. Jika sudah sesuai maka dapat dilakukan input ke komputer dan obat dapat didistribusikan kepada pasien.
Metode penyimpanan obat dan alat kesehatan di UPF Rawat Jalan dilaksanakan sesuai dengan Permenkes 58 tahun 2014, dimana penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai didasarkan pada stabilitas, kelas terapi, bentuk dan jenis sediaan dan disimpan dengan sistem FEFO (First Expired First Out). Disamping itu, sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip norum/ LASA tidak ditempatkan berdekatan dan diberi tanda khusu untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat yaitu dengan memberi tallman letter dan stiker LASApada jolly boxdan penyimpanannya tidak diletakkan berdekatan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan. Lalu, untuk obat High alert pada lemari, jolly box, kemasan sekunder sampai kemasan primer diberikan stiker high alertdan dilakukan double check saat mengambil dan menyerahkan obat high alert.
Evaluasi dan monitoring persediaan farmasi di UPF rawat jalan RSUD Dr. Soetomo dilakukan dengan cara melakukan stok opname. Stok opname adalah proses berkala untuk menghitung dan membandingkan jumlah fisik barang dan persediaan yang sebenarnya dengan catatan persediaan.Stock Opname di UPF Rawat JalanRSUD Dr. Soetomo dilakukan 2x yaitu stock opname mandiriyang dilakukan sebulan sekali dan stock opname besar yang dilakukan setiap 3 bulan sekali yang hasilnya dilaporkan ke Kepala Instalasi Farmasi RSUD Dr.Soetomo. Obat yang mendekati expired date (ED) yaitu yang <6 bulan ditawarkan dulu ke UPF lain yang biasanya menggunakan obat tersebut. Jika UPF Rawat Jalan yang
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 95 lain juga tidak dapat menggunakan obat tersebut dalam waktu dekat maka obat yang sudah dekat dengan tanggal ED akan dikembalikan ke gudang.
a. Pengkajian Resep
Dalam menjalankan pelayanan farmasi klinik yang merupakan pelayanan langsung oleh Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi, meminimalkan resiko terjadinya efek samping obat, danmeningkatkan patient safety sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin, apoteker di UPF Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo dibantu oleh asisten apoteker, tenaga administrasi dan pekarya memiliki standar operasional prosedur dalam melakukan pelayanan farmasi di instalasi rawat jalan.
Kegiatan pelayanan farmasi klinik diawali dengan melakukan pengkajian dan pelayanan resep. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk paper mapun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, oengkajian resep, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Kegiatan ini untuk menganalisa adanya masalah terkait obat dan apabila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis.
Persyaratan administrasi meliputi:
Nama, jenis kelamin, berat badan dan umur pasien
Nama dan paraf dokter
Tanggal resep
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 96 Persyaratan Farmasetis meliputi:
Nama obat
Bentuk sediaan
Kekuatan sediaan
Jumlah sediaan obat yang diresepkan
Signa / aturan pakai
Stabilitas obat
Ketersediaan
Aturan, cara dan teknik pencampuran/pembuatan (dispensing)
Persyaratan Klinis meliputi:
Kesesuaian penulisan resep dengan Formularium Nasional/ Formularium Rumah Sakit
Ketepatan Indikasi, dosis regimen (dosis, frekuensi, lama pemberian, saat/waktu pemberian obat dan cara penggunaan obat)
Duplikasi terapi
Efek adiktif obat
Interaksi obat-obat, obat-makanan/minuman, obat-hasil laboraturium
Alergi
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 97 Gambar 3.12 StandarOperasional Prosedur Unit Pelayanan Farmasi
Instalasi Rawat Jalan
Salah satu persyaratan klinis adalah kesesuaian penulisan resep dengan Formularium Nasional atau Formularium Rumah Sakit. Dimana pengertian dari formularium adalah himpunan obat yang diterima/disetujui oleh Komite Farmasi dan Terapi yang dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Nomor 0428/Yanmed/RSKS/SK/89 pada bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa formularium rumah sakit merupakan daftar obat baku yang dipakai oleh rumah sakit yang dipilih secara rasional dan delengkapi dengan penjelasan, sehingga merupakan informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik di rumah sakit. Formularium Rumah Sakit terdiri dari obat-obatan yang tercantum dalam DOEN dan beberapa jenis obat yang sangat diperlukan untuk rumah sakit serta dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan bidang kefarmasian dan terapi serta keperluan rumah sakit yang bersangkutan. Sedangkan Formularium Nasional (FORNAS) adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusun Fornas. Obat yang masuk dalam daftar
Pasien menyerahkan resep dari poli dan mengambil nomor antrian
AA Memeriksa dan menverifikasi kelengkapan administrasi pasien (Telaan Resep dan Pengkajian Administrasi)
Lengkap Tidak Lengkap
AA memasukkan data resep
Obat disiapkan
Pengkajian Farmasi Klinik Obat diserahkan dan
diberikan informasi obat Konseling
Pengkajian Farmasetis
Telaah
Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 98 obat Fornas adalah obat yang paling berkhasiat, aman dan harganya terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan untuk penulisan resep dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).