• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPF IRD Lantai 1 a. Alur Pelayanan Pasien

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI (Halaman 171-179)

URAIAN DAN HASIL KEGIATAN

(%) ARV Lini I

1. Antibiotik Profilaksis

3.9. Unit Pelayanan Farmasi Instalasi Rawat Darurat (IRD)

3.9.2. Kegiatan Mahasiswa di UPF IRD

3.9.3.1. UPF IRD Lantai 1 a. Alur Pelayanan Pasien

Pelayanan pasien di IRD memakai sistem TRIAGE, yaitu pasien yang datang akan dilayani berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya. Penentuan tingkat kegawatdaruratan dilakukan oleh petugas TRIAGE yang terdiri dari dokter dan perawat melalui penilaian terhadap kondisi pasien saat datang yang meliputi pemeriksaan “ABCDE” (Airway, Breath, Circulation, Dysfunction, Exposure).

Tingkat kegawatdaruratan untuk pasien yang masuk ke IRD diberikan label berupa warna yang diantaranya :

a. Mengancam jiwa dan kondisi pasien tidak stabil (gawat dan darurat) diberi label warna biru. Contoh: pasien dengan cedera otak berat, multitrauma yang kehilangan banyak darah, asma dengan bronkospasme parah.

b. Mengancam jiwa namun kondisi pasien stabil (gawat namun tidak darurat) diberi label warna merah. Contoh: pasien DHF (Dengue High dFever), pasien microedema hiposisia.

c. Gawat darurat ringan diberi label warna kuning. Contoh: pasien dislokasi, diare dengan tingkat keparahan ringan.

d. Gawat darurat semu (tidak gawat dan tidak darurat) diberi label warna hijau. Contoh: pasien diare yang belum mengalami dehidrasi berat.

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 156 Gambar 3.21 Alur Pelayanan Pasien Masuk IRD

Pasien datang

Kuning/hijau (gawat darurat ringan/semu) Biru (gawat

darurat&mengancam

Rawat Inap /Operasi Merah (Gawat darurat &stabil)

Pulang/IRJ Supervisi/ kasir

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 157 b. Alur pelayanan Resep

Gambar 3.22 Alur Pelayanan di IRD Lantai 1

Pasien dengan jaminan maka wajib melampirkan persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti paket dan SEP. Klaim obat yang telah digunakan oleh pasien ke BPJS melalui sistem input. Sedangkan pelayanan pasien umum harus membayar sesuai dengan jumlah obat/alkes yang dibeli atau digunakan. Penggolongan status pasien ditandai dengan adanya pemberian kitir nomor resep dengan perbedaan warna kitir, yang diantaranya adalah:

 Merah muda: pasien BPJS

 Kuning: pasien umum

 Hijau: pasien PNS

 Biru: pasien piutang atau pasien dengan menggunakan asuransi antara lain PLN, mandiri, asuransi swasta.

Dokter menuliskan di lembar resep terapi obat dan alkes apa saja yang diterima oleh pasien  diserahkan ke keluarga pasien

Resep kemudian ditebus oleh keluarga pasien di Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRD yang berada dilantai 1

Oleh petugas yang berjaga di penerimaan resep di analisis (Administratif: Status pasienBPJS/PNS/Umum/Asuransi lain (PLN,Mandiri, Inhealth)/pasien piutang, kesesuaian obat dengan Formularium (Fornas/Formularium RS), Persyaratan khusus yang harus dilengkapi

jika BPJS (fotocopy kartu BPJS, hasil diagnosis).

Obat diambilkan, dan diserahkan kekeluarga pasien, dan dimintakan

tanda tangan pengambil resep dan untuk pasien umum dengan disertai

pembayaran resep. Melengkapi persyaratan yang

ditentukan terlebih dahulu

Memenuhi persyaratan Tidak Memenuhi

persyaratan

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 158 Unit pelayanan farmasi (UPF) juga melayani pasien yang ingin retur obat/alkes yang diperoleh dari UPF. Syarat retur dari pasien ke UPF yaitu kuitansi pembayaran obat/alkes dan kondisi dari kemasan obat/alkes masih baik dimana belum terbuka, belum pernah digunakan, sediaan belum berkurang. Retur hanya bisa dilayani pada hari senin sampai dengan sabtu pada pukul 09.00-12.00.

Pelayanan resep yang dilakukan di UPF IRD merupakan peresepan individual. Macam resep yang dilayani di UPF IRD antara lain resep pasien Umum dan BPJS. Pasien kurang mampu ataupun pasien dengan data diri yang tidak jelas (misal korban kecelakaan) bisa diberikan pelayanan di IRD dengan status hutang dan setelah keadaan pasien membaik pasien mempunyai kewajiban membayar biaya pelayanan. UPF hanya melayani obat yang terdapat di Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit (FRS). Obat yang tidak tercantum dalam daftar BPJS dapat dilayani dengan persyaratan harus menggunakan form KFT (Komite Farmasi dan Terapi) dengan disertai tanda tangan dokter penanggung jawab.

c. Sistem Managemen Perbekalan Farmasi

Perencanaan / Sistem Defecta

UPF lantai 1 IRD RSUD Dr. Soetomo melayani permintaan bahan dasar rumah sakit dan obat dari lantai 1 dan 2 yang terdiri dari VK medik, VK bedah, resusitasi, radiologi, laboratorium, EKO, NICU, dan obgyn. Untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar rumah sakit, dilakukan permintaan dari tiap-tiap ruangan. Permintaan tersebut direkap dan difilter oleh UPF IRD lantai 1. Apabila terdapat permintaan yang terlalu banyak dari ruangan, tim UPF akan mengkonfirmasikan dan menanyakan tujuan dari permintaan tersebut. Setelah sesuai, permintaan bahan dasar tersebut akan diserahkan ke UPPFS (Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Standar) menggunakan form permintaan yang ditujukan ke UPPFS. Form permintaan bahan dasar ke UPPFS dilakukan semingu sekali (Senin). Lalu UPPFS akan mengirim bahan dasar ke UPF lantai 1 disertai dengan form pengiriman yang ditujukan ke UPF, yang kemudian tim UPF akan mengirimkannya ke tiap ruangan sesuai dengan jenis dan jumlah permintaan.

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 159 Permintaan obat dan alat kesehatan lainnya ditujukan kepada UPPFI (Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Individu). Proses permintaan hingga penerimaan obat dan alat kesehatan sama dengan UPPFS, tetapi form permintaan yang ditujukan ke UPPFI dilakukan setiap 2 minggu sekali (Senin dan Kamis).

Apabila terdapat permintaan yang bersifat cito, maka permintaan dapat dilakukan antar UPF atau melakukan permintaan ke UPPFS tetapi harus dapat dilakukan kurang dari 12 jam. Jika UPPFS tidak bisa memberikan, maka apoteker harus konsultasi dengan dokter untuk mengganti obat lain yang sejenis.

Penyimpanan

Penyimpanan obat dan alat kesehatan di UPF IRD lantai 1 disusun berdasarkan stabilitas sediaan (memerlukan temperatur khusus / lemari es (0-8°C), bentuk sediaan (alat kesehatan, obat injeksi, infus, topikal, sirup, dan oral padat, serta penyimpanan khusus seperti high alert, LASA, narkotika, dan psikotropika), kelas terapi baru setelah itu disusun berdasarkan alfabetis. Pengeluaran sediaan menggunakan sistem kombinasi FEFO dan FIFO. Sedangkan resep hanya disimpan di UPF IRD lantai 1 selama 15 hari tetapi disesuaikan kembali dengan banyaknya resep yang ada. Setiap harinya resep diserahkan ke motur untuk di kroscek kembali dan melakukan klaim ke BPJS.

Pencatatan dan Pelaporan

Penggunaan narkotika dan psikotropika di IRD direkap oleh UPF lantai 1 yang kemudian diserahkan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), kemudian pihak IFRS yang akan melakukan laporan secara online kepada Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kota, dan Badan POM sebelum tanggal 10 setiap bulannya.

Pemusnahan

Obat atau alat kesehatan yang telah rusak atau mendekati tanggal kadaluarsa (3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa) dicatat dan dilaporkan oleh UPF lantai 1 kepada UPPFI atau UPPFS. Selain itu, obat yang masuk dalam kategori death moving, yang diantaranya obat non-formularium nasional/formularium rumah

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 160 sakit, maka obat tersebut didistribusikan ke UPF lain, dan bila masih tidak dapat didistribusikan maka obat dikategorikan sebagai obat rusak dan dikembalikan ke UPPFS/UPPFI untuk dimusnahkan.

Kontrol Kualitas

Stock Opname dilakukan untuk mengontrol kualitas terhadap sediaan farmasi di UPF lantai 1. Terdapat 2 macam Stock Opname yang dilakukan yaitu Stock Opname mandiri dan stock opname besar. Stock Opname mandiri dilakukan oleh UPF lantai 1 IRD sedangkan stock opname besar dilakukan selama 3 bulan sekali dengan melakukan pengecekan antara stok komputer dengan stok fisik. Stok yang digunakan di UPF adalah stok komputer dan stok fisik, kecuali untuk narkotika terdapat kartu stok.

d. Sistem Manajemen Emergency Kit

UPF yang berada di gedung IRD bertanggung jawab terhadap pengelolaan yang ada di emergency kit. Setiap ruangan yang ada di IRD memiliki emergency kit. Tiap emergency kit terdapat catatan nama, dosis dan jumlah obat. IRD lantai 1

menugaskan 1 asisten apoteker untuk melakukan pengecekan terhadap emergency

kit setiap harinya, apakah segel dalam keadaan terbuka atau masih tertutup. Apabila segel sudah dalam keadaan terbuka, maka dilakukan penelusuran kepada dokter yang telah menggunakannya. Dokter tersebut diminta untuk menuliskan resep atas obat emergency kit yang telah dipakai. Kemudian obat yang telah digunakan, diganti sesuai jumlah yang dipakai, lalu kotak tersebut disegel kembali. Sedangkan emergency kit yang terdapat di ambulan juga dilakukan pengecekan setiap seminggu sekali oleh 1 asisten apoteker juga.

Emergency kit yang berada di ruangan-ruangan di lantai 1berisi epinephrin, dexamethasone, sulfat atropin, aminophyllin, blood set, iv catether, spuit 3cc; 5cc; 10cc, PZ. Obat-obat emergency yang ada di UPF IRD lantai 1 yaitu vaksin rabies, vaksin tetagam (tetanus), Anti Tetanus Serum (ATS),Serum Anti Bisa Ular (SABU), Anti Difteri Serum (ADS), etanol 96%, natrium thiosulfat 25%, natrium nitrit 3%.

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 161 e. Standar Pelayanan Minimal

Standar pelayanan minimal kepada pasien adalah waktu pelayanan minimal mulai dari penerimaan resep hingga penyerahan obat kepada pasien harus dipenuhi. Standar pelayanan minimal kepada pasien yakni pada resep non-racikan kurang lebih 30 menit, sedangkan pada resep racikan kurang lebih 1 jam (60 menit). Hasil respon time yang diperoleh dari UPF lantai 1 IRD RSUD Dr. Soetomo diperoleh bahwa hasil pelayanan kepada pasien antara1/4 menit sampai dengan tidak lebih dari 15 menit.

3.9.3.2.UPF Ruang Resusitasi IRD Lantai 1 a. Alur Pelayanan Resep di UPF resusitasi

Gambar 3.23 Alur Pelayanan di IRD Ruang Resusitasi Pasien tiba di ruang

resusitasi

Diambil stiker barcode dari rekam medik pasien, dan ditempelkan pada buku permintaan obat dan alkes sementara

Pada saat dokter melakukan permintaan obat, obat disiapkan oleh asisten apoteker yang bertugas di ruangan, dan segera dicatat pada buku

permintaan obat dan alkes sementara

Dokter akan menuliskan resep segera saat keadaan pasien stabil

Sambil menunggu kondisi pasien stabil, ditanyakan kepada keluarga pasien untuk pembiayaan (umum/asuransi). Bila pasien asuransi, maka akan diminta

untuk melengkapi persyaratan yang dibutuhkan

Obat dan alkes yang dicatat pada buku permintaan sementara, diinputkan ke

komputer

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 162 Keterangan:

 Untuk pasien yang tidak diketahui identitasnya/ tidak mempunyai keluarga maka tetap dilayani tetapi obat/ alkes hanya dapat diserahkan kepada perawat/ dokter. Pembiayaan akan masuk piutang IRD.

 Obat diluar Formularium Nasional dan FRS (Formularium Rumah Sakit)

serta jika ada terapi khusus, maka dikonsultasikan dengan apoteker penanggung jawab di IRD. Bila obat untuk BPJS tidak terdapat dalam Fornas maka ditanyakan kepada keluarga pasien, jika pasien setuju maka terapi dilanjutkan tetapi jika pasien tidak sanggup membayar maka dilakukan pulang paksa (PP). Tetapi bila keadaan emergency langsung dilakukan tindakan tanpa meminta persetujuan keluarga pasien.

Sistem defekta

Sistem defekta di ruang resusitasi dilakukan setiap hari oleh petugas shift pagi ke UPF IRD lantai 1. Bila di UPF IRD lantai 1 tidak ada maka dapat meminta ke UPF lain terdekat, bila tidak ada maka harus ke UPPFI. Defekta di ruang resusitasi dilakukan setiap hari karena ruangan penyimpanan obat/alkes di ruang resusitasi cukup terbatas sehingga hanya dapat menampung obat/alkes untuk kebutuhan pasien satu hari. Penataan obat di ruang resusitasi disusun berdasarkan obat-obat yang sifatnya fast moving. Ruang resusitasi tidak memiliki emergency kit tetapi memiliki box emergency. Box emergency dibagi menjadi 2 jenis yaitu khusus untuk anak (pediatric) dan khusus untuk dewasa. Box emergency anak berisi propofol 10mg/ml, ketamin 100mg/10cc, midazolam 1mg/ml, rocuronium 10mg/ml, atracurium 25mg/2.5ml, vacuronium 10mg, sulfas atropin 2.5mg/ml, epinephrin 1mg/ml, lidocaine 2%, dexamethasone inj, diazepam inj, ephedrine inj, xylocaine spray, NaCl 500ml, Nabic, Ca gluconas, D40%, surflo 22/24, blood set, mayo 2, ETT 4.5/5.0/5.5, spuit 3cc; 5cc; 10cc; 20cc, needle 18, jackson rees anak, masker anastesi anak, suction catether 6. Sedangkan box emergency dewasa berisi propofol 10mg/ml, ketamin 100mg/10cc, midazolam 1mg/ml, rocuronium 10mg/ml, atracurium 25mg/2.5ml, vacuronium 10mg, sulfas atropin 2.5mg/ml, epinephrin 1mg/ml, lidocaine 2%,

Pendidikan Profesi Apoteker Periode Oktober-Desember 2015 163 dexamethasone inj, diazepam inj, ephedrine inj, xylocaine spray, RL 500ml, NaCl 500ml, surflo 18, blood set, nasopharing dewasa 7, mayo 5, ETT 7.0/7.5, spuit 3cc; 5cc; 10cc; 20cc, needle 18, jackson rees dewasa, masker anastesi dewasa, suction catether 10.

Terapi cairan yang ada di ruang resusitasi ada 2 jenis yaitu cairan kristaloid dan cairan koloid. Cairan kristaloid yang meliputi NS, D5%, D10%, NS, D5-1/2NS, D5-1/4NS, RD, G5%, KA-EN MG3, KA-EN 3B. Kegunaan cairan kristaloid untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitial dan untuk nutrisi anak-anak. Sedangkan cairan koloid meliputi gelofusine dan widahes (HES 6% dalam NaCl 0,9%). Kegunaan cairan koloid untuk resusitasi cairan secara cepat terutama pada syok hipovolemik/hermorhagik atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak (misal luka bakar).

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI (Halaman 171-179)