• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFORMA EKUITAS PER TANGGAL 31 MARET 2012 SEHUBUNGAN PENERBITAN HMETD (dalam jutaan Rupiah)

Dalam dokumen PT BANK PUNDI INDONESIA TBK (Halaman 122-126)

PROFORMA EKUITAS PER TANGGAL 31 MARET 2012 SEHUBUNGAN PENERBITAN HMETD (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Modal Tambahan Laba (rugi) Saldo Rugi Jumlah

Ditempatkan Modal Belum Ekuitas

dan Disetor Disetor Direalisasi

atas

Efek AFS

Posisi ekuitas pada tanggal 31 Maret 2012 dengan modal dasar Rp 2 triliun dengan nilal nominal Rp 100 setiap saham sebelum Penawaran Umum Terbatas III Kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka

Penerbitan HMETD 925.851 (3.002) 20.422 (473.423) 469.848 Penawaran Umum Terbatas III Kepada Para

Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan HMETD sebanyak-banyaknya 2.499.798.302 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dan harga pelaksanaan

Rp 120 setiap saham 249.979 49.996 - - 299.975

Proforma posisi ekuitas pada tanggal 31 Maret 2012 setelah Penawaran Umum Terbatas III Kepada Para Pemegang Saham Dalam Rangka Penerbitan HMETDsebanyak-banyaknya 2.499.798.302 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dan harga

pelaksanaan Rp 120 setiap saham 1.175.830 46.994 20.422 (473.423) 769.823 Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan tidak terdapat perubahan struktur permodalan Perseroan.

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN

Para pemegang saham baru yang berasal dari Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan pemegang saham lama Perseroan termasuk hak atas pembagian dividen sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dividen yang diterima oleh pemegang saham non Warga Negara Indonesia (WNI) akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Untuk definisi pemegang saham non WNI dan informasi mengenai perpajakan di Indonesia selanjutnya, dapat dilihat pada Bab XIV mengenai Perpajakan dalam prospektus ini.

Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai kepada seluruh pemegang saham sekali dalam setahun. Besarnya dividen yang akan dibagikan dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Perseroan tidak akan membagikan dividen kepada seluruh Pemegang Saham selama masih membukukan akumulasi kerugian.

Mulai tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan seterusnya, Perseroan berencana akan membagikan dividen tunai minimal 10% (sepuluh persen) dari Laba Bersih Perseroan setelah Pajak dan kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun.

Informasi mengenai pelaksanaan pembagian dividen Perseroan sejak Penawaran Umum sampai saat ini adalah sebagai berikut:

No Tahun Jumlah Laba Bersih Jumlah Dividen Dividen Tunai

Buku (Rp Juta) (Rp Juta) Per Saham (Rp)

1 2000 23.667 7.100 9,25

2 2002 12.667 3.800 4,99

3 2003 42.667 12.800 16,53

Perseroan tidak melaksanakan pembagian dividen pada tahun buku 2001, 2004, 2005, 2006, 2008, 2009, 2010 dan 2011 hal ini disebabkan oleh kinerja Perseroan dalam posisi rugi, sedangkan tahun 2007 Perseroan mencatatkan laba, namun Perseroan tidak melakukan pembagian dividen dengan tujuan untuk memperkuat struktur modal Perseroan.

Perseroan tidak memiliki negative covenant sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

XIII. PERPAJAKAN

Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian keuntungan yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan dengan syarat:

1. dividen berasal dari cadangan laba ditahan; dan

2. bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK-03/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun Yang Dikecualikan Sebagai Objek Dari Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, telah ditetapkan sebagai berikut :

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat final. Penyetoran Pajak Penghasilan yang terhutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (lima per seribu) dari nilai seluruh saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum Perdana. 3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh Perseroan atas nama

masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih metode pembayaran berdasarkan 0,5% Pajak Penghasilan yang bersifat final, maka penghitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai pasal 17 Undang-undang No. 36 tahun 2008.

Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku untuk Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri

Dividen yang dibayar atau terutang kepada wajib pajak luar negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen) dari nilai pari (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-03/PJ.101/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang P3B, dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertifikat Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertifikat ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertifikat tersebut, sertifikat tersebut tetap berlaku.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, dokumen sehubungan dengan penjualan saham terhutang bea meterai. Pada saat ini, bea meterai dikenakan sebesar Rp 6.000 untuk transaksi di atas Rp 1.000.000 dan sebesar Rp 3.000 untuk transaksi dibawah Rp 1.000.000. Bea meterai ini terhutang pada saat dokumen dipergunakan.

Pemenuhan Perpajakan Perseroan

Per 31 Maret 2012, hutang pajak konsolidasian Perseroan adalah sebagai berikut:

(dalam miliar Rupiah)

Keterangan Saldo Pajak penghasilan: Pasal 4(2) 8.068 Pasal 21 2.955 Pasal 23 425 Pasal 26 5

Pajak pertambahan nilai 5

Jumlah 11.458

Atas hutang pajak tersebut tersebut Perseroan telah melaporkan dan menyetorkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

CALON PEMBELI SAHAM DALAM PUT III INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PUT III INI.

XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang membantu dan berperan dalam pelaksanaan PUT III Perseroan ini adalah sebagai berikut:

Dalam dokumen PT BANK PUNDI INDONESIA TBK (Halaman 122-126)