BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.4 Program Bina Lingkungan PTPN III Kebun Rambutan
Bina Lingkungan merupakan program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Bentuk bantuan berupa: tanggap bencana alam yaitu bantuan yang diberikan oleh PKBL untuk orang-orang yang terkena bencana alam, kemudian pendidikan/pelatihan yaitu bantuan yang diberikan oleh bagian PKBL di bidang pendidikan biasanya berupa beasiswa ke sekolah-sekolah negeri serta mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk pengembangan sumber daya manusia, selain itu bantuan juga diberikan dalam bidang kesehatan biasanya berupa sumbangan kepada posyandu-posyandu terdekat dengan tempat BUMN itu didirikan, bisa juga dengan mengadakan cek kesehatan gratis, kemudian bantuan dalam prasarana & sarana umum yaitu bantuan yang diberikan dengan cara perbaikan fasilitas umum yang ada di sekitar tempat BUMN didirikan, pembangunan sarana ibadah, pelestarian alam, serta bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
4.5 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan
Keberhasilan suatu pelaksanaan program dapat dilihat dari manfaat yang telah diberikan dari pelaksanaan program tersebut. Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis Implementasi CSR pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan dalam penelitian ini adalah :
1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan merupakan acuan atau pegangan untuk
standar dan suatu sasaran kebijakan yang jelas dan terukur. Dengan ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam standar dan sasaran kebijakan yang jelas, sehingga tidak terjadi multi-interpretasi yang mudah menimbulkan kesalahpahaman dan konflik di antara para agen implementasi. Oleh karena itu standar dan sasaran kebijakan merupakan salah satu indikator yang penting dalam pelaksanaan kebijakan.
Berkaitan dengan standar dan sasaran kebijakan tersebut kepala bagian CSR/PKBL Krani DCC PTPN III Kebun Rambutan berpendapat bahwa:
“CSR merupakan tanggung jawab sosial suatu perusahaan yang menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Jadi sesuai peraturan ini maka perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia harus memberikan manfaat yang baik kepada masyarakat dan lingkungan sekitar yang mendapat imbas atau dampak dari beroperasinya perusahaan, PTPN III Kebun Rambutan inikan merupakan pabrik kelapa sawit dan karet saat pengolahan itu pasti memberi dampak bagi masyarakat seperti asapnya, udaranya yang menjadi panas, bau dari limbahnya dan lainnya sehingga untuk menujukkan rasa bertanggungjawab perusahaan atas dampak yang ditimbulkan maka dari itu sesuai dengan peraturan yang ada PTPN III Kebun Rambutan ini merencanakan dan membuat program-program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar seperti melakukan program mengurangi polusi limbah yang mencemari lingkungan sekitar, menyumbang untuk program sosial dan pendidikan diwilayah sekitar perusahaan, dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat untuk menciptakan dan membangun hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat. Diantara tujuan dari pengelolaan program CSR yang baik dan tepat sasaran ini juga dapat membuat pencapaian target dari pemasaran perusahaan, peningkatan jumlah produksi dan hubungan sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar perusahaan dan stakeholder”. (Wawancara tanggal 14 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 3)
CSR adalah bentuk tanggung jawab sosial suatu perusahaan dimana menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Dimana CSR
berkewajiban memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan itu berada.
Berkaitan dengan hal itu bagian Personalia Krani I Personalia di PTPN III Kebun Rambutan menyampaikan bahwa:
“Tujuan di buatnya kebijakan CSR dan PKBL itu yang pertama karena adanya peraturan dan UU yang menetapkannya dan yang kedua itu adalah untuk memberikan manfaat ataupun dampak positif bagi masyarakat sekitar seperti memberikan bantuan kepada masyarakat. Jadi dengan adanya program CSR dan PKBL ini bukan hanya untuk mencari keuntungan saja bagi perusahaan tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat, dan dengan adanya program ini kita sebagai orang-orang perusahaan dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat juga jadi kita disini dapat saling mengenal dan dapat saling memberikan masukkan ataupun keluhan.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 4)
Sasaran dan tujuan dari program-program CSR dan PKBL adalah untuk memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan serta menjalin hubungan yang baik antara perusahaan, masyarakat dan stakeholder.
Dan berkaitan dengan hal itu bagian Tata usaha Krani Personalia di PTPN III Kebun Rambutan menyampaikan bahwa:
”Sasaran dan tujuan dibuatnya program-program dari CSR adalah tentu saja bertujuan untuk memberikan dampak-dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Disamping itu tujuan lainnya adalah berkontribusi didalam pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar, menjaring SDM yang berkualitas dan potensial, mengurangi resiko perusahaan terhadap korupsi dan kerugian, sebagai pembeda suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, membina hubungan yang baik dan harmonis dengan komunitas diluar perusahaan, mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, meningkatkan semangat dan produktivitas pegawai, efisiensi biaya (dengan adanya CSR bisa menekan jumlah pajak yang dibayar perusahaan), menjalin hubungan baik dengan stakeholder diluar seperti supplier, melebarkan akses sumber daya, membentangkan akses menuju market, dan peluang mendapatkan penghargaaan. Manfaat yang didapatkan dengan adanya CSR ini sangat besar sekali, yang diuntungkan bukan hanya lingkungan dan masyarakat sekitar melainkan perusahaan itu sendiri”. (Wawancara tanggal 18 Mei 2018 transkrip
Tujuan utama dilaksanakannya program dari CSR dan PKBL adalah untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan berada, disamping itu ada tujuan lain yang hendak dicapai yaitu berkontribusi didalam pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar, menjaring SDM yang berkualitas dan potensial, mengurangi resiko perusahaan terhadap korupsi dan kerugian, sebagai pembeda suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, membina hubungan yang baik dan harmonis dengan komunitas diluar perusahaan, mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, meningkatkan semangat dan produktivitas pegawai, efisiensi biaya (dengan adanya CSR bisa menekan jumlah pajak yang dibayar perusahaan), menjalin hubungan baik dengan stakeholder diluar seperti supplier, melebarkan akses sumber daya, membentangkan akses menuju market, dan peluang mendapatkan penghargaaan. Banyak manfaat yang diberikan dari pelaksanaan program CSR ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi bagi perusahaan dan lingkungan sekitar perusahaan sehingga perlunya dilakukan pengembangan dari prgram CSR ini agar dapat memberikan manfaaat yang lebih luas dan lebih besar.
Dari beberapa pernyataan diatas peneliti berpendapat bahwa PT.
Perkebunan Nusantara III dalam menerapkan standar dan sasaran tujuannya sudah dapat dikatakan baik, dan pendapat itu di perkuat melalui observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Mei 2108 bahwa ukuran dan standar kebijakan pada PTPN III Kebun Rambutan sudah dalam kategori baik melihat dari prestasi-prestasi dan program-program yang sudah dilakukan oleh PTPN III Kebun Rambutan,contohnya dalam pelaksanaan program PKBL dimana pada program kemitraannya PTPN sudah banyak membantu memberikan pinjaman
modal kepada masyarakat sekitar BUMN yang membutuhkan dengan bunga yang sekecil kecilnya, dan juga pada program bina lingkungannya dimana dibangunnya sarana dan prasarana yang membantu dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar PTPN III seperti rumah ibadah, TK paud, peskesbun dan rumah sakit, bantuan air bersih, bantuan pembangunan/perbaikan rumah bagi masyarakat miskin, beasiswa bagi anak sekolah dan lainnya. Tingkat ketercapaian dari standar dan tujuan yang dilakukan oleh PTPN III Kebun Rambutan juga meningkat dengan adanya UU yang mengatur program-program pada BUMN khususnya pada PTPN seperti CSR dan PKBL membuat perusahaan berusaha memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar agar terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat dengan perusahaan dan perusahan dengan eksternal.
2. Sumber daya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan. Tetapi diluar sumber daya manusia, sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga ialah sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan.
Mengenai sumber daya dalam implementasi CSR, berikut adalah pernyataan Kepala bagian CSR/PKBL Krani DCC PTPN III Kebun Rambutan :
“Standar pegawai untuk melaksanakan program PKBL sebenarnya tidak ada, saya juga sebenarnya bukan khusus bagian PKBL tetapi di PTPN III Kebun Rambutan ini saya yang bertanggungjawab dan bertugas menjalankan program PKBL. Program PKBL inikan tidak rutinkan dalam pekerjaannya dia merupakan program yang dikerjakan hanya ketika ingin menjalankan programnya dan bukan sebagai pekerjaan rutin setiap harinya makanya tidak ada pegawai khusus bagian PKBL, karena kalaupun ada pegawai tetapnya dia hanya bekerja ketika mau menjalankan program saja dan itu hanya membuang-buang biaya karena orang yang digaji jadi bertambah tetapi pekerjaanya tidak rutin. Jadi ketika ingin menjalankan program saya bersama-sama rekan-rekan saya yang berada di PTPN III Kebun Rambutan ini yang bekerja sama untuk melaksanakannya.”
(Wawancara tanggal 14 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 9)
Dalam pelaksanaan program PKBL tidak ada standar yang ditetapkan dalam pelaksanaanya, khususnya pada sumber daya manusianya tidak ada standar yang ditetapkan. Program-program yang dilakukan PKBL adalah program sukarela/hibah khusunya pada program bina lingkungannya dan program-program ini bukanlah program rutin yang dikerjakan dan dilakukan setiap harinya sehingga tidak adanya pegawai tetap khusus bagian CSR/PKBL tetapi tetap ada satu pegawai yang telah dipercayakan untuk mempertanggungjawabkan tugas dalam pelaksanaan program PKBL tersebut.
Berkaitan dengan hal itu bagian Personalia Krani I Personalia di PTPN III Kebun Rambutan berpendapat bahwa :
“Syarat untuk menjadi bagian PKBL yang saya tahu tidak ada karena program itu sebenarnya kami kerjakan bersama-sama, dan pembagian tugasnya berdasarkan keahlian masing-masing tetapi alangkah baiknya yang bekerja di bagian ini adalah orang yang sudah mengenal tempat yang akan kita berikan bantuan bina lingungan nantinya agar tidak kesulitan dalam menemukan lokasi ataupun dalam merealisasikan program-program PKBL.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 9)
Dalam menjalankan program-programnya PKBL tidak mempunyai standar yang ditetapkan dalam sumber dayanya, hanya saja pegawai yang dipilih untuk
bekerja menjalankan program PKBL ini adalah yang memahami program PKBL tersebut dan mengetahui lokasi yang akan diberikan bantuan-bantuan dari PKBL sehingga mempermudah PTPN III Kebun Rambutan dalam menjalankan program-programnya
Selanjutnya bagian Tata usaha Krani Keuangan di PTPN III kebun Rambutan juga berpendapat bahwa:
“Syaratnya saya rasa yang diperlukan itu yang punya kemampuan intelektual yang tinggi ya atau pun orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidang ini dan diperlukannya jiwa-jiwa muda ataupun pekerja-pekerja muda yang lebih produktif dan masih memiliki fokus yang baik karena programkan dilakukan untuk masyarakat banyak jadi seharusnya lebih memakai pemuda-pemudi yang sekarang yang lebih memahani teknologi.” (Wawancara tanggal 21 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 11)
Sumber daya yang diperlukan dalam implementasi program-program CSR/PKBL adalah orang-orang yang ahli dibidangnya dan memiliki spesialisasi sehingga program-program yang dilakukan terlebih dahulu dibuat dengan perencanaan yang matang yang dapat mengantisipasi dampak-dampak yang mungkin akan muncul.
Dalam pelaksanaannya CSR dan PKBL bukan hanya memerlukan sumber daya manusia saja tetapi juga membutuhkan sumber daya lainnya seperti sumber daya alam, sumber daya modal dan lainnya. Berkaitan dengan hal itu Krani Teknik di PTPN III Kebun Rambutan PTPN III Kebun Rambutan mengatakan bahwa :
“Untuk program kemitraannya tentu saja yang diperlukan adalah sumber daya modalnya/dana karena program inikan bersifat pinjaman dan untuk program bina lingkungannya yang pertama itu sumber daya manusianya yang kedua sumber daya alamnya dan sumber daya dananya karena program inikan bersifat memberikan bantuan seperti bantuan korban
sarana dan prasara, bantuan pelestarian alam dan bantuan sosial kemasyarakatan untuk pengentasan kemiskinan”. (Wawancara tanggal 17 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 14)
Sumber daya manusia adalah hal yang utama dalam menjalankan suatu program kebijakan akan tetapi untuk mendukung pelaksanaan program tersebut juga diperlukan sumber daya lain seperti sumber daya modal atau dana yang merupakan salah satu sumber yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program PKBL. Disamping sumber daya manusianya yang dipersiapkan dengan baik, begitu juga dengan sumber daya lainnya yang juga harus dipersiapkan salah satunya adalah modal/dana.
Dari beberapa pernyataan diatas peneliti berpendapat bahwa sumber daya yang dimiliki PTPN III masih kurang baik dalam menetapkan standar pegawainya hal itu dapat di lihat dari pendidikan pegawainya yang masih bertaraf pendidikan sekolah dasar/SD, pendapat itu di perkuat melalui hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Mei 2018 bahwa kemampuan dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki PTPN III Kebun Rambutan belum cukup baik dalam penetapan standarnya dan belum dapat dibilang memiliki kemampuan dan kualitas yang baik karena standar pendidikan dari pegawai yang masih bertaraf SD(pendidikan dasar). Alasan masih bertaraf pendidikan SD ini dikarenakan perusahaan yang ingin memcapai target dalam produksinya, para pemanen/penderes dan bahkan terkadang pegawai yang bekerja dikantor juga dituntut untuk melakukan pekerjaannya pada waktu/hari yang bukan waktu untuk bekerja contohnya pada hari minggu para pegawai khususnya penderes/pemanen masih bekerja agar dapat tercapainya target dari perusahaan dan agar perusahaan tetap terus bisa memproduksi yaitu olahan kelapa sawit dan juga karet.
3. Karakteristik organisasi pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan (publik) akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana. Semakin luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar pula agen yang dilibatkan.
Berkaitan dengan hal itu kepala bagian CSR/PKBL Krani DCC PTPN III Kebun Rambutan mengatakan bahwa :
“Struktur birokrasi itu adalah hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan, dan struktur organisasi di perusahaan ini sudah menggambarkan pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain sesuai fungsinya, jadi setiap pegawai punya tugas dan tanggung jawabnya masing-masing atas apa yang di kerjakannya dan mengenai standar setiap bagian ada kriteria yang harus dimiliki pegawainya, misalnya dalam administrasi berarti dia harus paham hitung-hitungan, pencatatan, dan paham dalam menggunakan komputer, tetapi kalau mengenai standar untuk mejadi pegawai kita masih berstandar tamatan SD/Sederajat karena kita ini kan memproduksi atau pekerjaannya paling bawah seperti deres menoreh getah jadi untuk memenuhi kebutuhan produksi kita hanya menetapkan standar masih tamatan SD/sederajat. dan itu struktur birokrasi yang saya jelaskan ini adalah struktur birokrasi perusahaan bukan pada PKBL saja, karena PKBL adalah kegiatan yang tidak rutin seperti yang saya bilang sehingga kamilah sebagai pegawai yang bekerja sama dalam menjalankannya.” (Wawancara tanggal 14 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 16)
Struktur birokrasi adalah hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan. Agen
pelaksana dalam setiap bidang seharusnya sudah mempunyai spesialisasi masing-masing agar setiap pegawai bekerja dengan porsinya masing-masing-masing-masing dan pekerjaan yang dilakukan lebih berkualitas, dan dengan struktur birokrasi yang jelas juga dapat memperkuat disiplin kerja para pegawai.
Berkaitan dengan hal itu bagian personalia Krani Umum di PTPN III Kebun Rambutan mengatakan bahwa:
“Kalau mengenai struktur birokrasinya kita sudah menerapkan spesialisasi/ pembagian kerja sesuai keahliannya jadi sudah baik strukturnya. Kalau mengenai standarnya kita masih standar SD/sederajat bagi pegawai pangkat A”. (Wawancara tanggal 16 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 16)
Spesialisasi agen pelakasana sangat penting dalam pelaksanaan program agar pegawai bekerja dengan keahlian dan bidangnya masing-masing, pembagian tugas yang sesuai dapat membuat pegawai menjadi lebih fokus dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Sama juga halnya dengan standar pendidikan yang juga merupakan hal yang penting. Semakin tinggi standar maka akan semakin tinggi juga tingkat pendidikan yang diperlukan, sehingga membuat pegawai dan para calon pegawai yang ingin bekerja di PTPN III Kebun Rambutan lebih meningkatkan pendidikannya, semakin tinggi tingkat pendidikan membuat semakin paham dan terspesialisasi juga pengetahuan dan pemahaman pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, akan tetapi dalam standar pegawainya PTPN III Kebun Rambutan masih berstandar tamatan SD /derajat bagi pegawainya khususnya pada pegawai pangkat A (penderes/ pekerja dilapangan) sehingga menjadikan standar yang dimiliki PTPN III Kebun Rambutan masih lemah dan rendah.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas penulis berpendapat bahwa karakteristik organisasi pelakasaan/struktur birokrasi disiplin kerja dan spesialisasi yang ada di PTPN III Kebun Rambutan sudah dibuat dan dijalankan dengan baik tetapi mengenai standar pegawainya masih dikatakan rendah karena masih bertaraf SD/sederajat, pendapat ini diperkuat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 16 Mei 2018 bahwa disiplin kerja pegawai yang ada di PTPN III Kebun Rambutan sudah cukup baik atau disiplin, baik itu pada struktur birokrasinya dan pembagian tugas/spesialisasi pegawainya, para pegawai bekerja pada bidangnya dan keahliannya masing-masing, pada jadwal waktu bekerja juga sudah tetap dan dilakukan pegawai yaitu kehadiran di perusahaan pada pukul 07.00 wib dikantor atau ditempat mereka ditempatkan bekerja walaupun ada beberapa yang masih terlambat dikarenakan alasan-alasannya.
Dalam hal ketepatan waktu untuk istirahat dan selesai waktu istirahat menurut peneliti dari hasil observasinya pegawai PTPN III Kebun Rambutan juga sudah dikategorikan on time mereka istirahat pada pukul 12.00 wib dan kembali keperusahaan pada pukul 14.00 wib dan begitu juga pada waktu selesai bekerja mereka keluar dari kantor pada pukul 16.00 wib bahkan terkadang lewat jam waktu pulang. Dari hasil observasi peneliti juga melihat bahwa dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya pegawai yang berada dikantor PTPN III Kebun Rambutan juga bekerja dengan giat dan disiplin pada waktu bekerja mereka bekerja dengan porsinya dan bagiannya masing-masing yang kadang berkomunikasi dengan teman sepekerjanya untuk mendiskusikan mengenai pekerjaan mereka.
4. Komunikasi antar organisasi
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya.
Berkaitan dengan hal itu bagian Personalia Krani I Personalia di PTPN III Kebun Rambutan mengatakan :
”Hubungannya baik, disini kita juga memiliki selera humor yang baik jadi tidak tegang dalam berkomunikasi. Disini kita juga saling menghormati jadi ketika kita tidak banyak bicara atau segan untk bicara pada atasan itu bukan karena hubungan kita ada masalah tetapi karena kita terlalu menghargai jadinya takut salah ngomong gitukan. Hubungannya baik kok para atasan juga walaupun punya jabatan yang tinggi tetap ramah-ramah.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 20)
Komunikasi adalah hal penting dalam sebuah organisasi, baik itu komunikasi antar sesama pegawai dan antar jabatan (atasan-bawahan) semakin baiknya hubungan dan komunikasi yang terjalin membuat pegawai lebih santai dan nyaman dalam melakukan pekerjaannya dan kemungkinan terjadinya salah paham dan mis-komunikasi akan semakin kecil. Hubungan yang baik dan sikap terbuka dan tidak terlalu memperlihatkan tingkatan jabatan antara atasan dan bawahan membuat pegawai PTPN III Kebun Rambutan dapat bekerja sama dengan baik tanpa adanya batasan-batasan yang terlalu terlihat.
Senada dengan pernyataan diatas bagian personalia Krani Umum di PTPN III Kebun Rambutan mengatakan bahwa :
“Hubungannya bagus, baik disini hubungannya antara pegawai dengan manajer kita disini. Tapi mungkin ya gitu karena sama atasannya jadi kaminya disini sedikit segan untuk bicara nonformal. Kalau beda
perdebatannya ya kalau rapat biasalah mengeluarkan pendapatkan untuk mencapai suatu keputusan yang diinginkan bersama. (Wawancara tanggal 16 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 20)
Hubungan yang baik antara pegawai disebuah perusahaan adalah hal yang penting, dengan tidak terlalu memperlihatkan status dan jabatan dalam perusahaan membuat pegawainya lebih nyaman dalam bekerja karena tidak adanya pembagian- pembagian ataupun kelompok-kelompok berdasarkan jabatannya,
Hubungan yang baik antara pegawai disebuah perusahaan adalah hal yang penting, dengan tidak terlalu memperlihatkan status dan jabatan dalam perusahaan membuat pegawainya lebih nyaman dalam bekerja karena tidak adanya pembagian- pembagian ataupun kelompok-kelompok berdasarkan jabatannya,