• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang temuan-temuan yang berdasarkan permasalahan yang diteliti. Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode komparatif atas hasil wawancara dengan informan, analisis dokumen (studi kepustakaan) serta sekaligus membandingkan dengan hasil observasi yang dilakukan. Analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas. Teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti akan dilakukan sesuai dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian (display data) dan kesimpulan atau verifikasi data.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah di kumpulkan di lapangan selama waktu penelitian.

b. Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data secara kualitatif akan dilakukan dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Pada tahapan ini peneliti akan melakukan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah di tetapkan sebelumnya. Interpretasi data akan berusaha menjawab pertanyaan yang di ajukan pada rumusan masalah. Tahapan ini akan

menghubungkan antara seluruh data, fakta, dan informasi yang ditemukan nalar peneliti.

d. Triangulasi

Untuk memperoleh data yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah, perlu dilakukan pemeriksaan keabsahan. Untuk menganalisis dan memeriksa keabsahan data , teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi data. Beberapa macam triangulasi data menurut Denzin (dalam Moleong 2005:330) yaitu :

1. Triangulasi penyidikan

Triangulasi ini dilakukan dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, yaitu dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.

2. Triangulasi sumber data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik kepecayaan suatu informasi yang diperoleh memalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi, membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen, dan sebagainya.

3. Triangulasi metode

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat melalui metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang didapat ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika diinterview dan diobsevasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.

4. Triangulasi teori

Triangulasi ini didasarkan pada anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu teori atau lebih. Triangulasi teori membandingkan hasil data yang diperoleh dengan teori yang ada. Dalam membahas suatu permasalahan, hendaknya peneliti tidak menggunakan satu perspektif teori. Perlu dilakukan adanya upaya pencarian teori sebagai pembanding teori untuk mengorganisasi data yang mungkin mengarahkan penemuan penelitian yang lebih relevan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik triangulasi data dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara antara subjek peneliti yang satu dengan yang lain. Data dapat dikatakan absah apabila terdapat

konsistensi dan kesesuaian antara informasi yang diberikan oleh informan satu dengan informan yang lainnya. Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan dengan hasil pengamatan peneliti terkait implementasi CSR pada PT. Perkebunan Nusantara III kebun Rambutan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Umum Perusahaan

Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PTPN III Medan – Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit, serta mempunyai pabrik pengolahan Lateks Pekat dan dari sisa Lateks Pekat didapat produk yang masih mempunyai nilai jual yaitu Block Skim Rubber (BSR) dimana produk Lateks diolah di kebun sendiri. Kebun Rambutan berasal dari perkebunan milik Maatscappay Hindia Belanda di bawah naungan NV RCMA (Rubber Culltur Maatscappay Amsterdam) yang pada tahun 1958 dinasionalisasikan menjadi PPN baru cabang Sumatera Utara.

Dalam perkembanganya perkebunan ini telah beberapa kali mengalami perubahan nama, yaitu pada tahun 1961 menjadi PPN SUMUT IV, selanjutnya pada tahun pada tahun 1967 diubah menjadi unit kebun PT. Perkebunann V (Persero). Kemudian pada bulan April 1994 terjadi penggabungan antara PTP II, IV dan V, menjadi suatu perusahaan yang diberi nama PTP. Nusantara III (Persero) yang berkantor pusat di jalan Sei Batang Hari Medan, PT.PN III (PT.

Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan terdapat 8 wilayah kerja yang di bagi berdasarkan afdeling, luas dari ke delapan afdeling tersebuat berjumlan 4.329,75 Ha lahan kelapa sawit dan 1.372,5 Ha lahan dengan tanaman karet. Kebun Rambutan terletak di sekitar Kota Madya Tebing Tinggi. Jarak dari Kota Medan ± 70 Km dari medan dan berlokasi dalam dua kabupaten,yaitu Serdang Bedagai dan Batu Bara. Sedangkan dari daerah Lubuk Pakam ± 31 Km, dan dari pusat Kota

m dari permukaan laut, dan bertofografi datar yang didominasi oleh jenis tanah podsolik merah kuning, Aluvial dan hidromorfik kelabu. curah hujan per tahun 1.300 - 2.100 mm, dan bulan basah ± 8 bulan serta bulan kering ± 4 bulan.

PTPN III Kebun Rambutan juga memiliki kesesuaian dokumen kepada konsumen dengan konsisten mengimplementasikan ISO.9002 (Manajemen Mutu) dan ISO 14000 (Manajemen Lingkungan), sehingga menghasikan produk-produk bermutu tinggi serta ramah lingkungan, disamping itu manajemen juga mempunyai komitmen yang tinggi terhadap keselamatan kerja karyawan dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) secara konsisten. Tanggung jawab PTPN III Kebun Rambutan mempunyai manajemen yang telah menyalurkan sebagian labanya untuk dana kemitraan dan bina lingkungan Comunity Development (CD) kepada masyarakat sekitar. Kemudian dalam rangka mewujudkan manusia yang sejahtera.

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan adalah : “Menjadi perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik

b. Misi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan adalah :

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan 2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan

3. Memberlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya secara optimal

4. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan “imbal-hasil” terbaik bagi para investor

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas, dan

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

4.3 Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

Penerapan CSR ini merupakan investasi yang tidak terlihat bagi perusahaan yang menerapkannya, karena apabila penerapan CSR dapat berhasil dilakukan maka citra baik perusahaan akan tetap terjaga di mata para stakeholdernya sehingga perusahaan nantinya akan semakin maju dan berkembang dengan dukungan yang kuat dari para stakeholder yang telah merasakan hasil dari pengimplementasian program CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

4.4 Program Bina Lingkungan PTPN III Kebun Rambutan

Bina Lingkungan merupakan program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Bentuk bantuan berupa: tanggap bencana alam yaitu bantuan yang diberikan oleh PKBL untuk orang-orang yang terkena bencana alam, kemudian pendidikan/pelatihan yaitu bantuan yang diberikan oleh bagian PKBL di bidang pendidikan biasanya berupa beasiswa ke sekolah-sekolah negeri serta mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk pengembangan sumber daya manusia, selain itu bantuan juga diberikan dalam bidang kesehatan biasanya berupa sumbangan kepada posyandu-posyandu terdekat dengan tempat BUMN itu didirikan, bisa juga dengan mengadakan cek kesehatan gratis, kemudian bantuan dalam prasarana & sarana umum yaitu bantuan yang diberikan dengan cara perbaikan fasilitas umum yang ada di sekitar tempat BUMN didirikan, pembangunan sarana ibadah, pelestarian alam, serta bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.

4.5 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan

Keberhasilan suatu pelaksanaan program dapat dilihat dari manfaat yang telah diberikan dari pelaksanaan program tersebut. Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis Implementasi CSR pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan dalam penelitian ini adalah :

1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan merupakan acuan atau pegangan untuk

standar dan suatu sasaran kebijakan yang jelas dan terukur. Dengan ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam standar dan sasaran kebijakan yang jelas, sehingga tidak terjadi multi-interpretasi yang mudah menimbulkan kesalahpahaman dan konflik di antara para agen implementasi. Oleh karena itu standar dan sasaran kebijakan merupakan salah satu indikator yang penting dalam pelaksanaan kebijakan.

Berkaitan dengan standar dan sasaran kebijakan tersebut kepala bagian CSR/PKBL Krani DCC PTPN III Kebun Rambutan berpendapat bahwa:

“CSR merupakan tanggung jawab sosial suatu perusahaan yang menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Jadi sesuai peraturan ini maka perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia harus memberikan manfaat yang baik kepada masyarakat dan lingkungan sekitar yang mendapat imbas atau dampak dari beroperasinya perusahaan, PTPN III Kebun Rambutan inikan merupakan pabrik kelapa sawit dan karet saat pengolahan itu pasti memberi dampak bagi masyarakat seperti asapnya, udaranya yang menjadi panas, bau dari limbahnya dan lainnya sehingga untuk menujukkan rasa bertanggungjawab perusahaan atas dampak yang ditimbulkan maka dari itu sesuai dengan peraturan yang ada PTPN III Kebun Rambutan ini merencanakan dan membuat program-program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar seperti melakukan program mengurangi polusi limbah yang mencemari lingkungan sekitar, menyumbang untuk program sosial dan pendidikan diwilayah sekitar perusahaan, dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat untuk menciptakan dan membangun hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat. Diantara tujuan dari pengelolaan program CSR yang baik dan tepat sasaran ini juga dapat membuat pencapaian target dari pemasaran perusahaan, peningkatan jumlah produksi dan hubungan sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar perusahaan dan stakeholder”. (Wawancara tanggal 14 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 3)

CSR adalah bentuk tanggung jawab sosial suatu perusahaan dimana menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Dimana CSR

berkewajiban memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan itu berada.

Berkaitan dengan hal itu bagian Personalia Krani I Personalia di PTPN III Kebun Rambutan menyampaikan bahwa:

“Tujuan di buatnya kebijakan CSR dan PKBL itu yang pertama karena adanya peraturan dan UU yang menetapkannya dan yang kedua itu adalah untuk memberikan manfaat ataupun dampak positif bagi masyarakat sekitar seperti memberikan bantuan kepada masyarakat. Jadi dengan adanya program CSR dan PKBL ini bukan hanya untuk mencari keuntungan saja bagi perusahaan tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat, dan dengan adanya program ini kita sebagai orang-orang perusahaan dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat juga jadi kita disini dapat saling mengenal dan dapat saling memberikan masukkan ataupun keluhan.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 4)

Sasaran dan tujuan dari program-program CSR dan PKBL adalah untuk memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan serta menjalin hubungan yang baik antara perusahaan, masyarakat dan stakeholder.

Dan berkaitan dengan hal itu bagian Tata usaha Krani Personalia di PTPN III Kebun Rambutan menyampaikan bahwa:

”Sasaran dan tujuan dibuatnya program-program dari CSR adalah tentu saja bertujuan untuk memberikan dampak-dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Disamping itu tujuan lainnya adalah berkontribusi didalam pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar, menjaring SDM yang berkualitas dan potensial, mengurangi resiko perusahaan terhadap korupsi dan kerugian, sebagai pembeda suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, membina hubungan yang baik dan harmonis dengan komunitas diluar perusahaan, mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, meningkatkan semangat dan produktivitas pegawai, efisiensi biaya (dengan adanya CSR bisa menekan jumlah pajak yang dibayar perusahaan), menjalin hubungan baik dengan stakeholder diluar seperti supplier, melebarkan akses sumber daya, membentangkan akses menuju market, dan peluang mendapatkan penghargaaan. Manfaat yang didapatkan dengan adanya CSR ini sangat besar sekali, yang diuntungkan bukan hanya lingkungan dan masyarakat sekitar melainkan perusahaan itu sendiri”. (Wawancara tanggal 18 Mei 2018 transkrip

Tujuan utama dilaksanakannya program dari CSR dan PKBL adalah untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar perusahaan berada, disamping itu ada tujuan lain yang hendak dicapai yaitu berkontribusi didalam pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar, menjaring SDM yang berkualitas dan potensial, mengurangi resiko perusahaan terhadap korupsi dan kerugian, sebagai pembeda suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, membina hubungan yang baik dan harmonis dengan komunitas diluar perusahaan, mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, meningkatkan semangat dan produktivitas pegawai, efisiensi biaya (dengan adanya CSR bisa menekan jumlah pajak yang dibayar perusahaan), menjalin hubungan baik dengan stakeholder diluar seperti supplier, melebarkan akses sumber daya, membentangkan akses menuju market, dan peluang mendapatkan penghargaaan. Banyak manfaat yang diberikan dari pelaksanaan program CSR ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi bagi perusahaan dan lingkungan sekitar perusahaan sehingga perlunya dilakukan pengembangan dari prgram CSR ini agar dapat memberikan manfaaat yang lebih luas dan lebih besar.

Dari beberapa pernyataan diatas peneliti berpendapat bahwa PT.

Perkebunan Nusantara III dalam menerapkan standar dan sasaran tujuannya sudah dapat dikatakan baik, dan pendapat itu di perkuat melalui observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Mei 2108 bahwa ukuran dan standar kebijakan pada PTPN III Kebun Rambutan sudah dalam kategori baik melihat dari prestasi-prestasi dan program-program yang sudah dilakukan oleh PTPN III Kebun Rambutan,contohnya dalam pelaksanaan program PKBL dimana pada program kemitraannya PTPN sudah banyak membantu memberikan pinjaman

modal kepada masyarakat sekitar BUMN yang membutuhkan dengan bunga yang sekecil kecilnya, dan juga pada program bina lingkungannya dimana dibangunnya sarana dan prasarana yang membantu dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar PTPN III seperti rumah ibadah, TK paud, peskesbun dan rumah sakit, bantuan air bersih, bantuan pembangunan/perbaikan rumah bagi masyarakat miskin, beasiswa bagi anak sekolah dan lainnya. Tingkat ketercapaian dari standar dan tujuan yang dilakukan oleh PTPN III Kebun Rambutan juga meningkat dengan adanya UU yang mengatur program-program pada BUMN khususnya pada PTPN seperti CSR dan PKBL membuat perusahaan berusaha memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar agar terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat dengan perusahaan dan perusahan dengan eksternal.

2. Sumber daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan. Tetapi diluar sumber daya manusia, sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga ialah sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan.

Mengenai sumber daya dalam implementasi CSR, berikut adalah pernyataan Kepala bagian CSR/PKBL Krani DCC PTPN III Kebun Rambutan :

“Standar pegawai untuk melaksanakan program PKBL sebenarnya tidak ada, saya juga sebenarnya bukan khusus bagian PKBL tetapi di PTPN III Kebun Rambutan ini saya yang bertanggungjawab dan bertugas menjalankan program PKBL. Program PKBL inikan tidak rutinkan dalam pekerjaannya dia merupakan program yang dikerjakan hanya ketika ingin menjalankan programnya dan bukan sebagai pekerjaan rutin setiap harinya makanya tidak ada pegawai khusus bagian PKBL, karena kalaupun ada pegawai tetapnya dia hanya bekerja ketika mau menjalankan program saja dan itu hanya membuang-buang biaya karena orang yang digaji jadi bertambah tetapi pekerjaanya tidak rutin. Jadi ketika ingin menjalankan program saya bersama-sama rekan-rekan saya yang berada di PTPN III Kebun Rambutan ini yang bekerja sama untuk melaksanakannya.”

(Wawancara tanggal 14 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 9)

Dalam pelaksanaan program PKBL tidak ada standar yang ditetapkan dalam pelaksanaanya, khususnya pada sumber daya manusianya tidak ada standar yang ditetapkan. Program-program yang dilakukan PKBL adalah program sukarela/hibah khusunya pada program bina lingkungannya dan program-program ini bukanlah program rutin yang dikerjakan dan dilakukan setiap harinya sehingga tidak adanya pegawai tetap khusus bagian CSR/PKBL tetapi tetap ada satu pegawai yang telah dipercayakan untuk mempertanggungjawabkan tugas dalam pelaksanaan program PKBL tersebut.

Berkaitan dengan hal itu bagian Personalia Krani I Personalia di PTPN III Kebun Rambutan berpendapat bahwa :

“Syarat untuk menjadi bagian PKBL yang saya tahu tidak ada karena program itu sebenarnya kami kerjakan bersama-sama, dan pembagian tugasnya berdasarkan keahlian masing-masing tetapi alangkah baiknya yang bekerja di bagian ini adalah orang yang sudah mengenal tempat yang akan kita berikan bantuan bina lingungan nantinya agar tidak kesulitan dalam menemukan lokasi ataupun dalam merealisasikan program-program PKBL.” (Wawancara tanggal 15 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 9)

Dalam menjalankan program-programnya PKBL tidak mempunyai standar yang ditetapkan dalam sumber dayanya, hanya saja pegawai yang dipilih untuk

bekerja menjalankan program PKBL ini adalah yang memahami program PKBL tersebut dan mengetahui lokasi yang akan diberikan bantuan-bantuan dari PKBL sehingga mempermudah PTPN III Kebun Rambutan dalam menjalankan program-programnya

Selanjutnya bagian Tata usaha Krani Keuangan di PTPN III kebun Rambutan juga berpendapat bahwa:

“Syaratnya saya rasa yang diperlukan itu yang punya kemampuan intelektual yang tinggi ya atau pun orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidang ini dan diperlukannya jiwa-jiwa muda ataupun pekerja-pekerja muda yang lebih produktif dan masih memiliki fokus yang baik karena programkan dilakukan untuk masyarakat banyak jadi seharusnya lebih memakai pemuda-pemudi yang sekarang yang lebih memahani teknologi.” (Wawancara tanggal 21 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 11)

Sumber daya yang diperlukan dalam implementasi program-program CSR/PKBL adalah orang-orang yang ahli dibidangnya dan memiliki spesialisasi sehingga program-program yang dilakukan terlebih dahulu dibuat dengan perencanaan yang matang yang dapat mengantisipasi dampak-dampak yang mungkin akan muncul.

Dalam pelaksanaannya CSR dan PKBL bukan hanya memerlukan sumber daya manusia saja tetapi juga membutuhkan sumber daya lainnya seperti sumber daya alam, sumber daya modal dan lainnya. Berkaitan dengan hal itu Krani Teknik di PTPN III Kebun Rambutan PTPN III Kebun Rambutan mengatakan bahwa :

“Untuk program kemitraannya tentu saja yang diperlukan adalah sumber daya modalnya/dana karena program inikan bersifat pinjaman dan untuk program bina lingkungannya yang pertama itu sumber daya manusianya yang kedua sumber daya alamnya dan sumber daya dananya karena program inikan bersifat memberikan bantuan seperti bantuan korban

sarana dan prasara, bantuan pelestarian alam dan bantuan sosial kemasyarakatan untuk pengentasan kemiskinan”. (Wawancara tanggal 17 Mei 2018 transkrip wawancara, hal 14)

Sumber daya manusia adalah hal yang utama dalam menjalankan suatu program kebijakan akan tetapi untuk mendukung pelaksanaan program tersebut juga diperlukan sumber daya lain seperti sumber daya modal atau dana yang merupakan salah satu sumber yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program PKBL. Disamping sumber daya manusianya yang dipersiapkan dengan baik, begitu juga dengan sumber daya lainnya yang juga harus dipersiapkan salah satunya adalah modal/dana.

Dari beberapa pernyataan diatas peneliti berpendapat bahwa sumber daya yang dimiliki PTPN III masih kurang baik dalam menetapkan standar pegawainya hal itu dapat di lihat dari pendidikan pegawainya yang masih bertaraf pendidikan sekolah dasar/SD, pendapat itu di perkuat melalui hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Mei 2018 bahwa kemampuan dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki PTPN III Kebun Rambutan belum cukup baik dalam penetapan standarnya dan belum dapat dibilang memiliki kemampuan dan kualitas yang baik karena standar pendidikan dari pegawai yang masih bertaraf SD(pendidikan dasar). Alasan masih bertaraf pendidikan SD ini dikarenakan perusahaan yang ingin memcapai target dalam produksinya, para pemanen/penderes dan bahkan terkadang pegawai yang bekerja dikantor juga

Dari beberapa pernyataan diatas peneliti berpendapat bahwa sumber daya yang dimiliki PTPN III masih kurang baik dalam menetapkan standar pegawainya hal itu dapat di lihat dari pendidikan pegawainya yang masih bertaraf pendidikan sekolah dasar/SD, pendapat itu di perkuat melalui hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Mei 2018 bahwa kemampuan dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki PTPN III Kebun Rambutan belum cukup baik dalam penetapan standarnya dan belum dapat dibilang memiliki kemampuan dan kualitas yang baik karena standar pendidikan dari pegawai yang masih bertaraf SD(pendidikan dasar). Alasan masih bertaraf pendidikan SD ini dikarenakan perusahaan yang ingin memcapai target dalam produksinya, para pemanen/penderes dan bahkan terkadang pegawai yang bekerja dikantor juga

Dokumen terkait