• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA LP KELAS II A WANITA TANGERANG DALAM MENCEGAH NARAPIDANA MENJADI RESIDIVIS

A. Program Pembinaan Narapidana di LP Kelas II A Wanita Tangerang

Tindak pidana itu tidak hanya dilakukan pria dan wanita dewasa saja, namun banyak pula yang dilakukan oleh pria dan wanita yang masih di bawah umur (anak-anak). Oleh karena itu pemerintah membentuk beberapa macam LP yang disesuaikan dengan jenis golongan narapidana guna menghindari terjadinya kejahatan baru dan untuk mempermudah dalam pembinaan dan perawatan.

Adapun macam-macam LP di Indonesia adalah sebagai berikut:76

1. LP anak pria (usia 18 tahun ke bawah). LP ini salah satunya terdapat di Tangerang. 2. LP anak wanita (usia 18 ke bawah). LP ini salah satunya terdapat di Tangerang. 3. LP pemuda (usia 18 – 21 tahun). LP ini salah satunya terdapat di Tangerang.

4. LP pria dewasa (usia 21 tahun ke atas). LP ini hampir ada di setiap pemerintahan daerah. 5. LP wanita (usia 18 tahun ke atas). LP ini salah satunya terdapat di Tangerang.

Dengan demikian, penempatan narapidana di suatu LP didasarkan pada jenis kelamin dan usia narapidana. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya kejahatan baru dan untuk mempermudah dalam pembinaan dan perawatan narapidana. Selain itu, program pembinaan narapidana itu juga berbeda-beda sesuai jenis kelamin. Memang pada prinsipnya program LP pria dan wanita itu sama saja, yaitu pembinaan keagamaan dan keterampilan. Namun, dalam pembinaan keterampilan narapidana pria dewasa lebih dititikberatkan pada hal-hal yang memerlukan tenaga lebih, misalnya montir, las, berkebun, beternak dan lain sebagainya. Sedangkan bagi narapidana anak-anak lebih dititikberatkan pada pendidikan baik secara formal maupu non formal. Demikian juga, terdapat perbedaan penempatan narapidana berdasarkan jenis

76

Suparsi, Kepala Sub Seksi Urusan Umum LP Kelas II A Wanita Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 19 September 2005

kejahatan yang dilakukan narapidana tersebut. Narapidana yang melakukan kejahatan ringan ditempatkan di LP biasa, misalnya LP Pria atau Wanita Tangerang, sedangkan yang melakukan kejahatan berat, seperti korupsi atau pembunuhan berantai ditempatkan di Nusa Kambangan. Walaupun penempatannya berbeda-beda dan kelihatannya menakutkan, namun pada hakikatnya adalah sama yaitu menghilangkan kebebasan untuk sementara.

Mengenai program pembinaan, pada dasarnya arah pelayanan pembinaan dan bimbingan yang perlu dilakukan oleh petugas LP secara umum ialah memperbaiki tingkah laku narapidana agar tujuan pembinaan dapat dicapai. Di mana ruang lingkup pembinaan narapidana di LP secara umum dapat dibagi ke dalam dua bidang yaitu:77

1. Pembinaan Kepribadian yang meliputi: a.Pembinaan kesadaran keagamaan

Usaha ini diperlukan agar diteguhkan imannya terutama memberi pengertian agar narapidana dapat menyadari akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang benar dan perbuatan-perbuatan yang salah.

b.Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara

Usaha ini bertujuan menyadarkan mereka agar dapat menjadi warga Negara yang baik yang dapat berbakti bagi bangsa dan Negara.

c.Pembinaan kemampuan intelektual (kecerdasan)

Usaha ini diperlukan agar pengetahuan serta kemampuan berfikir narapidana semakin meningkat sehingga dapat menunjang kegiatan-kegiatan positif yang diperlukan selama masa pembinaan. Pembinaan intelektual (kecerdasan) dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan non formal

Pendidikan formal diselenggarakan, disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ada yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat ditingkatkan semua narapidana. Pendidikan non formal diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melalui

77

kursus, latihan keterampilan dan sebagainya. Bentuk pendidikan non formal yang paling mudah dan paling murah ialah kegiatan-kegiatan ceramah umum dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh informasi dari luar, misalnya membaca koran/majalah, menonton TV, mendengarkan radio dan sebagainya.

Untuk mengejar ketinggalan di bidang pendidikan baik formal maupun non formal agar diupayakan cara belajar melalui program kejar praktek A dan kejar usaha.

d.Pembinaan kesadaran hukum

Pembinaan kesadaran hukum narapidana dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan hukum yang bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi sehingga sebagai anggota masyarakat, mereka menyadari hal dan kewajibannya dalam rangka turut menegakkan hukum dan keadilan, pelindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban, ketenteraman, kepastian hukum dan terbentuknya perilaku setiap warga megara Indonesia yang taat kepada hukum. Penyuluhan hukum diselenggarakan secara langsung yakni penyuluh berhadapan langsung dengan sasaran yang disuluh, sehingga dapat bertatap muka langsung, misalnya melalui ceramah, diskusi, sarasehan, temu wicara, peragaan dan simulasi hukum. Metode pendekatan yang diutamakan ialah metode persuasif, edukatif, komunikatif, dan akomodatif.

e.Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat pembinaan di bidang ini dapat dikatakan juga pembinaan kehidupan sosial kemasyarakatan yang bertujuan pokok agar bekas narapidana mudah diterima kembali oleh masyarakat lingkunganya. Untuk mencapai ini, kepada mereka selama dalam Lapas dibina terus untuk patuh beribadah dan dapat melakukan usaha-usaha sosial secara gotong royong, sehingga pada waktu mereka kembali ke masyarakat mereka telah memiliki sifat-sifat positif untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat di lingkungannya.

Pembinaan Keterampilan diberikan melalui program-program:78

a. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri misalnya kerajinan tangan, industri rumah tangga, raparasi mesin dan alat-alat elektronika dan sebagainya.

b. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha insdustri kecil misalnya pengelolaan bahan mentah dari sektor pertanian dan bahan alam, menjadi bahan setengah jadi dan jadi, misalnya pengolahan rotan menjadi perabotan rumah tangga, pengolahan makanan ringan berikut pengawetannya dan pembuatan batu bata, genteng, batako.

c. Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakat masing-masing. Dalam hal ini bagi mereka yang memiliki bakat tertentu diusahakan pengembangan kemampuannya itu. Misalnya memiliki kemampuan di bidang seni, maka diusahakan untuk disalurkan ke perkumpulan-perkumpulan seniman untuk dapat mengembangkan bakatnya sekaligus mendapatkan nafkah.

d. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau kegiatan pertanian (perkebunan) dengan menggunakan teknologi madya atau teknologi tinggi, misalnya industri kulit, industri pembuatan sepatu, pabrik tekstil, industri minyak sayur dan usaha tambak udang.

Secara umum pembinaan narapidana bertujuan agar mereka menjadi manusia seutuhnya sebagaimana yang telah menjadi arah pembangunan nasional melalui jalur pendekatan:79

a. Memantapkan mental (ketahanan mental) mereka.

b. Membina mereka agar mampu berinteraksi secara wajar di dalam kehidupan berkelompok selama dalam Lapas dan kehidupan yang lebih luas (masyarakat) setelah menjalani pidana yang secara khusus pembinaan narapidana ditujukan agar selama masa pembinaan dan sesudah seksi menjalankan masa pidananya:

78

Ibid., h. 31-35 dan A. Widiada Gunakaya, Sejarah dan Konsepsi Pemasyarakatan, (Bandung: CV. Armico, 1988), Cet. ke-1, h. 60

79

a) Berhasil memantapkan kembali harga diri kepercayaan dirinya serta bersikap optimis akan masa depannya.

b) Berhasil memperoleh pengetahuan, minimal keterampilan untuk bekal mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan nasional.

c) Berhasil menjadi manusia yang patuh hukum tercermin pada sikap perilakunya yang tertib disiplin serta mampu menggalang rasa kesetiakawanan sosial .

d) Berhasil memiliki jiwa dan semangat pengabdian terhadap bangsa dan negara.

LP Kelas II A Wanita Tangerang memiliki program umum yaitu peningkatan kerja sama dengan pihak ke-3 dalam pelaksanaan pembinaan peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik petugas LP maupun narapidana, terutama yang berkaitan dengan kegiatan keterampilan, dan peningkatan kualitas keagamaan.

Sedangkan program pembinaan yang secara khusus diusahakan Lapas kelas II A Wanita Tangerang adalah sebagai berikut: 80

1. Pendidikan Umum

Pendidikan umum ini berupa kelompok belajar pendidikan dasar (KBPD). Pendidikan ini dititik beratkan kepada narapidana yang terkena penyakit buta (buta aksara, buta angka, dan buta bahasa) dengan tujuan agar mereka dapat membaca dan menulis dan disediakan kursus bahasa Inggris.

2. Pendidikan Keterampilan

Pendidikan keterampilan ini merupakan pembinaan kemandirian yang diarahkan pada pembinaan bakat dan keterampilan yang diberikan ialah menjahit, menyulam, memasak, membuat bunga kering, membuat tas mutte, handuk, taplak meja, merias/salon, berkebun, dan bertanam.

Hasil dari keterampilan mereka dijual baik dalam LP ataupun saat mengadakan pameran-pameran. Demikian juga dengan keterampilan memasak, LP menerima pesanan nasi

80

Suryati AR, Kepala Seksi Bimbingan Narapidana (Binapi) LP Kelas II A Wanita Tangerang, Wawancara Pribadii, Tangerang, 1 September 2005

kotak dari luar atau untuk keperluan kantin lapas. Pembinaan ini bertujuan agar narapidana yang telah bebas dapat mencari nafkah bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.

3. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani ini bertujuan agar narapidana sehat jasmaninya. Pendidikan ini berbentuk olah raga, olah raga senam dilakukan setiap hari, sedangkan olah raga tenis meja, bulu tangkis, kasti, volley ball dilakukan hanya pada hari jum’at saja.

4. Pendidikan Rohani

Pendidikan ini bertujuan agar narapidana mampu menyadari arti keberadaannya sebagai mahluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya. Dalam pelaksanaannya, lapas mengadakan kerjasama di Departemen Agama Kanwil Tangerang, Yayasan Al-Azhar, Yayasan Al-Ummah, LKBHPK (lembaga konsultasi bantuan hukum wanita dan keluarga), dan forum ukhwah Islamiyah Tangerang, bagi mereka yang beragama Islam. Bagi narapidana yang beragama Kristen/Katolik, Lapas bekerja sama dengan gereja Apostolos Pantekosta, Samaria, gereja Katolik Tangerang dan Jasindo.

5. Pendidikan Kesenian

Pendidikan kesenian yang diberikan lapas untuk narapidana bertujuan sebagai hiburan sebagai wahana/tempat untuk mengembangkan kreativitas dan bakat yang ada pada diri narapidana, dan sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman yang baru bagi napi yang belum didapat ketika diluar LP. Pendidikan kesenian ini berupa pelatihan tari, vocal, kulintang, qasidah, dan permainan alat-alat musik lain.

6. Pendidikan Rekreasi

Pendidikan ini bertujuan agar narapidana mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani. Wujud pendidikan ini dilaksanakan oleh petugas yang bersangkutan dan dinilai sebagai bahan pertimbangan Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) dalam membentuk proses pembinaan selanjutnya.

Semua program yang dirancang LP Wanita Tangerang mempunyai tujuan sebagai berikut: 81

6. Memberikan pengayoman dan bekal hidup agar narapidana dapat menjalankan hidupnya dengan baik setelah menjalani hukuman dan kembali berintergrasi dengan masyarakat dan dapat hidup mandiri.

7. Mengembalikan fungsi sosial narapidana sebagai manusia yang bermasyarakat. 8. Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada narapidana.

9. Menanamkan saling pengertian dan kesadaran diri bagi narapidana. 10. Menanamkan kedisiplinan melalui beberapa kegiatan yang positif.

Demikianlah beberapa upaya LP kelas II A Wanita Tangerang dalam menangani masalah residivis pada khususnya dan narapidana pada umumnya. Memang disadari bahwa LP Wanita Tangerang ini tidak mengagendakan secara khusus mengenai pembinaan narapidana residivis, karena pengurus LP menganggap baik narapidana biasa maupun residivis adalah sama-sama narapidana yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan. Upaya ini dilakukan agar narapidana dapat berlaku baik sehingga dapat diterima kembali menjadi anggota masyarakat dengan kata lain, bahwa narapidana walaupun sebagai orang dihukum dan dibatasi kebebasanya, namun ia tetap diakui sebagai masyarakat. Oleh karena itu dalam pembinaan narapidana ini, pihak masyarakat diikut sertakan disamping para petugas LP itu sendiri. Dalam artian pihak masyarakat ikut bertanggung jawab atas pembinaan narapidana disamping para petugas LP.