• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

B. Program Pengalaman Lapangan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program dalam pendidikan pra jabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap untuk secara mandiri mengemban tugas menjadi guru (Panduan Program Pengalaman Lapangan: 1).

Sebagai pengemban tugas profesional seorang guru dituntut tidak hanya tahu dan memahami tugasnya, namun jauh lebih penting daripada itu adalah mampu melaksanakan tugas sebagai guru. Kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai guru inilah yang dibentuk melalui PPL.

2. Tujuan PPL

Tujuan PPL adalah memberikan latihan bagi mahasiswa calon guru agar mampu melaksanakan tugas sebagai guru. PPL bertujuan agar mahasiswa calon guru (Sumedi, 1992:1) :

a. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, serta akademik sosial sekolah sebagai tempat kerjanya kelak.

b. Menguasai berbagai keterampilan mengajar terbatas

c. Mampu menerapkan berbagai ketrampilan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan para pembimbing.

d. Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi sebenarnya dengan bimbingan yang minimal atau tanpa bimbingan.

e. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalaman selama latihan melalui refleksi yang merupakan salah satu ciri penting pekerjaan profesional.

3. Pelaksanaan PPL

Pelaksanaan PPL bagi mahasiswa calon guru diawali dengan (Sumedi, 1992:4) :

a. Permintaan ijin kepada kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat propinsi.

b. Rapat koordinasi dikomunikasikan program keseluruhan PPL agar dapat diketahui fungsi dan peran masing- masing dalam kegiatan PPL tersebut. c. Mengkomunikasikan program kepada mahasiswa. Koordinator dan

pembimbing bersama-sama dosen pembimbing mengadakan pertemuan dengan mahasiswa calon guru yang menjadi tanggung jawabnya, dikomunikasikan program latihan keseluruhan.

d. Pelaksanaan latihan. Latihan PPL dibagi menjadi empat tahap yaitu pengenalan lapangan, latihan ketrampilan mengajar, latihan terbimbing, dan latihan mandiri.

e. Pelaksanaan ujian. Ujian dilaksanakan setelah praktikan selesai melaksanakan praktik mengajar.

4. Kegiatan

a. Mengenal sekolah tempat latihan PPL, pengenalan lapangan (sekolah tempat praktikan melakukan PPL), merupakan tahap awal. Kegiatan pengenalan lapangan ini sebaiknya sudah dilakukan pada semester-semester sebelum kegiatan PPL secara terjadwal dimula, yaitu pada waktu mahasiswa mengikuti mata kuliah yang berkaitan langsung dengan kehidupan sekolah, seperti: perencanaan pengajaran, metodologi pengajaran, pengelolaan kelas, dan bimbingan konseling.

Aspek-aspek kehidupan sekolah yang perlu dikenali melalui wawancara dan instrumen observasi antara lain :

1. Keadaan fisik sekolah, lingkungan dan tata tertibnya. 2. Sarana, prasarana dan fasilitas, termasuk sumber belajar.

3. Jenis-jenis program ko- dan ekstra-kurikuler yang tersedia di sekolah. 4. Perangkat administrasi kelas dan sekolah.

5. Struktur organisasi dan personalia / kepegawaian sekolah.

6. Kehidupan sosial (hubungan antara siswa, guru, serta personalia lain) dalam waktu belajar dan waktu istirahat.

7. Membuat peta kerawanan kelas yang mengikuti petunjuk-petunjuk dari petugas yang berwenang.

b. Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa. Untuk menentukan model pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan guru pamong, minimal tiga kali, sedapat mungkin pada

kelas yang berbeda. Untuk menambah pengalaman pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi pembelajaran oleh sesama praktikan yang berbeda dan untuk mengenali keterlibatan siswa praktikan mengobservasi aktivitas siswa di dalam kelas.

c. Melaksanakan pembelajaran sendiri. Praktikan wajib melaksanakan pembelajaran minimal delapan kali. Untuk itu praktikan wajib menyusun satuan pembelajaran (SP). Penyusunan SP wajib dikonsultasikan dengan guru pamong dan sedapat mungkin juga dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

d. Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran.

e. Mengerjakan tugas administrasi atau ketatausahaan, dengan bimbingan wali kelas dan kepala sekolah atau petugas lainnya, praktikan berlatih atau berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan administrasi kepegawaian dan administrasi kelas.

f. Berlatih atau berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana pengajaran.

g. Berlatih atau berpartisipasi dalam pembinaan ko- dan ekstra-kurikuler antara lain pengelolaan OSIS dan kepramukaan.

h. Menyelenggarakan kegiatan lain, antara lain : membimbing pengisian majalah dinding, mengikuti upacara-upacara sekolah, mengikuti pertemuan atau rapat-rapat sekolah, melaksanakan tugas piket.

i. Menghadiri pertemuan dengan dosen pembiming dan membina hubungan dengan sekolah. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka persiapan dan pembekalan PPL di kampus, dan berbagai pengalaman dalam kelompok di sekolah tempat praktik, minimal empat kali dalam periode PPL. Selama PPL praktikan diharapkan mampu me mbina hubungan dengan personil sekolah.

j. Membuat laporan, praktikan wajib membuat laporan (individual).

k. Menempuh ujian lisan oleh dosen pembimbing tentang pertanggung jawaban laporan PPL.

5. Kawasan (domain) yang dilatihkan dalam PPL

Ada berbagai pandangan tentang pendidikan. Salah satunya adalah pandangan B. Bloom dan kawan-kawan, yang sedikit banyak telah mempengaruhi alam pikiran para pengembang pendidikan. Bloom dan kawan-kawan telah memperkembangkan klasifikasi hiragis atau taksnonomi tujuan-tujuan pendid ikan. Keseluruhan tujuan-tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga kawasan atau domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Kawasan yang dilatihkan dalam PPL ini identik dengan komponen-komponen pembentukan sikap.

Kawasan kognitif terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hiragis dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih atau komplek sebagai berikut (Mudyahardjo, 1993:11) :

a. Pengetahuan, yaitu kemampuan mengingat kembali hal- hal yang telah dipelajari.

b. Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal. c. Penerapan, yaitu kemampuan mempergunakan hal- hal yang telah dipelajri

untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.

d. Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktus organisasi dapat dipahami.

e. Sintesis, yaitu keseluruhan yang memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti.

f. Penilaian, yaitu kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atau yang ditetapkan terlebih dahulu.

Kawasan afektif mencakup lima macam kemampuan emosional yang disusun secara hiragis dari yang paling tidak mengikat diri pribadinya sampai kepada yang sangat mengikat diri pribadinya, sebagai berikut (Mudyahardjo, 1993:12) :

a. Kesadaran, yaitu kemampuan untuk ingin memperhatikan sesuatu hal. b. Partisipasi, yaitu kemampuan untuk turut serta terlibat dalam sesuatu hal. c. Penghayatan nilai, yaitu kemampuan untuk menerima nilai sistem dan

terikat kepadanya.

d. Pengorganisasian nilai, yaitu kemampuan memiliki sistem nilai dalam dirinya.

e. Karakteristik diri, yaitu kemampuan untuk menilai pola hidup, dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya.

Kawasan psikomotor belum sempat dikembangkan oleh Bloom dan kawan-kawan, dan baru kemudian antara lain dikembangkan oleh Kliber, Baher, dan Mills (1970), Harrow (1970), dan Simon (1972). Dibawah ini disajikan kawasan psikomotor yang dikembangkan oleh Harrow (dalam Mudyahardjo, 1993:12) :

a. Gerakan refleks, yaitu kemampuan melakukan tindakan yang terjadi secara tidak sengaja dalam menjawab suatu perangsang.

b. Gerakan dasar, kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan- gerakan refleks.

c. Kemampuan perseptual, yaitu kemampuan menerjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan yang cepat.

d. Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan dasar yang memerlukan inti untuk mengembangkan gerakan yang terlatih.

e. Gerakan- gerakan terlatih, yaitu gerakan yang canggih dan tingkat efisiensi tertentu.

f. Komunikasi nondiskursif, yaitu kemampuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan.

6. Komponen yang dinilai dalam PPL

a. Proses pembelajaran, meliputi:

1. Kemampuan merencanakan pembelajaran a) Kemampuan merumuskan tujuan. b) Kemampuan menganalisa materi.

c) Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

d) Kemampuan menyusun alat evaluasi. 2. Kemampuan melakukan proses pembelajaran

a) Kemampuan membuka proses pembelajaran

b) Kemampuan melakukan proses inti pembelajaran antara lain ; 1) Penguasaan materi pelajaran,

2) Kemampuan menjelaskan,

3) Kemampuan bertanya dan menjawab, 4) Kemampuan mengaktifkan siswa, 5) Kemampuan mengelola kelas, 6) Kemampuan memotivasi siswa,

7) Kemampuan memanfaatkan media dan buku, c) Kemampuan menutup proses pembelajaran

1) Penampilan personal sosial, 2) Laporan akhir,

Dokumen terkait