• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program pengembangan perumahan dan permukiman dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (bedah rumah)

Dalam dokumen STRATEGI SANITASI KABUPATEN AGAM (Halaman 93-102)

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN

A. Air Limbah

4. Program pengembangan perumahan dan permukiman dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (bedah rumah)

5. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan

sasaran tercapainya peningkatan kualitas lingkungan hidup dengan Melakukan pemantauan kualitas lingkungan, Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan Penyediaan data dan informasi tentang sumber daya alam dan lingkungan hidup Penyusunan regulasi bidang lingkungan hidup Pengawasan terhadap usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak lingkungan 6. Program perencanaan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan

7. Program Pembangunan air bersih dan sanitasi untuk kelompok masyarakat tahun 2008 – 2010 melalui Program PAMSIMAS di 35 jorong pada 12 Kecamatan

8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan tahun 2009 – 2010 membangun WC dan MCK umum di 3 nagari pada kecamatan Banuhampu.

9. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perdesaan membangun MCK umum.

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-21

10. Peningkatan Sanitasi dasar melalui gerakan thaharah mesjid dan WC Bersih.

11. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat dibidang lingkungan hidup diantaranya pengadaan Posko Pengaduan Kerusakan Lingkungan.

Rencana peningkatan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Agam dapat dilihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Agam tahun 2010 - 2015, yaitu: meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap peningkatan sanitasi dasar dan pengembangan lingkungan sehat.

Selain pengadaan truk tinja diperlukan juga sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). Ketersediaan IPLT di Kabupaten Agam merupakan hal penting yang sangat mendesak. Dalam merencanakan bangunan pengolahan limbah tinja, terdapat dasar-dasar perencanaan yang harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan kuantitas buangan tinja yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang dilayani, lokasi pembangunannya, fasilitas sarana prasarana pendukung sebagai alternative pengolahan lumpur tinja terdiri dari inhoff tank, kolam stabilisasi (yang terdiri dari kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam pematangan) dan sludge drying bed.

Pengaturan pembuangan lumpur sisa olahan limbah akan mengarah pada pelaksanaan teknis di lapangan. Hal ini akan berimplikasi pada mekanisme usaha dan mekanisme kerjasama partisipasi bisnis dengan para pengusaha jasa kuras tinja/WC. Pada Era Otonomi daerah perlu ada rancangan tata cara yang memungkinkan pengelolaan IPLT atau fasilitas pelayanan publik lainnya, oleh pihak ketiga yang berminat dengan sistem bagi hasil atau kontrak karya selama waktu tertentu. Dengan demikian fasilitas pelayanan publik dapat dijalankan secara profesional dan berpeluang memberikan kontribusi ekonomi bagi pemerintah daerah.

Target pengelolaan air limbah diarahkan melalui upaya-upaya insentif baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kondisi sanitasi lingkungan yang baik dengan memperhatikan kegiatan penyuluhan secara insentif serta menggunakan cara yang sesuai dengan kondisi setempat.

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-22

Target/sasaran pambangunan masalah air limbah diarahkan untuk dapat dilaksanakan melalui beberapa cara yaitu dengan pengelolaan pembuangan limbah sistem setempat (on site sanitation disposal sistem) berupa :

a) Sistem Individual

Sistem pembuangan setempat, yang dilakukan masyarakat dengan jamban/kakus tipe cubluk atau dengan tangki septik perlu didukung dengan usaha penyuluhan dan perbaikan serta pemeliharaan kondisi dari fasilitas tersebut. Fasilitas pengurasan tangki septik dan pengadaan tempat pembuangan lumpur tinja harus disediakan untuk melayani masyarakat pemakai.

b) Sistem Komunal

Sistem pembuangan limbah setempat secara komunal yang sudah dikenal berupa fasilitas MCK disamping memberikan manfaat yang nyata juga menimbulkan dampak negatif yang umumnya disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan. Program penyediaan fasilitas MCK perlu disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat dan didukung oleh program penyuluhan kesehatan yang intensif. Fasilitas MCK terutama diarahkan untuk daerah dengan tingkat ekonomi rendah.

Kebijaksanaan dan Strategi Penanganan Air Limbah Domestik

a) Peningkatan pembangunan, pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi, untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan menjaga kelestarian lingkungan. b) Penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi yang terjangkau

oleh masyarakat luas dan masyarakat berpenghasilan rendah.

c) Pengembangan rekayasa teknis untuk mendapatkan teknologi tepat guna yang sederhana.

d) Penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan Iingkungan dan berkelanjutan. e) Penetapan dan penerapan pemberlakuan baku mutu lingkungan di kawasan

perumahan dan pemukiman.

f) Peningkatan peran serta swasta dan masyarakat. g) Pengembangan sistem pendanaan.

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-23

h) Pemantapan kelembagaan.

i) Peningkatan pemanfaatan, operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang telah terbangun.

j) Penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dengan program atau sektor lain.

k) Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penyediaan dan penye!enggaraan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi.

Strategi Teknis Penanganan Air Limbah Domestik

a) Memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi.

b) Menentukan spesifikasi teknis minimum prasarana dan sarana dasar sanitasi. c) Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

d) Memperbaiki kemampuan daya dukung lingkungan.

e) Menentukan standar baku mutu lingkungan permukiman yang sehat

f) Mendorong terlaksananya operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana dasar sanitasi.

g) Menyiapkan rencana pengelolaan secara terpadu sebelum pelaksanaan.

Strategi Finansial/Pendanaan Penanganan Air Limbah Domestik

a) Menciptakan iklim pendanaan dan keterlibatan dunia usaha termasuk CSR dalam pembiayaan penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar.

b) Menggali sumber dana masyarakat untuk ikut membiayai dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar sanitasi.

c) Menyempurnakan mekanisme sistem bantuan keuangan untuk penyediaan prasarana dan sarana dasar sanitasi.

Strategi Kelembagaan dan Peraturan Perundang-undangan dalam Penanganan Air Limbah Domestik

a) Meningkatkan fungsi kelembagaan yang sudah ada

b) Mendorong terbentuknya lembaga pengelola sarana dan prasarana sanitasi. c) Mendorong pelaksanaan perundang-undangan.

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-24

d) Mengembangkan peraturan dan perundang-undangan yang ada. e) Melengkapi peraturan dan perundangan yang ada.

f) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. g) Meningkatkan jumlah tenaga ahli sanitasi

Strategi Pencapaian Sasaran Pengelolaan Air Limbah

a) Mengembangkan teknologi sanitasi dasar tepat guna yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

b) Mengembangkan dan memantapkan kelembagaan pengelolaan air limbah melalui pembentukan unit pengelola air limbah, dinas atau perusahaan daerah serta mendorong kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat.

c) Mengembangkan percontohan sarana pengelolaan air limbah pedesaan serta memasyarakatkan pembuatan sarana sanitasi sederhana.

d) Menentukan tolak ukur mutu lingkungan air didalam kawasan perumahan dan pemukiman.

e) Mengembangkan sistem pendanaan subsidi silang, sistem bantuan keuangan dan peran serta dunia usaha.

f) Mempercepat terwujudnya peraturan dan perundang-undangan yang menyangkut pengelolaan air limbah.

Strategi Promosi Pengelolaan Air Limbah

a) Melaksanakan apresiasi maupun pelatihan untuk meningkatkan pengelola sarana dan prasarana sanitasi.

b) Melaksanakan training untuk meningkatkan pengelola prasarana dan sarana air limbah.

c) Melaksanakan pelatihan teknis.

d) Melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam rangka mencapai hasil pengelolaan yang optimal.

e) Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi.

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-25

g) Meningkatkan kemandirian masyarakat akan kesehatan Iingkungan permukiman. h) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pengadaan prasarana dan sarana

sanitasi.

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dalam Pengelolaan Air Limbah

Pembangunan prasarana dan sarana air Iimbah harus memperhatikan dampak sampingan yang ditimbulkan akibat penyebaran wabah yang dihasilkan dari kotoran manusia melalui konstruksi yang aman agar tidak mencemari air tanah.

B. Persampahan

a. Program Pengelolaan Sampah yang Sedang dilaksanakan

Program pengelolaan sampah yang dilaksanakan di Kabupaten Agam pada tahun tahun 2010 antara lain :

a) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan b) Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

c) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

b. Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah

Rencana peningkatan pengelolaan sampah (limbah padat) di Kabupaten Agam dapat dilihat dari rencana strategis pengelolaan sampah Kabupaten Agam sebagai berkut:

1) Perencanaan sistem persampahan kabupaten yang mempertimbangkan standar pelayanan lingkungan fisik

2) Menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle)

3) Membangun pengelolaan sampah yang terpadu dan berwawasan lingkungan sehat dengan pembangunan baru sarana prasarana TPST.

4) Meningkatkan cakupan wilayah layanan persampahan dan penambahan sarana prasarana persampahan.

5) Mengurangi timbulan sampah dari sumbernya dengan sistem komposite 6) Pelatihan teknis sederhana pengelolaan sampah pada masyarakat

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-26

Pengelolaan sampah pada masyarakat masih menggunakan cara sederhana untuk mengolah sampah, yaitu seperti dibakar, ditimbun ataupun khusus untuk wilayah Lubuk Basung diangkut dengan menggunakan truk sampah untuk dibuang ke lokasi open dumping Manggis atau bahkan masih membuang sampah ke selokan atau sungai yang tidak sesuai dengan syarat kesehatan. Pengelolaan sampah seperti ini belum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan. Sedangkan pembuangan sampah dengan cara dibakar juga tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dikarenakan pembakaran sampah menghasilkan gas emisi metan atau gas dioxin yang bersifat karsinogenik.

TPA Manggih di Kecamatan Lubuk Basung

Kebutuhan untuk pembangunan TPST saat ini sudah mendesak di Kabupaten Agam. Berdasarkan dokumen DED dan UPL/UPK yang telah dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum, TPST yang direncanakan berada di Nagari Sungai Jariang seluas 8 Ha dengan kriteria rancangan TPSA sistem Reusable Sanitary Landfill dirancang untuk dapat menampung sampah dari daerah pelayanan Kabupaten Agam. Pemerintah tidak bisa lagi mengandalkan TPA Manggih yang hanya menggunakan sistem open dumping dan berada di areal mata air.

Berdasarkan asumsi ini, maka cakupan wilayah pelayanan persampahan TPA

Sungai Jariang direncanakan meliputi wilayah kecamatan antara lain: Kecamatan Lubuk

Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Tanjung Mutiara dan Kecamatan Tanjung Raya. Perencanaan persampahan untuk wilayah kecamatan Banuhampu, Ampek Koto, Sungai Pua, Ampek Angkek, Canduang, Baso, Tilatang Kamang, Kamang Magek diarahkan pada pemanfaatan TPA Regional Kota Payakumbuh.

Timbulan sampah dari daerah permukiman perkotaan di wilayah kabupaten Agam direncanakan dapat terlayani sebesar 20%. Sisanya diharapkan dapat dikelola secara on site mengingat masih tersedia lahan untuk melakukan pengolahan secara setempat.

Perencanaan DED TPA Sungai jariang pada tahap Alternatif pemecahan masalah persampahan di Kabupaten Agam dapat ditempuh dengan beberapa strategi seperti berikut :

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-27

a. Strategi Teknis Program Persampahan:

1. Memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana dasar persampahan dengan menambah jumlah armada pengangkut sampah seperti bak Komunal, gerobak sampah, truk manual, dump truk, arm roll truk.

2. Menentukan spesifikasi teknis minimum prasarana dan sarana dasar persampahan

3. Menentukan teknologi yang terjangkau dalam pembiayaan dan dapat diterima oleh masyarakat serta dapat berfungsi sesuai tujuan seperti pengolahan dengan konsep 3R (Recycle, Reuse, dan Reduce).

4. Mengurangi dampak negatif ternadap lingkungan. 5. Memperbaiki kemampuan daya dukung lingkungan.

6. Menentukan standard baku mutu lingkungan permukiman yang sehat.

7. Mendorong terlaksananya operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana dasar persampahan.

8. Menyiapkan rencana pengelolaan secara terpadu sebelum pelaksanaan.

b. Strategi Kelembagaan:

1. Meningkatkan fungsi lembaga yang ada.

2. Mendorong pelaksanaan perundang-undangan.

3. Mengembangkan peraturan dan perundang-undangan yang ada.

4. Meningkatkan kemampuan baik kuantitas maupun kualitas sumberdaya manusia. 5. Meningkatkan koordinasi dengan sektor / program lain.

6. Membangun kemitraan dan jejaring dengan lembaga lain

c. Strategi Pendanaan/Finansial:

1. Menciptakan ikIim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha untuk ikut membiayai penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar persampahan.

2. Menggali sumber dana masyarakat untuk ikut membiayai penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana persampahan dengan membayar retribusi.

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-28

3. Menyempurnakan mekanisme sistem bantuan keuangan untuk penyediaan prasarana dan sarana dasar persampahan.

4. Mengembangkan sistem subsidi silang.

5. Merintis peran serta perbankan (Iembaga keuangan) dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar-dasar persampahan.

d. Strategi Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha:

1. Mendorong peningkatan kemampuan dunia usaha dalam memproduksi sarana dasar persampahan.

2. Mendorong keterlibatan dunia usaha dalam pengelolaan prasarana dan sarana dasar persampahan.

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan Iingkungan permukiman. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan dan pemeliharaan

prasarana dan sarana dasar persampahan.

5. Meningkatkan peran Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar persampahan.

6. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar persampahan.

Dengan strategi -strategi di atas dapat juga dilakukan beberapa program seperti berikut: 1. Meningkatkan SDM yang ada, yaitu kemampuan manajerial dan operasional staf

institusi manajemen pengelolaan sampah perlu ditingkatkan secara berlanjut melalui pelatihan dan kursus-kursus agar diperoIeh tenaga-tenaga professional, terlatih dan terampil.

2. Penerapan sanksi terhadap pelanggar ketentuan pembuangan sampah perlu ditegakkan, sehingga pengelolaan sampah secara intensif baik oleh pemerintah maupun masyarakat dapat terwujudkan.

3. Penanganan sampah individual untuk kawasan yang tidak dilayani jaringan pelayanan persampahan kabupaten.

4. luran kebersihan pada daerah permukiman serta pelaksanaan gerakan kebersihan berupa pembersihan halaman rumah dan selokan

Isu Strategis dan Tantangan Sektor Sanitasi kabupaten III-29

5. Pemberdayaan masyarakat untuk melibatkan secara aktif semua elemen yang ada di masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan persampahan.

Dalam dokumen STRATEGI SANITASI KABUPATEN AGAM (Halaman 93-102)