• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYARIAH DAN IMPLEMENTASI TAHUN 2008- 2010

A. Potret tentang Implementasi Grand Strategy Bank Indonesia dalam Pengembangan Pasar Perbankan Syariah di Indonesia

4. Program Pengembangan Produk a.Tahun 2008:

Produk perbankan syariah yang dikeluarkan masih relatif sama dengan tahun 2007, di tahun 2008 hanya menambah variasi produk yang ada sebelumnya, seperti: kartu pembiayaan syariah iB, produk investasi emas iB, tabungan iB untuk anak, pembiayaan iB dalam US dollar (akad mudharabah atau musyarakah), pembiayaan iB yang dilakukan secara sindikasi on balance sheet (akad mudharabah muqayadah)57

b. Tahun 2009:

Produk baru yang diberikan persetujuan oleh BI adalah produk pembiayaan musyarakah mutanaqisah iB dan produk Foreign Exchange (FX) Wa’ad iB (jual beli mata uang asing Al- Sharf). Sedangkan produk produk yang telah ada sebelumnya yang disertai penambahan fitur misalnya tabungan wadiah / mudharabah iB dengan fasilitas bebeas biaya administrasi , tabungan mudharabah iB Dollar dengan fasilitas safe

57

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2009, november 2008, h. 13 9%

24%

17% 16%

34%

produk simpanan jangka pendek per segmen (%)

t erpaksa

sesuai kebut uhan ikut arus

pokoknya syariah pokoknya konvensional

deposit box bagi nasabah, giro mudharabah iB untuk nasabah perseorangan yang diberikan tambahan fasilitas penarikan dengan ATM dan penambahab fitur layanan transfer cash to cash pada produk transfer antar negara.58

c. Tahun 2010:

Produk baru yang diberikan persetujuan oleh Bank Indonesia adalah Produk Pembiayaan Mudharabah Musytarakah dan Produk Term Finance. Akad Mudharabah Musytarakah merupakan pengembangan produk yang sebelumnya telah ada di bank tersebut yaitu pembiayaan mudharabah mutlaqah. Apabila dalam produk mudharabah mutlaqah keseluruhan dana berasal dari bank (shahibul maal), maka dalam pembiayaan mudharabah musytarakah terdapat bagian dana nasabah yang ditanamkan dalam suatu usaha/proyek. Sedangkan Produk pembiayaan Term Finance adalah produk pembiayaan dengan akad IMBT dengan aset atas nama nasabah sejak awal masa pembiayaan. Pembiayaan ini terutama untuk pembiayaan untuk aset yang bersifat “registered asset’ seperti building, aircraft, dan kendaraan bermotor non HE (heavy equipment).59

58

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2010, november 2009, h. 27

59

Tabel 4.4 Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Kelompok Bank 2007 2008 2009 2010

Bank Umum Syariah 3 5 6 10

Unit Usaha Syariah 26 27 25 23

Jumlah Kantor BUS & UUS 597 822 998 1388 Jumlah Layanan Syariah 1195 1470 1792 1140 Sumber: OUTLOOK PERBANKAN SYARIAH INDONESIA 2011

Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami.

Sampai dengan triwulan III 2010 jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha syariah meningkat seiring dengan munculnya pemain-pemain baru baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). BUS yang pada akhir tahun 2009 berjumlah 6 BUS bertambah 4 BUS dimana 2 BUS merupakan hasil konversi Bank Umum Konvensional dan 2 BUS hasil spin off Unit Usaha Syariahnya (UUS) sehingga jumlah UUS di tahun 2010 ini berkurang menjadi 23 UUS.

Peningkatan jaringan kantor BUS dan UUS sampai triwulan III 2010 meningkat sebanyak 387 kantor, peningkatan ini terutama dari

pembukaan kantor cabang terutama kantor cabang pembantu. Sedangkan untuk layanan syariah mengalami penurunan sebanyak 652 menjadi 1140 pada triwulan III 2010. Penurunan ini dikarenakan adanya penutupan 2 UUS akibat spin off yang secara kelembagaan juga menutup layanan syariahnya. Namun demikian, penurunan jangkauan layanan syariah ini tidak akan menurunkan jangkauan layanan bank syariah kepada nasabah, mengingat penyebaran jaringan kantor bank syariah yang luas dan diperkirakan akan semakin bertambah di akhir tahun 2010 menyusul dikeluarkannya izin usaha PT. Bank Maybank Syariah pada Oktober 2010.

5. Program Peningkatan Layanan

Untuk meningkatkan kualitas layanan yang didukung oleh kualitas SDM yang kompeten Bank Indonesia mengadakan Technical Assistance untuk meningkatkan kompetensi SDM perbankan syariah. Pelaksanaan edukasi diarahkan untuk meningkatkan kemampuan personil/SDM bank syariah dalam menganalisis dan memanfaatkan setiap peluang ekspansi pembiayaan serta kemampuan merancang dan menerapkan strategi pemasaran yang efektif.

Kegiatan yang dilakukan meliputi serangkaian pelatihan analisis pembiayaan serta pelatihan strategic marketing (iB Marketeers Club). Tujuan pembentukan club tersebut adalah memberikan technical assistance yang

mendalam terhadap ilmu marketing modern yang diharapkan dapat membantu para iBankers untuk melakukan praktek pemasaran yang lebih inovatif. Berbeda dengan pelatihan lainnya, personil bank yang menjadi peserta pelatihan strategic marketing juga menjadi anggota marketeers club sehingga berkesempatan untuk bertukar pengalaman dan menambah wawasan dari praktisi dan pemerhati marketing yang bergerak di berbagai sektor usaha.

Kegiatan Training of Trainers (TOT) pendidik, terutama dosen perguruan tinggi. Tujuan kegiatan TOT adalah untuk meningkatkan ketersediaan pengajar perbankan syariah. Selama tahun 2010 kegiatan TOT telah dilaksanakan di 7 kota, yaitu Yogyakarta, Palu, Surabaya, Banda Aceh, Ternate, Tasikmalaya dan Depok. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan TOT tersebut diupayakan secara terintegrasi dengan sosialisasi melalui event-event seperti Festival Nusantara ke-5, seminar dan pameran, sehingga proses komunikasi yang dilakukan berdampak lebih luas.

Selain itu, sejalan dengan strategi komunikasi yang mengedepankan pengalaman langsung masyarakat berinteraksi dengan bank syariah, maka dalam setiap TOT disertakan wakil dari perbankan syariah. Secara umum antusiasme peserta terhadap kegiatan komunikasi terintegrasi ini cukup tinggi, termasuk di lokasi yang karena belum terdapat operasi bank syariah, maka untuk mendukung rangkaian kegiatan TOT penyelenggara mendatangkan bank syariah dari kota terdekat.

6. Program Sosialisasi dan Komunikasi

Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah, strategi komunikasi yang ditempuh Bank Indonesia melalui pelaksanaan berbagai aktivitas edukasi guna menciptakan dan memperbesar demand terhadap produk dan layanan perbankan syariah, yang tertuang dalam media plan program sosialisasi dan edukasi masyarakat (iB Campaign) tahun 2010.

Penyelenggaraan “iB Expo” dan/atau partisipasi “iB Paviliun” di beberapa event-event nasional dan terkemuka, baik di Jakarta maupun di beberapa kota besar di Indonesia. Kegiatan ini merupakan refocusing dari kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang telah dilaksanakan tahun 2008 dan 2009. Tujuan dari kegiatan ini iB Expo/iB Paviliun adalah untuk mendekatkan masyarakat (interaksi langsung) dengan produk-produk perbankan syariah sekaligus mendorong pengenalan produk serta mengakomodir aktivasi langsung masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan syariah. Konsep iB Paviliun merupakan penyediaan tempat khusus (pulau) untuk stand-stand bank syariah di daerah sebagai salah satu bentuk kegiatan kampanye (iB Campaign) bersama perbankan syariah, terutama bank-bank syariah yang memiliki budget terbatas untuk kegiatan promosi dan komunikasi.

Sepanjang tahun 2010 telah terselenggara beberapa kegiatan iB Paviliun antara lain:

a. iB Paviliun di Mega Bazar Computer di Yogyakarta (3-7 Maret 2010), diikuti oleh seluruh bank syariah di wilayah kerja KBI Yogyakarta dengan pencapaian nilai transaksi perbankan syariah sebesar Rp. 7.1 Milyar.

b. Rumah iB di Real Estate Indonesia (REI) Expo 1-9 Mei 2010 di Jakarta, yang diikuti oleh 9 bank syariah terkemuka berhasil membukukan transaksi pembiayaan KPR-iB sebesar Rp.249 Milyar. c. IB Showcase di Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2010,

diikuti oleh 9 bank syariah dengan nilai transaksi mecapai Rp.150 Milyar.

d. iB Paviliun di Islamic and Halal Business Festival (IHBF) di Jakarta diikuti oleh 5 bank syariah terkemuka dan 12 stakeholder perbankan syariah antara lain: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Masyarkat Ekonomi Syariah (MES), IAEI, BWI, ASBISINDO, ABSINDO, Perempuan Ekonomi Syariah (PES)

e. Real Estat Ekspo 2010 di Jakarta (Oktober 2010) Franchise dan License Expo Indonesia (FLEI) 2010 di Jakarta (November 2010) f. Bursa Properti iB di Surabaya (Desember 2010)

Sosialisasi perbankan syariah kepada masyakarat luas, dilakukan dengan strategi sosialisasi berbasis komunitas yaitu strategi komunikasi lebih terfokus terhadap segmen nasabah sesuai dengan grand strategy pengembangan pasar perbankan syariah 5 segmen

nasabah : segmen pokoknya syariah, segmen ikut arus, segmen sesuai manfaat dan kebutuhan, segmen terpaksa dan segmen pokoknya konvensional). Untuk tahun 2010 prioritas komunitas yang menjadi sasaran utama kegiatan sosialiasasi adalah: komunitas wanita dan pemuda (women and youth), komunitas pengusaha (entrepreneurs) dan komunitas pengguna internet (netizen).

Pelaksanaan strategi pengembangan pasar melalui kegiatan komunikasi dan edukasi tidak terlepas dari sinergi dan kerjasama yang terus dikembangkan dengan berbagai institusi domestik seperti perguruan tinggi dan lembaga pelatihan, pemerintah daerah, Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), serta media massa. Dalam konteks yang berbeda, Bank Indonesia juga menjalin kerjasama strategis dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) – MUI dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Kerjasama dimaksud dilaksanakan antara lain melalui program benchmarking ke otoritas dan perbankan internasional, diskusi fatwa / standar akuntansi, dan pelatihan perbankan dan sertifikasi kepada DPS perbankan syariah. Melalui kerjasama tersebut, diharapkan koordinasi, kesepahaman dan sinergi yang terbentuk dapat secara efektif memberikan solusi dan mendorong berkembangnya produk perbankan

syariah yang lebih variatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Disamping pengembangan aliansi domestik, Bank Indonesia juga secara aktif mengembangkan kerjasama dengan organisasi/forum internasional seperti Islamic Financial Services Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM), Asia Middle East Dialogue (AMED) melalui perantaraan Departemen Luar Negeri RI, dan Asia Pacific Rural and Agricultural Credit Association (APRACA). Sebagai salah satu pendiri, Bank Indonesia berpartisipasi dalam pengambilan keputusan strategis di IFSB dan IIFM. Selain itu, partisipasi dan kerjasama juga dilaksanakan melalui keanggotaan dalam sejumlah working group perumusan standar keuangan syariah internasional, serta penyelenggaraan seminar dan pertemuan regular di kedua lembaga internasional tersebut.

Sementara itu kerjasama dengan AMED dan APRACA dilakukan melalui program pelatihan bagi negara-negara anggota. Pada tahun 2010 APRACA telah memberikan penghargaan Center of Excellence dan bersama AMED menjadikan Bank Indonesia sebagai pusat pelatihan perbankan syariah bagi negara-negara anggotanya

Bentuk-bentuk kegiatan yang telah terlaksana sepanjang tahun 2010 antara lain:

a. Sosialisasi mengenai produk-produk perbankan syariah (product knowledge) kepada masyarakat luas melalui media massa (Above The Line) dalam bentuk Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di media cetak (koran, majalah, tabloid, dll), media elektronik (radio, TV, inflight vison, TV Bandara, TV Bandara, TV Kereta Api, Megatron dll) dan media online/internet.

b. Seminar, Workshop, gathering seperti: Workshop Mahasiswa, Blogshop (pelatihan penulisan di media online), Workshop Wirausaha, gathering dengan komunitas wanita, komunitas pendengar radio, co-branding dengan kegiatan komunitas dan lain-lain akan dilaksanakan secara terintegrasi dengan beberapa kegiatan sosialisasi.Selain kegiatan yang diprakarsai langsung, Bank Indonesia secara aktif juga melakukan sosialisasi dan edukasi melalui dukungan penyelenggaraan berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh stakeholder dalam bentuk bantuan penyelenggaraan dan narasumber. Permintaan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut juga cukup besar, sehingga memasuki triwulan terakhir telah dilaksanakan lebih dari 120 kegiatan sosialisasi.

B. Analisis Kesesuaian antara Implementasi dan Konsep Grand Strategy