• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYARIAH DAN IMPLEMENTASI TAHUN 2008- 2010

B. Analisis Kesesuaian antara Implementasi dan Konsep Grand Strategy Bank Indonesia dalam Pengembangan Pasar Perbankan Syariah di

4. Program pengembangan produk

Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami. Dalam hal ini Bank Indonesia di tiap tahunnya mengalami progres dalam pengembangan produk dan jaringan kantor cabang demi meningkatkan kualitas layanan dan dalam memenuhi kebutuhan nasabah sesuai perkembangan zaman.

a. Perkembangan Jaringan Layanan

Pada tahun 2008 dalam layanan pada tahun inijumlah bank umum syariah (BUS) sebanyak 3, Unit usaha syariah (UUS) sebanyak 28, Bank Perkreditan rakyat syariah (BPRS) sebanyak 128, jumlah kantor bank umum syariah dan unit usaha syariah sebanyak 841, jumlah layanan syariah 1440.68 Sebelumnya pada tahun 2007 jumlah bank umum syariah masih sama yaitu sebanyak 3 bank, sedangkan jumlah unit usaha syariah sejumlah 25 buah jadi pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak 3 unit usaha syariah. Jumlah kantor BUS dan UUS di 2007 sejumlah 577, jadi pada tahun 2008 mengalami peningkatan dalam penambahan jumlah kantor BUS dan UUS sebanyak 264 buah. Jumlah layanan syariah

68

mengalami penurunan 1053 yang artinya pengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 387.

Pada tahun 2009 bank umum syariah berjumlah 5, unit usaha syariah sejumlah 24, jumlah kantor bank umum syariah dan unit usaha syariah 1059, jumlah layanan syariah 1685.69 Dalam tahun 2009 UUS BRI dan Bukopin mengalami spin off sehingga jumlah BUS bertambah 2, sedangkan dengan UUS mengalami penurunan sebab ada penutupan 3 UUS masing- masing karena likuidasi UUS IFI, adanya merger antara UUS Lippo dan UUS Niaga menjadi UUS CIMB Niaga. Dan pada akhir 2009 terdapat penambahan 1 UUS baru yaitu UUS OCBS NISP. Sedangkan dari sisi peningkatan jumlah jaringan kantor bank syariah mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Penambahan pada tahun 2009 sebanyak 218kantor cabang, layanan syariah (ofice channeling) sebanyak 245.

Pada tahun 2010 jumlah BUS 10, jumlah UUS 23, jumlah kantor BUS dan UUS 1388,dan jumlah layanan syariah sebanyak 1140.70 Selama tahun 2010, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) bertambah 5 dengan diterbitkannya izin usaha 5 BUS yaitu PT Bank Victoria Syariah, PT Bank BCA Syariah, PT Bank Jabar Banten Syariah, PT Bank BNI

69

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2010, november 2009, h. 31

70

Syariah, dan PT Bank Maybank Syariah Indonesia. Dari 5 izin BUS baru tersebut 3 diantaranya adalah izin konversi (perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah) dan 2 lainnya adalah izin BUS hasil spin-off (pemisahan).

Izin konversi diberikan kepada PT Bank Victoria Syariah (semula adalah PT Bank Swaguna), PT Bank BCA Syariah (semula adalah PT Bank UIB) dan PT Bank Maybank Syariah Indonesia (semula adalah PT Bank Maybank Indocorp), sedangkan izin usaha BUS hasil spin-off diberikan kepada PT Bank Jabar Banten Syariah dan PT Bank BNI Syariah. Dalam hal jaringan kantor BUS dan UUS hingga September 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebanyak 330 kantor. Pada tahun 2011 diperkirakan jumlah jaringan kantor terus mengalami peningkatan sebagai upaya BUS/UUS untuk mempertahankan /meningkatkan pangsa pasarnya. Sedangkan untuk Layanan Syariah (office channelling) dari UUS, karena adanya spin-off 2 UUS maka jumlahnya menurun dari 1.792 pada akhir tahun 2009 menjadi 1.140 pada September 2010.71

Disetiap tahunnya target dari bank Indonesia yaitu dari segi kelembagaan dalam rangka meningkatkan market share dan pelayanan yang luas maka jumlah kantor bank syariah harus bertambah, untuk tahun

71

2008- 2010 dalam hal kelembagaan terlihat mengalami pertumbuhan berarti taget bank Indonesia tercapai.

b. Pengembangan Produk

Di tahun 2008 dalam hal pengembangan produk perbankan syariah yang dikeluarkan masih relatif sama dengan tahun 2007, di tahun 2008 hanya menambah variasi produk yang ada sebelumnya, seperti: kartu pembiayaan syariah iB, produk investasi emas iB, tabungan iB untuk anak, pembiayaan iB dalam US dollar (akad mudharabah atau musyarakah), pembiayaan iB yang dilakukan secara sindikasi on balance sheet (akad mudharabah muqayadah).72

Pada tahun 2009 produk baru yang diberikan persetujuan oleh BI adalah produk pembiayaan musyarakah mutanaqisah iB dan produk Foreign Exchange (FX) Wa’ad iB (jual beli mata uang asing Al- Sharf). Sedangkan produk produk yang telah ada sebelumnya yang disertai penambahan fitur misalnya tabungan wadiah / mudharabah iB dengan fasilitas bebas biaya administrasi , tabungan mudharabah iB Dollar dengan fasilitas safe deposit box bagi nasabah, giro mudharabah iB untuk nasabah perseorangan yang diberikan tambahan fasilitas penarikan

72

dengan ATM dan penambahab fitur layanan transfer cash to cash pada produk transfer antar negara.73

Dan ditahun 2010 produk baru yang diberikan persetujuan oleh Bank Indonesia adalah Produk Pembiayaan Mudharabah Musytarakah dan Produk Term Finance. Akad Mudharabah Musytarakah merupakan pengembangan produk yang sebelumnya telah ada di bank tersebut yaitu pembiayaan mudharabah mutlaqah. Apabila dalam produk mudharabah mutlaqah keseluruhan dana berasal dari bank (shahibul maal), maka dalam pembiayaan mudharabah musytarakah terdapat bagian dana nasabah yang ditanamkan dalam suatu usaha/proyek. Sedangkan Produk pembiayaan Term Finance adalah produk pembiayaan dengan akad IMBT dengan aset atas nama nasabah sejak awal masa pembiayaan. Pembiayaan ini terutama untuk pembiayaan untuk aset yang bersifat “registered asset’ seperti building, aircraft, dan kendaraan bermotor non HE (heavy equipment).

Dari segi penambahan produk baru dalam rangka pengembangan produk, di tiap tahunnya dari tahun 2008-2010 bank Indonesia memberikan perizinan untuk produk baru baik modifikasi fitur dari produk yang telah ada maupun meluncurkan produk baru, walaupun tidak

73

banyak produk baru setiap tahunnya yang dihasilkan namun target untuk menghasilkan produk baru sudah tercapai.

Tabel 4.9 TARGET/

KONSEP

Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami.

IMPLEMENTASI Tahun 2008:

 Jumlah BUS 3, UUS 28, BPRS 128, jumlah kantor BUS & UUS 841, jumlah layanan syariah 1440

 Produk perbankan syariah yang dikeluarkan masih relatif sama dengan tahun 2007, di tahun 2008 hanya menambah variasi produk yang ada sebelumnya, seperti: kartu pembiayaan syariah iB, produk investasi emas iB, tabungan iB untuk anak, pembiayaan iB dalam US dollar (akad mudharabah atau musyarakah), pembiayaan iB yang dilakukan secara sindikasi on balance sheet (akad mudharabah muqayadah)74

Tahun 2009:

 BUS 5,UUS 24, jumlah kantor BUS dan UUS 1059, jumlah layanan syariah 168575

 Produk baru yang diberikan persetujuan oleh BI adalah produk pembiayaan musyarakah mutanaqisah iB dan produk Foreign Exchange (FX) Wa’ad iB (jual beli mata uang asing Al- Sharf). Sedangkan produk produk yang telah ada sebelumnya yang disertai penambahan fitur misalnya tabungan wadiah / mudharabah iB dengan fasilitas bebeas biaya administrasi , tabungan mudharabah iB Dollar dengan fasilitas safe deposit box bagi nasabah, giro mudharabah iB untuk nasabah perseorangan yang diberikan tambahan fasilitas penarikan dengan ATM dan penambahab fitur layanan transfer cash to cash pada produk transfer antar negara.76

74

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2009, november 2008, h. 13

75

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2010, november 2009, h. 31

76

Tahun 2010:

 BUS 10,UUS 23, jumlah kantor BUS dan UUS 1388, jumlah layanan syariah 114077

 Produk baru yang diberikan persetujuan oleh Bank Indonesia adalah Produk Pembiayaan Mudharabah Musytarakah dan Produk Term Finance. Akad Mudharabah Musytarakah merupakan pengembangan produk yang sebelumnya telah ada di bank tersebut yaitu pembiayaan mudharabah mutlaqah. Apabila dalam produk mudharabah mutlaqah keseluruhan dana berasal dari bank (shahibul maal), maka dalam pembiayaan mudharabah musytarakah terdapat bagian dana nasabah yang ditanamkan dalam suatu usaha/proyek. Sedangkan Produk pembiayaan Term Finance adalah produk pembiayaan dengan akad IMBT dengan aset atas nama nasabah sejak awal masa pembiayaan. Pembiayaan ini terutama untuk pembiayaan untuk aset yang bersifat “registered asset’ seperti building, aircraft, dan kendaraan bermotor non HE (heavy equipment).78

ANALISIS  Disetiap tahunnya target dari bank Indonesia yaitu

dari segi kelembagaan dalam rangka meningkatkan market share dan pelayanan yang luas maka jumlah kantor bank syariah harus bertambah, untuk tahun 2008- 2010 dalam hal kelembagaan terlihat mengalami pertumbuhan berarti taget bank Indonesia tercapai.

 Dari segi penambahan produk baru dalam rangka pengembangan produk, di tiap tahunnya dari tahun 2008-2010 bank Indonesia memberikan perizinan untuk produk baru baik modifikasi fitur dari produk yang telah ada maupun meluncurkan produk baru, walaupun tidak banyak produk baru setiap tahunnya yang dihasilkan namun target untuk menghasilkan produk baru sudah tercapai.

77

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2011, november 2010, h. 31

78

Kualitas layanan perbankan syariah yang ternyata tidak kalah dibandingkan perbankan konvensional akan terus diupayakan. Peningatan kualitas layanan perbankan syariah diarahkan ke memperkecil gap ekspektasi dan layanan sebagai lembaga yang universal dan handal.

5. Program peningkatan kualitas layanan

Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah. Melaksanakan berbagai pelatihan SDM office channeling dan stakeholder, bekerjasama dengan lembaga- lembaga pendidikan semisal Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan Dewan Syariah Nasional (DSN).

Di tahun 2008, bank Indonesia memiliki konsep bagi program- program yang menunjang peningkatan kualitas layanan. Program- program tersebut antara lain: Edukasi di intensifkan melalui seminar, diskusi, workshop, pelatihan, excekutive overview bagi jajaran eksekutif Bank Umum Konvensional, Training of Trainer (TOT), kuliah umum

talkshow dan roadshow ke stakeholders. Semisal expo dan pasar rakyat BI di daerah- daerah Medan, Yogyakarta, Surabaya.79

Dalam mendukung program- program tersebut berbagai acara telah dilaksanakan seperti :

1). Festival Ekonomi Syariah (FES) 2008 (dalam acara ini mencakup mini workshop, ada 10 acara workshop diantaranya:

a) Ekonomi Islam Sebuah Hukum Alam

b) Mengkaji Kegiatan Moneter Berbasis Syariah

c) Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Nasional d) Mengenal Sistem Informasi Bisnis Nasional

e) Bagaimana Bank Indonesia Mengawasi Bank Syariah f) Mengenal Arsitektur Perbankan Syariah

g) Apakah Bank Syariah Benar- Benar Syariah h) Pengenalan Uang Palsu Dan Uang Cacat i) Riba Dari Masa Ke Masa

j) Ingin Mendirikan Bank Syariah

2). Pada tahun 2008 juga diimplementasikan SIMWAS (sistem informasi manajemen pengawasan) untuk bank umum syariah dan BPRS berupa modul tingkat kesehatan.

Pada tahun 2008 program edukasi pada tahun ini sudah termasuk di acara Festival Ekonomi Syariah (FES) 2008 yang dinilai cukup baik,

79

dalam artian target tercapai. Untuk itu di tahun 2009 akan diadakan FES untuk yang kedua kalinya.

Tahun 2009 bebagai program juga telah dilaksanakan yaitu: Pelatihan Dasar Perbankan Syariah (PDPS), dikombinasi dengan materi service excellence, iB workshop bagi CEO perbankan syariah, Training of Trainers (TOT), dan bantuan narasumber kegiatan edukasi dan sosialisasi di sediakan pihak ketiga. Program PDPS Plus Service Excellence diperuntukkan bagi pegawai frontliner yang bertujuan untuk membekali para pegawai tentang pengetauhan perbankan syariah. Untuk para pimpinan diadakan iB Workshop “Leadership and Change Management “.

Untuk meningkatkan ketersediaan trainers BI menyelenggarakan TOT dengan peserta para dosen dan mahasiswa. TOT dilakukan di empat kota: Jambi, Jayapura, Mataram, dan Makassar. Untuk menambah sinergi kegiatan edukasi masyarakat BI membentuk forum masketing dan communication (iB Markom). Dan membentuk kerjasama dengan lembaga- lembaga terkait: Dewan Syariah Nasional (DSN) -MUI, International Center for Development in Islamic Finance (ICDIF) -LPPI, Komite Asuransi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (IAIKAS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Asosiasi Bank Syariah Indonesia- (Asbisindo) dan universitas serta lembaga pelatihan di Indonesia.

Dalam lingkup internasional BI sebagai full members pada lembaga Islamic Financial Service Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM) dan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Market (AAOIFI). Working group IFSB yang melibatkan BI yaitu Capital Adequacy, Sharia Governance, Bussiness Conduct, dan Financial Database. BI juga menfasilitasi penyelenggaraan IFSB Workshop on Corporate governance & Supervisory Review Process yang diikuti oleh para pelaku perbankan syariah ِِِِِِِ80

Bentuk Acara Diskusi Yang Dilaksanakan Pada FES 2009 Adalah (1) University Gathering, (2) Ib Family’s Financial Planning, (3) Sarasehan “ Building Islamic Economic Verteces: Towards A Firmer Economic Independence.

Pada tahun 2009 bentuk pelatihan- pelatihan dalam rangka meningkatkan SDM perbankan syariah telah terlaksana dengan baik, target bank bank indonesia tercapai dalam hal penyelenggaraan namun disisi lain masih ada kendala dalam hal sosialisasi karen aantara target dan biaya yang dikeluarkan untuk acara tersebut dinilai “kurang efektif“81 baik dari segi segmen nasabah dan besarnya dana yang dikeluarkan dalam acara tersebut sehingga untuk tahun 2010 tidak diadakan FES selanjutnya.

80

DPbS BI, Outlook perbankan syariah indonesia 2010, november 2009, h. 13-14

81

Program yang dijalankan di tahun 2010 antara lain Technical Assistance untuk meningkatkan kompetensi SDM perbankan syariah. Kegiatan Training of Trainers (TOT) pendidik, terutama dosen perguruan tinggi. kegiatan TOT telah dilaksanakan di 7 kota, yaitu Yogyakarta, Palu, Surabaya, Banda Aceh, Ternate, Tasikmalaya dan Depok.

Dalam bentuk Seminar, Workshop, gathering yang dilaksaanakan seperti: Workshop Mahasiswa, Blogshop (pelatihan penulisan di media online), Workshop Wirausaha, gathering dengan komunitas wanita, komunitas pendengar radio, co-branding dengan kegiatan komunitas dan lain-lain. Selain kegiatan yang diprakarsai langsung, Bank Indonesia secara aktif juga melakukan sosialisasi dan edukasi melalui dukungan penyelenggaraan berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh stakeholder dalam bentuk bantuan penyelenggaraan dan narasumber. Permintaan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut juga cukup besar, sehingga memasuki triwulan terakhir telah dilaksanakan lebih dari 120 kegiatan sosialisasi yang menyangkut edukasi.

Di tahun 2010 ini, bentuk – bentuk edukasi tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, namun ada yang berbeda dalam hal cara penyelenggaraannya, tahun- tahun sebelumnya acara workshop, diskusi, dll di masukkan ke dalam acara FES, namun untuk tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan events yang sedang di gelar dalam program sosialisasi. Untuk program TOT sendiri BI mengadakannya

dibeberapa tempat, target untuk tahun ini mengadakan sebanyak 6 kali, pada implementasinya telah terlaksana 11 kali82, berarti program edukasi secara keseluruhan telah mencapai bahkan melampaui target.

Tabel 4.10 TARGET/

KONSEP

Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah. Melaksanakan berbagai pelatihan SDM office channeling dan stakeholder, bekerjasama dengan lembaga- lembaga pendidikan semisal LPPI dan DSN.

IMPLEMENTASI Tahun 2008:

 Edukasi di intensifkan melalui seminar, diskusi, workshop, pelatihan, excekutive overview bagi jajaran eksekutif Bank Umum Konvensional, TOT, kuliah umum talkshow dan roadshow ke stakeholders. Semisal expo dan pasar rakyat BI di daerah- daerah Medan, Yogyakarta, Surabaya.83

 Festival Ekonomi Syariah (FES) 2008 (dalam acara ini mencakup mini workshop, ada 10 acara workshop diantaranya: (1) Ekonomi Islam Ebuah Hukum Alam, (2) Mengkaji Kegiatan Moneter Berbasis Syariah, (3) Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah

Nasional, (4) Mengenal Sistem Informasi Bisnis Nasional, (5) Bagaimana Bank Indonesia Mengawasi Bank Syariah, (6) Mengenal Arsitektur Perbankan Syariah, (7) Apakah Bank Syariah Benar- Benar Syariah, (8) Pengenalan Uang Palsu Dan Uang Cacat, (9) Riba Dari Masa Ke Masa, (10) Ingin Mendirikan Bank Syariah

 Diimplementasikan SIMWAS (sistem informasi manajemen pengawasan) untuk bank umum syariah dan BPRS berupa modul tingkat kesehatan.

Tahun 2009:

 Pelatihan Dasar Perbankan Syariah (PDPS),

82

ibid

83

dikombinasi dengan materi service excellence, iB workshop bagi CEO perbankan syariah, Training of Trainers (TOT), dan bantuan narasumber kegiatan edukasi dan sosialisasi di sediakan pihak ketiga. Program PDPS Plus Service Excellence diperuntukkan bagi pegawai frontliner yang bertujuan untuk membekali para pegawai tentang pengetauhan perbankan syariah. Untuk para pimpinan diadakan iB Workshop “Leadership and Change Management “.  Untuk meningkatkan ketersediaan trainers BI

menyelenggarakan TOT dengan peserta para dosen dan mahasiswa. TOT dilakukan di empat kota: Jambi, Jayapura, Mataram, dan Makassar.

 Untuk menambah sinergi kegiatan edukasi masyarakat BI membentuk forum masketing dan communication (iB Markom). Dan membentuk kerjasama dengan lembaga- lembaga terkait: DSN (Dewan Syariah Nasional) -MUI, ICDIF (International Center for Development in Islamic Finance) -LPPI, IAIKAS (komite Asuransi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia), MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) dan universitas serta lembaga pelatihan di Indonesia.

 Dalam lingkup internasional BI sebagai full members pada lembaga Islamic Financiak Service Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM) dan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Market (AAOIFI). Working group IFSB yang melibatkan BI yaitu Capital Adequacy, Sharia Governance, Bussiness Conduct, dan Financial Database. BI juga menfasilitasi penyelenggaraan IFSB Workshop on Corporate governance & Supervisory Review Process yang diikuti oleh para pelaku perbankan syariah ِِِِِِِ84

 Bentuk Acara Diskusi Yang Dilaksanakan Pada FES 2009 Adalah (1) University Gathering, (2) Ib Family’s Financial Planning, (3) Sarasehan “ Building Islamic Economic Verteces: Towards A Firmer Economic Independence.

84

Tahun 2010:

 Technical Assistance untuk meningkatkan kompetensi SDM perbankan syariah. Kegiatan Training of Trainers (TOT) pendidik, terutama dosen perguruan tinggi. kegiatan TOT telah dilaksanakan di 7 kota, yaitu Yogyakarta, Palu, Surabaya, Banda Aceh, Ternate, Tasikmalaya dan Depok

 Seminar, Workshop, gathering seperti: Workshop Mahasiswa, Blogshop (pelatihan penulisan di media online), Workshop Wirausaha, gathering dengan komunitas wanita, komunitas pendengar radio, co-branding dengan kegiatan komunitas dan lain-lain. Selain kegiatan yang diprakarsai langsung, Bank Indonesia secara aktif juga melakukan sosialisasi dan edukasi melalui dukungan penyelenggaraan berbagai kegiatan seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh stakeholder dalam bentuk bantuan penyelenggaraan dan narasumber. Permintaan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut juga cukup besar, sehingga memasuki triwulan terakhir telah dilaksanakan lebih dari 120 kegiatan sosialisasi.

ANALISIS Tahun 2008

 Program edukasi pada tahun ini sudah termasuk di acara FES 2008 yang dinilai cukup baik, dalam artian target tercapai. Untuk itu di tahun 2009 akan diadakan FES untuk yang kedua kalinya.

Tahun 2009

 Bentuk pelatihan- pelatihan dalam rangka meningkatkan SDM perbankan syariah telah terlaksana dengan baik, target bank bank indonesia tercapai dalam hal penyelenggaraan namun disisi lain masih ada kendala dalam hal sosialisasi karen aantara target dan biaya yang dikeluarkan untuk acara tersebut dinilai “kurang efektif“85 sehingga untuk tahun 2010 tidak diadakan FES selanjutnya.

Tahun 2010

 Untuk tahun ini, bentuk – bentuk edukasi tidak jauh berbedadengan tahun sebelumnya, namun ada yang berbeda dalam hal cara penyelenggaraannya, tahun- tahun sebelumnya acara workshop, diskusi, dll di

85

masukkan ke dalam acara FES, namun untuk tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan events yang sedang di gelar dalam program sosialisasi.  Untuk program TOT sendiri BI mengadakannya

dibeberapa tempat, target untuk tahun ini

mengadakan sebanyak 6 kali, pada implementasinya telah terlaksana 11 kali86, berarti program edukasi secara keseluruhan telah mencapai bahkan melampaui target.

6. Program sosialisasi dan komunikasi

Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Program- program sosialiasi ini dilaksanakan dalam bentuk beraneka ragam namun dalam tujuannya tetap memberi informasi tentang perbankan syariah kepada masyarakat. Dimana sosialisasi sangat penting bagi pengembangan suatu usaha.

a. Konsep yang disajikan dalam Program Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah ini dalam program sosialisasi dan komunikasi ini melalui dua bentuk yaitu ATL (above the line) & BTL (Below the line). Program- program adalah sebagai berikut:

1). Communication channel ;

86

a) Visualisasi (30 % ATL ): iklan tv, iklan radio, outdoor media, iklan cetak.

b) Aktivasi (70% BTL) : media kreatif, event publik, eksebisi / pameran, brand ambassador, website & internet –based, dialog & workshop, seminar & konferensi.

2). Prioritas sasaran audiens;

a) Visualisasi (30% ATL) : nasabah perbankan, partisipan industri, stakehoders yang terkait secara tidak, langsung dengan pengembangan.

b) Aktivasi (70% BTL) : nasabah perbankan, partisipan industri, stakehoders yang terkait secara tidak langsung dengan pengembangan, stakehoders yang terkait langsung dengan pengembangan.

3). Tujuan;

a) Visualisasi (30% ATL) : peningkaatan awareness, kampanye edukasi / sosialisasi industri, menanamkan pemahaman mengenai konsep PDB.

b) Aktivasi (70% BTL) : peningkatan jumlah account / transaksi atau bisa juga untuk sekedar mengajak menggunakan bank syariah,

mengajak untuk ikut serta merealisasikan visi dan program pengembangan industri perbankan syariah.

4). Pesan yang akan diangkat;

a) Visualisasi (30% ATL): menjelaskan keunggulan perbankan syariah, mengajak menggunakan bank syariah.

b) Aktivasi (70% BTL): menjelaskan keunggulan perbankan syariah, penjelasan mengenai konsep produk syariah, mengajak menggunakan bank syariah, melakukan sosialisasi terhadap visi dan program-program untuk pengembangan, membantu penyelesaian hambatan dan kendala dalam pengembangan perbankan syariah.

5). Inisiatif program;

a) Visualisai (30% ATL): bank indonesia (DPbS).

b) Aktivasi (70% ATL): bank indonesia (DPbS), kegiatan event eksebisi seperti pameran akan dilakukan menggalang partisipasi pelaku perbankan, bank indonesia (DPbS) dengan mengajak pelaku perbankan syariah untuk ikut serta dalam sesi sharing.

b. Penerapan dari Program

1) Dicanangkannya Logo iB wajib dipasang pada tampilan visual di