• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagan 4. Program Pengembangan SDM PT.Pegadaian (Persero)

(Sumber : Annual Report Pegadaian Tahun 2013)

Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Pegadaian memiliki suatu tujuan dimana tujuan pembinaan tersebut sudah diatur dalam peraturan dalam Perjanjian Kerja Bersama antara PT Pegadaian (Persero) dengan Serikat Pekerja Pegadaian yang didalamnya terdapat pasal 29 tentang SDM. Pembinaan SDM tersebut bertujuan untuk :

a. Membentuk SDM yang profesional dan memiliki kompetensi b. Memelihara dan mengembangkan motivasi serta ketenangan kerja c. Memelihara dan mengembangkan kemampuan dan produktivitas kerja d. Menciptakan, memelihara dan mengembangkan sikap dan disiplin kerja e. Memberikan kepastian adanya pengembangan Karir Pegawai.

3.3.1 Sistem Rekutmen Pegawai

Rekutmen merupakan penerimaan calon pegawai baru dimana seluruh calon pegawai akan diseleksi dari tahap-tahap tertentu dan syarat kriteria yang dibutuhkan.

2015 Persiapan Kompetensi SDM Untuk Ekspansi Bisnis 2014 Implementasi Pengukuran Kinerja SDM 2013 Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas SDM 2017

SDM Berkualitas Yang Mampu Mendukung Pegadaian Sebagai Pemimpin Pasar Gadai

Dan Fidusia 2016

Penguatan Kompetensi SDM Di Bidang Gadai Dan Fidusia Sebagai Bisnis Utama

sudah disepakati dan sudah dimuat dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pegadaian. Untuk menjalankan pelaksanaan nilai budaya perusahaan yang telah dirumuskan dan dijabarkan dalam bentuk sepuluh perilaku utama yang diantaranya adalah “kompeten di bidangnya”, maka Pegadaian membentuk beberapa cara dalam merekrut pegawai sesuai karakter budaya perusahaan yang dibutuhkan. Dalam pelaksanaan perekrutan calon pegawai, Pegadaian menetapkan beberapa syarat standar dalam mendukung dan mewujudkan terlaksananya nilai budaya perusahaan.

Proses pengadaan pegawai diatur dalam pasal yang dibuat dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yaitu dalam Pasal 22 Bab VI tentang proses pengadaan pegawai yang diantaranya adalah :

1) Pengadaan pegawai dapat dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan/atau dengan bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas dan independensi di bidang pengadaan pegawai.

2) Proses pengadaan pegawai dimulai dari perencanaan, pengumuman,

penerimaan lamaran, penyaringan (seleksi), pengangkatan dan penempatan.

3) Pengadaan pegawai dilakukan secara terbuka untuk umum.

4) SP dapat memberikan masukan kepada Perusahaan dalam hal pengadaan

pegawai.

Untuk melaksanakan pengadaan calon pegawai, kebijakan dari Pegadaian juga menyusun pasal tentang tahapan penerimaan pegawai yang tertulis dalam pasal 23 bab VI, sebagimana yang dirumuskan sebagai berikut :

1) Tahapan dalam proses penerimaan pegawai dapat berupa :

a. Seleksi lamaran b. Tes tertulis c. Wawancara d. Tes kesehatan

e. Masa pemagangan (on the job training) atau masa percobaan f. Pengangkatan

g. Penempatan

2) Apabila penerimaan pegawai terlebih dahulu melalui proses pemagangan (on

the job training), tidak boleh lagi mensyaratkan masa percobaan (tidak boleh lagi melalui masa calon pegawai)

3) Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam PBSDM dan/atau aturan Teknis PBSDM.

Dari rumusan pasal yang dijelaskan tersebut, Perusahaan PT.Pegadaian (Persero) dapat meminta pengadaan pegawai melalui Perusahaan diluar Perusahaan Pegadaian yang menyediakan layanan jasa pegawai dan akan ditempatkan di perusahaan Pegadaian sesuai permintaan yang dibutuhkan. Pemahaman akan budaya

perusahaan bagi pegawai atau karyawan ditentukan oleh sistem pengontrolan dan cara penerapannya. Hal ini bisa dilihat dari pola kebiasaan, tindakan dan pemahaman pegawai tentang budaya perusahaan itu sendiri.

Menurut Edgar Schein (1992), mendefenisikan budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah berjalan cukup baik untuk dianggap valid atau sah dan oleh karena itu maka diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir, dan berperasaan sehubungan dengan masalah yang dihadapinya (Prabu Anwar, 2005). Hal ini juga terlihat dari sistem rekutmen Pegadaian, dimana setiap calon dan pegawai baru Pegadaian yang sudah ditempatkan akan dilatih oleh Perusahaan Pegadaian melalui staff bagian Asisten Manajer Pelatihan. Tujuan yang dilakukan oleh SDM Pegadaian tersebut adalah guna mengadaptasikan kepribadian masing-masing Pegawai baru yang berasal dari budaya dan bidang ilmu yang berbeda-beda menjadi satu kepribadian sesuai arahan dari penjabaran Budaya Perusahaan yang telah dirumuskan. Hal ini juga disampaikan oleh salah satu Informan yaitu Ibu Mery Sinaga, SKM yang menjabat sebagai Penaksir, sebagaimana dikatakan ;

“Untuk saat ini, perekrutan pegawai baru tidak dilakukan secara spesifik untuk jurusan atau bidang tertentu, karena pada proses perekrutan pegawai ada tahapan dimana calon pegawai mengikuti pelatihan khusus yang dilakukan oleh SDM”.

Untuk menjelaskan rumusan dan penjabaran dari Budaya INTAN yaitu budaya Perusahaan Pegadaian khususnya pada poin ketiga yaitu “Kompeten Di Bidangnya” pada Perilaku Utama Budaya Perusahaan dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Kompeten Di Bidangnya” adalah prestasi yang dicapai dan pembentukan keahlian pada bidang yang sudah ditetapkan, dimana keahlian tersebut dibentuk melalui pelatihan yang dilakukan oleh Perusahaan walaupun pegawai yang terlibat tersebut sebelumnya berasal dari bidang ilmu yang tidak berkaitan langsung dengan bidang yang ditekuninya dalam pekerjaan. Selain syarat rekutmen dalam bidang ilmu seperti yang sudah dijelaskan, permasalahan dalam sistem rekutmen calon Pegawai di PT.Pegadaian (Persero) ini terletak pada rekutmen calon Pegawai yang beberapa rekutmennya masih mengutamakan keluarga. Artinya, beberapa calon rekutmen Pegawai masih mengutamakan keluarga Pegawai, meskipun berdasarkan data yang diperoleh mengatakan rekutmen calon Pegawai yang mengutamakan bagian keluarga Pegawai tidak berskala besar. Rekutmen calon Pegawai yang berasal dari bagian keluarga Jajaran PT.Pegadaian (Persero), lebih didominasi dari keluarga Atasan atau pihak yang terpenting dalam mengolah Perusahaan. Menurut salah satu Informan yaitu Bapak Ilham Syahputra yang berjabat sebagai staf PKBL dan CSR, mengatakan ;

“ Permainan orang dalam disini memang masih ada-ada saja terjadi, tetapi orang yang direkrut itu ditempatkan pada posisi Pegawai kontrak. Caranya memasukkannya biasanya tinggal mengatasnamakan orang

dalam ke Perusahaan penyedia jasa Pegawai, karena kan Pegawai kontrak berasal dari Perusahaan penyedia jasa Pegawai”.

Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Budaya Perusahaan masih kurang tercapai. Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab I, salah satu penyebab penghambat tidak jalannya hasil penerapan Budaya Perusahaan disebabkan oleh jaringan sosial. Jaringan sosial dalam Perusahaan yang dimaksud adalah adanya hubungan keluarga atau kekerabatan dan adanya hubungan ras atau suku dalam suatu Perusahaan.

3.3.2 Pendidikan Dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan proses pembelajaran mengenai suatu hal untuk tujuan tertentu, dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan bagian dari penerapan aturan yang sifatnya merupakan Prosedur Operasi Baku atau Standard Operating Procedure (SOP) artinya aturan yang sifatnya tidak berhubungan dengan syarat kerja, ketenagakerjaan dan syarat kerja. Pengertian dari pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Stephen Robbins dan Timothy Judge) (dalam terjemahan Diana, 2008). Pendidikan dan pelatihan di PT.Pegadaian sendiri ditujukan kepada seluruh jajaran

Pegadaian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keahlian (skill) dan

kompetensi dalam Sumber Daya Manusia (SDM), sesuai rumusan budaya Perusahaan yang telah diterapkan di internal Perusahaan. Pendidikan dan pelatihan di Perusahaan

tertulis dalam Pasal 31 Tentang Pendidikan Dan Pelatihan yang dijabarkan sebagai berikut :

1) Dalam rangka mengembangkan kompetensi Pegawai dan sebagai salah satu

persyaratan jabatan, Perusahaan menyelenggarakan Diklat baik didalam Perusahaan maupun diluar Perusahaan, didalam maupun diluar negeri, dengan maupun tanpa bekerjasama dengan pihak lain, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Perusahaan.

2) Setiap Pegawai berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti

Diklat guna mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan kerja.

3) Diklat diselenggarakan melalui penawaran terbuka dan berdasarkan analisa kesenjangan antara tuntutan posisi dengan kualifikasi yang dimiliki Pegawai atau Training Need Analysis (TNA), serta dilakukan dengan cara transparan, dengan tetap mempertimbangkan penilaian prestasi kerja, minat dan bakat serta loyalitas kepada Perusahaan.

4) Diklat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (3) harus mencakup sekurang-kurangnya 15% (lima belas perseratus) dari seluruh jumlah Pegawai di Perusahaan setiap tahun.

5) Ketentuan ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam PBSDM dan/atau Aturan Teknis PBSDM.

Dalam pemberian pembinaan dan pelatihan, Pegadaian mengadakannya secara rutin kepada jajarannya sesuai pasal yang sudah ditentukan yaitu minimal 15% (lima belas perseratus) dari seluruh jumlah pegawai Pegadaian. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan ini berada pada tanggungjawab bagian Sumber Daya Manusia melalui Asisten Manajer Pelatihan yang berada pada Kantor Pusat Cabang. Proses pandidikan dan pelatihan yang ditujukan kepada seluruh pegawai ini dilakukan dengan cara pemanggilan kepada pegawai yang tersangkut yang baik berada pada Cabang Pelayanan Pusat (CPP), Unit Pelayanan Cabang (UPC), Cabang Pelayanan Sektor (CPS), maupun Unit Pelayanan Sektor (UPS). Pegawai yang akan dipanggil, sebelumnya diberi surat panggilan mengenai surat pendidikan dan pelatihan (diklat), setelah itu pegawai yang tersangkut akan menghadiri pelatihan dan pendidikan dalam beberapa hari yang diselenggarakan di Cabang Pelayanan Pusat (CPP).

Bentuk pendidikan dan pelatihan pegawai yang dilaksanakan dapat berbentuk pengembangan karir dan potensi (kemampuan individu), penerapan etika sesuai budaya perusahaan guna memaksimalkan pelayanan dan pendidikan strategi pemasaran. Bentuk pendidikan dan pelatihan yang diterapkan dapat mengubah pola karakteristik pribadi masing-masing pegawai menjadi pribadi yang mampu berkompeten dan beretika dengan pelayanan maksimal yang memang menjadi tujuan pendidikan dan pelatihan. Pembentukan karakteristik melalui pendidikan dan pelatihan dapat dirasakan oleh pegawai apabila pegawai tersebut dapat secara aktif

mengikuti diklat yang dilaksanakan setiap tahunnya dan hasilnya menjadi kebiasaan bagi pelayanan kinerja internal maupun eksternal Perusahaan.

Bentuk spesifik pembentukan karakter pegawai dapat dijelaskan dari beberapa informan yang menjelaskan bahwa etika yang ditanamkan dalam diri masing-masing pegawai dapat dilihat dari tindakan dalam berinovasi mengenai peluang dan strategi pemasaran, hubungan industrial (hubungan rekan kerja) serta tingkahlaku dalam melayani nasabah seperti etika dalam pengucapan atau berbicara, seperti yang telah dituturkan oleh salah satu Informan yaitu Ibu Mery Sinaga sebagai Staff Penaksir yaitu :

“Dari hasil pelatihan atau diklat yang sudah diperoleh, Pegawai dapat meningkatkan etika dari pembawaan kepribadian sebelumnya, misalnya dulunya dalam berkomunikasi tidak nyambung sekarang dapat berkomunkasi secara baik dan sistematis, jadi pengaruh dari hasil pelatihan yang terus- menerus juga akan berpengaruh diluar lingkungan Perusahaan ini seperti bergaul kepada orang lain secara ramah”.

Jadi, salah satu tujuan dari diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan bagi pegawai adalah pengembangan diri yang merupakan salah satu dari rumusan sepuluh perilaku utama budaya Perusahaan Pegadaian yaitu ‘selalu mengembangkan diri’. Dari penjelasan yang diuraikan tersebut dapat dijelaskan bahwa melalui pendidikan dan pelatihan dapat mengubah kepribadian yang diantaranya berupa pengembangan diri. Hal ini dijelaskan oleh Informan yaitu Ibu Yuliani Ningsih selaku staff Azas

Manajemen bagian Sumber Daya Manusia (SDM), dimana Informan tersebut menjelaskan :

“Bentuk pengembangan diri dapat berbentuk seperti menerima masukan dan saran untuk perbaikan diri dan peningkatan kinerja yang baik, berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan rekan kerja dan mengikuti pelatihan atau pendidikan yang diadakan oleh Perusahaan”.

Jumlah hasil pelatihan dan pendidikan pada Tahun 2013 menurut data report SDM Pegadaian mencapai rata-rata angka keberhasilan diatas standar pencapaian pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dimuat dalam Pasal 31 Tentang Pendidikan Dan Pelatihan yaitu 15 %, Artinya syarat pencapaian dilihat dari kehadiran dari 15% dari realisasi pencapaian. Berikut adalah daftar pelaksanaan program pelatihan dan pendidikan bagi Pegawai PT. Pegadaian (Persero) Tahun 2013 :

Tabel 4 : Data Pencapaian Pelatihan Dan Pendidikan Tahun 2013

Program Penyelenggara Target

Peserta Realisasi Jumlah Peserta Realisasi Pencapaian Diklat Pengelola Cabang Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

125 55 44%

Diklat MANOP

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

75 74 98%

Diklat Penaksir

Muda

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

950 344 36%

Diklat Penaksir Internal Diklat

Induksi Dan OJT

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

950 344 36%

Induksi PKWT

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

0 5.015 5.015%

TI Pranata Muda/ Pertama

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

48 1.791 3.731%

Diklat Syariah

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

175 585 334%

Ceramah Bulanan

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian) 960 610 64% Lokakarya (SDM, Log, Op & Litbang), dan FDG Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

0 194 194%

Pengelolaan Galeri 24

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian)

72 133 185%

Workshop Marketing

Internal Diklat

(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian) 0 110 110% Workshop SMK3 Internal Diklat(Pendidikan & Pelatihan Pegadaian) 0 52 52%

Diklat Hukum Eksternal Diklat 0 75 75%

TOT/MOT/Widy

aiswara Eksternal Diklat 0 83 83%

Diklat Analis

Kredit Eksternal Diklat 250 200 80%

Diklat Satpam/

SUSBINTAL Eksternal Diklat 1.000 444 44%

Switching

Payment Eksternal Diklat 0 5 5%

Diklat ISO Eksternal Diklat 0 21 21%

(Sumber : Arsip Data Pencapaian Pelatihan Dan Pendidikan Tahun 2013 Bagian SDM)

3.3.3 Pengembangan Karir Dan Pemberian Penghargaan a. Pengembangan Karir

Pengembangan Karir merupakan upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan posisi jabatan berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan dan didasarkan pada penempatan pegawai yang terbaik atau yang berkompeten dalam kinerjanya. Menurut arsip Pegadaian yang termuat dalam Serikat Pekerja Pegadaian, pengembangan karir Pegawai dilakukan atas dasar sebagai berikut :

a) Setiap Pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk berkompetensi

dalam mencapai posisi berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan dan didasarkan pada penempatan Pegawai yang terbaik dan paling kompeten untuk suatu golongan jabatan tertentu yang sesuai.

b) Proses pengembangan karir merupakan proses yang terbuka dan dapat

diprediksi oleh Pegawai serta terbuka peluang untuk mendiskusikan dengan Perusahaan dalam penentuan karir Pegawai.

c) Proses pengembangan karir dilakukan dengan memadukan antara kepentingan

serta kebutuhan Perusahaan dan minat, bakat serta kompetensi Pegawai.

d) Pengembangan karir Pegawai diarahkan ke jalur spesialis atau generalis sesuai

Tujuan adanya pengembangan karir juga disampaikan oleh Bapak Akhmad Ramdoni selaku Manajer SDM Kanwil I yang mengatakan :

“Pengembangan karir yang dilakukan oleh Perusahaan untuk Pegawai

merupakan bentuk komitmen Perusahaan yang mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk mengembangkan kemampuan masing-masing individu pegawai tetapi semuanya ini ditentukan oleh Perusahaan atau menjadi kewenangan Perusahaan dalam memilih mana Pegawai yang layak untuk diberikan promosi jabatan guna

mengembangkan karirnya”.

Pengembangan karir di Pegadaian dilakukan dengan beberapa prosedur atau tahapan yang harus dilalui oleh setiap Pegawai diantaranya dinilai dari prestari yang telah dicapai oleh Pegawai dan berbakat dalam bidang tertentu dalam ruang lingkup kinerja Perusahaan. Adanya pemberian pengembangan karir atau promosi jabatan dapat dilakukan apabila Perusahaan membutuhkan ketersediaan formasi atau bidang tertentu dalam Perusahaan.

Adanya bentuk dan pelaksanaan pengembangan karir membuat sebagian besar pegawai menjadi antusias dalam berkompetensi dalam kinerja operasional. Hal ini bisa dilihat dari bentuk kompetensi seperti pengajuan ide-ide dalam mengembangkan usaha bisnis Perusahaan, keaktifan dalam bekerja dan memenuhi panggilan diklat dari Perusahaan. Menurut beberapa Informan yang diwawancarai, bentuk kompetensi dalam meraih promosi jabatan yang lebih tinggi biasanya dilakukan oleh Pegawai kontrak. Hal ini dilakukan karena Pegawai kontrak tersebut menginginkan pengangkatan menjadi pegawai tetap yang diangkat langsung oleh Perusahaan. Dalam

upaya memperoleh kenaikan jabatan atau pengembangan karir, Pegawai yang bersangkutan harus menjalani prosedur dan tahapan yaitu uji kelayakan yang dilakukan dengan bentuk pertimbangan prestasi kerja yang dinilai oleh Sistem Pengawasan Internal (SPI) dan selanjutnya Pegawai yang bersangkutan diwajibkan mengikuti proses ujian tertulis dalam tahap awal dilakukan dalam unit wilayah dan jika pegawai yang bersangkutan lolos maka pegawai tersebut dapat mengikuti tahap akhir yaitu uji kelayakan secara ujian tertulis yang diadakan di Kantor Pusat Pegadaian yang berada di Kota Jakarta yang terletak dijalan Kramat Raya Nomor 162.

Jadi, adanya sistem pengembangan karir atau pengangkatan jabatan diharapkan menjadi langkah-langkah dalam strategi Perusahaan guna menjadikan seluruh Jajarannya berkompeten dengan baik sesuai Budaya Perusahaan Pegadaian yaitu Budaya INTAN yang diterapkan.

b. Pemberian Penghargaan

Selain memperoleh pengembangan karir atau promosi kenaikan jabatan kepada Pegawai yang berprestasi dalam kinerja operasional, Perusahaan juga akan memberikan bentuk penghargaan-penghargaan berupa uang tunai, paket umroh dan

wisata rohani. Tujuan diadakannya pemberian penghargaan (reward) adalah

menumbuhkan semangat kerja bagi seluruh pegawai dalam berkerja dengan melaksanakan nilai-nilai Budaya Perusahaan yang diterapkan dalam Perusahaan.

Tetapi dalam teori evaluasi kognitif mengatakan bahwa pemberian penghargaan- penghargaan ekstrinsik yang digunakan oleh organisasi-organisasi sebagai imbalan atas kinerja yang unggul, penghargaan-penghargaan intrinsik, yang berasal dari individu-individu yang melakukan hal yang mereka sukai menjadi berkurang (Stephen Robbins dan Timothy Judge) (dalam terjemahan Diana, 2008: 234).

Menurut salah satu Staff Pegadaian yang berada di Kanwil I Medan, pemberian penghargaan dari Perusahaan untuk Pegawai yang dianggap berprestasi sangat jarang terjadi. Hal ini menjadikan beberapa pegawai tidak terlalu antusias

dalam menginginkan perolehan penghargaan (reward) tetapi hal ini juga tidak

menjadikan kinerja pegawai berkurang. Keterangan dari Pegawai atau Staff lainnya juga ditambahkan oleh salah satu Informan yaitu Bapak Andi yang berjabat sebagai Pengelola Anggunan yang mengatakan:

“Perolehan penghargaan sangat jarang diperoleh oleh karyawan biasa seperti bawahan, tetapi penghargaan biasanya diperoleh oleh Jabatan yang lumayan tinggi karena mereka dianggap bisa memanajemen bawahannya dengan baik”.

Dari beberapa penjelasan Informan tersebut, sebagian pegawai berpendapat bahwa pemberian penghargaan oleh Perusahaan dianggap kurang tepat sasaran karena Perusahaan lebih meninjau atau menilai hasil kerja jabatan tertentu saja tanpa memperhatikan hasil kerja pegawai atau staff bawahan. Tetapi menurut Manajer SDM Kanwil I Pegadaian, pemberian penghargaan diberikan secara profesional tanpa

diberikan kepada seluruh Jajaran Pegadaian yang dinilai memiliki prestasi kompetensi dalam kinerja operasional Perusahaan. Berikut adalah Tabel pemberian penghargaan (reward) :

Tabel 4 : Data Pemberian Penghargaan Karyawan

No Unit Kerja Manajer Asisten

Manajer Staff Jumlah

1 Tresuri 0 1 1 2

2 Akutansi 1 1 1 3

3 Bisnis Properti Afliasi 1 1 0 2

4 Bisnis Gadai 1 0 1 2

5 Fidusia Dan Jasa Lain 0 1 2 3

6 Bisnis Syariah 1 1 1 3 7 Bisnis Emas 1 1 1 3 8 Logistik 1 1 1 3 9 Diklat 0 0 2 2 10 PSDM 1 1 1 3 11 KHI 0 2 1 3 12 SPI 1 2 0 3 13 TI Operasional 1 1 1 3 14 TI Pengembangan 1 1 1 3 15 Sekretaris Perusahaan 1 1 1 3 16 PKBL Dan CSR 0 1 0 1 17 Manajemen Resiko 1 1 1 3 18 Jaringan Cabang 1 1 1 3 19 Pengembangan Produk 1 1 1 3 20 ISDS 1 1 1 3 21 Biro Hukum 1 1 1 3 Jumlah 16 21 20 57

( Sumber : Arsip Annual Report PT. Pegadaian (Persero)

penghargaan (reward), hal ini disebabkan karena sebagian besar Pegawai beranggapan bahwa penghargaan yang dipromosikan Perusahaan mustahil atau tidak mungkin diperoleh Pegawai, tetapi hasil kinerja yang dilakukan Pegawai terhadap operasional Perusahaan tetap berjalan dengan baik.

3.3.4 Jaminan Kesejahteraan Pegawai

Jaminan kesejahteraan bagi Pegawai merupakan hak yang harus diperoleh seluruh pegawai sebagai jaminan komitmen Perusahaan bagi pegawainya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keaktifan kinerja pegawai agar lebih terfokus dalam bekerja. Dengan kata lain, Pegawai diajak lebih fokus dalam bekerja tanpa memikirkan nasib yang merugikan pegawai tersebut maupun keluarga pegawai Perusahaan Pegadaian itu sendiri. Hal ini juga ditambahkan dari penjelasan salah satu Informan yaitu Ibu Dewi Yuliani Ningsih yang berjabat sebagai Azas Manajemen Kesejahteraan Kanwil I Pegadaian mengatakan:

“Bentuk jaminan kesejahteraan yang diberikan Perusahaan kepada seluruh Jajarannya merupakan hak atas jerih payah karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya oleh sebab itu sewajarnya Perusahaan

memberikan jaminan kesejahteraan bagi pegawainya maupun

keluarganya”.

Bentuk jaminan kesejahteraan yang diberikan Pegadaian kepada seluruh Pegawai maupun keluarganya sendiri meliputi:

Jaminan kesehatan yang diberikan oleh Perusahaan kepada Pegawainya bekerjasama dengan beberapa Perusahaan Asuransi, yang diantaranya PT. Jamsostek (Persero), PT. Taspen (Persero) dan PT. Inhealth. Bentuk jaminan yang disediakan oleh Perusahaan yang bekerjasama dengan Pegadaian tersebut berupa jaminan kesehatan atau perlindungan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian serta jaminan hari tua dan untuk keluarga Pegawai sendiri diberikan jaminan kesehatan dengan syarat dibatasi sampai dengan anak kedua atau ketiga

b. Perlengkapan Kerja

Perlengkapan kerja yang diberikan oleh Perusahan kepada Pegawai dapat berupa seragam dinas, dimana Perusahaan memberikannya setiap setahun sekali dan bentuk perlengkapan kerja lainnya adalah pemberian fasilitas penunjang dalam pekerjaan yang dapat berupa kendaraan dinas.

c. Koperasi pegawai

d. Pembinaan jasmani dan rohani serta rekreasi

Pembinaan jasmani dan rohani serta rekreasi yang diberikan oleh Perusahaan adalah berupa uang dan memberikan waktu cuti bagi Pegawai yang sedang menjalankan pembinaan jasmani, rohani dan rekreasi.

3.4 Jalinan Hubungan Industrial Perusahaan

Hubungan industrial merupakan suatu hubungan yang terbentuk antara para pelaku proses produksi, baik barang maupun jasa, yaitu antara Perusahaan, Pegawai,

dan Pemerintah selaku pemeran di bidang ketenagakerjaan melalui tindakan dan hubungan komunikasi. Jalinan hubungan industrial dapat juga dilihat tindakan dan hubungan komunikasi yang disebabkan karena karakteristik dan budaya masing- masing Pegawai berbeda. Oleh sebab itulah Perusahaan membentuk dan menerapkan Budaya Perusahaan sebagai upaya dalam melakukan transformasi kultural yang saling berbeda tersebut dan diharapkan memberikan dampak pada kinerja organisasi atau Perusahaan (Ismail Nawawi, 2013:228). Bentuk hubungan industrial bisa berjalan dengan baik bahkan juga dapat menimbulkan hal yang buruk bagi individu pegawai maupun bagi Perusahaan sendiri, oleh sebab itu Pemerintah telah membuat peraturan tentang pelaksanaan hubungan industrial yang khusus berlaku pada BUMN termasuk diantaranya PT. Pegadaian (Persero) yaitu ketentuan Pasal 87 ayat (1) UU No. 19 Tentang pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajiban Pegawai BUMN.

Adanya jalinan hubungan industrial yang baik tentu memperoleh keuntungan tersendiri bagi Perusahaan. Tetapi jika hubungan industrial mengakibatkan hal yang merugikan maka Perusahaan juga akan dirugikan dalam menjalankan operasional Perusahaan itu sendiri, karena majunya suatu operasional suatu Perusahaan ditentukan oleh internal Perusahaan itu sendiri. Bentuk-bentuk jalinan hubungan industrial